Anda di halaman 1dari 41

Created by Purdianta Copyrighted to Univ Bunda Mulia-Jakarta 1

Pengukuran dan Pemantauan


Organisasi harus menetapkan ketentuan monitoring,
pengukuran, analisis dan perbaikan yang diperlukan.
Adalah tanggung jawab organisasi menentukan aspek-
aspek apa saja yang harus diukur, metode yang
digunakan, kapan dilakukan pengukuran dan
pemantauan, dan bagaimana analisis dilakukan.
Pengukuran dan Pemantauan
Setidaknya organisasi melakukan pemantauan kinerja
atas aspek-aspek berikut ini:
• Penapaian kebijakan dan sasaran K3.
• Keefekifan penerapan sasaran pengendali risiko.
• Program pemahaman, pelatihan, komunikasi dan konsultasi pada
karyawan dan pihak terkait.
• Informasi yang dapat digunakan untuk meninjau atau memperbaiki
Sistem Manajemen yang digunakan.
• Ketidaksesuaian yang terjadi dalam lingkup Sistem Manajemen K3
seperti kecelakaan, kerusakan dan penyakit akibat kerja.
.
Pengukuran dan Pemantauan

Perencanaan

PEMERIKSAAN
Audit DAN TINDAKAN Umpan balik dari
PERBAIKAN pengukuran kinerja

Tinjauan Manajemen
Pengukuran dan Pemantauan
Input yang digunakan dalam menerapkan tahapan ini
adalah:

• Hasil identifikasi bahaya potensial, penilaian dan


pengendalian risiko
• Persyaratan peraturan dan perundang-undangan
• Kebijakan dan sasaran K3
• Prosedur penanganan ketidaksesuaian
• Hasil pengujian dan kalibrasi (mencakup kontraktor)
• Rekaman pelatihan (mencakup pemasok)
• Laporan manajemen
Pengukuran dan Pemantauan
Tujuan melakukan pengukuran dan pemantauan
kinerja adalah:
• Menentukan sejauh mana program K3 diterapkan dan
pencapaiannya
• Melakukan pemeriksaan apakah pengendalian risiko
telah diterapkan dan efektif
• Mempromosikan penerapan rencana dan pengendalian
risiko untuk memberikan umpan balik bagi semua pihak
• Menyediakan informasi yang dapat digunakan dalam
melakukan peninjauan, dan juga sangat penting untuk
melakukan perbaikan terhadap Sistem Manajemen K3
Nilai Ambang Batas
Nilai ambang batas ditetapkan sebagai
pedoman bagi organisasi dalam menetapkan
peralatan-peralatan dan prasarana di area kerja.
Perusahaan harus mengacu pada nilai ambang
batas yang telah ditetapkan ini.
Nilai Ambang Batas
Tabel Ambang Batas Kebisingan
Nilai Kebisingan
Nilai Ambang Batas Kebisingan
(ӘBA)
Jam 8 85
4 88
2 91
1 94
Menit 30 97
15 100
7,5 103
3,75 106
1,88 109
0,94 112
Detik 28,12 115
14,06 118
7,03 121
3,52 124
1,78 127
0,88 130
0,44 133
0,22 136
0,11 139
Nilai Ambang Batas

