Anda di halaman 1dari 42

 Kehamilan ektopik adalah semua kehamilan

dimana sel telur yang dibuahi oleh


spermatozoa berimplantasi dan tumbuh
diluar endometrium kavum uterus. Seperti
pada :
 Tuba Fallopii
 Uterus (diluar endometrium kavum uterus)
 Ovarium
 Intraligamenter
 Abdominal
 Kombinasi kehamilan didalam dan diluar
uterus
 Berdasarkan penggolongan diatas, maka
kehamilan ektopik paling sering terjadi di
Tuba ( 97% ), yang mana 55% muncul di pars
ampullaris, 25% di isthmus, dan 17 % di
fimbriae. Sisa 3 % berlokasi di uterus,
ovarium, abdominal, dan intraligamenter,
dimana sekitar 2-2,5% muncul di kornua
uterus
 FAKTOR MEKANIK
Faktor ini menghalangi atau memperlambat
perjalanan ovum yang telah dibuahi menuju
ke rongga uterus. salpingitis yang terjadi
sebelumnya sehingga menyebabkan aglutinasi
lipatan lipatan mukosa yang bercabang
cabang seperti pohon disertai penyempitan
lumen dan pembentukan kantong kantong
buntu. Berkurangnya silia akibat infeksi juga
ikut andil pada implantasi di tuba.
 FAKTOR FUNGSIONAL
Perubahan motilitas tuba dapat terjadi
setelah terdapat perubahan kadar esterogen
dan progesteron serum., kemungkinan akibat
upregulation reseptor adrenergik pada otot
polos. Meningkatnya insiden kehamilan
ektopik telah dilaporkan pada penggunaan
kontrasepsi oral yang hanya berisi progestin,
pada penggunaan AKDR dengan atau tanpa
adanya progesteron, setelah penggunaan
estrogen dosis tinggi pasca ovulasi untuk
mencegah kehamilan “morning after pil”,
dan selah induksi ovulasi
 Faktor dalam lumen tuba :
 Endosalpingitis dapat menyebabkan
perlengketan endosalping, sehingga lumen
tuba menyempit atau membentuk kantong
buntu;
 Lumen tuba sempit dan berlekuk-lekuk yang
dapat terjadi pada hipoplasia uteri. Hal ini
dapat disertai kelainan fungsi silia endosalping;
 Lumen tuba sempit yang diakibatkan oleh
operasi plastik tuba dan sterilisasi yang tidak
sempurna.
 Faktor pada dinding tuba :
 Endometriosis tuba, dapat memudahkan
implantasi telur yang dibuahi dalam tuba;
 Divertikel tuba kongenital atau ostium
assesorius tubae dapat menahan telur yang
dibuahi ditempat itu.
 Faktor diluar dinding tuba :
 Perlekatan peritubal dengan distorsi atau
lekukan tuba dapat menghambat perjalanan
telur;
 Tumor yang menekan dinding tuba dapat
menyempitkan lumen tuba.
 Faktor lain :
 Migrasi luar ovum, yaitu perjalanan dari ovum
kanan ke tuba kiri- atau sebaliknya- dapat
memperpanjang perjalanan telur yang dibuahi
ke uterus. Pertumbuhan telur yang terlalu
cepat dapat menyebabkan implantasi
premature;
 Fertilisasi in vitro.
Faktor resiko Resikoa

Resiko tinggi

Bedah korektif tuba 21,0

Sterilisasi tuba 9,3

Riwayat kehamilan ektopik 8,3

Pajanan DES in utero 5,6

AKDR 4,5-45

Patologi tuba yang tercatat 3,8-21

Resiko sedang

Infertilitas 2,5-21

Riwayat infeksi genital 2,5-3,7

Banyak pasangan 2,1

Resiko ringan

Riwayat bedah panggul/ abdomen 0,93-3,8

Merokok 2,3-2,5

Vaginal douche 1,1-3,1

Hubungan seks <18 tahun 1,6


 NYERI
 MENSTRUASI ABDOMINAL
 NYERI TEKAN ABDOMEN DAN PELVIS
 PERUBAHAN UTERUS
 TEKANAN DARAH DAN DENYUT NADI
 SUHU
 MASSA PELVIS
 ANAMNESIS
Haid biasanya terlambat untuk beberapa waktu ,biasanya terjadi
pada kehamilan 6-8 minggu dan kadang-kadang terdapat gejala
subjektif kehamilan muda seperti mual,pusing,dan sebagainya,
Nyeri perut bagian bawah disertai dengan spotting, nyeri bahu,
tenesmus dapat dinyatakan. Perdarahan per vaginam terjadi
setelah nyeri perut bagian bawah
 PadaKET dapat ditemukan tanda-tanda syok
hipovolemik yaitu hipotensi, takikardi,
pucat, anemis, ekstremitas dingin, nyeri
abdomen, perut tegang,nyeri tekan dan nyeri
lepas abdomen, serta bisa ditemukan pekak
samping yaitu pekak pindah pada perkusi
abdomen
 Pada pemeriksaan dengan spekulum
ditemukan fluksus sedikit.
 Pada pemeriksaan dalam dapat ditemukan
antara lain : 5,6,7
 Uterus yang membesar
 Nyeri goyang serviks (+)
 Kanan / kiri uterus : nyeri pada perabaan
dan dapat teraba massa tumor di daerah
adneksa
 Kavum Douglas bisa menonjol karena berisi
darah dan ada nyeri tekan.
 kehamilan ektopik terganggu, terutama bila
ada tanda-tanda perdarahan dalam rongga
perut. Pada kasus jenis tidak mendadak
biasanya ditemukan anemia, tetapi harus
diingat bahwa penurunan hemoglobin baru
terlihat setelah 24 jam. Penghitungan
leukosit secara berturut menunjukkan
adanya perdarahan bila leukositosis
meningkat. Untuk membedakan kehamilan
etopik dari infeksi pelvik, dapat diperhatikan
jumlah leukosit
 TES URIN KEHAMILAN
 B-hCG serum
 PROGESTERON SERUM
 Kemungkinan adanya kehamilan dalam uterus
bersama kehamilan etopik.
 Hanya 12 sampai 19% kerokan pada
kehamilan etopik menunjukan reaksi
desidua.
 Perubahan endometrium yang berupa reaksi
Arias-Stella tidak khas untuk kehamilan
etopik.
 Sonografidengan transduser di vagina dapat
digunakan untuk mendeteksi kehamilan uteri
sejak 1 minggu setelah terlambat menstruasi
bila β-hCG serum lebih dari 1500 mIU/ml.
 adanya komplek atau massa kistik adneksa
atau terlihatnya embrio di adneksa dapat
dideteksi, dan/atau tidak adanya kantong
gestasi dimana diketahui bahwa usia gestasi
sudah lebih dari 38 hari, dan/atau kadar hCG
diatas ambang tertentu, biasanya antara
1500 dan 2500 mIU/ml.
 Laparoskopi hanya bisa digunakan sebagai
alat bantu diagnosis terakhir untuk
kehamilan ektopik, apabila hasil penilaian
prosedur diagnosis yang lain meragukan.
Melalui prosedur laparoskopi, alat kandungan
bagian dalam dapat dinilai. Secara sistematis
dinilai keadaan uterus, ovarium , tuba,
kavum Douglas dan ligamentum latum.
Adanya darah dalam rongga pelvis mungkin
mempersulit visualisasi alat kandungan,
tetapi hal ini menjadi indikasi untuk
dilakukan laparotomi
 Laparoskopi hanya bisa digunakan sebagai
alat bantu diagnosis terakhir untuk
kehamilan ektopik, apabila hasil penilaian
prosedur diagnosis yang lain meragukan.
Melalui prosedur laparoskopi, alat kandungan
bagian dalam dapat dinilai. Secara sistematis
dinilai keadaan uterus, ovarium , tuba,
kavum Douglas dan ligamentum latum.
Adanya darah dalam rongga pelvis mungkin
mempersulit visualisasi alat kandungan,
tetapi hal ini menjadi indikasi untuk
dilakukan laparotomi
 Infeksi Pelvik
 Abortus Imminens atau insipiens.
 Ruptur Korpus Luteum
 Torsi kista ovarium dan appendisitis.
 TERAPI BEDAH
 TERAPI MEDIS
 Kondisi penderita saat itu
 Keinginan penderita akan fungsi
reproduksinya
 Lokasi kehamilan ektopik
 Kondisi anatomik organ pelvis
 Kemampuan teknik bedah mikro dokter
operator
 Kemampuan teknologi fertilisasi invitro
 Kehamilan ektopik tuba kanan yang terlihat pada laparaskopi.
 Tuba kanan yang membesar karena terdapat kehamilan ektopik
ada disebelah kanan di E.
 Tuba kiri yang tersumbat terlihat pada L- wanita ini pernah
dilakukan ligasi tuba
 SALPINGEKTOMI
 SALPINGOTOMI
 RESEKSI
SEGMENTAL DAN ANASTOMOSIS
 TROFOBLAS PERSISTEN
 Kehamilan kecil, yaitu kurang dari 2 cm
 Terapi dini, yaitu sebelum hari ke 42 siklus
menstruasi
 Kadar β-hCG serum diatas 3000mIU/ml
 Implantasi di sebelah medial lokasi
salpingostomi.
 METOTREKSAT
Status hemodinamik stabil
Kehamilan kurang dari 8 minggu
Kantung kehamilan < 3 cm
Tidak tampak pulsasi jantung janin
Kadar HCG < 10.000 IU/ml
Tidak ada kontraindikasi pemberian MTX
Pasien dapat dipantau
Diberikan 50 mg MTX dosis tunggal,IM.
Bilaberat badan < 50 kg, dosisnya 1mg/KgBB.
 Padaumumnya kelainan yang menyebabkan
kehamilan ektopik bersifak bilateral.
Sebagian wanita menjadi steril, setelah
mengalami kehamilan ektopik, atau dapat
mengalami kehamilan ektopik lagi pada tuba
yang lain
 KEHAMILAN ABDOMINAL

Anda mungkin juga menyukai