SERVISITIS GONORRHEA
Sulistyaning Tyas
1810029042
Pembimbing
dr. M. Khairul Nuryanto,. M.Kes
dr. Tiara Ramadhani
Status
No Nama Status Umur Suku Pendidikan Pekerjaan Serumah
Kesehatan
Kesadaran :
Kepala : Normocephale,
Komposmentis (GCS E4V5M6)
Mata : Konjungtiva anemis (-/-),
Status gizi
sklera ikterik (+/+)
Berat badan : 56 kg
Hidung : deviasi septum (-)
Tinggi badan : 150 cm
Mulut :Mukosa mulut basah, faring
Tanda –tanda vital
hiperemi (-), stomatitis (-), pembesaran
Tekanan darah : 120/70
tonsil (-), perdarahan gusi (-)
mmHg
Leher : Tidak ada pembesaran
Frekuensi nadi : 85x/menit
kelenjar getah bening, Tidak ada
Frekuensi napas : 18 x/menit
pembesaran kelenjar tiroid
Suhu : 36,5 ºC
Thorax
• Pulmo
• Inspeksi : Bentuk dada simetris, retraksi ICS (-),
• Palpasi : Gerakan dada simetris, fremitus suara Abdomen
simetris
Inspeksi : bentuk dan kontur normal
• Perkusi : Sonor pada seluruh lapangan paru
Auskultasi : bising usus (+) kesan normal
• Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
•
Palpasi : nyeri tekan (+) regio kanan dan
• Cor kiri bawah hepatosplenomegali tidak teraba.
• Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak Perkusi : timpani di empat regio
• Palpasi : Iktus cordis teraba di ICS V midclavicular Ekstremitas
line Superior : oedem (-/-) akral hangat,
• sinistra
palmar ikterik (+)
• Perkusi : Batas jantung kanan : ICS III parasternal
line
Inferior : oedem (-/-) akral hangat
• dextra; batas jantung kiri : ICS V
midclavicular
• line sinistra
• Auskultasi : S1S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-)
Genitalia
Inspeksi luar :
tidak ada eritema dan massa pada
inguinal, labia mayor dan minor
dan kelenjar bartolini, terdapat
fluor albus berwarna kekuningan,
mukopurulen , dan berbau pada
introitus vagina
Inspeksi dengan spekulum :
terdapat fluor albus mukopurulen,
terdapat eritema pada servik s dan
erosi
Pemeriksaan Penunjang Penatalaksanaan
Laboratorium Medikamentosa
Pemeriksaan gram hapusan pada pada Dosis tunggal
Cefixime 400 mg (2 tablet ssediaan 200 mg)
servik ditemukan sel PMN, diplokokus Azithromicin 1 gr ( 2tablet sediaan 500 mg)
intrasel, dan clue cell. Pasien juga dengan Non Medikamentosa:
sukarela melakukan test HIV dengan Edukasi tentang penyakit yang diderita
konseling pretest dan konseling post test pasien, penyebab, dan cara penularan,
komplikasi jika tidak diobati secara
setelah hari kedua kunjungan ke poli tuntas, terapi dan aturan
umum puskesmas dengan hasil non pongobatanserta prognosa.
reaktif. Edukasi untuk tidak melakukan
hubungan seksual sampai terbukti
sembuh secara klinis dan laboratorium
Diagnosa Edukasi untuk kontrol ulang hari ke
Servisitis gonore tujuh setelah pengobatan dan
Prognosis melakukan pemeriksaan ulang
laboratorium pemeriksaan gram dan
- Dubia ad Bonam
anjuran pemeriksaan Hepatitis B
Edukasi bila memungkinkan periksa dan
obati pasangan seksual yang kontak
dengan pasien
BAB 3
ANALISIS KEDOKTERAN KELUARGA
Status Kesehatan
No Nama Status Umur Suku Pendidikan Pekerjaan Serumah
b. Keluarga pasien saat tidak tinggal bersama, karena pasien sedang merantau
Keluarga kuliah di Samarinda. Untuk aktivitas oarang tua pasien tidak bekerja. Yang
menjadi tulang punggung keluarga adalah kakak pasien yang sudah bekerja.
Kakak pasien memilki aktivitas sesuai dengan pekerjaan masing-masing
2 Aktivitas Seluruh anggota keluarga rutin rutin pergi beribadah ke gereja didekat
mental rumah
No Lingkungan
1 Sosial Pergaulan sesama teman baik. Hubungan dengan keluarga baik. Pasien juga
mengikuti kegiatan organisasi HIMA jurusan di kampusnya.
