Anda di halaman 1dari 22

REFERAT

D I S S E M I N A T E D I N T R AVA S C U L A R
C OA G U L A T I O N ( D I C )

CHRISTIAN A.B.S. SIDABUTAR

Fakultas Kedokteran HKBP Nommensen


Medan
2017
BAB I

PENDAHULUAN
 Saat ini perdarahan obstetrik tetap menjadi penyebab utama
tingginya angka mortalitas ibu diseluruh dunia. Salah satu
kondisi terkait kehamilan yang menyebabkan terjadinya
perdarahan dengan mortalitas dan morbiditas yang tinggi ini
adalah Disseminated intravascular coagulation (DIC).
 DIC memiliki manifestasi klinis yang luas, mulai dari
thrombosis intravaskular yang bisa saja tidak disadari,
kerusakan mikrovaskular, sampai terjadinya gagal organ dan
perdarahan tidak terkontrol.
 Berbagai penelitian memperkirakan bahwa insidensi DIC pada
seluruh kehamilan diperkirakan sekitar 3-10 kasus per 100.000
kelahiran. DIC juga dapat menimbulkan histerektomi post partum,
transfusi darah, dan acute tubular necrosis dengan tingkat
morbiditas 6-24%.

 Saat ini tatalaksana DIC pada kehamilan berupa penanganan pada


penyakit obsterik yang menyebabkan terjadinya DIC sambil
disertai terapi suportif seperti pemberian produk darah dan
pemberian agen antikoagulan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
 Disseminated intravascular coagulation (DIC) merupakan suatu sindrom
dengan karakterisik aktivasi sistemik sistem pembekuan darah, sehingga terjadi
thrombosis pada pembuluh darah berukuran kecil dan sedang di seluruh
tubuh.

 Thrombosis menyeluruh ini dapat mengganggu supply darah ke berbagai


organ dan dapat menyebabkan gagal organ. Proses thrombosis patologis ini
juga diasosiasikan dengan meningkatnya degradasi faktor koagulasi dan protein
antikoagulasi yang diikuti dengan gangguan sintesis faktor-faktor tersebut
sehingga akhirnya dapat terjadi perdarahan karena proses koagulopati
konsumtif
P E R U BA H A N S I S T E M H E M O S TA S I S
SELAMA KEHAMILAN

 Selama kehamilan, kondisi prothrombotik menjadi lebih aktif


dibandingkan fibrinolisis, perubahan ini diduga berperan sebagai
proteksi alami tubuh terhadap perdarahan yang terjadi ketika
persalinan dan sesudah persalinan
Koagulasi dan Perubahan Protein Regulator
Fibrinolisis Trombosit
• Beberapa protein
• Kehamilan normal • Jumlah yang berperan
diasosiaskan dengan trombosit sebagai inhibitor
peningkatan kadar menurun sekitar koagulasi alami
fibrinogen, faktor 10% selama
VII, VIII, X, dan dalam tubuh,
kehamilan seperti protein C,
Von Willebrand
factor (VWF). protein S, dan
antithrombin.
D I S S E M I N AT E D I N T R AVA S C U L A R
C OAG U L AT I O N PA DA K E H A M I L A N

 Sejak tahun 1901 kondisi thrombohemoragic sudah diamati dan


dilaporkan terjadi pada berbagai komplikasi kehamilan seperti abruptio
plasenta, intrauterine fetal death, embolisme cairan amnion, atau aborsi
septik.
 Kehamilan normal memang diasosasikan dengan aktivasi sistem
koagulasi tetapi berbagai komplikasi kehamilan tadi dapat memperberat
respons prokoagulasi yang kemudian dapat mengganggu keseimbangan
hemostasis dan menyebabkan kondisi patologis serius
EPIDEMIOLOGI

 7 Insidensi DIC pada kehamilan di Negara barat diperkirakan


sekitar 3-10 kasus per 100.000 kelahiran.

 Mortalitas ibu terkait DIC diperkirakan sekitar 6-24%.

 Morbiditas maternal yang terkait dengan DIC pada kehamilan


berupa histerektomi postpartum, transfusi darah masif, dan acute
tubular necrosis
ETIOLOGI

abruptio
kematian janin plasenta /
intrauterine plasenta
(<1%) previa (37%)

abortus septik perdarahan


dan infeksi postpartum
intrauterine (6%) (29%)

pre-eklamsi,
emboli cairan dan sindrom
ketuban(6%) HELLP
perlemakan hati
(14%)
akut pada
kehamilan (acute
fatty liver of
pregnancy) (8%)
PATOGENESIS DIC
D I S S E M I N A T E D I N T R AVA S C U L A R C O A G U L A T I O N
YA N G D I S E B A B K A N K E M A T I A N J A N I N
I N T R AU T E R I N DA N M I S S E D A B O RT I O N

 Kematian janin intrauterine ditemukan pada < 1% kehamilan. Biasanya diasosiasikan


dengan DIC yang terjadi secara kronis, dimana janin sudah mati dan tetap berada dalam
uterus selama lebih dari 5 minggu. DIC karena kematian janin intrauterine ini juga kadang
disebut sebagai fetal death syndrome.

