Anda di halaman 1dari 24

KELOMPOK 1

1. AYU FITRIANI
2. AMIRAH
3. WULANDARI
4. SRIWAHYUNI
5. RESKY SHAFA
Skenario Kasus
Seorang pasien perempuan berusia 50 tahun mengalami sesak napas yang memberat
sejak 2 hari SMRS, 3 hari SMRS, pasien merasakan badannya demam tapi tidak terlalu
tinggi, nafsu makan mulai menurun, pasien hanya menghabiskan 5 sendok makan setiap
kali makan. Pasien mengatakan mual tetapi tidak muntah, nyeri perut tidak ada,
frekuensi BAB normal, BAK sedikit sejak 2 hari SMRS. Pasien mengeluh sesak, dan
harus menggunakan 2 bantal saat tidur. Sesak dirasakan bertambah berat saat
beraktifitas. Pasien sering terbangun di malam hari karena sesak napas. Pada bagian
ekstrimitas bagian bawah mengalami edema. Pada saat pengkajian didapatkan, vital
sign waktu masuk: tekanan darah : 210/110 mmHg, suhu tubuh : 36,60C, frekuensi nafas
: 32x/menit, frekuensi nadi : 72x/menit, TB : 150 cm, CRT > 3 menit dan BB : 48 kg, IMT
21,3. hasil laboratorium menunjukkan penurunan hemoglobin (7 gr/dl), AGD (Ph 6,8;
HCO3 28 mmHg; PaCo2 45 mmHg). Hasil foto thorax: kardiomegali, pleuropneumonia
kanan, CTR > 50%, infiltrat basal paru kanan. Pasien didiagnosa CHF. Pasien memiliki 2
orang anak laki-laki dan anak pertamanya sudah menikah dan memiliki 3 orang anak
(anak 1 laki-laki dan anak ke-2 serta ke-3 perempuan). Pasien memiliki riwayat penyakit
hipertensi begitupun dengan kedua anaknya.
CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)
DEFINISI
Congestive Heart Failure (CHF) adalah sindrom klinis
(sekumpulan Tanda dan Gejala), ditandai oleh sesak
napas dan fatik ( saat istirahat atau saat beraktivitas)
yang disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi
jantung
ETIOLOGI

Aterosklerosis koroner disfungsi miokardium karena


terganggunya aliran darah ke otot jantung.
Hipertensi sistemik atau pulmonal (peningkatan afterload)
hipertrofi serabut otot jantung
Peradangan dan penyakit myocardium degenerative
kontraktilitas menurun sehingga merusak serabut jantung
Penyakit jantung lain
Faktor sistemik
FAKTOR RESIKO
Hipertensi

Diabetes Militus

Dislipidemia

Faktor resiko yang Kurang aktivitas fisik


dapat dimodifikasi
Diet tidak sehat

Stress

Obesitas

Riwayat keluarga
Faktor resiko yang
tidak dapat Umur
dimodifikasi
Jenis kelamin
KLASIFIKASI
Kelas I
Aktivitas fisik tidak dibatasi, normal tidak menyebabkan dyspnea,
kelelahan atau palpitasi.

Kelas II
Aktivitas fisik sedikit dibatasi, normal menyebabkan kelelahan,
dyspnea, palpitasi serta angina pektoris (mild CHF).
The New York Heart
Association (Yancy et
al., 2013) Kelas III
Aktivitas fisik sangat dibatasi, menimbulkan gejala yang berat
(moderate CHF).

Kelas IV
Tidak dapat melakukan aktivitas fisik apapun baik saat istirahat
menimbulkan gejala yang berat (severe CHF).
PATOFISIOLOGI
Gangguan aliran Faktor Sistemik
Ateroskleorosis
darah ke jantung (Hipoksia dan Anemia)

Disfungsi Baban volume Pasokan oksigen ke


berlebih jantung menurun GAGAL JANTUNG
Miokardium

Beban sistol Beban tekanan


Kontraktilitas munurun
meningkat betlebihan

Hambatan Beban jantung


COP menurun Atrofi serabut otot
pengosongan ventrikel meningkat

Peningkatan kebutuhan
metabolisme
MANIFESTASI KLINIS
 Dispnea terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli
dan mengganggu pertukaran gas. Orthopnea.
 Edema ekstrimitas bawah, biasanya edema pitting,
penambahan berat badan
 Anorexia dan mual. Terjadi akibat pembesaran vena
dan statis vena dalam rongga abdomen
 Nokturia, yang terjadi karena perfusi renal dan
didukung oleh posisi penderita pada saat berbaring
 Kelemahan, yang diakibatkan oleh menurunnya curah
jantung, gangguan sirkulasi, dan pembuangan produk
sampah katabolisme yang tidak adekuat dari jaringan.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
FOTO THORAX
 Kardiomegali
Normal Kardiomegali
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK (Lanjutan)
FOTO THORAX
 Pleuropneumonia kanan