Kasih sayang Saya puas dengan kehangatan dan kasih sayang yang √
diberikan keluarga saya
2 Persalinan
Ibu hamil dan keluarga memiliki akses pertolongan Iya oleh bidan dan dokter PKM dan rumah √
persalinan oleh tenaga kesehatan sakit
3 Imunisasi
Apakah ibu hamil memiliki akses ke pelayanan Iya di Posyandu dan Puskesmas setempat √
kesehatan terdekat untuk imunisasi bayinya
setelah lahir?
4 Balita di timbang
Apakah balita ibu sering ditimbang? Dimana? Iya di Posyandu Balita √
Sarapan pagi
Apakah seluruh anggota keluarga memiliki kebiasaan Rutin sarapan pagi √
sarapan pagi?
Cuci tangan
Apakah anggota keluarga mempunyai kebiasaan mencuci
tangan menggunakan sabun sebelum dan sesudah buang Seluruh keluarga selalu mencuci tangan dengan air √
air besar ? dan sabun hingga bersih
Sikat gigi
Apakah anggota keluarga memiliki kebiasaan gosok gigi Seluruh anggota keluarga melakukan kebiasaan √
menggunakan odol menggosok gigi pagi dan malam sebelum tidur
dengan odol.
3 Bebas sampah
Apakah dirumah tersedia tempat sampah? Dan di
lingkungan sekitar rumah tidak ada sampah √
berserakan?
4 SPAL
5 Ventilasi
Apakah ada pertukaran udara didalam rumah
√
6 Kepadatan
Apakah ada kesesuaian rumah dengan jumlah anggota
keluarga?
√
Jumlah 14 5
Analisa Aspek Diagnosis Holistik
1 Alasan kedatangan pasien Pasien datang untuk mencari pengobatan nyeri perut bawah
yang dirasakan sejak 5 hari yang lalu. Pasien juga memilki
keluhan keputihan sejak 2 minggu yang lalu. Pasien merasa
terganggu aktivitasnya dan ingin segera sembuh.
No. Masalah yang Dihadapi Rencana Sasaran Skor Upaya Penyelesaian Resume Hasil Akhir Perbaikan Skor
Pembinaan Pembinaan Awal Akhir
1. Faktor Perilaku Edukasi Pasien 3 Edukasi mengenai penyakit IMS yang Pasien paham mengenai 5
Kesehatan diderita pada pasien sekarang mengenai penyakit yang diderita pasien
-Kurangnya pentingnya mengtrol keluhan dan saat ini mengenai penyakit IMS,
pengetahuan pasien pengobatan yang telah diberikan serta dan paham mengenai bagaimana
tentang penyakit yang mengedukasi penyebab, cara penularan, penyebab, penularan,
diderita pasien dan cara pencegahan penyakit yang pencegahan, serta pentingnya
termasuk penyakit diderita pasien berobat jika terkena hal tersebut.
IMS, penyebab, cara
Memberikan edukasi tentang penyakit
penularan, cara
HIV dan Hepatitis B seta menganjurkan
pencegahan dan
pasien kontrol ulang pemeriksaan HIV
pengobatannya serta
selama 1 tahun yaitu per 3 bulan sekali
pentingnya mengontrol
dan pemeriksaan Hepatitis B sebagai
penyakit yang diderita
skrining karena terdapat faktor resiko
pasien saat ini.
No. Masalah yang Dihadapi Rencana Sasaran Skor Upaya Penyelesaian Resume Hasil Akhir Perbaikan Skor
Pembinaan Pembinaan Awal Akhir
2 Faktor Gaya Hidup Edukasi Pasien dan 3 Edukasi pasien mengenai kesehatan Pasien berkomitmen 5
-Pasien suka bergonta
ganti pasangan keluarganya reproduksi akan pentingnya tidak untuk setia hanya pada
-Sex bebas tanpa bergonta ganti pasangan satu pasangan dan
menggunakan kondom
merubah perilaku seskual
•Bekerja sama dengan konseling
yang sehat
puskesmas dalam hal konseling
mengenai tidak baiknya dampak dari
bergonta ganti pasangan serta
penggunaan kondom pada pasangannya
saat berhubungan dan meningkatkan
ketakwaan pada pasien sesuai agama
yang dianut
3 Lingkungan Edukasi Pasien 3 Menerapkan untuk pola hidup bersih dan Pasien termotivasi 5
sehat untuk menerapkan
hidup bersih dan
sehat
BAB 4
PEMBAHASAN
• Pada laporan kasus ini membahas salah satu pasien rawat jalan di Puskesmas
Sempaja, Kota Samarinda Kalimantan Timur. Pasien atas nama Nn.E berusia
20 tahun dan telah didiagnosis Servisitis Gonorhea oleh dokter pada 30
November 2019. Anamnesis keluhan awal yang dirasakan nyeri perut bawah
yang terusmenerus sejak 5 hari sebelum pasien ke poli puskesmas. Keluhan
lain yang menyertai adalah keputihan berwarna kekuningan, berjumlah
banyak lebih dari biasanya dan berbau. Terdapat demam saat nyeri perut
muncul. Pasien berasal dari keluarga yang cukup mampu, pasien merupakan
mahasiswi semester 3 jurusan penddikan komputer.
