Anda di halaman 1dari 37

KEDOKTERAN KELUARGA

SERVISITIS GONORRHEA

Sulistyaning Tyas
1810029042
Pembimbing
dr. M. Khairul Nuryanto,. M.Kes
dr. Tiara Ramadhani

LABORATORIUM ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN
PUSKESMAS SEMPAJA
SAMARINDA 2019
BAB I
PENDAHULUAN
Gonorrhea
• Menempati urutan kedu dari penyakit IMS
• Di Amerika Serikat terdapat 820.000
kasusbaru tiap tahun
• Disebabkan oleh Nesseria gonorhoeae.
• Penularannya melalui hubungan kelamin
secara genito-genital, oro-genital, dan ano-
genital,disamping itu juga dapat melaluin
manual melalui alat-alat pakaian,
handuk,termometer, dan sebagainya
• Gambaran klnis dan perjalanan penyakit
pada wanita berbeda dengan pria.
• Servisitis adalah suatu proses peradangan
yang melibatkan epitel serviks.
• Pada pemeriksaan serviks tampak merah
Servisitis dengan erosi dan sekret mukopurulen
Gonorrhea • Gram-negatif intraseluler dapat dianggap
diagnostik untuk infeksi N. gonorrhoeae
• Terapi kombinasi menggunakan dua
antimikroba dengan mekanisme aksi yang
berbeda (misalnya, sefalosporin plus
azitromisin)
• Walaupun sudah pernah terkena IMS,
seseorang dapat terkena kembali, karena
tidak akan terbentuk imunitas untuk IMS.
Sarankan juga pasangan seksual pasien
untuk diperiksa untuk mencegah infeksi
lebih jauh.
BAB 2
LAPORAN KASUS
• Identitas Pasien
• Nama : Ny. EP
• Umur : 20 tahun
• Jenis kelamin : Wanita
• Alamat : Jl. Pramuka 15
• Status : Belum Menikah
• Pekerjaan : Mahasiswa
• Pendidikan : SMA
• Suku : Toraja
• Agama : Kristen
Identitas Keluarga yang Tinggal Serumah dengan Pasien

Status
No Nama Status Umur Suku Pendidikan Pekerjaan Serumah
Kesehatan

1. Tn.T Ayah 67 th Toraja SD Tidak bekerja Iya Hipertensi


Ibu rumah Riwayat batu
2. Ny.E Ibu 58 th Toraja SD Iya
tangga ginjal
Karyawan
3. Tn I Anak 38 th Toraja SMA Iya Sehat
perusahaan
4 Tn A Anak 30 th Toraja S1 Karyawan TU Iya Sehat
Karyawan
5 Tn C Anak 27 th Toraja D3 Iya Sehat
apotik
Karyawan
6 Nn M Anak 25 th Toraja S1 Iya Sehat
apotik
• Keluhan Utama : Nyeri perut bawah
• Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien datang dengan keluhan nyeri perut bawah sejak lima hari yang lalu.
Keluhan dirasakan terus menerus, mereda saat pasien minum obat antinyeri
(buscopan). Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, bertambah nyeri saat
pasien bergerak dan aktivitas. Saat mengejan buang air besar pasien juga
merasakan nyeri. Pasien juga mengeluhkan demam satu hari saat nyeri
perutnya muncul namun sekarang sudah tidak demam lagi. Keluhan lain
terdapat keputihan yang dialami sejak 2 minggu lalu. Keputihan berwarna
kekuingan dan berbau serta berbusa. Tidak ada bercak kemerahan, nyeri dan
gatal sekitar kemaluan. Haid pertama hari terakhir pasien tanggal 19
november 2019. Terdapat riwayat berhubungan badan dengan lawan jenis
tanpa pengaman 2 minggu lalu dan dengan pasangan yang berbeda 1 bulan
yang lalu.
Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada keluhan yang sama
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluraga yang memiliki keluhan yang sama dengan pasien. Ayah
pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi. Ibu pasien meiliki riwayat
penyakit batu ginjal yang telah dioperasi sekitar 4 tahun yang lalu.
Riwayat Kebiasaan dan Psikososial
Pasien seorang mahasiswi jurusan pendidikan komputer yang memiliki
aktivitas belajar dikampus dan tinggal di kos dekat kampus. Pasien memiliki
hobi bermain aplikasi Hago di handphone. Di aplikasi tersebut pasien
mendapatkan kenalan lawan jenis dan berhubungan badan dengan kenalan
tersebut.
• GENOGRAM
Pemeriksaan Fisik