 Kematian janin akan menyebabkan desidua plasenta menjadi rusak  menghasilkan


thromboplastin  masuk kedalam peredaran darah ibu  pembekuan intravaskuler (yang
dimulai dari endotel pembuluh darah oleh trombosit)  terjadi pembekuan darah yang
meluas  Disseminated intravascular coagulation (DIC)  hipofibrinogenemia (kadar
fibrinogen < 100 mg%), biasa pada 4-5 minggu sesudah IUFD.

 Cairan ketuban yang diambil dari wanita dengan fetal death syndrome memiliki
konsentrasi tissue factor (TF) yang lebih tinggi.
DIAGNOSIS DISSEMINATED
I N T R AVA S C U L A R C OA G U L A T I O N
MANIFESTASI KLINIS DISSEMINATED
I N T R AVA S C U L A R C OA G U L A T I O N

 Manifestasi klinis awal yang terjadi berupa gangguan akibat thrombosis, baru diikuti kelainan berupa
perdarahan.

 Jika thrombosis merupakan hasil akhir yang dominan dari aktivasi berbagai komponen hemostasis,
maka akan ditemukan gangguan pada organ karena gangguan perfusi akibat sumbatan darah oleh
thrombus.

 Kelainan perdarahan biasanya berupa perdarahan pada traktus gastrointestinal atau pada traktus
urinarius dan kulit (petekie, purpura, atau bula hemoragik)

 Perdarahan dalam jumlah besar dapat menyebabkan perubahan status mental, gagal ginjal akut,
hipoksia dan shock hipovolemik

 Meskipun jarang terjadi, kadang dapat ditemukan abdominal compartment syndrome pada pasien dengan
DIC berupa insufisiensi kardiovaskular, gagal napas, gagal ginjal, distensi abdomen dan
meningkatnya tekanan intraabdominal. Gejala akan membaik dengan dekompresi secara surgikal.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM UNTUK
D I A G N O S I S D I S S E M I N A T E D I N T R AVA S C U L A R
C OAG U L AT I O N

 Prothrombin dan partial thromboplastin time

 Hitung trombosit

 Pemeriksaan jalur prokoagulan

 Pemeriksaan jalur fibrinolitik

 Sistem skoring untuk diagnosis disseminated intravascular


coagulation
SISTEM SKORING UNTUK DIAGNOSIS
D I S S E M I NA T E D I N T R AVA S C U L A R
COAGULATION
TA TA L A K S A N A D I S S E M I N A T E D
I N T R AVA S C U L A R C O A G U L A T I O N PA D A
KEHAMILAN

 Pemberian produk darah

Saat terjadi DIC karena perdarahan, perlu segera diberikan transfusi dengan
menggunakan massive transfusion protocol. Protokol ini mencakup transfusi sel darah
merah, fresh frozen plasma, dan trombosit dengan rasio 1:1:1 dengan pemberian
fibrinogen bila perlu. Secara umum pemberian trombosit baru dilakukan pada pasien
dengan hitung trombosit < 50.000 yang sedang mengalami perdarahan aktif, untuk pasien
yang tidak sedang mengalami perdarahan transfusi trombosit baru dilakukan jika jumlah
trombosit <30.000.

 Pemberian antikoagulan

Antithrombin dapat digunakan sebagai monoterapi pada pasien dengan DIC obstetric dan
dengan konsentrasi antithrombin plasma <70%.
BAB III

KESIMPULAN
 Selama kehamilan terjadi perubahan pada sistem hemostasis. Selama kehamilan,
kondisi prothrombotik menjadi lebih aktif dibandingkan fibrinolisis, perubahan ini
diduga berperan sebagai proteksi alami tubuh terhadap perdarahan yang terjadi ketika
persalinan dan sesudah persalinan. Perubahan parameter koagulasi pada ibu hamil ini
tidak menimbulkan gangguan klinis.

 sampai saat ini tidak ada pemeriksaan laboratorium tunggal untuk menegakkan
diagnosis DIC, dan diagnosis DIC ditegakkan dengan menggunakan sistem skoring
tertentu seperti skoring DIC ISTH

 Kunci dari tatalaksana DIC adalah menangani komplikasi kehamilan yang menjadi
penyebab munculnya DIC sambil memberikan tatalaksana suportif seperti resusitasi
cairan dan pemberian komponen darah.

Anda mungkin juga menyukai