Anda di halaman 1dari 26

 Individu mempunyai potensi untuk terlibat

dalam hubungan
 Individu tidak akan mampu memenuhi
kebutuhan hidupnya tanpa adanya hubungan
dengan lingkungan sosial.
 Peran serta yang tinggi dalam berhubungan
disertai respon lingkungan yang positif akan
meningkatkan rasa memiliki, kerja sama,
hubungan timbal balik yang sinkron
(Stuart dan Sundeen, 1995)
 BAYI
 Sangat
tergantung baik biologis dan
psikologis
 Komunikasi sederhana
 Respon lingkungan(ibu/pengasuh)
terhadap kebutuhan harus sesuai
rasa percaya diri bayi (Ericson)
 Kegagalan pemenuhan kebutuhan
bayi melalui ketergantungan pada
orang lain akan mengakibatkan rasa
tidak percaya diri sendiri dan orang
lain serta menarik diri (Haber, dkk,
1987).
 PRA SEKOLAH
- Memperluas hubungan dengan lingkungan
diluar keluarga
- Membutuhkan dukungan & bantuan dari
keluarga (pengakuan yang positif terhadap
perilaku anak yang adaptif). Merupakan dasar
rasa otonomi anak berguna mengembangkan
kemampuan hubungan interdependen.
- Kegagalan anak dalam berhubungan dengan
lingkungan disertai respon keluarga yang
negatif akan mengakibatkan anak menjadi
tidak mampu mengontrol diri, tidak mandiri,
ragu, menarik diri dari lingkungan, kurang
percaya diri, pesimis, takut perilakunya salah
(Haber, dkk, 1987)
 ANAK SEKOLAH
- Mengenal hubungan lebih luas (sekolah)
- Mulai mengenal bekerja sama, kompetisi,
kompromi.
- Konflik terjadi dengan orang tua (Pembatasan
dan dukungan yang tidak konsisten)
- Sumber pendukung diluar keluarga (guru,
teman)
- Kegagalan dalam fase ini mengakibatkan anak
frustasi terhadap kemampuannya, putus asa,
merasa tidak mampu dan menarik diri dari
lingkungan (Haber, dkk, 1987)
 REMAJA
- Mengembangkan hubungan intim dengan
teman sebaya dan sejenis
- Hubungan dengan teman sangat tergantung,
dengan orang tua mulai independen
- Kegagalan pada fase ini akan mengakibatkan
keraguan akan identitas, ketidakmampuan
mengidentifikasi karier dan rasa percaya diri
kurang
 DEWASA MUDA
- Mempertahankan hubungan interdependen
dengan orang tua dan teman sebaya
- Belajar mengambil keputusan dengan
memperhatikan saran dan pendapat orang lain
- Kegagalan dalam fase ini mengakibatkan
individu menghindari hubungan intim, menjauhi
orang lain, putus asa akan karier.
 DEWASA TENGAH
- Umumnya telah pisah tempat tinggal dengan
orang tua khusunya individu telah menikah
- Jika telah menikah peran menjadi orang
tua, mempunyai hubungan antar orang dewasa,
merupakan situasi tempat menguji kemampuan
hubungan independen.
- Kegagalan pada fase ini mengakibatkan
perhatian hanya tertuju pada diri sendiri,
produktivitas dan kreativitas berkurang,
perhatian pada orang lain berkurang
 DEWASA LANJUT
- Mengalami kehilangan, baik fungsi fisik,
kegiatan, pekerjaan, teman hidup, anggota
keluarga.
- Individu yang mempunyai perkembangan
yang baik dapat menerima kehilangan dan
mengakui bahwa dukungan orang lain dapat
membantu dalam menghadapi kehilangannya.
- Kegagalan individu untuk menerima
kehilangan yang terjadi pada kehidupannya
serta menolak bantuan yang disediakan untuk
membantu akan mengakibatkan perilaku
menarik diri.
 Definisi : Gangguan hubungan berhubungan
dengan menarik diri sendiri dan orang lain
yang ditandai dengan isolasi sosial (menarik
diri)
 Penyebab :
* Perkembangan
* Komunikasi
* Sosial budaya
* Hormonal
Respon Adaptif Respon Maladaptif