Kesadaran :
Kepala : Normocephale,
Komposmentis (GCS E4V5M6)
Mata : Konjungtiva anemis (-/-),
Status gizi
sklera ikterik (+/+)
Berat badan : 56 kg
Hidung : deviasi septum (-)
Tinggi badan : 150 cm
Mulut :Mukosa mulut basah, faring
Tanda –tanda vital
hiperemi (-), stomatitis (-), pembesaran
Tekanan darah : 120/70
tonsil (-), perdarahan gusi (-)
mmHg
Leher : Tidak ada pembesaran
Frekuensi nadi : 85x/menit
kelenjar getah bening, Tidak ada
Frekuensi napas : 18 x/menit
pembesaran kelenjar tiroid
Suhu : 36,5 ºC
Thorax
• Pulmo
• Inspeksi : Bentuk dada simetris, retraksi ICS (-),
• Palpasi : Gerakan dada simetris, fremitus suara Abdomen
simetris
Inspeksi : bentuk dan kontur normal
• Perkusi : Sonor pada seluruh lapangan paru
Auskultasi : bising usus (+) kesan normal
• Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Palpasi : nyeri tekan (+) regio kanan dan
• Cor kiri bawah hepatosplenomegali tidak teraba.
• Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak Perkusi : timpani di empat regio
• Palpasi : Iktus cordis teraba di ICS V midclavicular Ekstremitas
line Superior : oedem (-/-) akral hangat,
• sinistra
palmar ikterik (+)
• Perkusi : Batas jantung kanan : ICS III parasternal
line
Inferior : oedem (-/-) akral hangat
• dextra; batas jantung kiri : ICS V
midclavicular
• line sinistra
• Auskultasi : S1S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-)
Genitalia
Inspeksi luar :
tidak ada eritema dan massa pada
inguinal, labia mayor dan minor
dan kelenjar bartolini, terdapat
fluor albus berwarna kekuningan,
mukopurulen , dan berbau pada
introitus vagina
Inspeksi dengan spekulum :
terdapat fluor albus mukopurulen,
terdapat eritema pada servik s dan
erosi
Pemeriksaan Penunjang Penatalaksanaan
Laboratorium  Medikamentosa
Pemeriksaan gram hapusan pada pada Dosis tunggal
Cefixime 400 mg (2 tablet ssediaan 200 mg)
servik ditemukan sel PMN, diplokokus Azithromicin 1 gr ( 2tablet sediaan 500 mg)
intrasel, dan clue cell. Pasien juga dengan  Non Medikamentosa:
sukarela melakukan test HIV dengan  Edukasi tentang penyakit yang diderita
konseling pretest dan konseling post test pasien, penyebab, dan cara penularan,
komplikasi jika tidak diobati secara
setelah hari kedua kunjungan ke poli tuntas, terapi dan aturan
umum puskesmas dengan hasil non pongobatanserta prognosa.
reaktif.  Edukasi untuk tidak melakukan
hubungan seksual sampai terbukti
sembuh secara klinis dan laboratorium
Diagnosa  Edukasi untuk kontrol ulang hari ke
Servisitis gonore tujuh setelah pengobatan dan
Prognosis melakukan pemeriksaan ulang
laboratorium pemeriksaan gram dan
- Dubia ad Bonam
anjuran pemeriksaan Hepatitis B
 Edukasi bila memungkinkan periksa dan
obati pasangan seksual yang kontak
dengan pasien
BAB 3
ANALISIS KEDOKTERAN KELUARGA
Status Kesehatan
No Nama Status Umur Suku Pendidikan Pekerjaan Serumah

1. Tn.T Ayah 67 th Toraja SD Tidak bekerja Iya Hipertensi


Ibu rumah Riwayat batu
2. Ny.E Ibu 58 th Toraja SD Iya
tangga ginjal
Karyawan
3. Tn I Anak 38 th Toraja SMA Iya Sehat
perusahaan
4 Tn A Anak 30 th Toraja S1 Karyawan TU Iya Sehat

