Anda di halaman 1dari 35

 Chelly evauli Sitorus (1701011347)

 Desta lenta K Bulolo (1701011242)


 Dhiya liwaaul hamdi (1701011152)
 Forni Talenta Harefa (1701011245)
 Jimly As S Akbar (1701011509)
 Nur Halimah Pohan (1701011412)
 Redha Khairullah (1701011135)
 Trini Oktalia Randani (1701011237)
Inflamasi adalah respon biologis kompleks
dari jaringan vaskuler atas adanya
bahaya, kerusakan sel, atau iritasi.

Inflamasi meliputi :
• Kerusakan mikrovaskular
• Peningkatan permeabilitas kapiler
• Migrasi leukosit ke jaringan radang
Inflamasi dapat dibedakan atas inflamasi akut dan
kronis.

Inflamasi akut respon awal tubuh oleh benda


berbahaya dan terus meningkat sejalan dengan
meningkatnya pergerakkan plasma dan leukosit dari
darah ke jaringan luka.

Inflamasi kronis inflamasi yang berpanjangan,


memicu peningkatan pergantian tipe sel yang ada
pada tempat inflamasi dan dicirikan dengan
kerusakkan dan penutupan jaringan dari proses
inflamasi.
Bagaimana terjadinya Inflamasi????
Mekanisme Inflamasi

Radang (inflamasi) terjadi sebagai respon


pertahanan tubuh yang bersifat non-spesisifik
(bersifat umum) untuk menetralisir atau
menghancurkan mikroba atau benda asing dalam
proses penyembuhan sebagai mekanisme
pertahanan tubuh.
(1) Jika sebuah benda asing menusuk ke dalam
tubuh, misalnya melalui kulit, dan disertai zat
patogen, maka sel darah putih mengenalinya dan
mengeluarkan mediator kimiawi, (2) Sel darah
menggumpal, (3) Sel darah putih melakukan
phagositosis terhadap zat asing tadi, (4) Proses
phagositosis terjadi.
GEJALA INFLAMASI
Terdapat lima tanda-tanda peradangan
akut:
+ Nyeri - daerah yang meradang cenderung
nyeri, terutama ketika disentuh. Daerah
inflamasi menjadi lebih sensitif;
+ Kemerahan - karena kapiler yang diisi
dengan lebih banyak darah dari biasanya;
+ Immobilitas - mungkin ada hilangnya
beberapa fungsi, seperti tidak bergerak;
+ Pembengkakan - disebabkan oleh akumulasi
cairan;
+ Panas - banyak darah di daerah yang terkena
membuatnya terasa panas saat disentuh.
Ada juga lima tanda klasik dari
peradangan. Berikut istilah latin yang telah
dipakai selama 2000 tahun:
+ Dolor - istilah Latin untuk "sakit";
+ Kalor - istilah Latin untuk "panas";
+ Rubor - dalam bahasa Latin berarti
"kemerahan";
+ Tumor - istilah Latin untuk “bengkak";
+ Functio laesa - dalam bahasa Latin berarti
"fungsi cedera", yang juga bisa berarti
hilangnya fungsi.
ANTI INFLAMASI

Antiinflamasi didefinisikan sebagai obat-


obat atau golongan obat yang memiliki
aktivitas menekan atau mengurangi
peradangan. Radang atau inflamasi dapat
disebabkan oleh berbagai rangsangan yang
mencakup lukaluka fisik, infeksi, panas dan
interaksi antigen-antibodi.
MEKANISME TERJADINYA KERJA OBAT

NSAID : Non-steroid AntiInflamasi Drug (obat antiinflamasi non-


steroid). Bekerja menghambat kerja enzim siklooksigenase, non-
selektif artinya mempengaruhi siklooksigenase 1 (cox-1)
dan siklooksigenase 2 (cox-2). NSAID selektif artinya hanya
bekerja secara selektif terhadap cox-2 sehingga prostglandin
(mediator nyeri) tidak terbentuk.
Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat anti
inflamasi terbagi 2 yaitu
Obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS)
 lebih dikenal NSAID (Non Steroidal Anti-
inflammatory Drugs)
 NSAID adalah suatu golongan obat yang
memiliki khasiat analgesik (pereda nyeri), anti
piretik (penurun panas), dan anti inflamasi (anti
radang)
 Obat ini mempunyai sifat mampu mengurangi
nyeri, demam dengan inflamasi, dan yang
disertai dengan gangguan inflamasi nyeri
lainnya.
NSAID dibagi dalam 5 golongan :
1. Salisilat dan salisilamid, derivatnya
yaitu asetosal (aspirin), salisilamid,
diflunisal
2. Para aminofenol, derivatnya yaitu
asetaminofen dan fenasetin
3. Pirazolon, derivatnya yaitu antipirin
(fenazon), aminopirin (amidopirin),
fenilbutazon dan turunannya.
4. Antirematik nonsteroid dan analgetik
lainnya, yaitu asam mefenamat dan
meklofenamat, ketoprofen, ibuprofen,
naproksen, indometasin, piroksikam,
dan glafenin
5. Obat pirai, dibagi menjadi dua, yaitu
(1) obat yang menghentikan proses
inflamasi akut, misalnya kolkisin,
fenilbutazon, oksifenbutazon, dan
2) obat yang mempengaruhi kadar
asam urat, misalnya probenesid,
alupurinol, dan sulfinpirazon.
1. Asam mefenamat dan Meklofenamat