 CTR > 50%


 Infiltrat basal paru kanan
PENATALAKSANAAN
 Glikosida jantung
 Digitalis
 Digoksin 0,25 mg sehari
 Dosis penunjang digoksin untuk fiblilasi atrium 0,25 mg
 Morfin
 Terapi diuretik
TERMINOLOGI KASUS
 Sesak napas dan bertambah berat saat beraktivitas
 Demam tapi tidak terlalu tinggi
 Nafsu makan menurun
 BAK sedikit sejak 2 hari SMRS
 Mual tetapi tidak muntah
 Edema pada ekstrimitas bawah
 Tekanan darah dan frekuensi nafas meningkat
 Hemoglobin menurun
 Foto Thorax: Kardiomegali, pleuropneumonia kanan, CTR > 50%,
infiltrat basal paru kanan.
CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)
Disfungsi miocard Patofisiologi Hipertensi
DM
Beban volume berlebih Obesitas
Kontraktilitas
Dislipidemia
Gagal jantung kanan
Beban jantung CHF Gagal pompa ventrikel kanan
Backward failur
Curah jantung Tekanan diastol
Tekanan vena pulmonalis
Gagal pompa ventrikel kiri Bendungan vena sistemik
Tekanan kalpiler paru
Foreward failur Hepar Lien
Pembesaran
Suplai O2 Edema paru vena
Suplai darah jaringan Renal flow Hepatomegali Splenomegali
ke otak abdomen
Iritasi
Penimbunan laktat Aldosteron mukosa paru Anoreksia Sesak nafas
Sinkop
& ATP dan Mual
Gangguan pola tidur
ADH Gangguan
Fatique pertukaran gas Defisit Nutrisi Takipenia/dispnea
Retensi Na + H2O Oedema
Intoleransi
aktivitas Hipervolemia
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Gangguan pertukaran gas b.d edema paru
 Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas
miocard
 Hipervolemia b.d retensi natrium dan air
 Gangguan pola tidur b.d sesak nafas
 Intoleransi aktivitas b.d suplai darah ke jaringan
menurun
 Resiko defisit nutrisi ditandai dengan mual
Dignosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
keperawatan
Gangguan Setelah dilakukan tindakan Mandiri
pertukaran gas keperawatan selama 3x24 jam •Kaji pernafasan pasien tiap 2 jam (frekuensi,
b.d penumpukan diharapkan klien dapat menunjukkan irama, bunyi dan kedalaman)
secret oksigensai dan ventilasi adekuat •Kaji sianosis jika ada
dengan kriteria hasil: •Pantau saturasi oksigen dengan oksimetri
•Mendemonstrasikan peningkatan •Berikan tirah baring
ventilasi dan oksigenasi yang •Kaji adanya perubahan sensori: perubahan
adekuat mental, kepribadian dan penurunan kesadaran
•TTV dalam rentang normal •Pertahankan posisi duduk semifowler
•Pantau/gambarkan seri GDA (gas darah arteri)
•Periksa GDA sesuai indikasi
•Kolaborasi pemberian obat/oksigen tambahan
sesuai indikasi
Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
keperawatan
Penurunan Setelah dilakukan tindakan Mandiri
curah jantung keperawatan selama 3x24 jam •Kaji fungsi jantung tentang: bunyi, frekuensi dan
b.d perubahan diharapkan curah jantung kembali irama jantung
kontraktilitas adekuat dengan kriteria hasil: •Observasi sirkulasi nadi perifer
miokard •TTV dalam batas normal •Pantau tekanan darah pasien
•Terjadi penurunan episode dyspnea •Kaji adanya sianosis dan perubahan kulit yang pucat
•Ikut serta dalam aktivitas yang •Kaji perubahan sensori: letargi (penurunan
mengurangi beban kerja jantung kesadaran, cemas dan depresi)
•Beri lingkungan yang tenang dan tirah baring
Kolaborasi
•Kolaborasi pemberian obat anti aritmia jika
diperlukan
•Berikam oksigen tambahan dengan kanula nasal
atau masker sesuai indikasi.
Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan
Hipervolemia Setelah dilakukan tindakan Mandiri
b.d retensi keperawatan selama 3x24 jam •Pantau pengeluaran urin, catan jumlah dan warna
natrium dan diharapkan pasien mengalami •Hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran
air keseimbangan cairan dan elektrolit selama 24 jam
dengan kriteria hasil: •Ajarkan pasien dengan posisi semifowler
•Masukan dan pengeluaran cairan •Pantau tekanan darah
dalam batas seimbang •Kaji bising usus, catat keluhan anoreksia, mual,
•Bunyi nafas bersih dan jelas distensi abdomen dan konstipasi
•TTV dalam rentang normal •Timbang berat badan tiap hari
•Berat badan stabil •Pantau hasil lab yang relevan dengan keseimbangan
•Tak ada edema cairan
•Obah posisi sesering mungkin
•Palpasi hepatomegali (pembesaran hati) , catat
keluhan nyeri abdomen kuadran kanan atas/nyeri
tekan
Kolaborasi
•Pemberian obat sesuai indikasi
•Konsultasikan dengan ahli gizi untuk memberikan diet
