Anda di halaman 1dari 28

Tiroid & Paratiroid

GIANO FLORIAN RUMBAY (406182049)


KELENJAR TIROID

 Terdiri dari 2 lobus jaringan yang


dihubungkan oleh ismus
 Terletak di sebelah anterior trakea
tepat di bawah laring
 Merupakan salah satu kelenjar
endokrin terbesar
 Memiliki berat 15 – 20 gram pada
orang dewasa
KELENJAR TIROID

 Sel - sel utama tiroid yaitu sel folikel


 Tri-iodotironin (T3)
 Tetraiodotironin (T4)
 Folikel tampak sebagai cincin yang
terdiri dari suatu lapisan sel– sel folikel
yang mengelilingi suatu lumen di
bagian dalam yang terisi koloid
(bahan yang berfungsi sebagai tempat
penyimpanan ekstrasel untuk hormon
tiroid) —> Tiroglubulin (Tg)
 Sel C —> Kalsitonin
Pembentukan
Hromon Tiroid
KELENJAR TIROID

 Sekitar 90% hormon tiroid yang disekresi adalah dalam bentuk T4


 Dalam darah, T3 dan T4 bersifat lipofilik sehingga harus berikatan dengan
protein plasma —> dibawa ke sel target —> T4 akan diubah menjadi T3
(deiodinasi)
 Sebagian besar T4 akan diubah menjadi T3 (diaktifkan) —> T3 memiliki
aktivitas biologik 4x lebih kuat dari T4
 Sekitar 80% T3 dalam darah berasal dari T4
 Dapat disimpulkan bahwa pada plasma, yang terbanyak ditemukan
adalah T4, sedangkan pada sel target / jaringan yang banyak ditemukan
adalah T3
 Hormon tiroid akan menjalankan fungsinya saat berada pada sel target
FUNGSI HORMON TIROID

Efek umum hormon tiroid adalah untuk mengaktifkan transkripsi inti


sejumlah besar gen —> Hasil akhirnya peningkatan menyeluruh aktivitas
fungsional di seluruh tubuh

Laju Metabolisme & Produksi


Efek Pada Sistem Kardiovaskular
Panas

Efek Simpatomimetik Pertumbuhan & Sistem Saraf


REGULASI
SEKRESI
HORMON
TIROID
KELENJAR
PARATIROID
 Kelenjar paratiroid berjumlah
4 buah dan terletak di
belakang kelenjar tiroid
 Kelenjar paratiroid
menghasilkan hormon
paratiroid yang berperan
untuk meningkatkan kadar
kalsium plasma (Esensial)
 Hormon paratiroid terutama
dilepaskan pada saat kadar
kalsium dalam plasma
berkurang
Homeostasis Kalsium

 Komposisi:
 99 % Kalsium tubuh terdapat dalam bentuk krista & menyusun tulang dan
gigi
 0.9% Kalsium tubuh ditemukan dalam jaringan lunak
 0.1% Kalsium terdapat pada cairan ekstraseluler (plasma)
 Sekitar separuh dari kalsium plasma akan terikat pada protein plasma atau
berikatan dengan fosfat
 Sisa kalsium plasma (bebas / tidak berikatan) akan berdifusi masuk ke dalam
cairan interstisial dan berinteraksi dengan sel.
 Meskipun jumlahnya sangat sedikit, fraksi kalsium plasma yang bebas berdifusi
dalam sel berperan penting dalam sejumlah aktivitas esensial tubuh
FUNGSI KALSIUM

Eksitabilitas Neuromuskulus
• Penurunan Kalsium bebas menyebabkan saraf & otot
sangat mudah terangsang —> otot mengalami spasme
secara spontan (tanpa rangsangan normal) —> Kontraksi
spastik otot pernapasan menyebabkan asfiksia (kematian)
• Peningkatan Kalsium bebas akan menekan eksitabilitas
neuromuskulus —> mengancam nyawa karena
menyebabkan aritmia jantung & penurunan eksitabilitas
neuromuskulus.
FUNGSI KALSIUM