Nilai Ambang Batas getaran bagi lengan dan tangan


Jumlah Waktu Nilai Percepatan pada Frekuensi
Paparan Dominan
Per hari kerja Meter per detik kuadrat meter/dt2
4 jam dan < 8 jam 4 3,924
2 jam dan < 4 jam 6 5,9841
1 jan dan < 2 jam 8 7,9461
< 1 jam 12 11,9682
Nilai Ambang Batas
Nilai Ambang Batas temperatur udara pada tempat kerja
ISBB (ᵒC)
Persentase Persentase Beban kerja
Jam Kerja Jam Istirahat
Ringan Sedang Berat
Bekerja terus menerus
8 jam / hari 30,0 26,7 25,0
75% bekerja/hari 25% setaip jam kerja 30,6 28,0 25,9
50% bekerja/hari 50% setaip jam kerja 31,4 29,4 27,9
25% bekerja/hari 75% setaip jam kerja 32,2 31,1 30,0
Nilai Ambang Batas
Nilai Ambang Batas Penerangan
Nilai Penerangan
Jenis Pekerjaan
Minimum
Halaman dan jalan-jalan dalam lingkungan
perusahaan 20 lux
Pekerjaan yang hanya membedakan
barang-barang kasar 50 lux
Pekerjaan yang membedakan barang-barang kecil
secara sepintas lalu 100 lux
Pekerjaan yang membedakan secara teliti barang-
barang yang kecil dan halus yang agak teliti 300 lux
Pekerjaan yang membedakan barang-barang halus
dengan kontras yang sedang dan w aktu yang lama 500 - 1000 lux
Pekerjaan yang membedakan barang-barang yang
halus dengan kontras yang sangat kurang untuk
w aktu yang lama 1000 lux
Pemantauan Proaktif dan Reaktif
Pemantauan Proaktif
• Pemantauan Proatif digunakan dalam
melakukan pemeriksaan kesesuaian
terhadap aktivitas K3 organisasi. Data
Proaktif digunakan untuk memantau
kesesuaian pengendalian risikoPemantauan
Proaktif biasanya dijadikan bagian rencana
pengendali. Bukti-bukti dari pemantauan
digunakan untuk meninjau dan melakukan
perbaikan penerapan pengendali.
• Contoh: melakukan pemantauan secara
berkala dan inspeksi secara berkala
Pemantauan Proaktif dan Reaktif
Contoh Hasil Data Pemantauan Proaktif
• Persepsi personel pada komitmen K3 • Frekuensi dan keefektifan briefing K3
manajemen Laporan K3
• Jumlah peltihan K3 • Waktu untuk menerapkan tindak lanjut
• Keefektifan pelatihan keluhan atau saran
• Sejauh mana rencana dan sasaran • Laporan pemeriksaan kesehatan berkala
dibuat dan dicapai Penggunaan APD
• Sejauh mana kebijakan K3 • Tingkat keselamatan dan kesehatan
dikomunikasikan tempat kerja
• Kesesuaian pengendalian risiko • Tingkat kesesuaian dengan peraturan
• Jumlah dan keefektifan inspeksi K3 dan undang-undang
manajemen • Frekuensi audit
• Jumlah masukan karyaw an terhadap • Waktu untuk melaksanakan rekomendasi
perbaikan K3 auidit
• Perilaku karyaw an pada risiko dan
pengendaliannya
• Pemahaman karyaw an pada risiko dan
pengendaliannya
Pemantauan Proaktif dan Reaktif
Pemantauan Reaktif
• Pemantauan ini digunakan untuk
melakukan investigasi, analisis dan
rekaman atas ketidaksesuaian Sistem
Manajemen K3.
• Pemantauan Reaktif sangat berguna bagi
assesor untuk:
• Memberikan perkiraan peluang dan
konsekuensi bahaya yang terjadi
• Menentukan jenis pengendalian yang
sesuai.
• Contoh: kecelakaan, kerusakan,
penyakit akibat kerja.
Pemantauan Proaktif dan Reaktif
Contoh Hasil Data Pemantauan Reaktif
• Tindakan yang tidak aman • Data absensi karyawan karena sakit
• Kejadian yang tidak aman (berhubungan dengan pekerjaan atau
• Kondisi nyaris celaka yang tidak berhubungan dengan
• Kerusakan akibat kecelakaan pekerjaan)
• Kehilangan waktu akibat kecelakaan • Keluhan yang disampaikan anggota
• Laporan kecelakaan major masyarakat
• Laporan bahaya yang terjadi • Laporan kecelakaan yang
• Kritik pemerintah mengakibatkan terhentinya pekerjaan
lebih dari tiga hari
Teknik Pengukuran
Contoh metode pengukuran kinerja

• Hasil proses identifikasi bahaya potensial, penilaian dan pengendalian risiko


• Penggunaan daftar periksa pada inpeksi tempat kerja
• Inpeksi K3
• Ev aluasi terhadap peralatan, plant, material, dan teknologi yang baru dikenalkan
• Sampel safety
• Sampel lingkungan, seperti pengukuran dampak paparan bahan kimia, atau
fisik (seperti kebisingan) dan kemudian melakukan kesesuaian dengan standar
• Kompentensi personel yang terkait dengan K3
• Sampel kebiasaan seperti menilai kebiasaan pekerja dalam melakukan pekerjaan
yang terkait dengan K3
• Analisis dokumen dan rekaman
• Benchmarking dengan perusahaan sejenis
• Surv ai karyawan
Teknik Pengukuran
Inpeksi 1.
Inspeksi
peralatan

2.
4.
Rekaman Inpeksi Inpeksi
infeksi kondisi
kerja

3.
Verifikasi
hasil kerja
Teknik Pengukuran
Peralatan Ukur
Peralatan ukur diperlukan untuk menilai kondisi K3
dalam perusahaan. Untuk itu organisasi harus melakukan
identifikasi dan pengendalian terhadap alat ukur tesebut.

