Anda di halaman 1dari 52

ULKUS DEKUBITUS

Disusun oleh:

LIES SAGITA PUTRATAMA, Skep., NS


DEFINISI

Kerusakan/kematian kulit sampai jaringan


di bawah kulit, bahkan menembus otot sampai
mengenai tulang akibat adanya penekanan
pada suatu area secara terus menerus
sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi
darah setempat.
ANATOMI
1. Stratum korneum
2. Stratum granulare
3. Stratum papilare
4. Stratum basal
ETIOLOGI DAN
PATOFISIOLOGI
 Tekanan

 Peregangan dan lipatan kulit


 Friksi/gesekan

 Kelembaban
TEKANAN

 Tekanan darah normal pada kapiler: 16 – 33


mmHg
 Tekanan pada sakrum: 60-70 mmHg dan
tekanan pada tumit: 30-45 mmHg  iskemik
jaringan  nekrosis  ulserasi
PEREGANGAN DAN LIPATAN KULIT

 Faktor teregangnya kulit:


 Gerakan meluncur ke bawah pada penderita
dengan posisi setengah duduk
 Peregangan pada jaringan subkutan  penutupan
arteriol dan arteri kecil  robek
 Lipatan kulit (penderita kurus)  menarik atau
menutup pembuluh darah
FRIKSI/GESEKAN

 Gesekan kulit dengan alas/tempat tidur 


menghilangkan stratum korneum  ekspose
jaringan dibawahnya
KELEMBABAN

 Kelembaban kulit meningkat, akibat:


 Drainase luka
 Keringat

 Muntah

 Inkontinensia

 Kelembaban kulit ↑  resistensi kulit terhadap


faktor fisik ↓ (tekanan, gaya gesek)  erosi
kulit  resiko terjadi dekubitus ↑
PATOFISIOLOGI

 Tekanan darah kapiler 16mmHg - 33mmHg 


tekanan pada kulit lebih dari itu 
menimbulkan daerah iskemik  nekrosis
jaringan kulit
 Efek tekanan pada jaringan di atas tulang yang
menonjol  iskemia dan toksin seluler
 Trauma akibat tekanan umumnya dimulai pada
jaringan yang lebih dalam dan menyebar ke
permukaan kulit
LOKASI TERSERING
LOKASI TERSERING
FAKTOR RESIKO
FAKTOR RESIKO

 Usia lanjut mempunyai potensi besar karena


perubahan kulit:
 Jaringan lemak subkutan ↓
 Jaringan kolagen dan elastik ↓

 Efisiensi kolateral kapiler >> kulit menjadi lebih


tipis dan rapuh
FAKTOR RESIKO

 Imobilisasi
 Inkontinensia

 Fraktur

 Defisiensi nutrisi (terutama vitamin C dan


albumin)
 Peningkatan suhu tubuh

 Berkurangnya tekanan darah

 Usia lanjut
FAKTOR RESIKO

 Diabetes melitus
 Kulit kering

 Obesitas

 Insufisiensi vaskular

 Demensia berat
PENGKAJIAN FAKTOR RESIKO

 Mereka yang harus berbaring, duduk dalam


jangka waktu lama dan dengan
ketidakmampuan untuk merubah posisi 
resiko tinggi
Tanggal
Nama Pasien Skor

Kondisi fisik umum:

Skala Norton - Baik 4


- Lumayan 3
Untuk
- Buruk 2
Mendeteksi - Sangat buruk 1
Pasien Berisiko Kesadaran:
Terkena Ulkus - Compos mentis 4
Dekubitus - Apatis 3
- Sopor/confuse 2
- Stupor/koma 1
Aktifitas:
- Ambulan 4
- Ambulan dengan bantuan 3
- Hanya bisa duduk 2
- Tidur 1
Mobilitas:
- Bergerak bebas 4
- Sedikit terbatas 3
- Sangat terbatas 2
- Tak bisa bergerak 1
Inkotinensia:
- Tidak ada 4
- Kadang-kadang 3
- Sering inkotinensia urn 2
- Inkotinensia urin dan alvi 1

