Anda di halaman 1dari 39

KELAINAN TULANG BELAKANG

Dr. Hamzah lubis,SpB


ANATOMI :

Tulang Belakang atau Tulang Vertebralis adalah


tulang yang menyangga tubuh dapat tegak dan
sekaligus menyangga kepala.

Tulang belakang bisa dikatakan tangkai /


sambungan dari kepala dan didalamnya terdapat
lanjutan / sambungan dari otak yang disebut medulla
spinalis / spinal cord.
Tulang belakang dibagi atas 5 segmen :

1. Segmen Servikal / Tulang Leher yang terdiri dari 7


ruas [ C1 – C7 ]
2. Segmen Thoraka / dada yang terdiri dari 12 ruas [
T1 – T12 ]
3. Segmen Lumbal / Pinggang terdiri dari 5 ruas [ L1 –
L5 ]
4. Segmen Sacralis terdiri dari 5 ruas [ S1 – S5 ]
5. Segmen Gocsigeus terdiri dari 3 – 5 ruas
Setiap ruas tulang belakang terdiri dari korpus
didepan yang secara berurutan dari atas (
servikal ) sampai ke sacrum membentuk kolum /
tiang yang menahan tubuh waktu berdiri atau
waktu duduk.
Setelah korpus dibagian yang paling depan /
anteroir ke arah belakang / posterior dijumpai
daerah kosong yang disebut Vertebral Kanal yang
dibatasi oleh Pedikel di kiri kanan dan lamina
belakang.
Vertebral Kanal ini dari atas / servikal 1 sampai
ke sacrum membentuk pipa yang disebut
Kanalis Vertebralis, tempat beradanya Spinal
Cord / Medulla Spinalis yang merupakan
lanjutan dari otak.

Pada setiap ruas tulang belakang mulai dari C1


sampai S5 Spinal Cord memberikan cabang
serabut syaraf kiri dan kanan yang disebut
Syaraf Spinal C1 – C7, T1 – T12, L1 – L5, dan S1
– S5
Tiap ruas tulang belakang satu dengan lainnya
dihubungkan diskus intervertebralis, sendi faset,
Ligamen dan otot.

Sehingga menjadi satu kolum yang kuat, segmen


Servikal dan lumbal lebih mobil sedangkan segmen
Torakal kurang mobil karena adanya tulang – tulang
iga. Segmen Sacrum menyatu merupakan satu tulang
ANATOMI SPINAL CORD :

1. KORTICOSPINAL TRACT

2. SPINOTHALAMIC TRACT

3. POSTERIOR COLLUM
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS :

1. SENSORIK SESUAI AREA DERMATOM YANG


MEMPUNYAI SATU SYARAF

2. MOTORIK / OTOT MEMPUNYAI DUA SYARAF


KELAINAN DAN PENYAKIT DARI TULANG BELAKANG
YANG SERING DIJUMPAI DI KLINIK :

I. KELAINAN KONGENITAL
1. Spina Bifida
2. Spina Bifida dengan Meningocele
3. Spina Bifida dengan Meningomyelocele
4. Hemivertebra / scoliosis congenital
5. Syndroma Klippel Feil ( Leher Pendek )
II. INFEKSI
Infeksi pada tulang belakang umumnya terjadi
secara hamatogen dan yang paling sering
dijumpai di Indonesia atau negara yang
lingkungannya tidak sehat adalah infeksi TBC
pada tulang belakang ( Spondilitis TBC )
 Basil sampai ke TB melalui Pleksus Batson.
 Level yang sering torakal bawah dan lumbal atas
 Infeksi dimulai pada bagian Korpus anterior, meluas
ke diskus dan korpus yang berdekatan
Korpus hancur karena infeksi tbc akan kollap /
penyet
Dan tulang belakang angulasi ke depan disebut
Kifosis
 Sekitar level terbentuk abses Para Vertebral Abses yang
bisa meluas / mejalar jelah – jelah otot / ligamen ke arah
bawah / distal akibat gravitasi
 Isi abses PUS. Keju / Kaseue / Squester kecil
 Kelainan / defisit Neurlogis bisa terjadi pada keadaan :
− Abses menekan spinal cord atau syaraf spinal
− Squester menekan spinal atau syaraf spinal
− Infeksi menembus duramater
Gambaran Klinis :

