DEFINISI

GASIFIKASI ADALAH PROSES PENGUBAHAN KESELURUHAN ATAU

SEBAGIAN BATUBARA MENJADI BAHAN BAKAR GAS MELALUI
PEROMBAKAN STRUKTUR KIMIA BATUBARA.

Pengubahan keseluruhan batubara menjadi bahan bakar gas (total

gasification) dilakukan dengan mereaksikan batubara dengan media
gasifikasi dalam suatu gasifier. Beberapa media gasifikasi yang sering
digunakan adalah udara, oksigen, uap air, karbon dioksida atau campuran
beberapa diantaranya.

Sementara proses pengubahan sebagian batubara menjadi bahan bakar gas

(partial gasification) dilakukan dengan memanaskan batu bara dalam
sebuah reaktor tanpa udara (kondisi inert). Pada proses ini hanya
sebagian dari batu bara yang akan menjadi gas dan sebagian lainnya
menjadi tar dan residu (kokas). Proses ini merupakan pengembangan
dari proses karbonisasi temperatur sedang (700 – 900 C)
BLOK DIAGRAM
PROSES GASIFIKASI BATUBARA
CO2, H2S
BATUBARA

OKSIGEN
SYNTHESIS GAS
GASIFIER PURIFICATION
CO - H2
STEAM 300-320 BTU/SCF

MEDIUM BTU GAS CO

300-500 BTU/SCF H2, CH4

CATALYTIC HIGH BTU GAS CH4

CONVERSION 950-1000 BTU/SCF
Reaksi yang terjadi di Gasifier
 C + O2 === CO2 (eksotermis)
 C + H2 === CH4 + C + lain-lain
 C + 2H2 === CH4
 C + H2O === CO + H2
 C +CO2 === 2 CO (reaksi reduksi)

Reaksi yang terjadi pada tahap pemurnian

 CO +H2O === CO2 + H2 (reaksi pergeseran)
 CO + 3H2 ===CH4 + H2O (reaksi metanasi)
Komposisi gas hasil gasifikasi batubara secara umum terdiri dari H2,
CO, CO2,CH4, HC ringan lainnya (C2 dan seterusnya), H2S, NH3
dan gas pengotor lainnya.

Kualitas dari bahan bakar gas yang dihasilkan dari proses gasifikasi
ini sangat dipengaruhi oleh media gasifikasi yang digunakan.

Bila media gasifikasi merupakan campuran udara dengan uap air

maka kualitas gas hasilnya rendah (nilai kalornya 60 – 100 Btu/ft3).

Sementara kalau media gasifikasinya adalah campuran oksigen

dengan uap air maka kualitas gas hasilnya tinggi (nilai kalornya 300
– 320 Btu/ft3).
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PROSES GASIFIKASI
1. RANK BATUBARA
BATUBARA RANK RENDAH CENDERUNG LEBIH
MENGHASILKAN GAS YANG LEBIH BAIK
DIBANDINGKAN BATUBARA RANK YANG LEBIH
TINGGI.

PENYEBABNYA : BATUBARA RANK RENDAH LEBIH

REAKTIF, LEBIH POROUS DAN LEBIH TINGGI
KANDUNGAN CALSIUMNYA (CALSIUM DAPAT
BERFUNGSI SEBAGAI KATALIS PROSES GASIFIKASI)
2. SIFAT PLASTIS DAN AGLOMERASI BATUBARA
SIFAT PLASTIS DAN AGLOMERASI BATUBARA AKAN
SANGAT BERPENGARUH TERHADAP PEMILIHAN JENIS
GASIFIER YANG DIGUNAKAN. BATUBARA PLASTIS SANGAT
TIDAK COCOK UNTUK GASIFIER FIXED DAN FLUIDIZED
BED.

3. KOMPOSISI DANTEMPERATUR LELEH ABU

KOMPOSISI ABU AKAN SANGAT BERPENGARUH KEPADA
PROSES GASIFIKASI KARENA KEBANYAKAN ABU BATUBARA
MEMPUNYAI EFEK KATALITIK TERHADAP PROSES
GASIFIKASI. SEMENTARA TEMPERATUR LELEH ABU AKAN
SANGAT BERPENGARUH PADA PEMBATASAN TEMPERATUR
GASIFIER. BILA TEMPERATUR LELEH ABU DIBAWAH
TEMPERATUR OPERASI GASIFIER MAKA ABU AKAN
SANGAT MENIMBULKAN MASALAH, KHUSUSNYA
MASALAH PERPINDAHAN PANAS.
BILA KOMPOSISI ABU DIDOMINASI OLEH KALSIUM, KALIUM DAN
NATRIUM MAKA IA AKAN BERFUNGSI SABAGAI KATALIS PADA
GASIFIER YANG MENGGUNAKAN MEDIA GASIFIKASI CAMPURAN
UDARA DAN CO2 DAN AKAN MENJADI ANTI KATALIS BAGI GASIFIER
DENGAN MEDIA GASIFIKASI CAMPURAN H2 DAN H2O. HAL
SEBALIKNYA TERJADI BILA KOMPOSISI ABU DIDOMINASI OLEH
UNSUR BESI DAN MAGNESIUM.