Skor total
Hasil skor penilaian :
<14 : resiko tinggi untuk terjadinya ulkus dekubitus
<12 : peningkatan resiko 50 kali lebih besar
12-13 : resiko sedang
≥14 : resiko sangat kecil
TANDA DAN GEJALA

 Perubahan warna kulit


 Nyeri pada area yang mendapat tekanan

 Tanda infeksi

 Kulit dengan luka terbuka

 Kulit yang tidak memucat saat ditekan

 Kulit menjadi lebih lunak dibandingkan dengan


kulit disekitarnya
KLASIFIKASI
BERDASARKAN WAKTU YANG DIBUTUHKAN
UNTUK PENYEMBUHANNYA DAN PERBEDAAN
SUHU DARI ULKUS DENGAN KULIT
TIPE NORMAL

 Temperature ≤ 2,5°C dibandingkan kulit


sekitarnya
 Aliran darah dan pembuluh-pembuluh darah
baik.
 Tekanan  iskemia jaringan  nekrosis 
ulkus
 Perawatan  sembuh dalam ± 6 minggu
TIPE ARTERIOSKLEROTIK

 Temperature < 1°C antara daerah ulkus


dengan kulit sekitarnya
 Disamping faktor tekanan, pembuluh darah
arteriosklerotik  gangguan aliran darah 
dekubitus
 Perawatan  ulkus diharapkan sembuh dalam
16 minggu
TIPE TERMINAL

 Penderita yang akan meninggal


 Tidak dapat sembuh
BERDASARKAN KARAKTERISTIK PENAMPILAN
KLINIS DARI DEKUBITUS
(SUSPECTED) DEEP TISSUE INJURY
 Perubahan warna pada area terlokalisir yang
berwarna ungu atau merah marun dari kulit yang
masih intak atau gelembung yang berisi darah
dikarenakan oleh kerusakan jaringan lunak karena
tekanan atau robekan.
DERAJAT I

 Reaksi peradangan masih terbatas pada


epidermis.
 Tampak sebagai daerah kemerahan/eritema
indurasi atau lecet.
DERAJAT II

 Reaksi peradangan sampai mencapai seluruh


dermis hingga lapisan lemak subkutan.
 Tampak sebagai ulkus yang dangkal, tepi yang
jelas dan perubahan warna pigmen kulit.
DERAJAT III

 Ulkus lebih dalam, meliputi jaringan lemak


subkutan dan menggaung, berbatasan dengan
fascia dari otot.
 Sudah mulai didapatkan infeksi dengan
jaringan nekrotik yang berbau.
 Sembuh dalam waktu

beberapa hari- minggu


DERAJAT IV

 Perluasan ulkus menembus otot  tampak


tulang di dasar ulkus  infeksi pada tulang
atau sendi.
UNSTAGEABLE

 Jika jaringan pada dasar ulkus tertutup oleh


jaringan kulit mati yang berwarna kuning,
hitam, hijau, coklat atau kedalaman dari luka
tidak dapat diperkirakan.
UNSTAGEABLE
PENCEGAHAN
PENCEGAHAN EFEK AKIBAT TEKANAN, GESEKAN
DAN REGANGAN

 Mengubah posisi sesering mungkin


 Pasien resiko tinggi  ubah posisi setiap 2-3
jam
 Pasien resiko lebih rendah  ubah posisinya 2
atau 3 kali perhari
 Posisikan punggung pasien 30° dari
permukaan tempat tidur bergantian kiri, kanan
dan terlentang
 Penggunaan bantal atau penyangga diantara
tungkai, di bawah punggung dan penyangga
lengan
 Mengangkat tumit dari alas tempat tidur dan
menopang pasien pada posisi miring 30°
lateral
 Pasien tidak boleh di geser atau di tarik, pasien
harus diangkat
 Penggunaan kasur air atau kasur udara
TERAPI
PERAWATAN KULIT DAN TERAPI AWAL