Gejala klinis TBC tulang belakang hampir sama


dengan gejala TBC pada umumnya.
−Badan lemas / lesu, nafsu makan berkurang, berat
badan menurun
−Suhu sedikit meninggi ( Subfebris )
−Sakit pada tulang belakang pada waktu istirahat,
kadang – kadang rasa sakit lebih berat waktu
melakukan aktifitas
− Penyakit ini sering insidennya tinggi pada anak usia 2 –
10 tahun maka anak yang menderita spondilitis tbc
sering menangis malam karena sakit ditulang belakang
− Sering penderita datang terlambat dan sudah dijumpai
Kifosis, Abces para vertebral dan defisit Neurologis.
Ketiga gajala ini disebut Trias dari Pott karena Percivall
Pott 1793 yang pertama sekali melaporkan penyakit
TBC tulang belakang.
Maka penyakit ini disebut juga Penyakit Pott dan
sekarang lebih lazim disebut Spondilytis tbc sesuai
dengan lokasi infeksinya / di tulang belakang
Laboratorium :

• Darah rutin L.E.D meninggi < 80 mm


• Uji Mantoux positif
• Biakan Basil dari sputum atau cairan abses, bisa
dijumpai Basil TBC
• PA bisa dijumpai jaringan granulasi dan sel
Langhans
Radiologis :

• Foto Thorax jika asal infeksi dari paru


• Foto tulang belakang proyeksi AP dan Lat
pada segmen yang dirasakan nyeri atau
daerah kifosis
Dengan Proyeksi AP :

 Diskus menyempit
 Tinggi korpus berkurang
 Abses terutama di daerah torak dan servikal
Dengan Proyeksi Lateral :

 Korpus destruksi
 Korpus betuk baji
 Diskus menyempit
 Kifosis
Diagnosis :

• Pemeriksaan klinis dan neurologis teliti


• Foto tulang belakang posisi AP dan Lat
• Foto toraks PA
• Uji Mantoux
• Biakan spuntum atau Pus dari abses
Terapi :

1. Konservatif
• Tirah Baring / Bed rest 2 – 3 minggu
• Perbaiki Keadaan Umum diet tinggi Protein
dan Vitamin
• Pemasangan Brace / Penyokong
• Pemberian Obat Anti tuberkulosa
 INH ( Isonikotinik Hidrasit ) 10 – 14 mg / Kg BB
 Etambutol 15 – 25 mg / Kg BB
 Rifampisin 10 mg / Kg BB
 Pirazinamid 1500 mg
 Streptomisin injeksi

Pemberian obat anti TBC selalu dengan kombinasi


dari 2 atau 3 jenis obat sesuai resistensi basil.
2. Operatif
• Sebelumnya harus diberikan anti TB selama 2
minggu mencegah miliar TB post operatif
• Operatif berupa debridement / membuang
semua jaringan yang nekrotik, kaseus dan
squester
• Anterior fusion dengan Bone Graft
• Koreksi Kifosis
III. TRAUMA / CEDERA TB
Insidennya :

• 15 % dari Multiple Trauma


• 5 % dari semua cedera kapala / Tr. Kapitis
 55 % Trauma servikal
 15 % Trauma torakal
 15 % Trauma thoraco lumbal
 15 % Trauma Lumbo sacral
Dugaan cedera TB :
• Mekanisme Trauma
• Sakit, Sakit Tekan, Sakit digerakkan dari TB
• Luka lecet, bekas benturan, hematom di TB
• Ada kelainan Neurologis ( Parese / Plegi ) dari
tungkai
• Tidak sadar akibat KLL, jatuh ketinggian
Pertolongan Pertama :
• Segera periksa ABC dan atasi sebisa dan
secepatnya
• Segera periksa fungsi Sensorik dan Motorik dari
lengan dan tungkai
• Jangan dipindahkan, kecuali terjepit dan tidak
bisa diberi pertolongan sehingga mengancam
jiwa
• Memindahkan penderita harus dicegah Fleksi,
Ekstensi, rotasi atau gerakan yang menyebabkan
nyeri T. Belakang
• Immobilisasi : - Kollar servical untuk leher
- Spine Board / Long Board
Transportasi baru boleh dilakukan bila ABC
sudah baik / diatasi dan tulang belakang telah di
immobilisasi.

