Apendisitis Atika Sevtira

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 21

APENDISITIS

Atika Sevtira
G1A217077

Pembimbing :
dr. Dennison Sp. B
Pendahuluan

Apendisitis adalah suatu peradangan dari apendiks


vermiformis yang oleh masyarakat awam sering
disebut sebagai radang usus buntu

Apendisitis akut dapat terjadi pada semua tingkat usia


dan paling sering menyerang pada usia decade
kedua dan ketiga. Jarang dijumpai pada bayi

Semua kasus appendicitis memerlukan tindakan


pengangkatan dari appendix yang terinflamasi, baik
dengan laparotomy maupun dengan laparoscopy.
Anatomi

apendiks vermiformis dipasok oleh


arteria apendikularis, cabang arteri
ileokolika. Persarafan sekum dan
apendiks berasal dari saraf simpatis
dan parasimpatis dari pleksus
mesenterika superior.
Fisiologi

 Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari. Lendir itu normalnya di


curahkan ke dalam lumen dan selanjutnya mengalir ke sekum.
 Immunoglobulin sektretoar yang dihasilkan oleh GALT ( gut associated
lymphoid tissue ) yang terdapat disepanjang saluran cerna termasuk
apendiks, ialah IgA. immunoglobulin sangat efektif terhadap infeksi
 Karena apendiks merupakan suatu kantong yang buntu dengan lumen
yang sempit dan seperti traktus intestinalis lainnya secara normal berisi
bakteri, resiko stagnasi dari isi apendiks yang terinfeksi selalu ada.
Definisi Apendisitis adalah
peradangan pada apendiks
vermiformis dan merupakan
penyebab abdomen akut
yang paling sering

• Insiden apendisitis akut di negara


maju lebih tinggi daripada di
negara berkembang.
• Apendisitis dapat ditemukan
Epidemiologi
pada semua umur.
• Meningkat pada anak dan
dewasa muda.
Etiologi

Faktor Obstruksi :
Faktor infeksi :
1. Sumbatan lumen apendiks
akibat penyebaran kuman fecalith,biji-
secarahematogen dari tempat bijian,parasit,cacing.
lain 2. hiperplasia jaringan limfa
3. Konstipasi
Patofisiologi

Fase obstruksi Fase inflamasi

Adanya sumbatan yang


menyebabkan sekresi mucus tidak Tekanan yang terus meningkat
dapat keluar dan menumpuk di menyebkan edema yang
dalam apendiks sehingga tekanan menyebabkan celah antar sel epitel
lumen meningkat merenggang dan kuman pun dapat
masuk submukosa
Fase Perforasi

aliran arteri terganggudi dinding apendiks


akan menyebabkan iskemik kemudian
infark dinding dan gangren, bila rapuh
dan pecah menjadi apendisitis perforasi
Gejala Klinis

Nyeri rangsangan
Nyeri pindah ke
Tanda awal peritoneum tidak
kanan bawah
langsung
• Nyeri di • Nyeri tekan • Nyeri kanan
epigastrium atau • Nyeri lepas bawah bila
diregio umbilikus • Defans muskular peritoneum
• Disertai Mual dan bergerak,berjalan
muntah atau mengedan
Pemeriksaan fisik

 Keadaan umum penderita benar-benar terlihat sakit.


 Suhu tubuh meninggi dan menetap sekitar 37,5 C – 38,5 C atau lebih bila
telah terjadi perforasi.
 Dehidrasi ringan sampai berat bergantung pada derajat sakitnya
Abdomen

Inspeksi Palpasi Auskultasi

penderita berjalan
membungkuk sambil Obstruksi usus paralitik akibat
Nyeri pada iliaka kanan
memegangi perut sebelah peritonitis
kanan.
Disertai nyeri lepas defans
Terlentang tidak ada khas pada
muskuler
abdomen
Nyeri tekan perut
Kembung pada penderita
dengan perforasi
Pemeriksaan colok dubur menyebabkan nyeri bila daerah infeksi dapat dicapai
dengan jari telunjuk diarahkan ke kanan atas antara jam 10-11.

