Anda di halaman 1dari 39

REFERAT

GANGGUAN BICARA

Pembimbing :
dr. Ahmadi NH, Sp. KJ

Disusun Oleh :
Nuur Lailatul Jamilah
30101407281
DEFINISI

• Bahasa → sarana untuk berkomunikasi dengan menyimbolkan pikiran dan


perasaan yang disampaikan kepada orang lain. (tulisan, bicara, ekspresi muka)

• Berbicara → salah satu bentuk penyampaian bahasa menggunakan kata-kata
dan suara.
• Gangguan bicara terdiri dari masalah artikulasi, masalah suara
(resonance disorders), masalah kelancaran berbicara (fluency), dan
afasia (kesulitan dalam menggunakan katakata, biasanya akibat
cedera otak).
EPIDEMIOLOGI

Cochrane (anak Kombinasi


prasekolah Keterlambatan
Terlambat Bicara
+sekolah) Bahasa 2,3- 19%
+ Bahasa 5-8%

10% terlambat
Indonesia bicara & bahasa
ETIOLOGI

Hearing • Sering diakibatkan oleh infeksi telinga tengah pada anak (otitis media kronik)
yang selanjutnya akan menyebabkan terganggunya proses perkembangan dan
Impairment kemampuan berbicara anak

Prematuritas • Infeksi selama kehamilan, imaturitas dan berat badan lahir rendah

Faktor Sosial • Kurangnya stimulus yang diberikan di dalam keluarga dan tingkat pendidikan
Ekonomi orang tua yang rendah
ETIOLOGI
ETIOLOGI
Perkembangan
Berbicara dan Berbahasa
ANATOMI TELINGA
FISIOLOGI PENDENGARAN
PUSAT BAHASA

• Korteks auditori (area 41,42, 22/


Wernicke) → memahami kata serta
pemilihan kata untuk membentuk
kalimat.

• Korteks motorik (area 4/ Broca) →


mengatur proses berbicara dan
pembentukan kata serta kalimat.

• Korteks visual (area 17)→ mengubah


stimulus visual menjadi auditori, untuk
membaca dan menulis.
FISIOLOGI BICARA

• Terdapat dua aspek dalam proses terjadinya bicara, yaitu aspek sensorik(input
bahasa) dan motorik(output bahasa). Aspek sensorik meliputi pendengaran,
penglihatan, dan rasa raba yang berfungsi untuk memahami apa yang didengar,
dilihat, dan dirasa. Aspek motorik melibatkan vokalisasi dan pengaturannya.

• Saat mendengar pembicaraan maka getaran udara yang ditimbulkan akan masuk
melalui lubang telinga luar kemudian menimbulkan getaran pada membrane
timpani. Dari sini rangsangan diteruskan oleh ketiga tulang kecil dalam telinga
tengah ke telinga bagian dalam. Di telinga bagian dalam terdapat reseptor sensoris
untuk pendengaran yang disebut koklea. Saat gelombang suara mencapai koklea
maka impuls ini diteruskan oleh nervus vestibulokoklearis ke area pendengaran
primer di otak diteruskan ke area Wernicke.
FISIOLOGI BICARA

• kemudian jawaban diformulasikan dan disalurkan dalam bentuk artikulasi,


diteruskan ke area motorik di otak yang mengontrol gerakan bicara.
Selanjutnya proses bicara dihasilkan oleh vibrasi dari pita suara yang dibantu
oleh aliran udara dari paruparu sedangkan bunyi dibentuk oleh gerakan bibir,
lidah dan palatum (langitlangit).
• Jadi untuk proses bicara diperlukan koordinasi sistem saraf motoris dan
sensoris dimana organ pendengaran sangat penting
MANIFESTASI KLINIS