Penggabungan stimulus – sekresi


• Masuknya kalsium ke dalam sel sekretorik (peningkatan
permeabilitas terhadap kalsium) —> sebagai respons dari
rangsangan yang sesuai memicu pelepasan produk sekretorik
melalui proses eksositosis

Penggabungan eksitasi-sekresi
• Masuknya kalsium dari CES pada sel B-pankreas sebagai
respons terhadap depolarisasi membran —> sekresi insulin
FUNGSI KALSIUM

Pemeliharaan taut erat antara sel – sel


• Kalsium membentuk bagian dari semen intrasel yang
menyatukan sel – sel tertentu secara erat

Pembekuan darah
• Kalsium berfungsi sebagai kofaktor dalam beberapa tahap
pada jenjang reaksi yang menyebabkan pembekuan darah
Remodelling Tulang

 99% Kalsium tubuh ada di tulang (berfungsi sebagai


depot penyimpanan untuk kalsium)
 Tulang terdiri dari matriks ekstrasel organik atau osteoid
yang dikeraskan oleh kristal hidroksiapatit (endapan
garam kalsium fosfat)
 Tujuan remodelling tulang:
 Menjaga tulang agar tetap efektif dalam fungsi
mekanisnya
 Membantu mempertahankan kadar Kalsium plasma
Remodelling Tulang

 Terdapat 3 jenis sel tulang (osteoblas, osteosit,


osteoklas)
 Osteoblas —> mengeluarkan matriks organik ekstrasel
(tempat pengendapan kristal hidroksiapatit)
 Osteosit —> pensiunan osteoblas yang terperangkap di
dalam dinding bertulang yang diendapkannya sendiri
 Osteoklas —> menyerap tulang di daerah sekitarnya
(melarutkan kristal hidroksiapatit)
REGULASI METABOLISME KALSIUM

Paratiroid (PTH) Vitamin D Kalsitonin


Bekerja Bekerja Bekerja
meningkatkan meningkatkan menurunkan
kalsium plasma penyerapan kalsium plasma
kalsium di usus
REGULASI METABOLISME KALSIUM

 Regulasi homeostasis kalsium —> melibatkan penyesuaian


cepat yang diperlukan untuk mempertahankan konsentrasi
Kalsium bebas plasma yang konstan dari menit ke menit
(memicu efluks cepat kalsium dari kumpulan labil di cairan
tulang ke plasma)
 Regulasi keseimbangan kalsium —> melibatkan
penyesuaian yang berlangsung lebih lambat (mingguan
hingga bulanan) —> merangsang pelarutan tulang sehingga
mendorong pemindahan kalsium dan fosfat dari kumpulan
stabil tulang ke dalam plasma
REGULASI
METABOLISME
KALSIUM
REGULASI
SEKRESI
HORMON
TIROID
HIPERSEKRESI PTH (bones, stones, and abdominal groans)

Biasanya disebabkan oleh tumor dengan hipersekresi di salah satu


kelenjar paratiroid, ditandai dengan hiperkalsemia dan
hipofosfatemia
 Hiperkalsemia menurunkan eksitabilitas jaringan saraf & otot —>
gangguan saraf & kelemahan otot, penurunan kewaspadaan,
kurangnya daya ingat, depresi, dan gangguan jantung
 Mobilisasi berlebihan kalsium & fosfat dari tulang menyebabkan
penipisan tulang —> deformitas tulang & peningkatan insiden
fraktur
 Peningkatan insiden batu ginjal —> kalsium yang terfiltrasi melalui
ginjal dapat mengendap dan membentuk batu
 Hiperkalsemia dapat menyebabkan tukak peptik, mual, dan
konstipasi
HIPOSEKRESI PTH

