Anda di halaman 1dari 20

EFEKTIVITAS PENYULUHAN METODE DEMONSTRASI GIZI

TERHADAP PENGETAHUAN SIKAP DAN PRILAKU PADA IBU YANG


MEMILIKI BALITA USIA 0-24 BULAN DI PUSKESMAS SEI KAKAP KUBU
RAYA
Oleh:
dr. Andyani Pratiwi
dr. Faisal Abdullah
dr. Ridha Rahmatania
dr. Silvina Isditya
dr. Syarifi

P ROG R AM I N T E R NSI P D O K TER I N D ONES I A


P U S K ESMA S S U N GA I K A K A P
K A B U PAT EN KU B U R AYA
2019
Pendahuluan
Kasus gizi buruk Komplikasi:
Dunia (2016): 50 jt jiwa
Infeksi berat, sepsis, gagal tumbuh
Asia tenggara (2016): 15 jt jiwa
kembang, Kematian
Indonesia(2018): 3,8 % kasus
Kalbar (2018): 25% kasus
Kuburaya (2017): 22 kasus Penanganan:
PKm kakap ( 2018): 36 kasus (BGM)
Gizi pemberian makan tambahan, perawatan
intensif, Edukasi pengetahuan dan
prilaku: penyuluhan, demonstrasi , door
Faktor Langsung : Makanan anak ,
to door
infeksi
Faktor tidak langsung: Pola asuh
anak, pendidikan, pendapatan,
pengetahuan, Sosial budaya, Metode Pkm kakap:
lingkungan, dll demonstrasi Perawatan intensif, perbaikan gizi,
WHO,2009 penyuluhan
WHO, 2016 Sui belidak: 34 peserta( 2 nov 2019)
Riskesdas, 2018
Dinkes Kabupaten kota kalbar, 2017 Sui belidak: 36 peserta( 9 des 2019)
Data Balita BGM di Pkm Kakap
TARGET PENCAPAIAN
TAHUN
SASARAN PERSENTASE JUMLAH PERSENTASE
2015 3431 5% 28 0.81 %
2016 3459 4% 8 0.23 %
2017 3435 3% 36 1.04 %
2018 3435 3% 36 0.70 %

Balita BGM
Puskesmas Kakap
Juni 2019
Permasalahan Kurangnya pengetahuan dan perilaku ibu akan pentingnya status gizi balita
demi kepentingan pertumbuhan dan perkembangan balita.

Tujuan umum Meningkatkan pengetahuan dan perilaku ibu akan pentingnya gizi balita.

memberikan pengetahuan kepada ibu desa Kabupaten Sungai Kakap


mengenai gangguan tumbuh kembang yang dapat terjadi pada balita yg
Tujuan khusus kurang gizi.
- Meningkatkan kewaspadaan kepada ibu mengenai kemungkinan kurang gizi
pada balita-balita mereka

Puskesmas
Manfaat Internship
masyarakat
Bab II: Pembahasan
Keadaan yang diakibatkan oleh status keseimbangan antara jumlah asupan (intake) zat gizi
Status Gizi dan jumlah yang dibutuhkan (requirement) oleh tubuh untuk berbagai fungsi biologis
(pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas, pemeliharaan kesehatan, dan lain sebagainya).

BB/U: 0-60 bulan: Gizi buruk, kurang, baik, lebih


Pengukuran
PB/U: 0-60 bulan: sangat pendek, pendek, normal, tinggi
Status Gizi IMT/U: sangat kurus, kurus, normal, gemuk

Indeks Kategori Status Gizi Ambang Batas (Z-score)

Masalah Gizi Masyarakat Prevalensi Pendek Prevalensi Kurus


Masalah gizi
Baik Kurang dari 20% Kurang dari 5%
masyarakat
Akut Kurang dari 20% 5% atau lebih

Kronis 20% atau lebih Kurang dari 20%

Akut + Kronis 20% atau lebih Kurang dari 20%


Hubungan antara Pengetahuan Ibu dengan status Gizi Balita
 Tingkat pengetahuan: penting meningkatkan status gizi yang optimal.
 Pengetahuan gizi seseorang akan mempengaruhi status gizinya jika makanan yang
dimakan dapat menyediakan zat-zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan tubuh.
 ilmu gizi : belajar menggunakan pangan untuk perbaikan gizi.