Specific Language Impairment


• Terlambat dalam kemampuan berbahasa tanpa adanya ketulian pada
anak
• Penyebab : mutasi dari gen di kromosom 6 yang disebut KIAA0319
• AkanDevelopment
Global berbicara dengan
Delaysendirinya namun terlambat
• Tidak mencapai 2 hal dibawah ini :
• Motor Skills : gross motor skill seperti duduk dan berguling, fine motor skill
seperti mengambil barang
• Speech dan Language : babbling, meniru kata, mengenali suara
• Cognitive Skills : kemampuan belajar, memproses informasi, mengingat hal
• Social dan Emotional Skills : berinteraksi dengan orang lain
Articulation or Phonological disorders
• Ggn. Artikulasi → kesulitan memproduksi suara, kesalahan dalam produksi
suara (gangguan pada level motorik)
• Ggn. Fonologikal → gangguan dari pola produksi suara (linguistik/kognitif
level)
• Etiologi : autisme, down syndrome, ketulian akibat infeksi telinga berulang,
cerebral palsy
Fluency disorder (stuttering)
• Gangguan dalam kelancaran bicara
• Perilaku primer: pengulangan suara atau perpanjangan dalam penyebutan satu
kata
• Perilaku sekunder: kontak mata berkurang atau berkedip berlebihan.
• Intervensi: berbicara lebih lambat, mengatur nafas, mengurangi ketegangan
SELECTIVE MUTISM (BISU ELEKTIF)

• Selective
Gejala mutism: Terapi perilaku

• Gagal secara konsisten untuk • Stimulus fanding: membuat situasi yang


berbicara dalam kondisi sosial yang rileks dan melibatkan orang baru di
spesifik dan mampu berbicara dalam ruangan
kondisi yang berbeda
• Tidak ikut berbicara di sekolah atau • Shaping: menggunakan pendekatan
tempat kerja terstruktur untuk berkomunikasi
• Berlangsung setidaknya 1 bulan sampai bicara terdengar tercapai
• Gagal berbicara, tidak berhubungan
dengan pengetahuan • Self-modeling technique: memfasilitasi
• Tidak berhubungan dengan ggn. rasa percaya diri
Komunikasi (co: gagap)
CHILDHOOD APRAXIA OF SPEECH (CAS)

• Gangguan neuriologik pada anak-anak yang menyebabkan gangguan berbicara


karena deficit neuromuskular (saraf motorik)
• Etiologi: stroke intra uterin/anak, trauma, tumor otak, autis, epilepsi.
• Diagnosis: menyingkirjan ketulian, melakukan penilaian motorik oral, melodi suara
dan perkembangan suara bicara.
• Gejala:
• Kesalahan inkonsisten pada pengulangan kata atau silabel di huruf konsonan atau vokal
• Pemanjangan atau gangguan transisi koartikulasi diantara suara dan silabel
• Penggunaan kalimat yang tidak sesuai terutama saat kondisi stress
• Terapi:
• Meningkatkan pengurutan rencana dan koordinasi dari gerakan otot untuk menghasilkan
suara.
• Mendapatkan umpan balik dari sejumlah alat indra (melihat dirinya di cermin)
DISARTRIA

• Gangguan bicara motorik: gerakan otot yang digunakan untuk


memproduksi suara, meliputi bibir, lidah, pita suara, dan atau diafragma
• Etiologi: cerebral palsy, distrofi muskular, stroke, kerusakan otak, tumor,
penyakit Parkinson, penyakit Lou Gehrig’s atau sclerosis amiotrofik lateral
(ALS), penyakit Huntington, dan sklerosis multipel
• Diagnosis: Melihat pergerakan bibir, lidah dan wajah, serta bantuan nafas
untuk bicara dan kualitas suara
• Terapi: untuk meningkatkan kemampuan komunikasi
Autism Spectrum Disorder
• Merupakan suatu disabilitas perkembangan
• Etiologi : genetik, paparan toksin dan radiasi selama kehamilan, infeksi berat
pada otak
• Karakteristik : perilaku yang terbatas dan berulang-ulang, ketertarikan
terhadap aktivitas, seperti membolak-balikan barang, ekolalia, atau
menyentuh objek secara berlebihan

