Anda di halaman 1dari 18

DIET UNTUK PENYEMBUHAN LUKA

~ Diet Pasca Bedah


- Diet Pasca-Bedah adalah makanan yang diberikan kepada
pasien setelah menjalani pembedahan. Pengaturan
makanan sesudah pembedahan tergantung pada macam
pembedahan dan jenis penyakit penyerta.
-
Lanjutan ……

~ Penatalaksanaan gizi adalah prioritas untukmengurangi


kehilangan gizi selama periode hipermetabolisme dan
mempercepat proses penyembuhan.
~ Demam meningkatkan kebutuhan energi, sedangkan luka dan
perdarahan meningkatkan kebutuhan protein, zat besi dan
vitamin C.dan Cairan yang hilang perlu diganti
Lanjutan….

 Hasil berbagai penelitian yang dilakukan di negara maju


maupun berkemabang, ditemukan angka prevalensi malnutrisi
di rumah sakit mencapai 40%, Swedia 17-47%, Denmark
28%, dan di negara lain seperti Amerika dan Inggris
angkanya antara 40-50% (Lipoeto, 2006). Studi di Asia
Tenggara seperti di Malaysia mengungkapkan bahwa 71,4%
pasien mengalami hipoalbuminemia selama periode rawat
inap (Shahar, 2002).
Lanjutan….

 Vietnam periode 2002-2004, Pham et al menemukan bahwa


56% pasien prabedah elektif mengalami malnutrisi (Sauer,
2009). Studi di Indonesia yang dilakukan di Jakarta,
menghasilkan sekitar 20-60% pasien yang telah menyadang
status malnutrisi dan 69%-nya mengalami penurunan status
gizi selama rawat inap di rumah sakit (Lipoeto, 2006).
Jenis dan Sifat Pembedahan

- Darurat / emergensi : tdk diberikan diet sebelumnya


- Elektif : Puasa 4 – 8 jam sebelum operasi
- Bedah minor : appendictomi, herniotomi, haemorrhoidectomi:
diet rendah sisa satu hari sebelumnya
- Bedah mayor : Diet rendah sisa ( lunak / saring ) 3 – 4 hari
formula enteral rendah sisa : 1 – 2 hari
Lanjutan…..

 Jika kebutuhan gizi tidak terpenuhi bagi pasien setelah


operasi akan mengakibatkan:
- Menghambat penyembuhan luka
- Meningkatkan risiko post operasi
- Menurunkan fungsi otot jantung dan paru-paru
- Meningkatkan morbiditas dan mortalitas
- Memperpanjang rawat inap
Dukungan Gizi

Dukungan Berdasarkan :
- Penilaian Status Gizi

- Kebutuhan energi dan zat gizi lain

- Menentukan jalur pemberian

- Menentukan jenis makanan

- Melakukan Monitoring dan Evaluasi


Lanjutan …….

- Defisiensi Protein berhubungan dengan proses penyembuhan


luka
- Respon penyembuhan luka pada pasien bedah yang malnutrisi

menunjukan penyembuhan luka terganggu


~ Respon fungsional terhadap dukungan gizi
- Defek luas yg terjadi pada pasien dengan malnutrisi Energi
dan protein adalah:
1. Kegagalan fungsi organ spt otot pernapasan, otot rangka
2. Radang usus
Respon Metabolik Terhadap Dukungan Gizi

1. Metabolic Expendikture
- Ada kenaikan REE ( resting egergy expedikture ) 10 – 20 %,
hal ini disebabkan termogenesis yg diinduksi makanan
terutama glukosa sumber utama.
2. Metabolik Protein
- Ada peningkatan sintesis protein tubuh dengan dukungan
nutrisi
- Kehilangan protein dapat dikurangi dengan pemberian
makanan sumber protein hingga separuhnya
Penatalaksanaan Gizi

~ Syaray Diet:
- Memberikan makanan secara bertahap ( cair, saring, lunak
dan biasa )
- Pemebrian makanan dari tahap ke tahap tergantung macam

pembedahan:
1. Pascabedah kecil
Makanan secepat mungkin kembali seperti makanan biasa
2. Pascabedah besar
Makanan diberikan secara berhati-hati disesuaikan dengan
kemampuan pasien menerimanya.
Lanjutan…..