PADA UMUMNYA BATUBARA RANK RENDAH MEMPUNYAI

KOMPOSISI ABU YANG DIDOMINASI OLEH KALSIUM, KALIUM DAN
NATRIUM, SEHINGGA SANGAT COCOK MENGGUNAKAN MEDIA
GASIFIKASI CAMPURAN UDARA/OKSIGEN DENGAN CO2 ATAU
CAMPURAN UDARA/OKSIGEN DENGAN UAP AIR.

DISAMPING HAL DIATAS KANDUNGAN ABU JUGA AKAN SANGAT

BERPENGARUH PADA PROSES PERMURNIAN GAS HASIL TERUTAMA
BILA MENGGUNAKAN METODE ENTRAINED BED DAN MOLTEN
BATH.
4. TEKANAN
TEKANAN OPERASI AKAN SANGAT MENENTUKAN
KOMPOSISI DAN JUMLAH PEROLEHAN GAS HASIL.

GASIFIER DENGAN TEKANAN YANG TINGGI

CENDERUNG MENGHASILKAN GAS YANG BANYAK
SEHINGGA BIAYA PRODUKSI PER METER KUBIKNYA
LEBIH RENDAH DIBANDINGKAN GASIFIER
BERTEKANAN ATMOSFERIK.

SAAT INI BIAYA PRODUKSI 1 METER KUBIK GAS DARI

BATUBARA LEBIH TINGGI DARI HARGA GAS
BERSUBSIDI NAMUN LEBIH RENDAH DARI HARGA
GAS NON SUBSIDI (GAS UNTUK INDUSTRI). KARENA
ITU KOMERSIALISASI GAS BATUBARA SAAT INI
SUDAH SANGAT LAYAK UNTUK DIKEMBANGKAN
KHUSUSNYA UNTUK KEPERLUAN INDUSTRI
5. TEMPERATUR
SECARA UMUM SEMAKAIN TINGGI TEMPERATUR OPERASI
SEMAKIN TINGGI PULA HASIL GASIFIKASI DAN SEBALIKNYA.

NAMUN PEMBATASAN TEMPERATUR OPERASI GASIFIER SANGAT

DIBATASI OLEH TEMPERATUR LELEH ABU DAN RANK BATUBARA
YANG DIGUNAKAN.

BILA TEMPERATUR LELEH ABUNYA TINGGI MAKA TEMPERATUR

OPERASI DAPAT DIBUAT TINGGI DAN SEBALIKNYA.

BILA BATUBARA YANG DIGUNAKAN RANK TINGGI (ANTRASIT

ATAU BITUMINUS) MAKA TEMPERATUR OPERASI GASIFIER
HARUS DIBUAT LEBIH TINGGI KARENA BATUBARA RANK TINGGI
CENDERUNG KURANG REAKTIF DIBANDINGKAN BATUBARA
RANK RENDAH DAN SEBALIKNYA.
6. MEDIA GASIFIKASI
SECARA TOTAL REAKSI-REAKSI PADA PROSES GASIFIKASI
MERUPAKAN ENDOTERMIS (MEMBUTUHKAN PANAS).
KARENA ITU PROSES GASIFIKASI MEMBUTUHKAN
PENYEDIAAN PANAS UNTUK REAKSI.

ADA DUA CARA PENYEDIAAN PANAS UNTUK PROSES

GASIFIKASI YAKNI PENYEDIAAN PANAS SENDIRI DENGAN
CARA MENGORBANKAN SEBAGIAN BATUBARA UMPAN
UNTUK DIBAKAR GUNA MENGHASILKAN PANAS ATAU
MENYEDIAKAN PANAS DARI SUMBER LUAR SEPERTI PADA
PROSES MOLTEN BATH.

