Nama : Nn. RA
Usia : 18 tahun
Pekerjaan : Pelajar
Pasien mempunyai kebiasaan tidak memakai kaos kaki saat menggunakan sepatu setiap hari nya sejak awal masuk sekolah
SD. Pasien sering menggaruk-garuk sehingga kulitnya menjadi merah dan luka. Pasien sudah berobat dan diberikan salep
kalcinol N 5 mg, salep racikan (pasien tidak mengetahui isinya), rivanol, dan CTM. Keluhan gatal hilang sementara. Pasien
mengaku kurang menjaga kebersihan kulit dan biasanya menggunakan sabun dove setiap hari. Pasien sebelumnya belum
pernah merasakan keluhan seperti ini. Pasien sering bersin pada pagi hari, asma (-), diabetes mellitus (-), hipertensi (-)
pasien merasakan gatal pada jari ke-4 tangan kanan. Pasien merasakan gatal hilang timbul, keluhan gatal paling dirasakan
saat berkeringat sehingga pasien sering menggaruk-garuk jari dengan tangan pasien, setelah digaruk, pasien mengatakan
kulitnya menjadi merah, luka, dan perih di lokasi tersebut. Pasien mengakui keluhan dimulai saat pasien SMP, pada tahun
2015, awalnya keluhan gatal dirasakan di distal lengan kiri. Pasien mempunyai kebiasaan memakai jam tangan dari bahan
logam di tangan kiri nya sejak akhir SD. Kemudian pada tahun 2018, pasien mempunyai keluhan gatal di daerah punggung
kanan dan kiri. Pasien mempunyai kebiasaan tidak mengganti pakaian maupun pakaian dalam sehabis berkeringat setelah
olahraga maupun aktivitas. Saat awal masuk SMA pada tahun 2019.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Tidak pernah mengalami keluhan seperti ini
Tidak pernah dirawat
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Tidak ada keluhan seperti ini dalam keluarga
Riwayat alergi (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat Hipertensi (-)
Riwayat Kolesterol (-)
RIWAYAT KEBIASAAN PRIBADI
yang bersifat kronis berulang, disertai rasa gatal, timbul pada tempat predileksi
tertentu dan berhubungan dengan penyakit atopi lainnya, misalnya rinitis alergi dan
asma bronkial.
Kelainan dapat terjadi pada semua usia, merupakan salah satu penyakit tersering
pada bayi dan anak, sebanyak 45% terjadi pada 6 bulan pertama kehidupan.
Panduan Praktik klinis bagi dokter spesialis kulit dan kelamin di Indonesia. 2017. Perhimpunan dokter spesialis kulit dan
kelamin Indonesia (PERDOSKI). Jakarta
Dermatitis Atopi merupakan peradangan kulit berupa dermatitis yang
kronis residif, disertai rasa gatal, dan mengenai bagian tubuh tertentu
terutama di wajah pada bayi dan bagian fleksural ektremitas pada
fase anak.
Sering terjadi pada bayi dan anak 50% menghilang pada saat remaja,
kadang dapat menetap atau bahkan baru muncul saat dewasa.
Istilah atopy diperkenalkan oleh Coca dan Cooke pada tahun 1923,
asal kata atopos (out of place) yang berarti berbeda; dan yang
dimaksud adalah penyakit kulit yang tidak biasa, baik lokasi kulit yang
terkena, maupun perjalanan penyakitnya.
Menaldi, S L SW (ed.), Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Falkultas kedokteran universitas Indonesia : Jakarta. Ed. 7, 2016
KLASIFIKASI DERMATITIS ATOPIC
Bedasarkan atas keterlibatan organ tubuh:
DA murni hanya terdapat di kulit
1. DA intrinsik DA tanpa bukti hipersensitivitas terhadap alergen polivalen dan tanpa
peningkatan kadar IgE total di dalam serum
2. DA ekstrinsik terbukti pada uji kulit terdapat hipersensitivitas terhadap alergen hirup dan
makanan
Menaldi, S L SW (ed.), Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Falkultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta. Ed. 7,
2016
Terdapat 2 bentuk DA, yaitu ekstrinsik dan intrinsik.
Bentuk ekstrinsik didapatkan pada 70-80% pasien DA.
Pada bentuk ini terjadi sensitisasi terhadap alergen lingkungan disertai serum IgE
yang meningkat
Panduan Praktik klinis bagi dokter spesialis kulit dan kelamin di Indonesia. 2017. Perhimpunan dokter spesialis kulit dan
kelamin Indonesia (PERDOSKI). Jakarta
ETIOLOGI DERMATITIS ATOPI
Faktor Ekstrinsik
Lingkungan
-Aeroallergen atau allergen inhalant : tungau debu rumah, serbuk sari buah, bulu binatang,
jamur dan kecoa
-Makanan : susu, telur, kacang, ikan laut, kerang laut dan gandum.
