Anda di halaman 1dari 26

GANGGUAN SISTEM

REPRODUKSI

" MENORRHAGIA "


KELOMPOK 1 ALFIAN 1
AMALIA 2
SUTRA 3
SUWARNI 4
1 DEFENISI
Part 1
Defenisi

 Menoragia adalah perdarahan yang terjadi pada


masa menstruasi dengan jumlah yang banyak
Add your titledapat disertai gumpalan darah bahkan disertai
Add your title

dismenorhea (Manuaba, 2008).

 Sedangkan menurut Prawirohardjo (2011),


menoragia adalah perdarahan haid yang jumlah
total darahnya melebihi 80 ml dalam satu siklus,
dan durasi lebih dari 7 hari, untuk frekuensi ganti
YOUR TITLE YOUR TITLE
pembalut dapat lebih dari 2-5 kali dalam sehari.
2 ETIOLO
GI Part 2
Etiologi
 Penyebab menoragia sangat dipengaruhi kondisi
dalam uterus. Yang berkaitan dengan fibrin dan
platelet yang mempengaruhi proses pembekuan
darah. Hal ini dapat terjadi apabila terdapat
gangguan pembekuan darah misalnya pada penyakit
von Willebrands dan trombositopenia.

 Dapat pula disebabkan karena adanya adanya polip


mioma, dan hiperplasia endometrium. Kondisi yang
paling sering menyebabkan menoragia karena
mioma uteri (Wiknjosastro , 2011).
Etiologi
 Selebihnya dari tiga kejadian tersebut dapat
disebabkan oleh kelainan endokrinologik (Baziad,
2008).

 Penyakit lain yang mungkin untuk menyebabkan


terjadinya perdarahan abnormal adalah kelainan
ginjal atau kelainan pada hati (Manuaba, 2008).

 Apabila menoragia berlangsung secara terus-


menerus dapat pula disebabkan oleh karena
penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
(Varney, 2010).
3
PATOFISIOLOGI
Part 3
Patofis
iologi

Berdasarkan penyebab yang telah dikemukakan oleh


Wiknjosastro (2011) menoragia pada umumnya
terjadi akibat adanya mioma uteri, polip
endometrium dan atau hiperplasia endometrium
Add your title

menyebabkan terganggunya kontraktilitas otot


rahim, serta permukaan endometrium lebih lebar
Add your title

sehingga pembuluh darah membesar serta beresiko


mengalami nekrosis sehingga perdarahan akan
Add your title
terjadi.
TITLE
FAKTOR
RESIKO
Sebab-sebab yang dapat menyertai terjadinya menoragia
menunjukkan beberapa faktor risiko yang mungkin
menurut
Wiknjosastro (2011) yakni :
1) Usia wanita
2014
lebih dari
2015
35 tahun 2016 2017
2) Siklus anovulasi
3) Obesitas
4) Nulipara
TANDA KLINIS & LABORATORIS

Menurut Pernol (2009), gejala yang dapat diketahui


adalah :
1) Anemia merupakan penemuan laboratorium yang
paling sering
terjadi
2) Perdarahan lebih dari 80 ml.
3) Menstruasi lebih lama dari normal.
4) Dapat disertai gumpalan-gumpalan darah
PROGNOSIS
 Perdarahan yang terjadi dalam waktu yang relatif lama menyebabkan
kondisi tubuh banyak kehilangan darah akibatnya terjadi anemia
sampai shock haemoragic.
 Pemberian anti-inflamasi dan anti-fibrinolisis dapat menurunkan
sampai menghentikan perdarahan. Menoragia dapat ditangani tanpa
melakukan biopsi endometrium karena dengan siklus yang masih
cenderung normal, belum mengarah pada kondisi keganasan Namun
perlu dilakukan evaluasi apabila berdarahan lebih dari 7 hari, atau
terapi obat gagal, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut sangat
dianjurkan dengan USG transvagina, biobsi endometrium, serta faal
pembekuan darah (Prawirohardjo, 2011)
4
PENATALAKSANAAN

Part 4
TITLE
Adapun penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk
menangani
kasus menoragia adalah sebagai berikut :

1). Penanganan menoragia dilakukan dengan melihat


penyebab perdarahan, apakah disebabkan oleh infeksi,
kelainan patologi kelainan organik, AKDR, kelainan koagulasi
atau penyakit neoplasia, apabila disebabkan oleh hal-hal
tersebut penatalaksanaan segera dikolaborasikan dengan
dokter Spesialis (Varney, 2006)
2) Apabila tidak ditemukan adanya kelainan patologi, perdarahan
berkelanjutan dapat dilakukan terapi secara farmakologik.Bidan
dapat memberikan provera 10 mg per oral, 1x1 selama 10 hari,
dimulai pada hari ke- 15 atau hari ke- 16. Dan dapat juga
diberikan DepoProvera 150 mg secara IM (Varney, 2006)

3) Apabila perdarahan menoragia terjadi karena kelainan organik


dapat dilakukan tata laksana bedah, yaitu dilatasi dan kuretase,
serta histeroskopi (Norwitz, 2008).
ASUHAN KEPERAWATAN
MENORAGIA
PENGKAJIAN
1). Identitas pasien yang meliputi nama, umur, tempat tinggal,
dan pekerjaan.
2). Pemeriksaan pasien yang meliputi pengecekan tekanan
darah, denyut nadi, suara jantung, dan suhu tubuh.
3). Riwayat penyakit dulu : Tanyakan adanya riwayat penyakit
dahulu seperti disminore, tiroid, tumor atau endimetriosis.
4). Riwayat Penyakit sekarang : biasanya pasien mengeluhkan
nyeri ketika siklus menstruasi berlangsung pada abdomen,
punggung, simpisis, paha hingga pinggang bawah. Serta,
mengalami pusing, lemas, dan mual muntah.
DIAGNOSIS