Asam mefenamat merupakan kelompok


antiinflamasi non steroid bekerja dengan cara
menghambat sintesa prostaglandin dalam
jaringan tubuh dengan menghambat enzim
siklooksiginase sehingga mempunyai efek
analgesik, antiinflamasi dan antipiretik.
Indikasi Nyeri ringan sampai sedang dan
kondisi yang berhubungan dengan
dismenore dan menoragi

Kontra indikasi Harus digunakan hati-hati pada pasien


usia lanjut peradangan usus besar,
pada pengobatan jangka lama harus
dilakukan tes darah

Efek samping Mengantuk, diare, trombositopenia,


anemia, dan kejang-kejang pada over
dosis

Sediaan Asam mefenamat (generik) kaptab 250


mg, 500 mg
2. Ibuprofen

Obat ini bersifat analgesik


dengan daya antiinflamasi yang
tidak terlalu kuat. Efek analgesik-
nya sama dengan aspirin.
Ibu hamil dan menyusui tidak
di anjurkan meminim obat ini
Indikasi Nyeri dan radang pada penyakit
reumatik dan gangguan otot skelet
lainnya. Nyeri ringan sampai berat,
termasuk dismenorea, analgesik,
pasca bedah, nyeri dan demam pada
anak-anak
Kontra indikasi Hati-hati pada pasien usia lanjut, gagal
ginjal, payah jantung, pengidap tukak
lambung aktif

Efek samping Gangguan saluran cerna (mual,


muntah, diare, kadang-kadang
pendarahan dan tukak lambung dan
lain-lain)
3. Diklofenak
Obat ini bekerja dengan cara menghentikan
produksi zat penyebab rasa sakit.
Obat ini sering digunakan untuk segala
macam nyeri, juga pada migrain dan encok.
Secara parenteral sangat efektif untuk
menanggulangi nyeri koli hebat (kandung
kemih dan kandung empedu).
Indikasi Nyeri dan radang pada penyakit
reumatik, gangguan otot skelet gout
akut dan nyeri pasca bedah

Kontra indikasi Hati-hati pada pasien usia lanjut, gagal


ginjal, payah jantung, pengidap tukak
lambung aktif

Efek samping Gangguan saluran cerna (mual,


muntah, diare, kadang-kadang
pendarahan dan tukak lambung dan
lain-lain)
Sediaan Kalium diklofenak (generik) tablet 25
mg, 50 mg
4. Aspirin
Aspirin adalah obat yang digunakan
sebagai pereda nyeri, mengurangi radang, dan
penurun demam. Selain itu obat ini juga
digunakan sebagai anti platelet. Aspirin dikenal
juga dengan nama acetosal (acetyl salicylic
acid).
Indikasi Sebagai analgetik, anti inflamasi dan
antipiretik pada sakit kepala, pusing,
nyeri otot, nyeri sendi dan demam

Kontra indikasi Hipersensitivitas, termasuk asma.


Tukak peptik, varisela dan gejala
influenza.
Perdarahan sub kutan, terapi
antikoagulan.
Hemofilia dan trombositopenia.
Anak-anak usia kurang dari 12 tahun.
Efek samping Gangguan pencernaan, gatal,
gangguan darah serta gangguan
jantung dan hati