Ketentuan yang harus diatur:


• Frekuensi kalibrasi
• Referensi pada metode tes, bila ada
• Identifikasi peralatan yang digunakan untuk kalibrasi
• Tindakan yang dilakukan bila alat ukur ditemukan
melewati batas kalibrasi.
Teknik Pengukuran
Peralatan Pemasok
Peralatan ukur yang digunakan oleh pemasok harus
memiliki pengendalian yang sama dengan alat ukur
organisasi. Untuk itu pemasok harus memberikan jaminan
bahwa peralatan mereka memenuhi persyaratan. Karena,
itu organisasi dapat meminta pada pemasok salinan dari
hasil tes alat tersebut.
Teknik Pengukuran
Teknik statistik atau
teori analisis lain
Bukti - Bukti Pelaksanaan Klausul ini
Teknik statistik atau
• Prosedur pemantauan dan pengukuran
metode analisis data lainnya
• Jadwal dan daftar periksa inspeksi
sangat diperlukan untuk menilai
situasi K3, untuk menginvestigasi • Daftar peralatan-peralatan penting
insiden atau kecelakaan atau • Daftar periksa inspeksi peralatan
untuk membantu dalam • Standar kondisi tempat kerja
mengambil keputusan yang • Daftar alat ukur
terkait dengan K3. • Prosedur kalibrasi
Organisasi perlu menentukan • Jadwal dan bukti kalibrasi
kebutuhan analisis data yang • Hasil dan kegiatan pemeliharaan
digunakan, bila dianggap perlu • Laporan ketidaksesuaian
pedoman penggunaanya • Bukti pelaksanaan prosedur
didokumentasikan.
Tindakan Penanggulangan
• Tindakan Respon
Tindakan segera diambil untuk melakukan observasi
ketidaksesuaian, kecelakaan, insiden atau bahaya yang
perlu diketahui semua pihak. Prosedur harus mencakup:
• Proses pemberitahuan.
• Bila memungkinkan perlu diatur koordinasi anatar
emergency plan dengan prosedur ini.
• Mengatur skala investigasi yang terkait dengan proposal
bahaya atau yang terjadi mencakup pihak yang
bertanggung jawab dalam melakukan investigasi untuk
kecelakaan yang serius.
Tindakan Penanggulangan
• Rekaman
Prosedur yang dibuat harus mencakup rekaman
ketidaksesuaian dan penjelasannya, kecelakaan atau
bahaya, termasuk tempat penyimpanan dan penanggung
jawab penyimpan rekaman.
Tindakan Penanggulangan
• Investigasi
Untuk itu prosedur sebaiknyanmengatur bagaimana
proses investigasi di tangani, di antaranya:
• Tipe kejadian yang diinvestigasi seperti insiden yang dapat
menimbulkan kerusakan berat.
• Tujuan investigasi
• Personel yang melakukan investigasi, wewenang investigator,
persyaratan kualifikasi investigator.
• Identifikasi akar masalah ketidaksesuaian.
• Aturan untuk wawancara para saksi.
• Penyimpanan bukti-bukti
• Aturan pelaporan hasil investigasi.
Tindakan Perbaikan
Tindakan perbaikan adalah tindakan yang dilakukan
untuk menghilangkan akar penyebab ketidaksesuaian,
kecelakaan atau insiden yang ditemukan dalam rangka
mencegah agar tak terulang lagi.
Contoh-contoh elemen yang dipertimbangkan dalam
prosedur tindakan perbaikan adalah:
• Identifikasi dan penerapan dari tindakan perbaikan dan
pencegahan.
• Evaluasi berbagai pengaruh pada hasil identifikasi bahaya
potensial dan penilaian risiko.
• Rekaman berbagai perubahan dalam prosedur yang dihasilkan
dari tindakan perbaikan atau pencegahan.
• Aplikasi pengendali risiko atau modifikasinya yang sekarang
ada, untuk memastikan tindakan perbaikan yang dilakukan
efektif.
Tindakan Perbaikan
• Tindakan Pencegahan
Contoh-contoh elemen yang dipertimbangkan dalam
prosedur pencegahan antara lain:
• Penggunaan sumber informasi yang sesuai, seperti: data tingkat
pencapaian no loss incident, laporan audit, rekaman, updating
analisis risiko, informasi baru pada material berbahaya, dan lain
sebagainya.
• Identifikasi berbagai masalah yang memerlukan tindakan
pencegahan.
• Tindakan awal dan penerapan pencegahan.
• Penerapan pengendali risiko untuk memastikan pencegahan
berjalan efektif.
• Rekaman berbagai perubahan dalam prosedur yang dihasilkan dari
tindakan pencegahan.
Tindakan Perbaikan
• Follow Up
Tindakan perbaikan atau pencegahan yang
dilakukan harus dipastikan kesesuaian dan
keefektifannya. Karena itu tinjauan dan pemantauan
harus dilakukan sejauh mana hal tersebut dapat
terpenuhi.
Analisis Ketidaksesuaian, Kecelakaan
dan Insiden
Klasifikasi dan analisis dilakukan berdasarkan:
• Frekuensi terjadinya atau jumlah waktu kejadian.
• Lokasi, tipe kecelakaan, aktivitas yang terlibat, hari, waktu
kerja, bagian yang terkana.
• Tipe dan besarnya kecelakaan aset.
• Akar penyebab
Data kecelakaan dan kerusakan adalah suatu hal yang
vital, ini dapat dikategorikan sebagai indikator langsung
dari kinerja K3. Bagaimanapun, data-data tersebut sangat
terkait dengan penggunaanya. Seperti contoh:
Analisis Ketidaksesuaian, Kecelakaan
dan Insiden
• Jika lebih banyak pekerjaan dengan jumlah orang pekerja
yang sama di waktu sama pula, maka peningkatan beban
kerja tersebut dapat meningkatkan tingkat kecelakaan
yang terjadi.
• Laporan kecelakaan terkadang terlalu simpel atau bahkan
terlalu mendetail. Tingkat pelaporannya dapat berubah.
Perbaikan ini dapat dihasilkan dari pemahaman pekerjaan
dan menghasilkan bentuk laporan dan pencatatan yang
lebih baik.
• Tingkat kecelakaan kerja yang disebabkan faktor lain
seperti buruknya moral karyawan, buruknya hubungan
anatar manajemen dan karyawan.
Analisis Ketidaksesuaian, Kecelakaan
dan Insiden
• Hasil Pemantauan dan Komunikasi
Terhadap hasil investigasi ini, organisasi dapat melakukan
hal-hal sebagai berikut:
• Mengidentifikasi akar penyebab dari kekurangan Sistem
Manajemen K3 dan manajemen keseluruhan organisasi.
• Mengkomunikasikan temuan dan merekomendasikan pada
manajemen dan pihak terkait yang relevan.
• Mencakup temuan yang relevan dan rekomendasi dari investigasi
dalam tinjauan proses K3 secara berkelanjutan.
• Memantau waktu penerapan dari perbaikan pengendalian.
Analisis Ketidaksesuaian, Kecelakaan
dan Insiden
• Hasil Pemantauan dan Komunikasi
Bentuk nyata dalam Persyaratan ini:
• Prosedur kecelakaan dan ketidaksesuaian.
• Laporan ketidaksesuaian.
• Laporan investigasi.
• Laporan penilaian risiko terbaru.
• Masukan tinjauan manajemen.
• Bukti evaluasi eefektifan tindakan perbaikan dan pencegahan yang
dilakukan
Audit Sistem Manajemen K3
Audit merupakan salah satu cara yang dapat digunakan
oleh organisasi untuk mengevaluasi Sistem Manajemen K3,
kesesuaian dengan persyaratan, dan keefektifan penerapan
sistem. Hasil audit dapat digunakan untuk mengidentifikasi
peluang perbaikan.
Masukan dalam aktivitas ini:
• Kebijakan K3
• Sasaran K3
• Prosedur-prosedur dan instruksi kerja K3
• Hasil identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko.
• Peraturan-peraturan terkait
• Laporan ketidaksesuaian
• Prosedur audit
• Prosedur ketidaksesuaian
Audit Sistem Manajemen K3

Tujuan utama pelatihan audit internal:

1. 2.
Memberikan pemahaman Memberikan pengetahuan
kepad tim auditor teknis tentang cara
perusahaan tentang melakukan audit internal,
pentingnya audit internal di mulai dari perencanaan
dalam memelihara sampai dengan pembuatan
kesinambungan dalam laporan audit.
penerapan Sistem
Manajemen K3 di organisasi.
Audit Sistem Manajemen K3
Materi dalam pelatihan audit internal harus
mencakup hal-hal berikut:
• Tujuan dan manfaat audit internal
• Beberapa pengertian tentang istilah yang digunakan dalam audit
• Audit internal sebagai persyaratan standar Sistem Manajemen K3
• Langkah-langkah pelaksanaan audit
• Kualifikasi dan proses seleksi auditor internal
• Peran dan tanggung jawab pimpinan auditor
• Klasifkasi hasil audit
• Cara dan sistem pelaporan
• Tindakan perbaikan dan cara pencegahan
• Praktek audit dan studi kasus
Audit Sistem Manajemen K3
• Penjadwalan
• Audit sebaiknyamencakup seluruh operasi yang terkait
dengan Sistem Manajemen K3 dan melakukan
penilaian kesesuaian dengan standar Sistem
Manajemen K3.
• Frekuensi dan lingkup audit harus terkait dengan risiko
dari berbagai elemen sistem, kesesuaian data pada
kinerja sistem, keluaran dari tinjauan manajemen dan
lain sebagainya.
Audit Sistem Manajemen K3
• Dukungan Manajemen
• Agar audit internal Sistem Manajemen K3 dapat berjalan
lancar dan dapat ditindaklanjuti secara nyata dan efektif
perlu mendapat dukungan dari pihak manajemen
perusahaan.
• Dukungan ini bukan hanya retorika atau omongan belaka
tapi harus ditunjukan dalam kompentensi auditor internal
yang sesuai, penyedian sumber daya atas temuan-
temuan audit.
Audit Sistem Manajemen K3
• Audit
Audit harus dilakukan oleh orang yang
berkompenten dalam melakukan audit, dan personel yang
independen. Hasil audit nantinya dicatat dan dilaporkan
pada pihak manajemen, agar dapat dilakukan tinjauan
dan melakukan tindakan perbaikan yang sesuai. Hasil
audit yang baik adalah dicatat dalam media khusus,
mendetail dan dapat ditelusuri sumber temuannya.
Audit Sistem Manajemen K3
• Auditor
Personel yang ditunjuk untuk melakukan audit harus
objektif dan independen. Auditor harus mengetahui
dokumen yang akan diaudit serta aktivitas yang dilakukan
oleh auditee (pihak yang audit). Karena itu kesiapan
auditor sangat diharapkan, biasanya auditor sudah
menerima dokumen yang akan diaudit satu minggu
sebelum pelaksanaan audit.
Hasil audit sangat dipengaruhi oleh kompentensi
auditornya. Semakin kompenten auditor semakin
berbobot temua yang diperoleh.
Audit Sistem Manajemen K3
• Pengumpulan Data
Data-data yang dibutuhkan selama audit adalah:
• Dokumentasi Sistem Manajemen K3
• Kebijakan K3
• Sasaran K3
• Prosedur K3 dan emergency
• Prosedur ijin kerja
• Minutes meeting
• Laporan dan rekaman K3
• Berbagai laporan dan komunikasi dari pelaksanaan K3
• Datar peraturan-peraturan dan sertifikasi
• Rekaman pelatihan
• Laporan audit sebelumya
• Permintaan tindakan perbaikan
• Laporan ketidaksesuaian
Audit Sistem Manajemen K3
• Hasil Audit
• Sasaran dan lingkup audit
• Anggota tim auditor dan perwakilan auditee, dan subjek yang
diaudit
• Dokumen referensi
• Ketidaksesuaian yang ditemukan
• Penilaian auditor terhadap temuan tersebut dan derajat
kesesuaiannya dengan persyaratan
• Distribusi laporan audit. Laporan audit harus ditindak lanjuti segera
dan diperbaiki sesuai tingkat temuan yang ada. Monitoring tindak
lanjut audit merupakan hal yang sangat penting.
Audit Sistem Manajemen K3
Bentuk pelaksanaan persyaratan ini:
• Program/rencana audit
• Prosedur audit
• Laporan audit, mencakup laporan ketidaksesuaian,
rekomendasi tindakan perbaikan
• Bukti closing audit
• Bukti laporan audit kepada manajemen puncak.
Created by Purdianta Copyrighted to Univ Bunda Mulia-Jakarta 41

THANK YOU......
For your attention............

Anda mungkin juga menyukai