1. Nyeri kronis berhubungan dengan peningkatan kontraksi


uterus selama fase menstruasi dan disfungsi menstruasi
2. Ansietas berhubungan dengan stress akibat kurangnya
pengetahuan tentang penyakit dan penatalaksanaannya,
serta disfungsi menstruasi
3. Resiko gangguan citra tubuh berhubungan dengan adanya
gangguan menstruasi
4. Resiko tinggi kekurangan volume cairan tubuh
berhubungan dengan pendarahan berlebihan
5). Riwayat penyakit keluarga : Tanyakan apakah ada keluarga yang
memiliki gejala penyakit gangguan menstruasi sama seperti pasien, atau
adakah penyakit keturunan dari keluarga.
6). Riwayat Menstruasi, Meliputi :
 Pertama kali menstruasi : Umur 12 Tahun
 Siklus : Teratur 28 hari
 Banyaknya : Normal
 Lamanya : 7 hari
 Keluhan : Disminore
7). Riwayat menikah
8). Riwayat penggunaan alat kontrasepsi
9). Riwayat perjalanan seksual
10). Riwayat obstretric
11). gaya hidup pasien
INTERVENSI

1). Diagnosis 1 : Nyeri berhubungan dengan peningkatan kontraksi


uterus selama fase menstruasi dan disfungsi menstruasi.
Tujuan : pasien mengatakan skala nyeri menurun hingga hilang.
Kriteria hasil :
a. Ekspresi pada wajah tidak tegang atau meringis kesakitan.
b. Tanda-tanda vital pasien dalam batas normal, yaitu :
c. (1) Tekanan darah normal (100 - 140 mmHg / 60 - 90 mmHg
d. (2) Nadi normal (60 - 100 x / menit)
e. (3) Suhu normal (36,5°C - 37,5°C)
f. (4) Pernapasan normal (16-24 x / menit)
2). Diagnosis 2 : Ansietas berhubungan dengan stress akibat kurangnya
pengetahuan tentang penyakit dan penatalaksanaannya, serta disfungsi
menstruasi.
Tujuan : Tidak ada kecemasan dan ketakutan pada pasien.
Kriteria hasil :
a. Pasien akan mampu menyatakan perasaan dan rasa cemas yang
sedang dihadapinya.
b. Berkurangnya rasa takut.
c. Pasien akan dapat melakukan manajemen stress terhadap
kondisinya.
d. Disfungsi menstruasi tidak akan lagi terjadi.
e. Pasien akan dapat beradaptasi dengan kondisi barunya.
3). Diagnosis 3 : Risiko gangguan citra tubuh berhubungan dengan adanya
gangguan menstruasi.
Tujuan : Gangguan citra tubuh dapat teratasi dan pasien merasa percaya
diri.
Kriteria hasil :
a. Menerima dan menyatakan penerimaan diri atas keadaan sesuai
indikasi
b. Menerima perubahan ke dalam konsep diri tanpa harga diri yang
rendah
c. Menunjukkan penerimaan dengan melihat dan berpartisipasi dalam
perawatan diri
d. Mulai menerima situasi secara konstruktif
e. Pasien dapat menerapkan koping individu yang adaptif
IMPLEMENTASI

Pada tahapan implementasi ini diharapkan tindakan yang


dilakukan pada pasien adalah sesuatu yang tepat, tentunya
dengan rencana tindakan yang sudah disusun yang
menghasilkan jawaban dan tujuan yang diinginkan.
EVALUASI

1. Tanda - tanda vital selalu dibatas normal terlihat dari wajah pasien yang
berseri, sangat bugar dan bersemangat.
2. Nyeri yang pernah menyerang pasien tidak pernah datang kembali.
3. Pasien sudah bisa menjalani aktivitasnya yang sempat non-aktif
beberapa waktu.
4. Disfungsi menstruasi yang pernah dialami pasien tidak pernah
mengganggunya lagi.
5. Koping individu sudah berangsur-angsur efektif.
6. Pasien menjalani pola hidup bahagia banyak bersyukur sehingga stress
berat yang pernah dialami pasien kini dapat dikondisikan dengan baik.
7. Pasien telah mampu membagi kecemasannya sehingga perasaannya saat
ini selalu tenang, damai, dan bahagia.
8. Pasien paham tentang penyakitnya, bagaimana prosedur penanganan
mandiri yang baik dan benar, serta pasien juga bisa menjaga kondisi tubuhnya
dan menjauhi hal-hal yang dapat memperburuk kesehatannya.
9. Pasien sudah menjalani kehidupannya dengan lebih terbuka serta
menerima kondisinya, bahkan pasien berbagi pengalaman sakitnya di
lingkungannya.
10. Kekurangan cairan yang sempat mengganggu kondisinya sudah bisa
diatasi, pendarahan tidak lagi terjadi karena pasien menjaga kondisi tubuhnya
tetap prima dengan pola tidur yang berkualitas, konsumsi makanan dan
minuman serta suplemen terpenuhi, manajemen stress yang bagus, dan
olahraga yang sangat teratur.

Anda mungkin juga menyukai