Rett Syndrome
• Merupakan adalah gangguan perkembangan saraf dari substansia grisea otak
• Klinis : tangan dan kaki kecil, perlambatan laju pertumbuhan kepala
(termasuk mikrosefali), gerakan tangan berulang, seperti meremas-remas dan
berulang kali meletakkan tangan ke dalam mulut
• Terdapat defisiensi mental yang jelas
DIAGNOSIS GANGGUAN BICARA DAN
BAHASA PADA ANAK

• American Psychiatric Association’s Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM IV)
membagi gangguan bahasa dalam 4 tipe.2
• 1. Gangguan bahasa ekspresif
• 2. Gangguan bahasa resepti fekspresif
• 3. Gangguan phonological
• 4. Gagap
1. Riwayat penyakit
• Riwayat perkembangan
• Paparan obat ototoksik
2. Otoskopi
• Jika terdapat tuli konduksi

3. Audiometri
• Anak > 4th : kooperatif
• Evaluasi derajat ketulian
• AC dan BC
4. Behavioral assessment
• Stimulus auditorik  respon motorik (usia 5-6 bulan)
• Behavioral reflex audiometry: mengejapkan mata, melebarkan mata,
mengerutkan wajah, ↑HR, reflex Moro
• Behavioral response audiometry:
• Tes distraksi
• Visual reinforcement audiometry: untuk anak 2-4 tahun atau dengan ggn.
mental. Stimulus auditori + visual bersamaan.
5. Conditioned Play Audiometry
• Dapat dilakukan mulai dari usia 25-30 bulan
DIAGNOSIS TERLAMBAT BICARA &
GANGGUAN PENDENGARAN (III)

6. Pemeriksaan elektrofisiologi
• BERA
• Otoacustic emission (OAE)
7. Immitance acoustic
• Timpanometri
PEMERIKSAAN ELEKTROFISIOLOGI

• Brainstem Evoked Response Audiometry:


• Pemeriksaan untuk menilai fungsi
pendengaran dan fungsi saraf
vestibulokoklear
• Merekam perjalanan potensial listrik yang
dikeluarkan oleh sel koklea hingga batang
otak
• Stimulus bunyi yang digunakan berupa bunyi
click atau toneburst yang diberikan melalui
headphone, insert probe, bone vibrator
PEMERIKSAAN ELEKTROFISIOLOGI

• Otoacoustic Emission (OAE):


• NON-INVASIF
• Untuk menilai fungsi koklea secara objektif
• Spontaneous OAE: mekanisme aktif koklea
untuk memproduksi OAE tanpa harus
diberikan stimulus. Tidak semua orang normal
mempunyai SOAE.
• Evoked OAE:
• Transient Evoked OAE (TEOAE):
stimulus berupa klik
• Distortion Produact OAE (DPOAE):
Stimulus berupa 2 buah nada murni yang
berbeda frekuensi dan intensitasnya
TATALAKSANA

Terapi bicara

Melibatkan dokter ahli bicara bersama anak secara


perorangan dalam sebuah kelompok kecil atau secara
langsung didalam sebuah kelas untuk mengatasi gangguan
tertentu. Terapi bicara menggunakan berbagai cara termasuk
intervensi bahasa dan terapi artikulasi. Seorang terapis
mungkin menggunakan objek-objek, gambar, buku atau
peristiwa penting untuk merangsang perkembangan bicara.
Terapis juga merupakan contoh terhadap pengucapan yang
benar dan menggunakan latihan mengulang sebutan untuk
membangun keterampilan berbicara dan berbahasa
TATALAKSANA

Terapi artikulasi

Terapi artikulasi melibatkan ahli terapis sebagai model


yang benar terhadap pengucapan yang benar untuk anak,
selama kegiatan bermain. Tingkatan permainan tersebut
adalah berdasarkan umur dan sesuai dengan kebutuhan
anak. Terapi ini melibatkan fisik anak tentang bagaimana
membuat suara tertentu seperti “R”. Seorang terapis
bicara seharusnya menunjukkan bagaimana cara
menggerakkan lidah untuk menghasilkan suara tertentu
TATALAKSANA