5 Tn C Anak 27 th Toraja D3 Karyawan apotik Iya Sehat

6 Nn. M Anak 25 th Toraja S1 Karyawan apotik Iya Sehat

7 Nn. E Anak 20 th Toraja SMA Mahasiswa Iya Pasien


No Ekonomi Keluarga Keterangan
1 Luas tanah 10x30 meter2
2 Luas Bangunan 10 x 20 meter2
3 Pembagian ruangan Rumah berlantai satu, memiliki
empat ruang kamar tidur, satu kamar
mandi dan toilet, satu dapur, satu
ruang tamu, dan satu ruang keluarga
4 Besarnya daya listrik 1200 W
5 Tingkat pendapatan keluarga :
a. Pengeluaran rata-rata/bulan
- Bahan makanan: beras, lauk/ikan, sayur, air Rp. 3.000.000,00
minum Rp. 500.000,00
- Diluar bahan makanan (listrik, air, dan lain-lain)
b. Penghasilan keluarga/bulan Rp. 5.000.000,00
No Perilaku Kesehatan

1 Pelayanan promotif/preventif Ada,


2 Pemeliharaan kesehatan anggota keluarga lain Puskesmas dan Rumah sakit

3 Pelayanan pengobatan Puskesmas dan Rumah sakit

4 Jaminan pemeliharaan kesehatan BPJS


No Pola Makan Keluarga
1 Pasien dan anggota keluarga Makan 3 kali sehari (pagi,
siang, sore, dan malam). Nasi,
tahu, tempe, telur, ikan, daging
ayam, sayur. Makanan
diolah/dimasak sendiri.
No Aktivitas Keluarga
1 Aktivitas Pasien bangun jam 06.30 wita. Setiap hari senin hingga jumat, pagi sampai
sore pasien memilki aktivitas kuliah. Pasien memilki kesibukan di luar
fisik akademik dengan mengikuti organisasi HIMA jurusannya. Pasien memilki
a.Pasien hobi bermain aplikasi Hago di handphone. Pasien jarang berolahraga.

b. Keluarga pasien saat tidak tinggal bersama, karena pasien sedang merantau
Keluarga kuliah di Samarinda. Untuk aktivitas oarang tua pasien tidak bekerja. Yang
menjadi tulang punggung keluarga adalah kakak pasien yang sudah bekerja.
Kakak pasien memilki aktivitas sesuai dengan pekerjaan masing-masing

2 Aktivitas Seluruh anggota keluarga rutin rutin pergi beribadah ke gereja didekat
mental rumah
No Lingkungan
1 Sosial Pergaulan sesama teman baik. Hubungan dengan keluarga baik. Pasien juga
mengikuti kegiatan organisasi HIMA jurusan di kampusnya.

Tempat tinggal pasien saat ini


2 Fisik/Biologik
Berada di kosan putri dengan dining beton dan lantai ubin
Rumah asal pasien berdinding kayu berlantai ubin

Luas tanah 10 x 30 meter2

Luas bangunan 10 x 20 meter2

Jenis dinding Dinding Kayu


Jenis lantai terluas Lantai semen
Sumber penerangan utama Lampu listrik

Sarana MCK Kamar mandi berada di dekat dapur, kamar mandi


beratap. Tempat mencuci piring dan mencuci pakaian
di depan kamar mandi.
Septic tank ada.

Sarana Pembuangan Air Limbah Terdapat parit pembuangan di dekat rumah.

Sumber air minum Air dimasak dari PDAM


Pembuangan sampah
Sampah dikumpulkan menjadi satu di plastik, kemudian
dibuang di tempat pembuangan sampah yang tidak jauh dari
rumah setiap 2 hari sekali. Ada juga sampah yang dibakar.
Kriteria Pernyataan Hampir Kadang Hampir tidak
Selalu (2) Kadang (1) pernah (0)
Adaptasi Saya puas dengan keluarga saya karena masing-masing √
anggota keluarga sudah menjalankan sesuai dengan
seharusnya

Kemitraan Saya puas dengan keluarga saya karena dapat membantu √


memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi

Pertumbuhan Saya puas dengan kebebasan yang diberikan keluarga saya √


untuk mengembangkan kemampuan yang saya miliki

Kasih sayang Saya puas dengan kehangatan dan kasih sayang yang √
diberikan keluarga saya

Kebersamaan Saya puas dengan waktu yang disediakan keluarga untuk √


menjalin kebersamaan

Jumlah 10 (Fungsi keluarga sehat)


No Indikator Pertanyaan Keterangan Jawaban
Ya Tidak
A. Perilaku Sehat
1 Tidak merokok Ada, ayah dan kakak pasien √
Ada yang memiliki kebiasaan merokok

2 Persalinan
Ibu hamil dan keluarga memiliki akses pertolongan Iya oleh bidan dan dokter PKM dan rumah √
persalinan oleh tenaga kesehatan sakit

3 Imunisasi
Apakah ibu hamil memiliki akses ke pelayanan Iya di Posyandu dan Puskesmas setempat √
kesehatan terdekat untuk imunisasi bayinya
setelah lahir?