-Mikroorganisme : bakteri seperti staphylococcus aureus, streptococcus pspesies dan ragi
seperti pityrosporum ovale, candida albicans dan trichophyton species.
-Bahan iritan atau allergen : wool, desinfektans, nikel dsb.
PATOFISIOLOGI DERMATITIS ATOPIK
MANIFESTASI KLINIS DERMATITIS ATOPIK
Gatal, kulit kering dan timbulnya eksim (eksematous inflammation) yang berjalan
kronik. Rasa gatal yang hebat menyebabkan garukan sehingga memberikan tanda
bekas garukan (scratch mark), yang akan diikuti kelainan sekunder berupa papula,
erosi, eksoriasi dan selanjutnya terjadi likenifikasi bila proses menjadi kronis
Papula dapat terasa sangat gatal (prurigo papules) bersamaan dengan timbulnya
vesikel (papulovesikel), dan eritema, merupakan gambaran lesi eksematous dan
likenifikasi dapat menjadi erosive bila terkena garukan dan terjadi eksudasi yang
berakhir dengan lesi berkrusta
KRITERIA DIAGNOSIS
Hanifin, J.M. and Rajka, G.: Diagnostic features of atopic dermatitis. Acta Derm
Venereol Suppl (Stockh) 1980; 92: 44–47
KRITERIA DIAGNOSIS : WILLIAM
I. Harus ada:
Kulit yang gatal (Atau tanda garukan pada anak kecil)
II. Ditambah 3 atau lebih tanda berikut :
• Riwayat perubahan kulit/kering difosa kubiti, fosa poplitea, bagian anterior
dorsum pedis, atau seputar leher (termasuk kedua pipi pada anak < 10 tahun)
• Riwayat asma atau hay fever pada anak (riwayat atopi < 4 tahun pada
gerenasi 1 dalam keluarga)
• Riwayat kulit kering sepanjang akhir tahun
• Dermatitis fleksural (pipi, dahi, dan paha bagian lateral pada anak < 4 tahun)
• Awitan dibawah usia 2 tahun (tidak dinyatakan pada anak < 4 tahun)
Menaldi, S L SW (ed.), Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Falkultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta. Ed. 7, 2016
DERAJAT KEPARAHAN
DERMATITIS ATOPI
Menaldi, S L SW (ed.), Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Falkultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta. Ed. 7, 2016
DIAGNOSIS BANDING
Bayi : dermatitis seboroik, psoriasis, dermatitis popok
Menaldi, S L SW (ed.), Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Falkultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta. Ed. 7, 2016
Fitzpatrick’s Dermatology In General Medicine. Ed 8th, Vol II. Chapter 14, Atopic Dermatitis. Page 173.
PENATALAKSANAAN UMUM
Hindari faktor yang Bila memakai sabun Pakain baru
memperberat dan hendaknya yang hendaknya dicuci
memicu siklus “gatal- berdaya larut terlebih dahulu
garuk” minimal terhadap sebelum dipakai
lemak dan pH netral
Mencuci pakaian
dengan deterjen Hindari stress psikis
harus dibilas dengan
baik
MEDIKAMENTOSA TOPIKAL
Hidrasi Kulit
Kortikosteroid Imunomodulator
Topikal Topikal
3. Imunomodulator Topikal
• Takrolimus salap 0,03% (anak usia 2-15 tahun) dan salap 0,03%-1% (dewasa)
• Pimekrolimus (ASM 81) krim SDZ ASM 981 konsentrasi 1% digunakan 2x/hari
(tidak dianjurkan pada anak usia < 2 tahun)
4. Preparat Ter efek antipruritus dan antiinflamasi, digunakan pada lesi kronis
• Likuor karbonis detergen 5-10% atau crude coal tar 1-5%
Anti-infeksi Antihistamin
Interferon Siklosporin
1. Kortikosteroid prednison 30-60 mg/hari
• Digunakan untuk mengendalikan eksaserbasi akut, dalam jangka pendek dan dosis
rendah, diberikan bertahap (tapering), kemudian segera diganti dengan
kortikosteroid topikal
3. Anti-infeksi
• Bakteri (S. aureus) eritromisin, asitromisin , klaritromisin atau dapat diberikan
dikloksasilin, oksasilin atau sefalosporin generasi I
• Virus (Herpes Simplex) asiklovir 3x400 mg atau 4x200 mg selama 10 hari
4. Interferon IFN-γ dapat menekan respon IgE dan menurunkan fungsi dan proliferasi
sel TH2
Jamur
Virus