Terapi perilaku

Terapi perilaku adalah terapi yang bertujuan untuk merubah atau


menghilangkan tingkah laku anak yang dianggap tidak layak. Terapi perilaku
ini lebih dikenal dengan nama ABA (Applied Behavior Analysis) yang
dilakukan dengan metode Lovas, yang dalam prakteknya menggunakan
prinsip stimulus respons. Terapi ini disukai karena terstruktur, terarah dan
terukur. Yang ingin dipacu pada terapi ini adalah peningkatan pemahaman
dan kepatuhan akan aturan. Terapi ini diberikan pada anak autisme,
gangguan perkembangan pervasive, dan lain sebagainya.
PROGNOSIS

• Prognosis gangguan bicara pada anak tergantung pada penyebabnya. Sebagian


besar anak memberikan respon baik terhadap tata laksana yang diberikan. Untuk
gangguan yang berhubungan dengan kelainan organik seperti pada tuli konduksi,
perbaikan masalah medisnya dapat menghasilkan perkembangan bahasa normal
pada anak. Anak dengan retardasi mental memiliki prognosis yang lebih buruk
dibandingkan anak yang intelegensinya baik. Demikian juga dengan anak yang
memiliki gangguan perkembangan multiple, membutuhkan penanganan ekstra agar
tidak meninggalkan kelainan sisa. Lingkungan yang beresiko tinggi dan usia
terdeteksinya gejala turut memperburuk prognosis
SOAL

Seorang anak laki – laki usia 5 tahun datang dibawa orang tuanya
dengan keluhan dalam artikulasi dan mengkoordinasi bahasa. Namun
tidak ditemukan masalah dalam pergaulan sehari – hari. Apakah
diagnosis pada kasus tersebut?

• A. Pervasive developmental disorder


• B. Uncoordinated speech
• C. Autism
• D. Rett syndrome
• E. Tourette syndrome
• Seorang anak usia 13 tahun tidak menengok ketika dipanggil namanya, bisa
berbicara maupun mengikuti kata –kata orang sekitar, dan terkesan tidak
menanggapi suara orang – orang sekitarnya. Riwayat BBLR dan infeksi
toxoplasma pada saat kehamilan. Dokter telah melakukan pemeriksaan dengan
meletakkan alat di telinga bayi guna mendeteksi sel rambut dan integritas koklea
terhadap stimulus akustik. Apakah jenis pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter
tersebut?
• A. Timpanometri
• B. Brain stem evoked response audiometry
• C. Otoaccus emission
• D. Audiometri bermain
• E. Audiometri nada murni


INSTRUMEN

• BIDANG/ASPEK YANG DINILAI



• 1,Personal social (Personal sosial)
Penyesuaian diri dengan masyarakat dan perhatian terhadap kebutuhan
perorangan
2. Fine motor adaptive (Adaptif-Motorik halus)
Koordinasi mata tangan, memainkan, menggunakan benda-benda kecil
3. Language (Bahasa)
Mendengar, mengerti dan menggunakan bahasa.
4. Gross motor (Motorik kasar)
Duduk, jalan, melompat dan gerakan umum otot besar
LANGKAH PELAKSANAAN

1. Sapa orang tua/ pengasuh dan anak dengan ramah


2. Jelaskan tujuan dilakukan tes perkembangan, jelaskan bahwa tes ini bukan
untuk mengetahui IQ anak.
3. Buat komunikasi yang baik dengan anak.
4. Hitung umur anak dan buat garis umur - Instruksi umum: catat nama anak,
tanggal lahir, dan tanggal pemeriksaan pada formulir. - Umur anak dihitung
dengan cara tanggal pemeriksaan dikurangi tanggal lahir. (1 thn = 12 bulan; 1
bulan = 30 hari; 1 minggu = 7 hari)
(21 bln 21 hr)
ALHAMDULILLAH
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai