Pembimbing :
dr. Yanuar Satrio Sarosa, Sp.KJ
1
PENDAHULUAN
Gangguan Psikotik Akut adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidakmampuan individu
menilai kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku kacau atau
aneh.
Menninger menyebutkan lima sindrom klasik yang menyertai sebagian besar pola psikotik, yaitu:1
1.Perasaan sedih, bersalah dan tidak mampu yang mendalam
2.Keadaan terangsang yang tidak menentu dan tidak terorganisasi, disertai pembicaraan dan
motorik yang berlebihan
3.Regresi ke autism manerisme pembicaraan dan perilaku, isi pikiran yang berwaham, acuh tak acuh
terhadap harapan social.
4.Preokupasi yang berwaham, disertai kecurigaan, kecenderengan membela diri atau rasa
kebesaran.
5.Keadaan bingung dan delirium dengan disorientasi dan halusinasi
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M
Tempat, tanggal lahir : Handil Gayam 14 April 1989
Usia : 30 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Ds. Handil Gayam Rt.03/02 Handil Gayam Kurau Tanah laut
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Guru honorer
Agama : Islam
Suku : Banjar
Bangsa : Indonesia
Status Perkawinan : Menikah
Tanggal Berobat : 24 Desember 2019
RIWAYAT PSIKIATRI
ANAMNESIS
Riwayat Pendidikan
Pasien memulai pendidikan formal sejak TK kemudian SD sampai kuliah lulus S1 pasien tidak
ada riwayat tinggal kelas, prestasi belajar pasien baik pasien mengambil jurusan bahasa inggris
disini.
Riwayat Pekerjaan
Pasien merupakan guru honorer kurang lebih sudah 10 tahun, sejak sakit pekerjaan nya menjadi
terbenkalai nilai rapor tidak terisi dan pasien didatangi oleh kepala sekolah akibat tidak ada
kabar.
Riwayat Perkawinan
Pasien sudah menikah pada saat usianya 28 tahun. Pasien menikah atas kehendaknya sendiri
dengan istri yang terpaut usia 6 tahun lebih muda dari dirinya. Menurut istrinya keluarganya
harmonis tidak ada perkelahian kdrt dsb, namun sudah 2 tahun ini belum dikaruniai anak
sehingga pasien mulai marah terhadap istrinya.
Riwayat Kehidupan Pribadi :
Aktivitas Keagamaan
Pasien sudah jarang sholat semenjak mendapat keluhan tersebut, jarang mengaji dan
tidak ikut pengajian
Riwayat Psikososial
hubungan seksual terakhir kurang lebih 2 minggu yang lalu
Gangguan persepsi
Ada halusinasi A/V/G/G/T/O : (-)
Ilusi : -
Depersonalisasi : -
Derealisasi : -
STATUS MENTAL
Pembicaran
Kuantatif : Mutisme
Kuantitatif : tidak ada
Proses pikir :
a.Bentuk pikiran : Sulit di evaluasi
b.Arus pikiran : Mutisme
Norma sosial, uji daya nilai serta penilaian realitas pasien Sulit di evaluasi
Tilikan : 1
3. Fungsi kognitif pada pasien masih baik, namun pengendalian impuls buruk. Pasien
tidak mempunyai riwayat trauma kepala. Orientasi waktu, tempat, orang dan situasi
baik.
4. Di keluarga pasien ada yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien yaitu tante
dari pihak ibu
RENCANA TERAPI
Psikofarmaka : Trihexyphenidil 2 mg 2x1 (k/p jika muncul gejala EPS)
Risperidone 2 mg 2 x 1
Obs RBD/2 jam
Psikoterapi :
a. Psikoterapi suportif, untuk memperkuat mekanisme defens (pertahanan) pasien terhadap
stress.
b. Psikoterapi reedukatif, untuk meningkatkan pengetahuan pasien terhadap penyakitnya,
meningkatkan pengetahuan keluarga untuk mendukung kesembuhan pasien, dan
mengembangkan kemampuan pasien untuk menunjang kesembuhan.
c. Psikoterapi rekonstruktif, untuk dicapainya tilikan akan konflik-konflik nirsadar dengan
usaha untuk mencapai perubahan struktur luas kepribadian.
Edukasi :
a.Memberikan edukasi pada keluarga tentang pentingnya mengetahui gejala dan tanda
akan terjadinya kekambuhan, minta keluarga untuk tetap dekat dengan pasien, tidak
melarang kegiatan pasien, dan membuat pasien tertekan, serta tetap tinggal berdekatan
dengan pasien
b.Memberikan edukasi tentang pentingnya minum obat secara rutin, dan membuat deretan
kegiatan pasien yang tentunya bermanfaat dan disukai oleh pasien
Gangguan psikotik dibagi menjadi 2, yaitu gangguan psikotik organik dan gangguan
psikotik non organik (fungsional). Gangguan psikotik organik adalah suatu gangguan jiwa
dengan kehilangan rasa kenyataan (sense of reality) hal ini dapat diketahui dengan
terganggunya pada hidup perasaan (mood dan afek), prosis berpikir, psikomotorik dan
kemauan, sedemukian rupa sehingga semua ini tidak sesuai dengan kenyataan lagi. Gangguan
psikotik organik ada gangguan mental organik serta gangguan mental & perilaku akibat
penggunaan zat psikoaktif. Gangguan mental organik salah satunya adalah demensia, delirium,
gangguan mental; kepribadian; perilaku akibat kerusakan dan disfungsi otak.
