SMBG
SMBG
AN ANAK
AUTISME
Dosen Pengampu : Endang Purwaningsih, S.Kep,Ns,M.Kep
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh informasi tentang Konsep Medis dan Konsep Keperawatan
Anak Berkebutuhan Khususn ”Autisme”.
2. Tujuan Khusus
Konsep Medis Autisme :
a. Memperoleh informasi tentang pengertian anak berkebutuhan khusus “autisme”
b. Memperoleh pengetahuan tentang etiologi anak berkebutuhan khusus “autisme”
c. Memperoleh pengetahuan bagaimana gejala dan tanda pada anak berkebutuhan
khusus “autisme”
d. Memperoleh pengetahuan tentang masalah keperawatan , intervensi keperawatan
berdasarkan NIC NOC pada anak berkebutuhan khusus “autisme
Back
BAB II
PEMBAHASAN
Ketika autisma ditambahkan ke dalam IDEA pada tahun 1990, hal itu diartikan :
Autisma berarti suatu kecacatan perkembangan yang dengan mantap
mempengaruhi komunikasi lisan dan non lisan dan interaksi sosial, pada usia
dibawah 3 tahun, yang berdampak pada perolehan pendidikan pada anak.
Karakteristik lain yang dikaitkan dengan anak autis adalah perulangan
aktifitas, penolakan terhadap perubahan lingkungan atau perubahan rutinitas
harian dan tanggapan yang tak lazim pada perasaan. Istilah tersebut berlaku
jika perolehan pendidikan anak kurang baik karena anak mengalami
gangguan emosional.
Seorang anak yang memperlihatkan gejala “autis” pada usia di atas 3 tahun
dapat didiagnosa mengalami “autisma” jika kriteria pada paragraf di atas
terpenuhi.
Definisi ini mengikuti pedoman IDEA, menspesifikasikan beberapa karakter
yang esensial dari siswa dengan gangguan tersebut, di luar kecacatan lain, dan
ketetapan dampak dan perolehan pendidikan. Bagaimanapun, hal itu tidak
menyediakan banyak detil dalam istilah-istilah dari pemahaman banyaknya
jenis siswa yang mungkin mengalami gangguan-gangguan ini.
Definisi Asosiasi Psikiater Amerika
a. Gangguan perilaku
Yang mencolok ialah interaksi dan hubungan yang abnormal terhadap
lingkungan atau social.
• Anak mungkin telah abnormal sejak lahir ; kurang menunjukan respon,
tidak menikmati sentuhan fisik dan menghindari kontak mata
(pandangan).
• Pada usia 2 – 3 tahun anak tidak mancari orang tuanya untuk bermanja –
manja, kolokan. Dengan bertambahnya usia, abnormalitas lainnya
muncul, misalnya tidak bermain dengan anak lain. Pada usia remaja
individu ini mempunya hubungan yang kurang pas, kurang sadar pada
opini orang lain atau perasaan orang lain.
• Komunikasi verbal (bahasa) non verbal ialah abnormal. Bila kemampuan
bicara berkembang terdapat abnormalisasi, seperti echolalia (mengulangi
kata seperti burung beo) dan neologisme (“kata baru”). Komprehensi dan
ekspresi terlambat dan keterlambatan ini sangan bermakna pada separo
individu yang autistic.Komunikasi non – verbal juga terlibat, misalnya
isyarat melalui gerak – gerik tubuh (gesture) kurang.
• Bermain imajinatif (menggandai, misalnya ia sebagai
pengemudi mobil balap) atau pikiran imajinatif berkurang atau
sedikit, hal ini mungkin karena kurang berkembang pikiran
simbolik pada individu yang autistic. Perilaku motorik yang
sering dijumpai ialah anak yang suka berputar – putar, jalan
jinjit, atau bertepuk tangan.
• Anak yang autis sering mempunyai ritual yang stereotip dan bila
digangu menyebabkan distress dan kadang ia menentang.
Mereka sering terikat pada objek – objek yang “sepele”
misalnya kaleng. Letupan emosional sering terjadi, misalnya
marah, gelisah atau cemas, dan hal ini dapat dicetuskan oleh
masalah yang kecil. Anak autis dapat pula mempunyai masalah
dengan tidur, buang air besar dan buang air kecil.
b. Gangguan Intelektual :
• Kecerdasan sering diukur (eses) melalui perkembangan non –
verbal, karena terdapat gangguan bahasa. Didapatkan IQ
dibawah 70 pada 70 % penderita, dan dibawah 50 pada 50 %.
Namun sekitar 5 % mempunyai IQ diatas 100.
• Anak autis sulit melakukan tugas yang melibatkan pemikiran
simbolis atau empati. Namun ada yang mempunyai kemampuan
yang menonjol di satu bidang, misalnya matematik atau
kemampuan memori. Sekitar seperlima anak autis
berdeteriorasi bidang kognitifnya pada usia remaja.
c. Gangguan Fisik.
Epilepsi didapatkan pada sekitar 15 % pederita remaja, dan
biasanya ringan. Kadang dijumpai gangguan pada fungsi motorik
kasar dan halus dan gangguan ini lebih berat pada mereka dengan
IQ yang lebih rendah.
Ciri khas pada anak autistik:
a. Kesulitan berkonsentrasi
b. Anak belum dapat mengikuti instruksi guru
c. Perilaku anak masih sulit diatur
d. Anak berbicara / mengoceh atau tertawa sendiri pada saat
belajar
e. Timbul tantrum bila tidak mampu mengerjakan tugas
f. Komunikasi belum lancar dan tidak runtut dalam bercerita
g. Pemahaman akan materi sangat kurang
h. Belum mau bermain dan berkerja sama dengan teman -
temannya. Pada bulan - bulan pertama ini sebaiknya anak
autistik didampingi oleh seorang terapis yang berfungsi
sebagai shadow / guru pembimbing khusus (GPK)
ANY QUESTION ?