dengan kandungan protein yang adekuat dan
pembatasan natrium.
Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan
Gangguan Setekah dilakukan tindakan Mandiri
pola tidur b.d keperawatan selama 3x24 jam •Ciptakan lingkungan yang tenang menjelang tidur
sesak diharapkan kebutuhan istirahat tidur •Atur posisi klien semifowler
pasien terpenuhi dengan kriteria •Berikan lingkungan yang tenang: batasi suara ribut,
hasil: atur cahaya lampu
•Pasien dapat tidur nyenyak •Catat pola istirahat tidur pasien
•Pasien tidak mengeluh tidak bisa •Motivasi klien untuk tenang dan rileks
tidur Kolaborasi:
•Tidur 7 – 8 jam •Kolaborasi dengan dokter tentang perlunya
meninjau program pengobatan jika berpengaruh
pada pola tidur
•Kolaborasi untuk memberikan O2 tambahan
•Dukung penggunaan obat tidur yang tidak
mengandung supreser fase tidur.
Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
keperawatan
Intoleransi Setelah dilakukan tindakan Mandiri
aktivitas b.d keperawatan selama 3x24 jam •Pantau TTV sebelum dan setelah aktifitas jika TTV
suplai darah ke diharapkan klien dapat menoleransi tidak dalam rentang normal
jaringan aktivitas dan melakukan ADL dengan •Bantu pasien untuk mengubah posisi secara
menurun baik dengan kriteria hasil: berkala, bersandar, duduk dan berdiri
•Berpartisipasi dalam aktivitas fisik •Hindari menjadwalkan pelaksanaan aktifitas
yang dibutuhkan dengan peningkatan selama periode istirahat
normal denyut jantung, frekuensi •Penggunaan teknik relaksasi selama aktifitas
pernapasan, dan tekanan darah Manajemen energi
serta memantau pola dalam batas •Ajarkan rentang pengaturan aktifitas dan anjurkan
normal. kepada klien untuk menghindari stress, jaga tidur.
•Menyeimbangkan aktifitas dan •Pantau respon oksigen pasien terhadap aktifitas
istirahat perawatan diri
•Mengidentifikasi aktifitas atau •Pantau penyebab keletihan.
situasi yang menimbulkan Kolaborasi
kecemasan yang dapat •Berikan pengobatan nyeri sebelum aktifitas,
mengakibatkan intoleransi aktifitas apabila nyeri merupakan salah satu faktor
•Megatur jadwal aktifitas untuk penyebab.
menghemat energi •Rujuk pasien ke pusat rehabilitasi jantung jika
•Peningkatan intoleransi aktifitas keletihan berhubungan dengan penyakit jantung.
Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan
Nutrisi kurang Setelah dilakukan tindakan Mandiri
dari kebutuhan keperawatan selama 3x24 jam •Kaji adanya alergi makanan
b.d diharapkan nutrisi pasien dapat •Meyakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi
pembesaran menyeimbangkan nutrisi yang serat untuk mencegah konstipasi
vena abdomen adekuat dengan kriteria hasil •Mengajarkan pasien membuat catatan makanan
kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi. harian
•Mengkaji kemampuan pasien untuk mendapatkan
nutrisi yang dibutuhkan
•Memonitor tipe dan jumlah aktivitas yang bisa
dilakukan
•Monitor adanya penurunan berat badan dan gula
darah
Kolaborasi:
•Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
•Kolaborasi dengan dokter tentang kebutuhan
suplemen sehingga intake cairan yang adekuat dapat di
pertahankan.
Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
keperawatan
Ansietas b.d Setelah dilakukan tindakan Mandiri
suplai O2 ke keperawatan selama 3x24 jam •Gunakan pendekatan yang menenangkan
jaringan dan diharapkan pasien tidak merasa •Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pasien
organ cemas dengan kriteria hasil: •Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan
menurun •Klien mampu mengidentifikasi dan selama prosedur
mengungkapkan gejala cemas •Pahami perspektif pasien terhadao situasi stress
•Mengidentifikasi, mengungkapkan •Temani pasien untuk memberikan keamanan dan
dan menunjukkan tehnik untuk mengurangu takut
mengontrol cemas •Berikan informasi aktual mengenai diagnosis,
•TTV dalam batas normal tindakan prognosis
•Postur tubuh, ekspresi wajah, •Dorong keluarga menemani pasien
bahasa tubuh dan tingkat aktivitas •Dengarkan dengan penuh perhatian
menunjukkan berkurangnya •Identifikasi tingkat kecemasan
kecemasan •Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan
kecemasan
•Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
Kolaborasi
•Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
untuk mengurangi kecemasan.

Anda mungkin juga menyukai