4 Balita di timbang
Apakah balita ibu sering ditimbang? Dimana? Iya di Posyandu Balita √
Sarapan pagi
Apakah seluruh anggota keluarga memiliki kebiasaan Rutin sarapan pagi √
sarapan pagi?

Dana sehat / Askes


Apakah anda ikut menjadi peserta jaminan kesehatan Ya, BPJS √

Cuci tangan
Apakah anggota keluarga mempunyai kebiasaan mencuci
tangan menggunakan sabun sebelum dan sesudah buang Seluruh keluarga selalu mencuci tangan dengan air √
air besar ? dan sabun hingga bersih

Sikat gigi
Apakah anggota keluarga memiliki kebiasaan gosok gigi Seluruh anggota keluarga melakukan kebiasaan √
menggunakan odol menggosok gigi pagi dan malam sebelum tidur
dengan odol.

Aktivitas fisik/olahraga Seluruh anggota keluarga beraktifitas fisik sesuai


Apakah anggota keluarga melakukan aktivitas fisik atau dengan pekerjaannya, namun jarang berolahraga.
olah raga teratur √
B. Lingkungan Sehat
1 Jamban
Apakah dirumah tersedia jamban dan seluruh √
keluarga menggunakannya
2 Air bersih dan bebas jentik
Apakah dirumah tersedia air bersih dengan
tempat/tendon air tidak ada jentik ? √

3 Bebas sampah
Apakah dirumah tersedia tempat sampah? Dan di
lingkungan sekitar rumah tidak ada sampah √
berserakan?
4 SPAL
5 Ventilasi
Apakah ada pertukaran udara didalam rumah

6 Kepadatan
Apakah ada kesesuaian rumah dengan jumlah anggota
keluarga?

7 Lantai Lantai dari semen dengan ubin


Apakah lantai bukan dari tanah? √
C. Indikator tambahan
ASI Eksklusif √
Apakah ada bayi usia 0-6 bulan hanya
mendapat ASI saja sejak lahir sampai 6
bulan

Konsumsi buah dan sayur


Apakah dalam 1 minggu terakhir Keluarga mengkonsumsi buah dan √
anggota keluarga mengkonsumsi buah sayur dalam 1 minggu terakhir
dan sayur?

Jumlah 14 5
Analisa Aspek Diagnosis Holistik

1 Alasan kedatangan pasien Pasien datang untuk mencari pengobatan nyeri perut bawah
yang dirasakan sejak 5 hari yang lalu. Pasien juga memilki
keluhan keputihan sejak 2 minggu yang lalu. Pasien merasa
terganggu aktivitasnya dan ingin segera sembuh.

2 Diagnosis klinis, biologis, Sevisitis gonore


psikomental, intelektual, nutrisi
derajat keparahan
3 Perilaku individu dan gaya Pasien memiliki perilaku seks bebas dengan berganti-ganti
hidup yang menunjang pasangan tanpa menggunakan pengaman (Kondom) saat
terjadinya penyakit dan
berhubungan seksual.
beratnya penyakit (faktor risiko
internal)
4 Pemicu psikososial & lingkungan 4.1 Pemicu primer :
dalam kehidupan (faktor risiko
• Pasien sering bergonta ganti pasangan
• Pasien melakukan sex bebas tanpa mengguakan kondom
eksternal)