Faktor-faktor yang memperngaruhi status Gizi Balita


 Faktor langsung: Makanan anak, Penyakit infeksi
 Faktor tidak langsung:Ketahanan pangan dalam keluarga, Pola asuh anak,
Pelayanan kesehatan
lingkungan, tingkat pendidikan orangtua, Tingkat pendapatan, Jenis pekerjaan,
pengetahuan. Jumlah anggota keluarga, Sosial budaya
Pola Pemberian Makan Balita
Umur Bentuk Makanan Frekuensi
1 – 3 tahun Makanan keluarga 3 kali sehari ditambah 2 kali makanan
1 – 1½ piring nasi/pengganti selingan
2 – 3 potong sedang lauk hewani
1 – 2 potong sedang lauk nabati
½ mangkuk sayur
2 – 3 potong buah-buahan
1 gelas susu
3 – 5 tahun 1 – 3 piring nasi/pengganti 3 kali sehari ditambah 2 kali makanan
2 – 3 potong lauk hewani selingan
1 – 2 potong lauk nabati
1 – 1½ mangkuk sayur
2 – 3 potong buah-buahan
1 – 2 gelas susu
13/01/2020 8
Definisi Operasional
Definisi Operasional
Alur Penelitian
Perizinan kepada Kepala Puskesmas
Dua minggu kemudian
Ibu yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi Pembagian dan Pengisian Kuesioner
(posttest) pada Responden yang dapat
Menjelaskan Maksud dan Tujuan dibantu oleh peneliti
Penelitian

Pengisian Lembar Inform Consent dari Pengumpulan Lembar Kuesioner


Responden
Melakukan antropometri berat badan,
Pembagian dan Pengisian Kuesioner panjang badan dan lingkar kepala pada
(pretest) pada Responden yang dapat bayi usia 0 – 24 bulan
dibantu oleh peneliti
Editing, coding dan analisis data
Pengumpulan Lembar Kuesioner menggunakan SPSS 23.

Penyuluhan dan demonstrasi


Analisis Data
Melakukan antropometri berat badan,
panjang badan dan lingkar kepala pada
Uji Wilcoxon
bayi usia 0 – 24 bulan
Hasil dan Pembahasan
Tingkat pendidikan tinggi mudah
menyerap informasi ( Syam,
2011)

Perubahan prilaku dan pola


asupan makan

Status gizi

Tingkat pendidikan rendah:


cenderung mempertahankan
tradisi tradisi. (Syam, 2011)

1. Data primer, 2019


2. Syam AF. Malabsorpsi. Dalam Buku Ajar Gastroenterologi Edisi I. Jakarta:
Interna Publishing; 2011.
Hasil dan Pembahasan
Perbedaan status gizi
dipengaruhi penghasilan
untuk pemenuhan
konsumsi asupan makanan
untuk pertumbuhan dan
perkembangan balita:
(Nuraprianti, 2015,
Subagyo, 2010)

1. Data primer, 2019


2. Nurapriyanti I. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Balita Di Posyandu Kunir Putih 13 Wilayah Kerja Puskesmas Umbulharjo I Kota Yogyakarta Tahun 2015. Yogyakarta:
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta; 2015.
3. Subagyo B & Nurtjahjo BS. Diare Akut. Dalam Buku Ajar Gasroenterologi-Hepatologi Jilid I. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2010.
Hasil dan Pembahasan

Dipengaruhi: pendidikan, Sesuai dengan penelitian


Terjadi peningkatan Metode
pekerjaan, umur, ingkungan dan (, Novianti,2011:
pengetahuan sesudah demonstrasi
sosial budaya: ibu (Wawan, Anastasia, 2017: Jumadi,
penyuluhan efektif
2010, Murningsih, 2008) 2017,