•Menyendiri •Merasa diri •Manipulasi


sendiri
•Otonomi •Impulsif
(loneliness)
•Bekerjasama •Narcissim
•Menarik diri
(Mutualisme)
•Tergantung
•Saling
(Dependen)
Tergantung
(Interdependen)
 MENYENDIRI
Merupakan respon yg dibuahkan seseorang untuk
merenungkan apa yg telah dilakukan dilingkungan
sosialnya
 OTONOMI
Merupakan kemampuan individu untuk menentukan
dan menyampaikan ide-ide, pikiran, perasaan dlm
hubungan sosial.
 BEKERJASAMA
Merupakan suatu kondisi saling tergantung antara
individu dgn orang lain dalam membina hubungan
interpesonal
 SALING KETERGANTUNGAN
 MERASA SENDIRI
Alam kehidupan sehari-hari respon maladaptif yg
sering ditemukan antara lain : Menarik diri, tergantung
(dependen), manipulasi, curiga
 MENARIK DIRI
Merupakan suatu keadaan dimana seseorang
menemukan kesulitan dlm membina hubungan
secara terbuka dgn orang lain
 TERGANTUNG
Terjadi bila seseorang gagal mengembangkan
rasa percaya diri atau kemampuannya untuk
berfungsi secara sukses
 MANIPULASI
Merupakan gangguan hubungan sosial yg
terdapat pd individu yg menggangap orang lain
sebagai objek individu tersebut tdk dpt membina
hubungan sosial secara mendalam
 IMPLUSIF
Individu implusif tdk mampu merencanakan
sesuatu, tdk mampu belajar dari pengalaman,
tdk dpt diandalkan
 NARCISISME
Pada individu nacisisme trdpt harga diri yg
rapuh, secara terus menerus berusaha
mendapatkan penghargaan dan pujian, sikap
egosentris, pencemburu, marah jika orang lain
tidak mendukung
 Sedih
 Afek tumpul
 Menghindar dari orang lain (menyendiri)
 Komunikasi kurang/tidak ada
 Tidak ada kontak mata, sering menunduk
 Tidak melakukan kegiatan sehari-hari
 Posisi janin pada saat tidur
 Data obyektif (observasi yang ditemukan
pada klien:
 Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul
 Menghindar dari orang lain (menyendiri)
 Komunikasi kurang/tidak ada.
 Tidak ada kontak mata. Lebih sering menunduk.
 Berdiam diri dikamar/tempat terpisah. Kurang
mobilitas
 Menolak berhubungan dengan orang lain.
 Tidak melakukan kegiatan sehari-hari
 Posisi janin pada saat tidur
 Data
subyektif sukar didapat jika klien
menolak berkomunikasi.
RISIKO GANGGUAN PERSEPSI SENSORI :
HALUSINASI
(EFEK)

ISOLASI SOSIAL
(CORE PROBLEM)

HARGA DIRI RENDAH KRONIS


(ETIOLOGI)
 Isolasi sosial
 Harga diri rendah kronis
 Resiko gangguan persepsi sensori :
halusinasi
 Diagnosa keperawatan
 Tujuan umum
 Tujuan
 Kriteria hasil
 Rencana keperawatan
 Rasional
 Pelaksanaan tindakan kep disesuaikan dengan
intervensi keperawatan yang telah disusun
 Subyektif
Saya malu berteman dengan orang lain dan menyendiri
lebih menyenangkan, lebih banyak teman dan masalah bisa
teratasi, tidak ada yang perhatiin saya dan saya kesepian,
ya mau pak, ya saya akan masukkan cara ini dalam jadwal
kegiatan harian saya pak.

 Obyektif
- Kontak mata kurang
- Klien sering menunduk
- Pembicaraan Lambat
- Afek tumpul
- Klien mampu mempraktekkan cara berkenalan dengan
perawat
 Analisis
SP 1 P Tercapai dengan KH :
 Klien dapat Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien
 Klien dapat berdiskusi tentang keuntungan berinteraksi dengan
orang lain
 Klien dapat berdiskusi tentang kerugian tidak berinteraksi
dengan orang lain
 Klien dapat mempraktekkan cara berkenalan dengan satu
orang
 Klien dapat memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang
dengan orang lain dalam kegiatan harian
o Perencanaan
Lanjutkan SP2P yaitu memberikan kesempatan kepada pasien
untuk memperaktekkan cara berkenalan dengan 1 orang, pada
hari selasa, tgl 22-02-09, pukul 11.00, tempat diruang tamu.
Motivasi klien untuk membina hubungan saling percaya dan untuk
mempraktekkan cara berkenalan dengan 1 orang baik sama
pasien lain atau perawat.
TERIMA KASIH
Bergaulah dengan siapa
saja karena dengan
pergaulan bisa menambah
pengalaman yg positif

Anda mungkin juga menyukai