Anda di halaman 1dari 16

ANGGOTA KELOMPOK

• A.A Istri Agung Prameswari Sadaka(1)


• Gilang Miftahul Hidayat(13)
• Lalu Muhamad Rizqi Meliawan(16)
• Nadila Fitriani(21)
• Rahmat Hidayatussani(27)
• Siti Ragat Cinta Ayu .D(34)
Bangsa Proto Melayu (Melayu Tua)
Proto Melayu merupakan suatu Ras
Melayu yang mempunyai sebuah
kebudayaan yang asli dan datang ke wilayah
nusantara sebagai gelombang pertama
sekitar tahun 1500 SM.
Mengenai sebab mereka kerap disebut
sebagai Melayu Tua hal ini disebakan oleh
kedatangan bangsa ini lebih dahulu jika
dibandingkan dengan Deutro Melayu.
Dari hasil perkembangan serta Keturunan
Protto Melayu saat ini kita kenal dengan
nama suku Dayak, lalu Mentawai, dan juga
Batak serta suku Toraja.
Kebudayaan yang dimiliki bangsa Protto
berada pada satu tingkat lebih tinggi
daripada manusi purba Homo Sapiens yang
ditemukan di Indonesia.
Pada Kebudayaan mereka tersebut
merupakan suatu kebudayaan zaman
Neolithikum atau dikenal juga dengan
zaman Batu Muda.
Ciri-Ciri Bangsa Proto Melayu
Mereka datang daerah dataran tinggi Yunan
di bagian Cina Selatan.
Diperkirakan mereka masuk diIndonesia
sekitar tahun 1500 hingga 500 SM.
Adapun Ciri dari fisik mereka : yakni
diantaranya pada kulit yang berwarna kuning
kecoklatan, dan rambut yang lurus serta
matanya sipit.
Pada Kebudayaan Neolitikum atau disebut
dengan zaman batu muda.
Tempat persinggahan mereka di wilayah
Indonesia bagian timur : seperti Papua, lalu
Nias, dan Dayak, serta Mentawai, dan kemudian
wilayah Toraja
Persebaran Bangsa Proto Melayu
Pada Bangsa Melayu Tua ini mulai
memasuki wilayah Indonesia diperkirakan
sekitar pada tahun 1.500 sampai 500 SM.
Jalur yang mereka tempuh yakni dengan
melalui 2 arah: yakni jalur bagian barat dan
timur.
Untuk jalur bagian barat mereka
mengambil jalan dengan melalui
Semenanjung Melayu hingga kemudian
mereka terus menuju ke Sumatera dan
selanjutnya mulailah penyebarannya di
seluruh Indonesia.
Namun Sementara untuk jalur timur yang
mereka tempuh yakni dengan melewati
Kepulauan Filipina hingga terus berlanjut
menuju ke Sulawesi dan selanjutnya mulai
tersebar ke seluruh Indonesia.
PETA PERSEBARAN BANGSA PROTO MELAYU di
INDONESIA
Kebudayaan
Pada Bangsa Protto Melayu atau dikenal
juga dengan Melayu Tua mempunyai sebuah
kebudayaan Neolitikum atau Batu Muda
yang mana benda dari hasil kebudayaan
mereka masih terbuat dari batu namun telah
diasah hingga menjadi lebih halus.
Yang dapat kita jumpai hingg sampai saat
ini hasil peninggalan dari kebudayaan ini
yakni seperti berikut:
1. Kapak Perimbas
Kapak perimbas adalah kapak genggam
yang berbentuk masif. Alat ini terbuat dari
batu dan tidak memiliki gagang seperti
kapak pada umumnya. Kapak ini hanya
memiliki satu sisi mata yang tajam.
Kapak ini ditemukan pada daerah
tertentu. Daerah tersebut adalah Sumatera
Selatan, Lampung, Bali, Flores, Pacitan, dan
lain sebagainya.
Fungsi Kapak Perimbas
a. Untuk Menumbuk Dan Memotong
b. Untuk Alat Berburu Hewan
2. Kapak Genggam
Dinamakan kapak genggam karena cara
menggunakannya adalah di genggam
dengan tangan dan tidak memiliki pegangan

Fungsi Kapak Genggam


a. Pembuat Alat Serpih
b. Senjata Lempar untuk Berburu
3. Kapak Lonjong
  Di Indonesia, benda bersejarah ini banyak
ditemukan di daerah Pulau Papua. Namun,
kapak tersebut juga ditemukan di daerah
lain seperti Pulau Flores, Pulau Maluku, Pulau
Sulawesi, Kepulauan Tanimbar, dan Sangihe
Talaud.

Fungsi Kapak Lonjong


a. Memotong Makanan
b. Pekakas
c. Mencangkul
 
4. Kapak Persegi
Kapak persegi adalah alat yang dibuat
dari batu berbentuk persegi. Nama dari
kapak persegi ini diberikan oleh Von Heine
Geldern, beliau menamakan alat-alat
tersebut berdasarkan penampang yang
diperhatikannya.

Fungsi Kapak Persegi


a. Alat Bercocok Tanam
b. Alat Pembangun Rumah
5. Arte fak Fakke
Flakes yaitu alat-alat kecil yang terbuat
dari batu Chalcedon, yang dapat digunakan
untuk mengupas makanan. Flakes termasuk
hasil kebudayaan Ngandong sama seperti
alat-alat dari tulang binatang. Kegunaan
alat-alat ini pada umumnya untuk berburu,
menangkap ikan, mengumpulkan ubi dan
buah-buahan.
6. Batu Pipisan
Pipisan adalah batu-batu Penggiling
beserta landasannya. Pipisan ini digunakan
tidak hanya untuk menggiling makanan,
tetapi juga untuk menghaluskan cat merah
seperti yang terlihat dari bekas-bekasnya.
Aktivitas ini di perkirakan berkaitan dengan
upacara ritual dan kepercayaan. Alat ini
ditemukan di kjokkenmoddinger di
sepanjang Sumatera Timur laut, di antara
Langsa (Aceh) dan Medan (Sumatera Utara).

Anda mungkin juga menyukai