 Pemeriksaan uji Psoas dan uji obturator


merupakan pemeriksaan yang lebih
ditujukan untuk mengetahui letak apendiks.
Pemeriksaan laboratorium

 Pemeriksaan darah : leukosit ringan pada umumnya pada apendisitis


sederhana. Lebih dari 13.000 mm3 umumnya pada apendisitis perforasi.

 Pemeriksaan urin : sedimen dapat normal atau terdapat leukosit dan


eritrosit lebih dari normal bila apendiks yang meradang menempel pada
ureter atau vesika.
Pemeriksaan radiologi

 Ultrasonografi dapat digunakan dengan penemuandiameter


anteroposterior apendiks yang lebih besar dari 6 mm, penebalan dinding,
struktur lumen yang tidak dapatdikompresi (lesi target), atau adanya
apendikolit.

 Computed-Tomography Scan (CT Scan). Pada pemeriksaan ini, apendiks


terlihat dilatasi dengan ukuran lebih dari 5 mm pada diameter lumen, dan
dinding lumennya tampak menebal

 Foto polos abdomen dilakukan apabila dari hasil pemeriksaan riwayat


sakit dan pemeriksaan fisik meragukan.
foto polos abdomen :
tampak adanya apendikolith (panah)
Alvarado Score

DIAGNOSIS SKOR Interpretasi :


Migrasi nyeri menuju kuadran kanan bawah 1
1. 1-4 : Tidak dipertimbangkan mengalami
Anoreksia 1
Mual atau muntah 1
apendisitis akut

Nyeri tekan pada kuadran kanan bawha 2 2. 5-6 :Dipertimbangkan kemungkinan diagnosis
Nyeri tekan lepas 1 apendisitis akut, tetapi tidak membutuhkan
Peningkatan suhu (>37,50C) 1 tindakan operasi segera dan dinilai ulang
Peningkatan jumlah leukosit >10.000 2 3. 7-8 : Dipertimbangkan kemungkinan
Neutrofilia bergeser ke kiri > 75% 1
mengalami apendisitis akut
Total 10 4. 9-10 : Hampir definitive mengalami apendisitis
akut dan dibutuhkan tindakan bedah.
Diagnosis banding

Apendisitis kronik Apendisitis rekuren Gastroenteritis

Limfadenitis
Kelainan ovulasi Infeksi panggul
Mesenterika

Urolitiasis pielum/
Endometriosis eksterna ureter kanan
Tatalaksana

Preoperative
 Observasi ketat, tirah baring dan puasa. Pemeriksaan abdomen dan
rectal serta pemeriksaan darah dapat diulang secara periodic.
Operatif
 Apendektomi bisa dilakukan secara terbuka atau dengan laparoskopi.
Bila apendektomi terbuka, insisi McBurney paling banyak dipilih oleh ahli
bedah.
Pasca operatif
 Perlu dilakukan observasi tanda vital untuk mengantisipasi adanya
perdarahan dalam, syok, hipertermia, atau gangguan pernapasan.
Komplikasi

 Massa Periapendikuler
riwayat klasik appendicitis akut yang diikuti dengan massa yang nyeri di
region iliaka kanan dan disertai demam, mengarahkan diagnosis ke massa
atau abses periappendikuler
 Apendisitis Perforata
peritonitis purulent yang ditandai dengan : demam tinggi, nyeri makin
hebat yang meliputi seluruh perut, perut menjadi tegang dan kembung, nyeri
tekan dan defans muskuler terjadi diseluruh perut, peristaltic usus dapat
menurun.
Prognosis

 Penegakkan diagnosis apendisitis akut pada anak yang cukup


sulit. Hal inikarena pada anak sulit mendapatkan riwayat penyakit
yang akurat, dan gejala-gejalanya yang mirip dengan kelainan
lain pada anak.

 Faktor utama yang berpengaruh dalam mortalitas adalah apakah


rupture dariapendisitis terjadi sebelum operasi dan usia pasien.
Kematian biasanya berkaitandengan sepsis yang tidak dapat
dikendalikan, yaitu dihubungkan denganperitonitis, abses intra
abdomen, dan septicemia bakteri gram negatif
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai