Kesulitan belajar yang didefenisikan oleh The United States Office of Education (USOE) yang dikutip oleh Abdurrahman menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ajaran atau tulisan. kondisi cacat tubuh yang merupakan salah satu penghambat dalam melakukan kegiatan belajar (Dalyono, 1997) menggolongkan cacat tubuh itu menjadi 2 macam yaitu : Kesulitan Belajar Cacat tubuh yang ringan seperti kurang pandangan
dan gangguan psikomotorik
Cacat tubuh serius (tetap) buta, tuli, bisu, hilang ingatan dan kakinya. Kesulitan belajar siswa mencakup pengetian yang luas, diantaranya : (a) learning disorder; (b) learning disfunction; (c) underachiever; (d) slow learner, dan (e) learning diasbilities. Faktor Kesulitan Belajar Faktor Intelegensi Intlegensi ini dapat mempengaruhi kesulitan belajar seorang anak. Keberhasilan belajar serang anak ditentukan dari tinggi rendahnya tingkat kecerdasan yang dimilikinya, dimana seorang anak yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi cendrung akan lebih berhasil dalam belajarnya dibandingkan dengan anak yang intelegensinya rendah. Faktor Minat Faktor minat dalam belajar sangat penting. Hasil belajar akan lebih optimal bila disertai dengan minat. Dengan adanya minat mendorong kearah keberhasialan, anak yang berminat terhadap suatu pelajaran akan lebih mudah untuk mempelajarinya dan sebaliknya anak yang kurang berminat akan mengalami kesulitan dalam belajarnya Faktor Bakat Bakat ini dapat menyebabkan kesulitan belajar, jika bakat ini kurang mendapatkan perhatian. Hal ini sesuai dengan pendapat yang menjelaskan bahwa: bakat setiap orang berbeda-beda, orang tua kadang- kadang tidak memperhatikan faktor bakat ini(Singgih Gunarsa, Psikologi Keluarga (Jakarta : PT. Bina Rena Pertama, 1992), 13.). Anak sering diarahkan sesuai dengan kemauan orang tuanya, akibatnya bagi anak merupakan sesuatu beban, tekanan dan nilai-nilai yang ditetapkan oleh anak buruk serta tidak ada kemauan lagi untuk belajar. Faktor Kepribadian Faktor kepribadian dapat menyebabkan kesulitan belajar, jika tidak memperhatikan fase-fase perkembangan (kepribadian) seseorang. Hal ini sebagaimana pendapatmenjelaskan bahwa: fase perkembangan kepribadian seseorang tidak selalu sama Fase pembentuk kepribadian ada beberapa fase yang harus dilalui. Seorang anak yang belum mencapai suatu fase tertentu akan mengalami kesulitan dalam berbagai hal termasuk dalam hal belajar. Faktor keluarga Ada beberapa aspek yang dapat menimbulkan masalah kesulitan belajar seorang anak yaitu: a). Didikan orang tua yang keliru, b). Suasana rumah yang kurang aman dan kurang harmonis, c). Keadaan ekonomi orang tua yang lemah Lingkungan sekolah Faktor lingkungan masyarakat sangat berperan di dalam pembentukan kepribadian anak, termasuk pula kemampuan/ pengetahuannya Learning Disorder kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya respons-respons yang bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi yang dimilikinya. Contoh : siswa yang sudah terbiasa dengan olah raga keras seperti karate, tinju dan sejenisnya, mungkin akan mengalami kesulitan dalam belajar menari yang menuntut gerakan lemah-gemulai. Learning Disfunction Merupakan gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat indra, atau gangguan psikologis lainnya. Contoh : siswa yang yang memiliki postur tubuh yang tinggi atletis dan sangat cocok menjadi atlet bola volley, namun karena tidak pernah dilatih bermain bola volley, maka dia tidak dapat menguasai permainan volley dengan baik. Under Achiever Mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Contoh : siswa yang telah dites kecerdasannya dan menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong sangat unggul (IQ = 130 – 140), namun prestasi belajarnya biasa-biasa saja atau malah sangat rendah. Learning Disabilities
Learning Disabilities atau ketidakmampuan belajar
mengacu pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya Gejala-gejala Kesulitan Belajar
Tidak bisa mengikuti pelajaran seperti yang lain,