1. Wawan A dan Dewi M, Teori Pengukuran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika; 2010. h.17-18;35-36.
2. Murniningsih dan Sulastri. Hubungan antara Pemberian Makanan Tambahan pada Usia Dini dengan Tingkat Kunjungan ke Pelayanan Kesehatan di Kelurahan Sine Sragen dalam Berita Ilmu Keperawatan [serial
online]. 2008 [3 November 2013]; 1(3):113-118. [Diakses dari: http://eprints.ums.ac.id. pada tangal 2 Oktober 2019]
3. Anastasia, Puriastuti, 2017. Pengaruh Metode Demonstrasi Pemberian Makan pada Bayi usia 6-12 bulan terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Ibu, Thesis. Universitas Airlangga. Di Unduh
http://repository.unair.ac.id/63572/ pada tanggal 2 Oktober 2019 jam 18.20
4. Jumaidi, Ali, 2017. Pengaruh Penyuluhan Gizi dengan Metode Demonstrasi terhadap perubahan Prilaku Ibu dalam Pemberian MP-ASI bayi usia 6-11 bulan di Kelurahan Balai Gadang Koto Tangah Kota Padang Tahun
2017, Diploma Thesis, Universitas Andalas. Diakses dari http://scholar.unand.ac.id/27871/ pada 2 Oktober 2019. Jam 18.10
5. Novianti, 2011. Pengaruh Penyuluhan dengan Metode Demonstrasi dan Praktek terhadap Pengetahuan Ibu dan Asupan Gizi Balita dengan Gizi Kurang di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. Thesis. Universitas Sebelas
Maret.
Hasil dan Pembahasan

Prilaku

Dipengaruhi: faktor Terjadi peningkatan Peningkatan pengetahuan (Anastasia,


internal dan ekternal perubahan prilaku 2017, Jumadi, 2017
sesudah penyuluhan

Metode demonstrasi sejalan dengan penelitian di Karachi,


efektif Pakistan oleh Saleem et al (2014)
1. Data primer, 2019
2. Anastasia, Puriastuti, 2017. Pengaruh Metode Demonstrasi Pemberian Makan pada Bayi usia 6-12 bulan terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Ibu, Thesis. Universitas Airlangga. Di Unduh
http://repository.unair.ac.id/63572/ pada tanggal 2 Oktober 2019 jam 18.20
3. Saleem et al. 2014. Impact of Maternal Education about Complementary Feeding on Their Infants. Nutritional Outcomes in low – middle Income Households: a community based randomized interventional study in Karachi,
Pakistan. Helath Population Nutritition, 2014
Jumaidi, Ali, 2017. Pengaruh Penyuluhan Gizi dengan Metode Demonstrasi terhadap perubahan Prilaku Ibu dalam Pemberian MP-ASI bayi usia 6-11 bulan di Kelurahan Balai Gadang Koto Tangah Kota Padang Tahun 2017,
Diploma Thesis, Universitas Andalas. Diakses dari http://scholar.unand.ac.id/27871/ pada 2 Oktober 2019. Jam 18.10
Keterbatasan penelitian
keterbatasan waktu dan tempat penelitian yang kurang kondusif membuat beberapa responden penelitian
tidak fokus terhadap materi penyuluhan. Keterbatasan ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dan dapat
disempurnaakan oleh peneliti selanjutnya.

Kesimpulan
1. Ibu memiliki tingkat pengetahuan yang lebih baik tentang gizi sesudah diberikan penyuluhan dengan
metode demonstrasi, yaitu dengan rata rata skor pada pretest sebesar 31,11% menjadi 53,33% setelah
posttest dengan hasil uji didapatkan P Value 0,00.
2. Ibu memiliki tingkat perilaku yang lebih baik tentang gizi sesudah diberikan penyuluhan dengan metode
demonstrasi, yaitu dengan rata rata skor pada pretest sebesar 28,88% menjadi 51,11%. setelah posttest
dengan hasil uji didapatkan P Value 0,00.
3. Terdapat efektivitas penyuluhan gizi metode demonstrasi terhadap pengetahuan dan prilaku pada ibu
yang memiliki balita usia 0-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sungai Kakap Kubu Raya.
Saran
1. Bagi ibu yang memiliki balita usia 0-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sungai Kakap Kubu Raya
diharapkan untuk sering mencari informasi ataupun konsultasi kepada petugas kesehatan mengenai gizi.
2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat melakukan intervensi dengan metode yang lebih
dikembangkan dengan jangka waktu yang lebih efektif dan jumlah sampel yang lebih besar, sehingga
hasilnya lebih representatif.
Dokumentasi demonstrasi

Demonstrasi makanan
Ibu mengisi kuisioner

Menjelaskan tujuan
penelitian dan menjelaskan
kuisioner, inform consent
Dokumentasi demonstrasi

Demonstrasi makanan

Timbang BB/TB, dan


menu makanan demonstrasi
Posttest
Terima Kasih

13/01/2020 20

Anda mungkin juga menyukai