Sediaan Tablet 80 mg, 320 mg, 500 mg


Obat antiinflamasi Steroid

Obat ini merupakan antiinflamasi yang


sangat kuat. Karena Obat-obat ini
menghambat enzim phospholipase A2
sehingga tidak terbentuk asam arakidonat.
Namun, obat anti inflamasi golongan ini
tidak boleh digunakan seenaknya. Karena efek
sampingnya besar. Bisa menyebabkanmoon
face, hipertensi, osteoporosis dll.
Suatu molekul steroid yang dihasilkan
secara alami oleh korteks adrenal tubuh
dikenal dengan nama senyawa kortikosteroid.
Berdasarkan masa kerjanya golongan
kortikosteroid dibagi menjadi :
 Kortikosteroid kerja singkat dengan masa
paruh < 12 jam, yang termasuk golongan ini
adalah kortisol/hidrokortison, kortison,
kortikosteron, fludrokortison
 Kortikosteroid kerja sedang dengan masa
paruh 12 – 36 jam, yaitu metilprednisolon,
prednison, prednisolon, dan triamsinolon.
 Kortikosteroid kerja lama dengan masa
paruh >36 jam, adalah parametason,
betametason dan deksametason.
1. Dexametason
Deksametason (dexamethasone) adalah
obat kortikosteroid jenis glukokortikoid sintetis
yang digunakan sebagai agen anti alergi,
imunosupresan, anti inflamasi dan anti shock
yang sangat kuat.
Indikasi Anti alergi, anti inflamasi, gangguan
kolagen, alergi dan inflamasi pada
mata
Kontra indikasi Dexamethasone Harsen tidak boleh diberikan
pada penderita herpes simplex pada mata;
tuberkulose aktif, peptio ulcer aktif atau
psikosis kecuali dapat menguntungkan
penderita. - Jangan diberikan pada wanita
hamil karena akan terjadi hypoadrenalism
pada bayi yang dikandungnya atau diberikan
dengan dosis yang serendah-rendahnya.
Efek samping Badan terasa lemah, gangguan pola
tidur, sakit kepala, dan keringat
berlebih.
Sediaan Tersedia dalam kemasan obat Tablet,
cairan yang diminum, suntik dan infus
2. Tramadol
Tramadol adalah obat yang berfungsi untuk
membantu mengurangi rasa sakit yang sedang
hingga cukup parah. efeknya mirip dengan
analgesik narkotika. Obat ini bekerja di sistem
saraf untuk mengubah bagaimana tubuh Anda
merasakan dan merespon rasa sakit.
Indikasi Untuk mengatasi nyeri dengan
intesitas menengah sampai berat,
seperti nyeri setelah operasi.
Kontra indikasi Keracunan akut oleh alkohol, hipnotik,
analgesik atau obat-obat yang
mempengaruhi SSP lainnya. - Penderita
yang mendapat pengobatan penghambat
monoamin oksidase (MAO). - Penderita yang
hipersensitif terhadap TRAMADOL.
Efek samping Pusing, mengantuk, mual-mual,
muntah, gugup, gelisah, dan
berkeringat
Sediaan Tersedia dalam kemasan Kapsul, tablet, obat
larut, dan suntik (obat ini biasa dipasarkan
dengan kadar 50 mg / kapsul, 50 mg / ml
injeksi dan suppositoria 100 mg.)
3. Morfin
Morfin merupakan obat yang masuk ke
dalam golongan analgesik opium atau narkotik.
Morfin merupakan hasil olahan dari opium atau
candu mentah dan merupaka alkaloida yang
terdapat dalam opium berupa serbuk putih.
Karena morfin tergolong dalam jenis depresan,
maka ia bekerja dengan cara menekan
susunan syaraf pusat, menyebabkan turunnya
aktifitas neuron, pusing, perubahan perasaan
dan kesadaran berkalut.
Indikasi Untuk mengatasi rasa sakit yang parah dan
berkepanjangan (kronis)
Kontra indikasi Hipersensitif terhadap morfin sulfat atau
komponennya. depresi pernafasan parah
(tanpa peralatan resusitasi) asma akut atau
berat diketahui atau dicurigai ileus paralitik.
Injeksi intratekal dan epidural tidak boleh
digunakan pada kasus pemberian yang
kontraindikasi dengan rute ini, seperti infeksi
pada tempat penyuntikan, perdarahan
diatesis yg tidak terkontrol, penggunaan
antikoagulan atau penggunaan kortikosteroid
injeksi dalam 2 minggu.
Efek samping Mengantuk, pusing, mual, sembelit,
gangguan tidur, mulut terasa kering
dan tubuh berkeringat
Sediaan Tablet: 10mg, 15mg, 30mg.
Injeksi: ampul 10mg/ml.
MEKANISME KERJA

• Menghambat enzim fosfolipase A2


sehingga tidak terbentuk asam
arakhidonat. Tidak adanya asam
STEROID arakhidonat berarti tidak
terbentuknya prostaglandin

• Menghambat enzim siklooksigenase


AINS (COX-1 dan COX-2) ataupun
menghambat secara selektif COX-2
(NON saja sehingga tidak terbentuk
STEROID) mediator-mediator nyeri yaitu
prostaglandin dan tromboksan

Anda mungkin juga menyukai