PENEMUAN BERMAKNA
Fakta Teori
AnamnesisPasien laki-laki, usia 30 tahun Gangguan Psikotik Polimorfik Akut dengan Gejala
Keluhan : Sering diam tidak ada bicara, tidak tidur, tiba- Skizofrenia.
tiba menangisKeluhan dirasakan tiba-tiba sejak 10 hari Pedoman Diagnosis :
SMRS Keluhan tersebut memberat sejak 4 hari SMRS, Menggunakan urutan diagnosis yang mencerminkan
pasien setiap malam gelisah, berjalan-jalan dan tidak ada urutan prioritas yang diberikan untuk ciri-ciri utama
tidur. Serta pasien tiba-tiba menangis jika mendengar terpilih dari gangguan ini.
dirinya sedang dibicarakan.Keluhan ini muncul setelah Urutan diagnosis yang digunakan :
pengumuman PILKADES, dimana ayahnya mengikuti Onset yang akut (dalam masa 2 minggu atau kurang
pemilihan tersebut, namun ayahnya mengalami kekalahan, sama dengan jangka waktu gejala-gejala psikotik
semenjak itu pasien mengaku sering di teror melalui media menjadi nyata dan mengganggu sedikitnya beberapa
sosialnya dan dari pembicaraan orang-orang bahwa aspek kehidupan dan pekerjaan sehari-hari, tidak
menuduh ayah pasien melakukan kecurangan. Setelah itu termasuk periode prodromal yang gejalanya sering
pasien berkata kepada ayahnya bahwa jangan memikirkan tidak jelas) sebagai ciri khas yang menentukan
mengenai kekalahan ini, biar saja saya (pasien) yang seluruh kelompok.
memikirkannya Pasien juga sering marah kepada istrinya
jika disentuh oleh istrinya. Menurut sang istri hal tersebut
mungkin karena setelah 2 tahun menikah pasien tidak
memiliki anak.
Fakta Teori
Dan tantenya kemarin baru saja Adanya sindrom yang khas berupa polimorfik atau
melahirkan anak kembar.Pasien beraneka-ragam dan berubah cepat, atau schizophrenia-
pernah ingin melakukan percobaan like´ atau gejala skizofrenik yang khas. Adanya stres
bunuh diri dengan menggunakan akut yang berkaitan, kesulitan atau problem yang
pisau, namun tidak sempat digunakan berkepanjangan tidak boleh dimasukkan sebagai
karena iparnya melihat dan langsung sumber stres dalam konteks ini Tanpa diketahui berapa
mengambil pisau tersebut lama gangguan akan berlangsung. Tidak ada gangguan
dalam kelompok ini yang memenuhi kriteria episode
manik (F30.-) atau Episode depresif (F32.-), walaupun
perubahan emosional dan gejala-gejala afektif
individual dapat menonjol dari waktu kewaktu.
Fakta Teori
Riwayat Penyakit Dahulu Kriteria diagnostik Gangguan Psikotik
Riw. trauma (-), kejang (-)Riwayat konsumsi Polimorfik Akut dengan Gejala
alkohol dan Napza (-) Riw. merokok (-)dirawat di Skizofrenia (F.23.1):Memenuhi kriteria
Rumah Sakit Jiwa (-) (a), (b), dan (c) di atas yang khas untuk
Status Psikiatri gangguan psikotik polimorfik akut
Kesan umum terawat.Kontak verbal (-), kontak (F23.0);Disertai gejala-gejala yang
visual (-)Kesadaran baikOrientasi tempat, waktu memenuhi kriteria untuk diagnosis
dan orang baik, perhatian (sde)Mood hipotymAfek skizofrenia (F.20.-) yang harus sudah ada
datarGangguan persepsi (Halusinasi (sde) ilusi untuk sebagian besar waktu sejak
(sde))Pembicaraan (mutisme)Bentuk pikiran munculnya gambaran klinis psikotik itu
(sde)Arus pikiran (blocking)Isi Pikiran (waham secara jelas;Apabila gejala-gejala
curiga)Tilikan : 1Taraf (Tidak dapat dipercaya) skizofrenia menetap untuk lebih dari 1
bulan maka diagnosis harus diubah
menjadi skizofrenia (F. 20.-) Skizofrenia
Berdasarkan data dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan status psikiatri yang didapatkan, pasien
ini didiagnosis sebagai Gangguan psikotik polimorfik akut dengan gejala skizofrenia (F.23.1)
dan di diagnosis banding dengan skizofrenia tak terinci (F.20.3).
