PERTEMUAN 2
Ada Apa Dengan Landasan Matematika ?
Contoh : 1987 dibagi 97 memberikan hasil bagi 20 dan sisa 47. Atau ditulis
1987=97.20 + 47
Teori Bilangan
PBB (Pembagi Bersama Terbesar)
Misal a dan b adalah dua bilangan bulat tidak nol. Pembagi
bersama terbesar dari a dan b adalah bilangan bulat terbesar d
sedemikan hingga d | a dan d | b. Dalam hal ini dinyatakan
PBB(a,b) = d.
Contoh : Faktor pembagi
45 : 1,3,5,9,15
36 : 1,2,3,4,9,12,18,36.
FPB dari 45 dan 36 adalah 1,3,9.
Sehingga PBB(45,36) = 9
Teori Bilangan
Algoritma Euclidan
Adalah algoritma untuk mencari PBB dari dua buah
bilangan bulat.
12 = 1 . 8 + 4
8=2.4+0
Teori Bilangan
Algoritma Euclidan
Contoh 4. m = 80, n = 12 dan dipenuhi syarat m n
80 6 12 8
12 1 8 4
8 24 0
Sisa pembagian terakhir sebelum 0 adalah 4, maka PBB(80, 12) =
4.
Teori Bilangan
Relatif Prima
Dua buah bilangan bulat a dan b dikatakan relatif prima jika PBB (a,b) = 1. Jika a
dan b relatif prima, maka terdapat bilangan bulat m dan n sedemikian hingga :
ma + nb = 1
–7 15 (mod 11)
(11 habis membagi –7 – 15 = –22)
12 / 2 (mod 7)
(7 tidak habis membagi 12 – 2 = 10 )
–7 / 15 (mod 3)
(3 tidak habis membagi –7 – 15 = –22)
Teori Bilangan
Kongruen
a b (mod m) dapat dituliskan sebagai
a = b + km (k adalah bilangan bulat)
Contoh 10.
17 2 (mod 3) 17 = 2 + 5 3
–7 15 (mod 11) –7 = 15 + (–2)11
Teori Bilangan
modulo invers
Di dalam aritmetika bilangan riil,
inversi (inverse) dari perkalian adalah
pembagian.
17
Teori Bilangan
modulo invers
Jika a dan m relatif prima dan m > 1,
maka balikan (invers) dari a modulo
m ada.
xa + ym = 1
xa + ym 1 (mod m)
xa 1 (mod m)
19
Contoh.
Tentukan balikan dari 4 (mod 9), 17 (mod 7), dan
18 (mod 10).
Solusi:
(a) Karena PBB(4, 9) = 1, maka balikan dari 4
(mod 9) ada. Dari algoritma Euclidean diperoleh
bahwa
9=24+1
Susun persamaan di atas menjadi
–2 4 + 1 9 = 1
Dari persamaan terakhir ini kita peroleh –2 adalah
balikan dari 4 modulo 9.
Periksa bahwa –2 4 1 (mod 9)
20
Catatan: setiap bilangan yang kongruen dengan
–2 (mod 9)
juga adalah inversi dari 4, misalnya 7, –11, 16, dan
seterusnya, karena
1 1 3 5 1 3 5 3 5
A
2(3) (5)( 1) 1 2 1 1 2 1 2
Determinan Matriks 2x2 (1)
Jika A adalah matriks persegi,
determinan matriks A (notasi: det(A))
adalah jumlah semua hasil kali dasar
bertanda dari A.
Jika diketahui matriks berukuran 2x2,
a b maka determinan matriks A
A
c d
adalah: det (A) = |A| = ad-bc
Determinan Matriks 2x2 (2)
Ex:
2 3
Jika diketahui matriks P
4 5
1 2 3 1 2
4 5 4 4 5 1(5)(1) 2(4)(3) 3(4)(2) 3(5)(3) 2(4)(1) 1(4)(2)
3 2 1 3 2
Determinan Matriks nxn (1)
Untuk matriks nxn, digunakan ekspansi
kofaktor.
Determinan Matriks nxn (2)
Kofaktor dan minor hanya berbeda
tanda cij = Mij.
Untuk membedakan apakah kofator
pada ij bernilai + atau -, bisa dilihat
pada gambar ini, atau dengan
perhitungan cij = (-1)i+j Mij.
Determinan Matriks nxn (3)
Determinan matriks dengan ekspansi
kofaktor pada baris pertama
Determinan Matriks nxn (4)
Ex:
Adjoint Matriks (1)
3 1 2
Jika diketahui matriks 3x3
0 1 4
2 2 1
Kofaktor dari matriks tersebut adalah:
c11=9 c12=8 c13=-2
c21=-3 c22=-1 c23=4
c31=-6 c32=-12 c33=3
9 8 2
Matriks kofaktor yang terbentuk
3 1 4
6 12 3
Adjoint Matriks (2)
Adjoint matriks didapat dari transpose
matriks kofaktor, didapat:
T
9 8 2 9 3 6
3 1 4 8 1 12
6 12 3 2 4 3
Invers Matriks nxn (1)
Rumus:
dengan det(A)0
Ex: Cari invers dari 3 1 2
A 0 1 4
2 2 1
Invers Matriks nxn (2)
Penyelesaian:
det(A)=3(1)(1)+(-1)(4)(2)+2(0)(-2)-
2(1)(2)-(-2)(4)(3)-1(0)(-1)
=3-7-0-4+24+0 =16
Adjoint A = 9 3 6
8 1 12
2 4 3
9 3 6 9 / 16 3 / 16 3 / 8
Maka A-1 = 1
8 1 12 1 / 2 1 / 16 3 / 4
16
2 4 3 1 / 8 1 / 4 3 / 16
Teori Informasi
Contoh:
- 1 bit untuk mengkodekan jenis kelamin
- 3 bit untuk mengkodekan nama hari
- 4 bit untuk mengkodekan 0 s/d 9
Teori Informasi
X = pesan
Si = simbol ke-i di dalam pesan
p(Si) = peluang kemunculan Si
ai = jumlah kemunculan Si
Teori Informasi
N = panjang pesan.
Contoh:
laju normal Bahasa Inggris :
1,0 bit/huruf sampai dengan 1,5 bit/huruf untuk N
besar
Teori Informasi
Contoh :
pesan ASCII (256 karakter),
R = log2256 = 8
r = 1,3 (sama seperti bahasa Inggris)
D = 8 – 1,3 = 6,7 bit/karakter.
End of Sessions