Penderita harus dirujuk ke rumah sakit yang


ada fasilitas bedah orthopaedi / bedah syaraf.
PERAWATAN RUMAH SAKIT

Nilai ABC kembali. Kalau tidak stabil cari cedera lain.


Tentukan derajat / skor fungsi motorik dari lengan dan
tungkai menurut FRANKEL sbb :

A : Tidak ada fungsi sensorik dan motorik


B : Plegi tapi sensorik baik
C : Parese berat
D : Parese ringan
E : Normal
Cari tanda spinal shock : Tensi < 90 mmHg, nadi <
90 Perfusi Baik.
Bila ada spinal shock, terapinya :
• Infus D5 NaCl, 45 % kurang kebutuhan normal
• Posisi trendelenburg
• Pasang pipa lambung
• Pasang kateter urine
• Oksigen
• Cegah hipotermi
• Bila bradikardi nadi < 80 beri Sulfas Atropin 0,25 –
0,50 mg
Terapi Metil Prednisolon

Untuk cedera spinal cord dapat diberikan bila


cedera belum lewat 8 jam, kalau sudah lewat tidak
berguna lagi.
Diberi pada 24 jam pertama, dengan dosis awal :
− 30 mg x BB dalam 1 jam pertama,
diencerkan dengan aqua steril
− Dosis lanjutan 5,4 mg x BB setiap jam
selama 23 jam berikutnya juga diencerkan
Pemeriksaan foto :

• X – foto baru dilakukan bila penderita ABC stabil


• Immobilisasi terpasang
• Dibuat foto daerah / level yang berdasarkan
pemeriksaan klinis yang cermat
• Harus tetap dijaga immobilisasi
• Pemeriksaan CT – scan dan MRI bila dibutuhkan
• Dari hasil Foto + CT – scan / MRI ditentukan rencana
tindakan operatif
IV. KELAINAN DEFORMITAS
Kelainan yang berupa deformitas dari tulang
belakang adalah :

• Scoliosis : adalah lengkungan kelateral dari


tulang belakang, penyebabnya sangat banyak
tetapi 80 % scoliosis etiologinya tidak
diketahui / Idiopatik
• Spondylolistesis adalah bergesernya korpus
ke depan terhadap korpus yang di bawahnya,
yang sering L4 / L5 atau L5 / S1
V. SPONDYLOSIS
Kelainan akibat proses degeneratif dari diskus
atau sendi faset sehingga dapat menimbulkan
penekanan pada nerve root atau spinal cord.
Kelainan dari diskus dapat berupa Herniasi /
Hernia Nucleus Pulposus ( HNP ) dan kelainan dari
sendi faset berupa osteoarthritis ( OA ) yang akan
menimbulkan osteophyte klasifikasi dari ligamen dan
atau kapsul.
Baik HNP atau osteophyte dapat
menimbulkan penekanan pada syaraf / nerve root
atau spinal cord.
Penekanan atau irritasi dari syaraf akan
menimbulkan gejala : SENSORIK

• Sakit lokal
• Sakit yang mejalar sesuai persarafan / radiating pain
• Kebas, parastesi pada area yang dipersarafi
MOTORIK
• Kelemahan otot - otot

• Reflek Tendon melemah

• Kelumpuhan tetapi sangat jarang


V. OSTEOPOROSIS
Oeteoporosis adalah suatu keadaan
dimana massa tulang sangat berkurang (>2
SD ) sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah
terjadi fraktur dari korpus / kompressi fraktur.
Osteoporosis lebih sering dijumpai pada
wanita Post Menopouse karena penurunan
hormon estrogen akan mempercepat terjadinya
osteoporosis / osteoclast lebih aktif.
VI. TUMOR
Tumor pada tulang belakang bisa primair
dan bisa juga sebagai sekunder sebagai metastase
dari tempat lain.
1. Primer Bone Tumor Jinak / Like Lesions :
» Hemangioma
» Osteoid Osteoma
» Osteoblastoma jinak
» Giant Cell Tumor / GCT
2. Primer Bone Tumor Maligna :
» Chordoma dari sisa notochordal
» Ewing tumor
» Myeloma
3. Sekunder Bone Tumor / Metastase :
» Ca. Mamma
» Ca. Utrerus
» Ca. Prostate

Anda mungkin juga menyukai