Penyebab tersering adalah pengangkatan tak sengaja kelenjar


paratiroid saat tiroidectomy. Jika semua jaringan paratiroid
terangkat, pasien akan meninggal. Bisa juga akibat hiposekresi
PTH karena autoimun. —> Menyebabkan hipokalsemia &
hiperfosfatemia
 Meningkatnya eksitabilitas neuromuskulus —> kram dan
kedutan otot timbul akibat aktivitas spontan di saraf motorik,
sementara kesemutan dan sensasi seperti ditusuk terjadi karena
aktivitas spontan saraf sensorik
 Perubahan mental mencakup iritabilitas dan paranoia
 Pada kasus berat dapat menyebabkan spasme otot
pernapasan —> apnea (meninggal)
TIROIDECTOMY

 Eksisi tumor ganas kelenjar tiroid, atau prosedur bedah lainnya, terkadang
mengharuskan pengangkatan sebagian atau seluruh kelenjar tiroid
(hemithyroidectomy atau tiroidectomy).
 Dalam perawatan bedah hipertiroidisme, bagian posterior dari setiap
lobus tiroid yang membesar biasanya dipertahankan, prosedur yang
disebut near-total thyroidectomy, untuk melindungi nervus laryngeal
recurrent & superior, dan untuk menyisakan kelenjar paratiroid.
 Perdarahan pasca operasi setelah operasi kelenjar tiroid dapat menekan
trakea, membuat sulit bernafas. Darah terkumpul dalam kapsul fibrous
kelenjar.
Cedera N. Laryngeal Recurrent

 Risiko cedera nervus laryngeal recurrent dapat terjadi


selama operasi leher. Di dekat pole inferior kelenjar tiroid,
nervus laryngeal recurrent berkaitan erat dengan a. thyroid
inferior dan cabang – cabangnya.
 Saraf ini dapat melintasi bagian anterior atau posterior dari
cabang arteri ini, atau mungkin lewat di antara mereka.
Karena kedekatan ini, a. thyroid inferior diikat ke lateral dari
kelenjar tiroid, agar tidak mendekati saraf ini.
 Meskipun bahaya melukai n. Laryngeal reccurent kiri selama
operasi tidak besar karena kenaikannya dari mediastinum
superior lebih vertikal, arteri dan sarafnya juga terkait erat di
dekat pole inferior kelenjar tiroid.
Cedera
N. Laryngeal
Recurrent
Cedera N. Laryngeal Recurrent

 Suara serak adalah tanda yang biasa dari cedera saraf


berulang unilateral; Namun, afonia sementara atau
gangguan fonasi (produksi suara) dan spasme laring
dapat terjadi. Tanda – tanda ini biasanya akibat
memar pada saraf berulang atau dari tekanan darah
yang terkumpul dan eksudat serosa setelah operasi
Cedera Parathyroid

 Pengankatan dan pembedahan yang tidak disengaja dari


semua kelenjar paratiroid menghasilkan tetani, suatu sindrom
neurologis yang parah yang ditandai dengan kedutan otot
dan kram.
 Kejang umum disebabkan oleh penurunan kadar kalsium
plasma.
 Karena otot laring dan pernapasan terlibat, kegagalan untuk
merespons segera dengan terapi yang tepat dapat
menyebabkan kematian
 Untuk melindungi kelenjar – kelenjar ini selama tiroidektomi, ahli
bedah biasanya menjaga bagian posterior dari lobus kelenjar
tiroid
Cedera Parathyroid

 Dalam kasus – kasus dimana perlu mengangkat


seluruh tiroid (keganasan), kelenjar paratiroid
dengan hati – hati diisolasi dengan pembuluh
darahnya yang utuh sebelum pengangkatan tiroid.
 Jaringan paratiroid juga dapat ditransplantasikan
(biasanya ke lengan), sehingga tidak akan rusak
oleh operasi selanjutnya atau radiasi
REFERENSI

 Sherwood L. Introduction to Human Physiology. 8th ed. US:


Cengage Learning. 2015
 Hall E J. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. 13th
ed. US: Saunders. 2016
 Moore K. Clinically Oriented Anatomy. 7th ed. US: Lippincott
Williams & Wilkins. 2014

Anda mungkin juga menyukai