FA R M
1 9 41 0 1 2 1 0 8
PROFESI APOTEKER
DEFINISI
Menurut FI III : 9
Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau cairan
obat terdispersi dalam cairan pembawa distabilkan dengan zat pengemulsi
atau surfaktan yang cocok.
Menurut FI IV : 6
Emulsi adalah sistem dua fase dimana salah satu cairannya terdispersi
dalam cairan yang lain dalam bentuk tetesan-tetesan kecil.
KEUNGGULAN EMULSI
1. Menutupi rasa minyak yang tidak enak.
2. Tekstur / konsistensi produk ditingkatkan, karena sensasi
“berminyak” di mulut berhasil ditutupi oleh proses
emulsifikasi.
3. Lebih mudah di absorpsi karena ukuran minyak diperkecil
4. Bentuk sediaan cair dari bahan yang tidak kompatibel
dapat diformulasikan menjadi satu fase sistem emulsi.
• Internal emulsion
KEGUNAAN
• External Emulsion
Internal External
emulsion emulsion Emulsi yang
Emulsi yang
digunakan
dimasukkan
untuk bagian
kedalam tubuh
luar tubuh
1. Emulsi tipe O/W (oil in water) atau M/A (minyak dalam air).
Emulsi yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar kedalam
air. Minyak sebagai fase internal dan air fase eksternal.
2. Emulsi tipe W/O (water in oil) atau A/M (air dalam minak).
Emulsi yang terdiri dari butiran air yang tersebar kedalam
minyak. Air sebagai fase internal sedangkan fase minyak sebagai
fase eksternal.
Jenis surfaktan :
Berdasarkan Jenis Surfaktan :
1. Anionic surfactants
• alkali metal and ammonium soaps, e.g. Sodium stearate
• alkyl sulphates, e.g. sodium lauryl sulphate
• amine soaps, e.g. triethanolamine oleate
• soaps of divalent and trivalent metals, e.g. calcium oleate.
3. Non-ionic surfactants
• Materi sintetik untuk emulsi (w/o) dan o/w)
• Contoh : fatty alcohol polyglycol ethers, glycol and glycerol esters,
polysorbates, sorbitan esters.
Surfaktan Berdasarkan HLB
Polisakarida Emulgator
Bahan Alam
Semisintetik Sintetik
Bahan alam
Ketika produk
menjadi putih dan
Tambahkan semua menghasilkan suara
pembawa air yang 'klik', emulsi
dibutuhkan dalam utama telah
Timbang agen
satu tambahan. terbentuk
pengemulsi dan
tempatkan pada Kemudian aduk
Ukur jumlah
minyak dalam kuat, gunakan alu
pembawa air
mortar. Aduk pelan dengan aksi geser
Ukur minyak. Tempatkan mudah
dengan alu, cukup satu arah.
Pindahkan dalam dijangkau.
untuk
lesung porselen
mengilangkan
kering yang besar, gumpalan.
yang Perhatian-
memungkinkan pencampuran yang
semua minyak berlebihan
mengalir keluar. menghasilkan
panas, yang dapat
mengubah sifat
zat pengemulsi dan
menghasilkan
produk yang buruk.
2. Pengujian pH Sediaan
• Menggunakan pH meter digital.
• Jika nilai 7 maka cairan bersifat asam, sedangkan jika nilai
yang ditunjukkan di atas 7 maka cairan bersifat basa.
• Sebelum menggunakan alat pH meter terlebih dahulu
elektroda dicelupkan ke dalam cairan pH 4 dan 7 untuk
kalibrasi
• Ketika siap untuk mengukur, elektroda dimasukkan ke dalam
cairan emulsi, direndam sampai angka pH muncul pada layar.
Pambudi, 2013
3. Penentuan BJ
A2 = piknometer + emulsi
A1 = Piknometer + air
A = Piknometer kosong
Pambudi, 2013
4. Pengujian Viskositas
Pambudi, 2013
5. Penentuan Ukuran Globul
Pambudi, 2013
6. Determinasi Tipe Emulsi
Pambudi, 2013
EVALUASI KHUSUS MEMBEDAKAN TIPE EMULSI
1. Test Pengenceran Tetesan prinsip bahwa suatu emulsi akan
bercampur dengan yang menjadi fase luarnya. Misalnya suatu emulsi tipe
m/a, maka emulsi ini akan mudah diencerkan dengan penabahan air. Begitu
pula sebaliknya dengan tipe a/m.
Pambudi, 2013
8. Uji Mikrobiologi/ efektifitas pengawet
Pambudi, 2013
9. Volume Terpindahkan (FI IV <1261> hal 1089)
Pambudi, 2013
11. Homogenitas (FI III hal 33)