 Amati kulit setiap hari


 Bersihkan kulit, hindari penggunaan air panas,
minimalkan regangan dan gesekan pada kulit
 Cegah kekeringan kulit, gunakan pelembab

 Cegah paparan kulit terhadap kelembaban


karena inkontinensia, keringat atau drainase
luka
PERAWATAN KULIT DAN TERAPI AWAL

 Kurangi cedera kulit (gesekan dan regangan)


dengan cara mengubah posisi, berpindah, dan
bebalik.
 Asupan gizi yang adekuat dan koreksi
defisiensi nutrisi
 Upayakan rehabilitasi yang sesuai dengan
target terapi
 Catat seluruh intervensi
TERAPI

 Perhatikan status nutrisi pada semua stadium


ulkus dekubitus.
 Asupan protein merupaka prediktor terbaik
untuk membaiknya luka dekubitus.
 Pemberian asam askorbat 500mg 2x sehari
dapat mengurangi luas permukaan luka
sebesar 84%
 Antibiotik sistemik bila ada selulitis, sepsis
atau osteomielitis
 Klindamisin dan gentamisin dapat berpenetrasi
ke jaringan sekitar ulkus.
 Antibiotik spektrum luas pada pasien sepsis
karena ulkus dekubitus
 Debridement semua jaringan nekrotik harus
dilakukan untuk membuang sumber
bakteremia pada pasien
 Tempat tidur khusus : kasur dekubitus yang
berisi udara serta reposisi 4kali sehari
 Perawatan luka, tujuanny untuk mengurangi
jumlah bakteri agar proses penyembuhan tidak
terhambat
 Debridement dengan pembedahan atau
dengan kompres kasa NaCl 2-3x sehari
 Bila luka sudah bersih, harus dipelihara
suasana luka yang lembab.
 Pada luka superfisial, kompres yang tertutup
rapat dapat membantu penyembuhan
TINDAKAN MEDIK

 Dekubitus derajat 1  Dekubitus derajat 2


 Kulit kemerahan  Salep topikal
dibersihkan dengan air  Daerah bersangkutan
hangat dan sabun digesek dengan es dan
 Beri lotion dihembus udara hangat
 Di-massage 2-3x/hari bergantian 
merangsang sirkulasi
 Pergantian balut dan
salep jangan terlalu sering
TINDAKAN MEDIK

 Dekubitus derajat 3  Dekubitus derajat 4


 Jaga luka selalu bersih  Semua langkah diatas
dan eksudat dapat tetap dilakukan
mengalir ke luar  Bersihkan jaringan
 Balutan jangan terlalu nekrotik
tebal
 Balutan transparan
sehingga udara dapat
masuk dan penguapan
baik
 Jaga luka tetap basah
KOMPLIKASI PROGNOSIS
 Transformasi keganasan  Dubia ad bonam
 Disrefleksia otonomic  Berkurangnya ukuran ulkus
 Osteomyelitis dalam waktu 2 minggu 
 Pyarthrosis sembuh sempurna.
 Sepsis
 Urethral fistula
DAFTAR PUSTAKA

 Martono HH, Kris Pranarka. Buku Ajar Boedhi-


Darmojo Geriatri(Ilmu Kesehatan Usia Lanjut).
Edisi ke4. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Jakarta;2011.
 Rani A.A,Sidartawan Soegondo,Anna Uyainah
Z.Nazir,Ika Prasetya Wijaya,Nafrialdi,Arif
Mansjoer. Panduan Pelayanan Medik.Jakarta:
Interna Publishing;2009
DAFTAR PUSTAKA
 Revis DR. Pressure Ulcers and Wound Care.
Mar 12, 2014. available from URL:
http://emedicine.medscape.com/article/1901
15-overview; accesed on May 11, 2014.
 Macon BL, Solan M. What You Should Know
About Decubitus Ulcers. July 25, 2012.
available from
http://www.healthline.com/health/pressure-
ulcer; accessed on May 11, 2014
 Berman Kevin.Pressure ulcer. November
20,2012. available from URL:
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/arti
cle/007071.htm

Anda mungkin juga menyukai