Sering terlambat atau tidak mau menyelesaikan tugas, Menghindari tugas-tugas yang agak berat, Ceroboh atau kurang teliti dalam banyak hal, Acuh tak acuh atau masa bodoh, Menampakkan semangat belajar yang rendah, Tidak mampu berkonsentrasi, Perhatian terhadap suatu objek singkat, Suka menyendiri, murung dan sulit menyesuaikan diri, Suka memberontak, agresif, dan meledak-ledak dalam merespon ketidakcocokan, dan Hasil belajar rendah. JENIS-JENIS KESULITAN BELAJAR Kesulitan Belajar Umum Anak berkesulitan belajar umum biasanya ditandai dengan prestasi belajar yang rendah untuk hampir semua mata pelajaran atau nilai rata-rata jauh di bawah rata-rata kelas sehingga mempunyai risiko cukup tinggi untuk tinggal kelas. Kesulitan belajar tersebut disebabkan karena IQ yang rendah. Pada umumnya nak yang mengalami kesulitan belajar karena mempunyai inteligensi di bawah rata-rata yakni dengan IQ antara 70-90. Mereka sulit untuk menangkap pelajarn dan umumnya bersekolah di sekolah-sekolah umum. Anak berkesulitan belajar kemungkinan juga mengalami gangguan fisik, sosial dan mental yang ringan sehingga cukup mengganggu mereka dalam menangkap pelajaran. Anak yang mengalami gangguan penglihatan jauh akan merasa kesulitan jika ditempatkan di tempat duduk paling belakang, Kesulitan Belajar Khusus Kesulitan belajar khusus dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu kesulitan belajar praakademik dan kesulitan belajar akademik. Kesulitan Belajar Praakademik 1. Gangguan Motorik dan Persepsi Gangguan perkembangan motorik disebut dispraksia, mencakup gangguan pada motorik kasar, penghayatan tubuh, dan motorik halus. Gangguan persepsi mencakup persepsi penglihatan atau persepsi visual,persepsi pendengaran atau aoditoris, persepsi heptik (raba dan gerak atau tatkil dan kinestik), dan inteligensi sistem persepsual. 2. Kesulitan Belajar Kognitif Pengertian kognitif mencakup berbagai aspek struktur intelektual yang digunakan untuk mengetahui sesuatu. Kognitif merupakan fungsi mental yang mencaku persepsi, pikiran, simbolisasi, penalaran, dan pemecahan masalah. Perwujudan fungsi kognitif dapat dilihat dari kemampuan anak menggunakan bahasa dan menyelesaikan soal-soal berhitung. 3. Kesulitan dalam Penyelesaian Perilaku Sosial Ada anak yang perilakunya tidak dapat diterima oleh lingkungan sosialnya, baik oleh sesama anak, guru, maupun orang tau. Ia ditolak oleh lingkungan sosialnya karna sering mengganggu, tidak sopan, tidak tahu aturan, atau berbagai perilaku lainnya. Jika kesulitan penyusuaian perilaku sosial ini tidak secepatnya ditngani maka tidah hanya menimbulakan kerugian bagi anak itu sendiri, tetapi juga bagi lingkungannya. CARA MENGATASI KESULITAN BELAJAR 1. Identifikasi Identifikasi adalah suatu kegiatan yang diarahkan untuk menemukan siswa yang mengalami kesulitan belajar, yaitu mencari informasi tentang siswa dengan melakukan kegiatan berikut: a. Data dokumen hasil belajar siswa. b. Menganalisis absensi siswa di dalam kelas. c. Mengadakan wawancara dengan siswa. d. Menyebar angket untuk memperoleh data tentang permasalahan belajar. e. Tes untuk memperoleh data tentang kesulitan belajar atau permasalahan yang dihadapi. 2. Diagnosis Diagnosis adalah keputusan atau penentuan mengenai hasil dari pengolahan data tentang siswa yang mengalami kesulitan belajar dan jenis kesulitan yang dialami siswa. Diagnosis ini dapat berupa hal-hal sebagai berikut: a. Keputusan mengenai jenis kesulitan belajar siswa b. Keputusan mengenai factor-faktor yang menjadi sumber sebab-sebab kesulitan belajar c. Keputusan mengenai jenis mata pelajaran apa yang menjadi kesulitan belajar
Kegiatan diagnosis dapat dilakukan dengan cara ;
Membandingkan nilai prestasi individu untuk setiap mata pelajaran dengan rata-rata nilai seluruh individu Membandingkan prestasi dengan potensi yang dimiliki oleh siswa tersebut
cMembandingkan nilai yang diperoleh dengan batas minimal tujuan yang
diharapkan. 3. Prognosis Prognosis menunjuk pada aktifitas penyusunan rencana atau program yang diharapkan dapat membantu mengatasi masalah kesulitan belajar siswa. Prognosis ini dapat berupa: a. Bentuk treatmen yang harus diberikan b. Bahan atau materi yang diperlukan c. Metode yang akan digunakan d. Alat bantu belajar mengajar yang diperlukan e. Waktu kegiatan dilaksanakan 4. Terapi atau pemberian bantuan Terapi disini adalah pemberian bantuan kepada anak yang mengalami kesulitan belajar sesuai dengan program yang telah disusun pada tahap prognosis. Bentuk terapi yang diberikan antara lain melalui: a. Bimbingan belajar kelompok b. Bimbingan belajar individual c. Pengajaran remedial d. Pemberian bimbingan pribadi TUGAS TERSTRUKTUR CARILAH DENGAN KELOMPOK ARTIKEL MENGENAI ANAK DAN PERMASALAHANNYA BUATLAH TATA CARA KONSELINGNYA DALAM BENTUK MAKALAH (KONSELING APA YANG DIPAKAI DAN BUATLAH WAWANCARA SAMPAI ADA SOLUSI PERMASALAHAN ANAK TERSEBUT) DIKUMPUL PADA SAAT TATA MUKA TERIMA KASIH