Pasien ini mendapatkan terapi Risperidone 2mg 2x1, Trihexyphenidyl 2mg 2x1 (k/p). Karena
pasien memiliki riwayat untuk bunuh diri maka pasien di observasi riwayat bunuh dirinya per 2
jam dan masuk ke ruang Kelas Pria serta ditunggu oleh keluarganya.
Pasien ini mendapatkan terapi Risperidone 2mg 2x1. Risperidone merupakan obat antipsikosis
atipikal. Obat antipsikosis atipikal bekerja pada Serotonin-dopamine antagonist (SDA)
mempunyai mekanisme kerja melalui interaksi antar serotonin dan dopamin pada keempat jalur
dopamin di otak. Hal ini yang menyebabkan efek samping ekstrapiramidal sindrom (EPS) lebih
rendah dan sangat efektif untuk mengatasi gejala negatif.
Dalam klinis praktis, anti-psikotik atipikal memiliki empat keuntungan, yaitu :
1.Efek samping EPS jauh lebih kecil dibandingkan anti-psikosis golongan tipikal, umumnya
pada dosis terapi sangat jarang terjadi EPS.
2.Dapat mengurangi gejala negatif dari skizofrenia.
3.Menurunkan gejala afektif dari skizofrenia dan sering digunakan untuk pengobatan depresi
dan gangguan bipolar yang resisten.
4.Menurunkan gejala kognitif pada pasien skizofrenia dan penyakit Alzheimer.
Keuntungan yang didapatkan dari pemakaian anti-psikotik atipikal selain efek samping yang
minimal, juga dapat memperbaiki gejala negatif, kognitif dan mood, sehingga mengurangi
ketidaknyamanan dan ketidakpatuhan pasien akibat pemakaian obat antipsikotik. Pemakaian
anti-psikotik atipikal dapat meningkatkan angka remisi dan meningkatkan kualitas hidup
penderita skizofrenia karena dapat mengembalikan fungsinya dalam masyarakat.
Antipsikosis Mg.Eg Dosis Sedasi Otonomik Ekstrapiramidal
dipenhydramin secara IM atau IV. Jika obat antipsikosis masih diperlukan, dapat diberikan trihexypenidyl
2 mg atau sulfas atropin 0,5-0,75 mg secara IM.3
Tujuan pasien mendapatkan obat trihexyphenidyl adalah untuk mengatasi gangguan gerakan yang tidak
normal dan tidak terkendali akibat efek samping obat antipsikosis. Pasien tidak diberikan trihexypenidyl
yang langsung dikombinasikan dengan antipsikosis karena obat ini tidak berfungsi sebagai antipsikosis
profilaksis. Pasien juga merupakan pasien rawat inap sehingga dapat diobservasi di bangsal secara ketat
terkait efek samping obat yang muncul. Gangguan gerakan ini termasuk kondisi-kondisi seperti tremor
serta gerakan wajah dan tubuh yang tidak terkendali, sering disebut sebagai “extrapyramidal syndrome”
atau EPS. Trihexyphenidyl bermanfaat meningkatkan kendali otot dan mengurangi kekakuan. Saat gejala
berkurang, obat ini akan membuat gerakan tubuh menjadi lebih normal. Trihexyphenidyl bisa digunakan
sendiri atau bersama levodopa untuk mengobati penyakit parkinson. Semua obat berpotensi menyebabkan
efek samping, termasuk trihexyphenidyl. Namun, gejala akibat efek samping umumnya membaik setelah
tubuh menyesuaikan diri. Beberapa efek samping yang umum terjadi antara lain adalah konstipasi, pusing,
sulit buang air kecil, mulut kering, pandangan buram, dan mual.3,4
PENUTUP
Gangguan psikotik merupakan salah satu penyakit dengan prevalensi yang banyak. Gangguan psikotik
adalah suatu gangguan jiwa dengan kehilangan rasa kenyataan ( sense of realitiy) hal ini dapat diketahui
dengan terganggunya pada hidup perasaan (mood dan afek), proses berpikir, psikomotorik dan kemauan,
sedemukian rupa sehingga semua ini tidak sesuai dengan kenyataan lagi.
Gangguan psikotik dapat dibedakan menjadi dua yaitu gangguan psikotik organic dan psikotik non
organic.
Telah dilaporkan kasus Tn. M berusia 30 tahun dengan keluhan sulit tidur, sering diam dan gelisah sejak
10 hari SMRS, pasien diduga memikirkan masalah ayahnya yang tidak terpilih menjadi kepala desa dan
menerima teror serta dituduh melakukan kecurangan. Pasien juga sering marah jika badannya disentuh
oleh istrinya dan memiliki riwayat ingin bunuh diri. Pasien didiagnosis dengan Gangguan psikotik
polimorfik akut dengan gejala skizofrenia (F.23.1) dan di diagnosis banding dengan skizofrenia tak
terinci (F.20.3) dan mendapatkan pengobatan berupa risperidone, Trihexyphenidil serta observasi
riwayat bunuh diri per 2 jam.
TERIMAKASIH BANYAK
Atas Perhatiannya