4.2 Pemicu sekunder :


- Pemicu social : Pasien memiliki pengetahuan yang kurang
terhadap penyakit infeksi menular seksual (gonore) sehingga
pasien tidak mengetahui faktor-faktor resiko terhadap penyakit
tersebut
- Masalah Perilaku keluarga yang tidak sehat : -
- Masalah ekonomi yang mempengaruhi penyakit : -
- Akses ke pelayanan kesehatan : ada
- Pemicu lingkungan fisik :
rumah : -
tempat kerja : -
Masalah dengan bangunan tempat tinggal : -
Masalah lingkungan pemukiman yang berdampak ke penyakit
(komunitas) : -
Diagnosa Keluarga
Pasien bernama Nn. EP merupakan pasien rawat jalan di puskesmas sempaja yang
didiagnosis oleh dokter umum puskesmas sempaja Servisitis gonore. Pasien tinggal di
kos yang cukup sehat. Saat ini pasien mengeluhkan nyeri perut bawah dan keputihan
yang tidak seperti biasa. Keluhan ini semakin hari semakin berat sehingga pasien
datang ke puskesmas untuk mendapatkan pengobatan.. Pasien memilki pengetahuan
yang kurang terhadap penyakitnya dan faktor-faktor resiko terhadap timbulnya
penyakit tersebut. Pemicu masalah pada pasien ini selain kurangnya pengetahuan juga
karena faktor sosial yaitu perilaku seks bebas dan memili lebih dari satu pasangan
tanpa pengaman saat melalukan hubungan seksual.
MANDALA OF HEALTH
Skoring Kemmapuan Penyelesaian Masalah dalamKeluarga

No. Masalah yang Dihadapi Rencana Sasaran Skor Upaya Penyelesaian Resume Hasil Akhir Perbaikan Skor
Pembinaan Pembinaan Awal Akhir
1. Faktor Perilaku Edukasi Pasien 3 Edukasi mengenai penyakit IMS yang Pasien paham mengenai 5
Kesehatan diderita pada pasien sekarang mengenai penyakit yang diderita pasien
-Kurangnya pentingnya mengtrol keluhan dan saat ini mengenai penyakit IMS,
pengetahuan pasien pengobatan yang telah diberikan serta dan paham mengenai bagaimana
tentang penyakit yang mengedukasi penyebab, cara penularan, penyebab, penularan,
diderita pasien dan cara pencegahan penyakit yang pencegahan, serta pentingnya
termasuk penyakit diderita pasien berobat jika terkena hal tersebut.
IMS, penyebab, cara
Memberikan edukasi tentang penyakit
penularan, cara
HIV dan Hepatitis B seta menganjurkan
pencegahan dan
pasien kontrol ulang pemeriksaan HIV
pengobatannya serta
selama 1 tahun yaitu per 3 bulan sekali
pentingnya mengontrol
dan pemeriksaan Hepatitis B sebagai
penyakit yang diderita
skrining karena terdapat faktor resiko
pasien saat ini.
No. Masalah yang Dihadapi Rencana Sasaran Skor Upaya Penyelesaian Resume Hasil Akhir Perbaikan Skor
Pembinaan Pembinaan Awal Akhir
2 Faktor Gaya Hidup Edukasi Pasien dan 3 Edukasi pasien mengenai kesehatan Pasien berkomitmen 5
-Pasien suka bergonta
ganti pasangan keluarganya reproduksi akan pentingnya tidak untuk setia hanya pada
-Sex bebas tanpa bergonta ganti pasangan satu pasangan dan
menggunakan kondom
merubah perilaku seskual
•Bekerja sama dengan konseling
yang sehat
puskesmas dalam hal konseling
mengenai tidak baiknya dampak dari
bergonta ganti pasangan serta
penggunaan kondom pada pasangannya
saat berhubungan dan meningkatkan
ketakwaan pada pasien sesuai agama
yang dianut
3 Lingkungan Edukasi Pasien 3  Menerapkan untuk pola hidup bersih dan  Pasien termotivasi 5
sehat untuk menerapkan
hidup bersih dan
sehat
BAB 4
PEMBAHASAN
• Pada laporan kasus ini membahas salah satu pasien rawat jalan di Puskesmas
Sempaja, Kota Samarinda Kalimantan Timur. Pasien atas nama Nn.E berusia
20 tahun dan telah didiagnosis Servisitis Gonorhea oleh dokter pada 30
November 2019. Anamnesis keluhan awal yang dirasakan nyeri perut bawah
yang terusmenerus sejak 5 hari sebelum pasien ke poli puskesmas. Keluhan
lain yang menyertai adalah keputihan berwarna kekuningan, berjumlah
banyak lebih dari biasanya dan berbau. Terdapat demam saat nyeri perut
muncul. Pasien berasal dari keluarga yang cukup mampu, pasien merupakan
mahasiswi semester 3 jurusan penddikan komputer.
• Diagnosis Servisitis gonore ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang.
• Pemeriksaan Penunjang dan memegang peranan penting dan sering
dilakaukan adalah pemeriksaan sedian langsung dengan membuat hapusan
dari sekret urethra atau serviks dan biakan kuman. Dari pemeriksaan
sediaan langsung yang dicat dengan gram akan tampak kuman diplokokus
gram negatif, berbentuk ginjal pada intrasel atau ekstraseluler (Afriana,
2012).
• Pasien telah menjalani pengobatan servisitis gonore berupa Azytromisin
dengan dosis 1000mg (single dose), Cefixim dosis 400mg (single dose).
Pengobatan yang telah diberikan sesuai dengan pedoman dari CDC tahun
2015. Rekomendasi terapi pada infeksi gonococal tanpa komplikasi pada
serviks, urethra, dan rektum adalah ceftriaxone 250 mg IM ditambah
azitromisin 1 g per oral dengan alternatif jika tidak ada ceftriaxone adalah
Azytromisin dengan dosis 1000mg (single dose), Cefixim dosis 400mg (single
dose) (CDC, 2015).
• Selama pengobatan pasien mengaku telah mendapatkan edukasi tentang penyakitnya
di Puskesmas, pasien juga berusaha untuk mengaplikasikan saran-saran yang sudah
diberikan seperti untuk tidak berhubungan badan sementara waktu, tidak bergonta
ganti pasangan, serta meningkatkan ketakwaan sesuai agama yang dianut. Pasien
juga diminta untuk menanyakan pasangannya apakah memilki gejala penyakit infeksi
pada kelaminnya. Jika terdapat keluhan maka dianjurkan untuk melakukan
pengobatan hingga sembuh.Pasien dianjurkan kontrol ulang keluhan danpemeriksaan
swab serviks ulang hari ke 7 setelah pengobatan untuk memastikan pasien telah
sembuh dari infeksi.
• Pasangan seks baru-baru ini (yaitu, orang yang melakukan kontak seksual dengan
pasien yang terinfeksi dalam 60 hari sebelum timbulnya gejala atau diagnosis gonore)
harus dirujuk untuk evaluasi, pengujian, dan pengobatan ganda dugaan. Jika potensi
hubungan seksual terakhir pasien adalah> 60 hari sebelum timbulnya gejala atau
diagnosis, pasangan seks yang paling baru harus diobati. Untuk menghindari infeksi
ulang, pasangan seks harus diinstruksikan untuk tidak melakukan hubungan seksual
tanpa kondom selama 7 hari setelah mereka dan pasangan seksualnya menyelesaikan
perawatan dan setelah menyelesaikan gejala, jika ada (CDC, 2015).
MANDALA F HEALTH