- Energi : 40 – 45 kkal / kg BB atau menggunakan rumus


1. Harris and Benedict ( 1919)
~ Untuk anak-anak, dewasa dan semua umur
 Women: REE(kcal)= 655.1+9.56 W+1.85H – 4.67A

 Men: REE(kcal) = 66.5+13.75 W+5.0 H – 6.78 A

Ket:
A= Umur, W= Berat dlm kg, H = Tinggi dlm sentimeter
F S : Ringan = 1,2, Sedang = 1,3 dan Berat = 1,5
Koreksi Suhu setiap 1 C ( dewasa = 13% dan anak 10 – 12 %
diatas basal )
Lanjutan…

Atau Rumus Dubois:


a. BBI = X = 90% x (TB-100) kg
b. Keb Basal = 0,95 atau 1 x BBI = a
c. K tidur 10% x BBI x 8 jam =b -
=c
d. Akt = ..% x a =d +
=e
e. TEF = 10 % x e =f +
=g
Lanjutan….

Protein : 1,5 – 2,0 g / kg BB ( pasien gizi kurang )


Karbohidrat : sisa dari kebutuhan totaj energi
Lemak : Cukup ( 15 – 25 % total energi )
Vitamin : cukup ( B, C dan K, diatas normal
Mineral : cukup
Lanjutan….

Tujuan Diet:
- Mengupayakan agar status gizi pasien segera kembali normal

guna mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan


daya tahan tubuh melalui :
1. Memberikan kebutuhan dasar ( cairan, energi, protein )
2. Mengganti kehilangan protein , zat besi dan zat gizi lain
3. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan
Jenis Diet

1. Diet pasca bedah I


- Diberikan pada semua pasien pasca bedah, setelah sadar dan
ada bising usus ( cair jernih )
2. Diet pasca bedah II
- Bentuk makanan cair kental ( untuk bedah saluran cerna atau
perpindahan dari diet DPB I ) yg tdk boleh air jeruk dan minuman
yg mengandung karbondioksida
3. Diet pasca bedah III
- Untuk bedah saluran cerna atau perpindahan dari diet DPB II
( saring ditambah susu dan biskuit ), tdk boleh menggunakan
bumbu yg merangsang saluran cerna spt cabai, merica dll
Lanjutan…..

4. Diet pasca bedah IV:


- Pasien pasca bedah kecil setelah Diet pasca bedah I

- Pasien pasca bedah besar, setelah diet pasca bedah III (

bentuk makanan lunak )


Diet Pasca Bedah lewat Pipa Lambung

 Diet pasca bedah lewat lambung :


 Diberikan pada pasien dlm keadaan khusus spt koma,
terbakar, gangguan psikis shg makanan diberikan pipa
lambungatau enteral atau Naso gastric Tube ( NGT )
 Bentuk makanan cair kental penuh ( 1 kkal / ml ) sebanyak
250 ml tiap 3 jam
Diet Pasca Bedah Lewat Pipa Jejenum

 Diet diberikan bagi pasien yg tidak dapat menerima


makanan melalui oral atau lambung
 Makanan diberikan langsung ke jejenum ( Jejenum Feeding
Fistula )
 Makanan diberikan dlm bentuk cair
 Cairan diberikan tetes demi tetes agar tdk terjadi diare atau
kejang
 diet ini diberikan dlm waktu singkat, krn kurang energi,
protein, vitamin dan zat gizi lainnya.
 Bahna makanan : susu bubuk, air kapur

Anda mungkin juga menyukai