(PROSES PENYEDIAAN PANAS SENDIRI DISEBUT DENGAN

AUTOTHERMIK DAN PROSES PENYEDIAAN PANAS DARI LUAR
DISEBUT ALLOTHERMIK. )

PEMILIHAN MEDIA GASIFIKASI AKAN SANGAT

MEMPENGARUHI CARA PENYEDIAAN PANAS UNTUK PROSES
GASIFIKASI DAN KOMPOSISI GAS HASIL.
 KONDISI BEBERAPA PROSES GASIFIKASI TOTAL
PROSES LURGI WINKLER KOPPER- RUMMEL-
KONDISI TOTZEK OTTO
Jenis Gasifier Fixed-bed Fluidized bed Entrained bed Molten bed
Tekanan, atm 20 – 30 1 1 1
Temperatur, 0K 750-900 1000-1100 1400-1800 1800-2000
Type BB Non plastis Non plastis Semua jenis Semua jenis
Ukuran BB 6-50 mm < 3 mm < 0,1 mm < 1 mm
Type Abu Kering Kering Lelehan Lelehan
Ratio H2O/O2 3,3-3,75/1 0,6-1/1 0,14-0,6/1 0,22/1
Komposisi Gas
CO2 31,1 16 6,9 13,6
CO 15,3 45,1 64,3 52,0
H2 40,8 36,5 27,1 32,1
CH4 11.1 1,6 0,1 0,4
N2 + Ar 1,0 0,8 0,9 1,9
Temp Gas, 0K 800 1200 1200-1700 1300
Nilai kalor,kJ/m3 11.600 10.200 10.500 10.500
 Pengelompokkan Proses Gasifikasi
1. Berdasarkan pengontakan media gasifikasi dengan batubara
 Fixed bed
 Fluidized bed
 Entrained bed
 Molten bath
2. Berdasarkan arah aliran reaktan
 Co current
 Counter current
3. Berdasarkan tekanan
 Tekanan tinggi (FIXED BED)
 Tekanan normal
4. Metoda penyediaan panas
 Autothermik (menyediakan sendiri)
 Allothermik (didatangkan dari luar)
5. Berdasarkan media gasifikasi
 Media gasifikasi ber nitrogen
 Media gasifikasi tanpa nitrogen
6. Berdasarkan kondisi abu
 Abu berbentuk lelehan
 Abu kering
 Prosfek Ekonomi Gas Batubara
 Dapat menggantikan gas alam
Karena cadangan batubara yang berlimpah maka gas batubara
diharapkan dapat menggantikan gas alam yang sudah mulai menipis
 Lebih ekonomis
Biaya produksi 1 meter kubik gas batubara lebih rendah dari harga 1
meter kubik gas alam non subsidi
 Bersih atau ramah lingkungan
Bila dibandingkan dengan penggunaan batubara dalam bentuk padat
atau cair penggunaan batubara dalam bentuk gas jauh lebih bersih dan
ramah lingkungan.
 Pengoperasiannya sederhana dan mudah
Penggunaan bahan bakar gas cenderung lebih menyenangkan
dibandingkan bahan bakar cair dan padat.
POHON INDUSTRI PEMANFAATAN SYN GAS
Hydrotreating
Refineries Hydrocracking
(SNG) Hydrodesulfurization (HDS)
Hydrodenitrogenation (HDN)

Formaldehyde
MTBE
Methanol
Acetic acid
Syngas Amine
Gasif
(H2 + CO) Ammonia Urea
Chemicals
Ammonia nitrate/sulfate

Oxochemicals : Butanol, Ethylhexanol

Iron Industry (DRI) as an advanced iron making

Gas Industry Towngas, O2/ N2/ H2+CO/ H2/ Ar
Gas to Liquid Diesel, gasoline
 SAAT INI (TH 2007) CADANGAN GAS INDONESIA SUDAH
MULAI MENIPIS. DENGAN TINGKAT KONSUMSI SEKARANG
DIPERKIRAKAN HANYA AKAN CUKUP UNTUK 59 TAHUN
KEDEPAN.
 UNTUK MENGANTISIPASI HAL TERSEBUT PT. PUSRI SEBAGAI
HOLDING PABRIK PUPUK INDONESIA YANG MENGKONSUMSI
GAS SANGAT BESAR TIAP TAHUNNYA SUDAH MULAI
MEMPERSIAPKAN SUMBER GAS ALTERNATIF YAKNI GAS
BATUBARA.
 MULAI TAHUN 2008 SAMPAI 2010 SECARA BERTURUT-TURUT
PT PUSRI SUDAH AKAN MENGOPERASIKAN PABRIK GAS
BATUBARA YANG TERINTEGRASI DENGAN PABRIK PUPUK.
PROYEK PERTAMA AKAN DILAKSANAKAN DI PUPUK
KUJANG, KEMUDIAN DIIKUTI PUPUK ISKANDAR MUDA,
ASEAN FERTILIZER, PUPUK KALIMANTAN TIMUR DAN
PETROKIMIA GRESIK.
 DISAMPING ITU GAS BATUBARA JUGA DAPAT DIGUNAKAN
UNTUK MENSINTESA METHANOL YANG AKAN MENJADI
REAKTAN DALAM PROSES PEMBUATAN BIODIESEL.