plasma dalam sum sum tulang, dan adanya protein monoklonal dalam serum dan urin. Manifestasi klinis heterogen: Disebabkan masa tumor, produksi immunoglobulin monoklonal, pe↓ sekresi immunoglobulin oleh sel plasma normal hipogammaglobulinemia, gangguan hemopoesis dan penyakit osteolitik pada tulang, hiperkalsemia dan pe↓ fungsi ginjal. 1% dari semua keganasan 10% dari tumor hematologik Tersering kedua di AS Umur median 65tahun Kadang – kadang pada umur dekade ke dua. Kematian rata2 12.000 orang/tahun. 2/3 lebih tinggi pada laki laki kulit hitam : wanita Poli hematologi RSCM : rata2 umur 52thn, berkisar 15-72 tahun, ♂>♀ Ras Asia – Afrika ♂ Usia Tua Monoclonal Gammopati of Undetermined Significance (MGUS) Rangsangan imun kronis Paparan radiasi Paparan dari pekerjaan yang berhubungan dengan pestisida, industri cat, metal, kayu, kulit, tekstil, abestos, bensin dan pelarut Predisposisi genetik Diawali Serial perubahan gen penumpukan sel plasma maaligna, perkembangan perubahan di lingkungan mikro SSTL & adanya kegagalan sistem imun untuk mengontrol penyakit. Keluhan & gejala berhubungan dengan ukuran massa tumor, kinetik pertumbuhan sel plasma & efek fisikokimia, imunologik & humoral. Paraprotein memberi berbagai komplikasi hipervolemia, hiperviskositas, diatesis hemoragik & krioglobulinemia. Pengendapan rantai ringan, dalam bentuk amiloid atau sejenis gangguan fungsi ginjal dan jantung Faktor pengaktif osteoklast (OAF): IL1-β, limfotoksin & tumor nekrosis faktor (TNF) osteolisis & osteoporosis. fraktur (mikro) & nyeri tulang, hiperkalsemia dan hiperkalsiuria. Konsentrasi imunoglobulin normal dalam serum sangat me↓ & fungsi sumsum tulang me↓ & neutropenia rentan infeksi. Gagal ginjal disebabkan oleh hiperkalsemia, deposit mieloid pada glomerulus, hiperurisemia, infeksi yang rekuren, infiltrasi sel plasma pada ginjal, kerusakan tubulus oleh karena infiltrasi rantai berat yang berlebihan. Anemia penggantian SSTL & inhibisi secara langsung pada proses hematopoesis, perubahan megaloblastik dan me↓ produksi vit B12 & asam folat Nyeri Gejala Anemia Infeksi berulang Nefropati Perdarahan abnormal Makroglossia Sindrom hiperviskositas Neuropati Trias diagnostik: Sel plasma >10% + M protein + lesi litik. 98% pasien, protein monoklonal urin/serum atau keduanya. Paraprotein serum IgM pada 2/3, IgA pada 1/3, dengan jarang IgM atau IgD atau kasus campuran. Urin mengandung protein bence jones pada 2/3 kasus. Terdiri dari rantai ringan bebas, baik kappa atau lambda. Namun, 15% kasus tanpa paraprotein serum SSTL sel plasma me↑ (>10% & biasanya >30%), sering dengan bentuk abnormal –”sel mieloma”. Skeletal survey daerah osteolisis atau penipisan tulang merata (20%. Fraktur tanpa lesi bisa terjadi.
Biasanya paling sedikit 2 atau 3 sifat
diagnostik. Anemia normokrom normositik atau makrositik. Pembentukan “rouleaux” menonjol pada sebagian besar kasus. Neutropenia dan trombositopenia lanjut. Sel Plasma abnormal (15%) Perubahan leuko-eritroblastik (kadang2) LED ↑ Kalsium serum ↑ (45%). Fosfatase lindi serum normal (kecuali setelah fraktur patologis) Urea darah↑ diatas 14mmol/L dan kreatinin ↑ (20%kasus) Deposit berprotein dari proteinuria bence-jones, hiperkalsemia, asam urat, amiloid dan pielonefritis Albumin serum ↓ ( std. lanjut) CRP petanda adanya IL-6 (faktor pertumbuhan dari MM) Β-2 mikroglobulin merupakan indikator prognostik yang akan meningkat (std. lanjut) Pada darah perifer ditemukan pe↓ CD4 (T helper limfosit) dan pe↑ CD8 (T supresor limfosit) Tidak dapat disembuhkan, dapat dikontrol dengan baik Responsif terhadap radioterapi dan kemoterapi Kondisi respon lengkap tidak dapat bertahan lama. Kemoterapi diberikan pada fase simptomatik Yang efektif mengurangi keluhan dan memperpanjang ketahanan hidup. Mephalan dan siklophospamide paling efektif Mephalan & prednison (MP) respon yang ↑, 50- 60%. Namun prospektif studi MP & kombinasi gagal meningkatkan ketahanan hidup Pada pasien muda, lamanya “disease-free remission” >5thn dapat dicapai. 1. Kemoterapi dosis tinggi dikombinasi dengan transplantasi stem sel perifer autologus.
2. Agen biologik spesifik termasuk talidomit yang
diberikan dalam bentuk kombinasi dengan deksametason dosis tinggi dan atau inhibitor proteosom (bortezomib/velcade).
Terapi pemeliharaan dengan interferon tidak ada
manfaat Stadium I tidak diterapi Stadium II atau lanjut: -Individual, tergantung pada komorbiditas, status kebugaran, resiko & prognosis. -Pasien bukan kandidiat transplantasi, umur >65thn diberikan terapi dengan regimen/agen konvensional.
Terapi pemeliharaan dengan steroid dan interferon
Terapi Salvage terapi konvensional primer (jika
kambuh >6bln), Siklofosfamid-VAD, Etopuside/ Dexametason/ Sitarabin, sisplatin (EDAP), siklofosfamid dosis tinggi, talidomit & bortezomib. Kortikosteroid memblokade aktivasi osteoklast dengan regresi tumor pe↓ kadar paraprotein. Kandidat transplantasi, pasien <65thn dengan kondisi klinis baik. Regimen pretransplantasi VAD Transplantasi tidak kuratif, namun me↑ respon rate dan memperpanjang median overall survival rate menjadi 12 bln. Terapi MM relaps atau refrakter: - Regimen yang sudah dipakai dapat digunakan utk mencapai remisi kedua. - VAD digunakan pada kasus yang relaps dengan agen alkil atau relaps pada terapi - Talidomit dosistunggal atau dengan dexametasone dosis tinggi atau bortezomib. Pengobatan Suportif MM - Pain Killer yang baik: Analgetik, tindakan orthopedi, radioterapi lokal. Nyeri persisten CT Scan/MRI kompresi oleh plasmasitoma ekstradural.
- Terapi infeksi - Transfusi darah
- Sindrom hiperviskositas plasmafaresis
- Hiperkalsemia Diuresis yg banyak, prednison dan bifosfonat. - Radioterapi fraktur patologis, lesi osteolitik, plasmasitoma diluar tulang Pengobatan darurat: Uremia: Rehidrasi, obati penyebab. HD (pertimbangan) Hiperkalsemia akut: Hidrasi, prednisolon, fosfat (IV atau oral). Paraplegia kompresi: Laminektomi dekompresi, irradiasi, kemoterapi. Lesi tunggal tulang dan nyeri: Kemoterapi atau irradiasi Anemia berat: Tansfusi PRC Perdarahan karena inetrferensi paraprotein, dan sindrom hiperviskositas Plasmafaresis. TERIMA KASIH