Usia
• Kelompok paling rentan IMS adalah kelompok usia muda sampai dengan
dewasa muda 20-40 tahun yang juga merupakan kelompok usia produktif.
Usia muda dan dewasa muda rentan untuk tertular IMS dikarenakan mereka
pada umumnya memiliki jumlah pasangan seksual yang lebih banyak dan
memiliki jumlah frekuensi bergonta-ganti pasangan lebih tinggi dibandingkan
pada usia lebih tua (Widyastuti, 2010). Pada kasus ini, usia pasien 20 tahun
termasuk dalam usia dewasa muda dan pasien termasuk usia rentan terjadinya
IMS dikarenakan mempunyai pasangan seksual lebih dari satu dan frekuensi
bergonta-ganti pasangan .
Gaya hidup dan perilaku kesehatan
• Faktor resiko terjadinya IMS yang paling sering adalah berhubungan seks
yang tidak aman (tanpa menggunakan kondom), gonta ganti pasangan seks,
prostitusi, melakukan hubungan seks anal (dubur) dan berdasarkan penjelasan
tersebut dapat disimpulkan bahwa bergonta ganti pasangan merupakan salah
satu faktor resiko seseorang mengalami IMS (Haryati dkk, 2010). Sejumlah
faktor resiko yang didasarkan studi demografis dan perilaku sering kali
dikaitkan dengan infeksi serviks misalnya ; usia kurang dari 21 tahunatau 25
tahun di beberapa tempat, berstatus belum menikah, mempunyai lebih dari
satu pasangan seksual dalam 3 bulan terakhir, pasangan seksual mengalami
IMS dan belum berpengalaman menggunakan kondom (Kemenkes RI, 2016).

Anda mungkin juga menyukai