• Diagnosis Servisitis gonore ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang.
• Pemeriksaan Penunjang dan memegang peranan penting dan sering
dilakaukan adalah pemeriksaan sedian langsung dengan membuat hapusan
dari sekret urethra atau serviks dan biakan kuman. Dari pemeriksaan
sediaan langsung yang dicat dengan gram akan tampak kuman diplokokus
gram negatif, berbentuk ginjal pada intrasel atau ekstraseluler (Afriana,
2012).
• Pasien telah menjalani pengobatan servisitis gonore berupa Azytromisin
dengan dosis 1000mg (single dose), Cefixim dosis 400mg (single dose).
Pengobatan yang telah diberikan sesuai dengan pedoman dari CDC tahun
2015. Rekomendasi terapi pada infeksi gonococal tanpa komplikasi pada
serviks, urethra, dan rektum adalah ceftriaxone 250 mg IM ditambah
azitromisin 1 g per oral dengan alternatif jika tidak ada ceftriaxone adalah
Azytromisin dengan dosis 1000mg (single dose), Cefixim dosis 400mg (single
dose) (CDC, 2015).
• Selama pengobatan pasien mengaku telah mendapatkan edukasi tentang penyakitnya
di Puskesmas, pasien juga berusaha untuk mengaplikasikan saran-saran yang sudah
diberikan seperti untuk tidak berhubungan badan sementara waktu, tidak bergonta
ganti pasangan, serta meningkatkan ketakwaan sesuai agama yang dianut. Pasien
juga diminta untuk menanyakan pasangannya apakah memilki gejala penyakit infeksi
pada kelaminnya. Jika terdapat keluhan maka dianjurkan untuk melakukan
pengobatan hingga sembuh.Pasien dianjurkan kontrol ulang keluhan danpemeriksaan
swab serviks ulang hari ke 7 setelah pengobatan untuk memastikan pasien telah
sembuh dari infeksi.
• Pasangan seks baru-baru ini (yaitu, orang yang melakukan kontak seksual dengan
pasien yang terinfeksi dalam 60 hari sebelum timbulnya gejala atau diagnosis gonore)
harus dirujuk untuk evaluasi, pengujian, dan pengobatan ganda dugaan. Jika potensi
hubungan seksual terakhir pasien adalah> 60 hari sebelum timbulnya gejala atau
diagnosis, pasangan seks yang paling baru harus diobati. Untuk menghindari infeksi
ulang, pasangan seks harus diinstruksikan untuk tidak melakukan hubungan seksual
tanpa kondom selama 7 hari setelah mereka dan pasangan seksualnya menyelesaikan
perawatan dan setelah menyelesaikan gejala, jika ada (CDC, 2015).
MANDALA F HEALTH
Usia
• Kelompok paling rentan IMS adalah kelompok usia muda sampai dengan
dewasa muda 20-40 tahun yang juga merupakan kelompok usia produktif.
Usia muda dan dewasa muda rentan untuk tertular IMS dikarenakan mereka
pada umumnya memiliki jumlah pasangan seksual yang lebih banyak dan
memiliki jumlah frekuensi bergonta-ganti pasangan lebih tinggi dibandingkan
pada usia lebih tua (Widyastuti, 2010). Pada kasus ini, usia pasien 20 tahun
termasuk dalam usia dewasa muda dan pasien termasuk usia rentan terjadinya
IMS dikarenakan mempunyai pasangan seksual lebih dari satu dan frekuensi
bergonta-ganti pasangan .
Gaya hidup dan perilaku kesehatan
• Faktor resiko terjadinya IMS yang paling sering adalah berhubungan seks
yang tidak aman (tanpa menggunakan kondom), gonta ganti pasangan seks,
prostitusi, melakukan hubungan seks anal (dubur) dan berdasarkan penjelasan
tersebut dapat disimpulkan bahwa bergonta ganti pasangan merupakan salah
satu faktor resiko seseorang mengalami IMS (Haryati dkk, 2010). Sejumlah
faktor resiko yang didasarkan studi demografis dan perilaku sering kali
dikaitkan dengan infeksi serviks misalnya ; usia kurang dari 21 tahunatau 25
tahun di beberapa tempat, berstatus belum menikah, mempunyai lebih dari
satu pasangan seksual dalam 3 bulan terakhir, pasangan seksual mengalami
IMS dan belum berpengalaman menggunakan kondom (Kemenkes RI, 2016).