Anda di halaman 1dari 19

ANTHRAX

Kelompok 4
Mahidin 1413010006
Nadya Ratu A F 1413010031
Pendahuluan

• Penyakit zoonosis
• Bacillus anthraxis :
- ditularkan ke manusia melalui kontak binatang atau bahan
dari binatang yang terkontaminasi
- Antraks = batu bara  lesi nekrotik berwarna hitam seperti
batu bara.
Etiologi
Bacillus anthraxis :

• Gram (+), non motil,


• membentuk spora yang
bertahan di lingkungan
aerobik
selama bertahun-tahun,
tahan kering dan
temperatur tinggi.
Bacillus anthraxis
• Mikroskopik :
- membentuk rantai
panjang, paralel
menyerupai gerbong
barang
- spora berbentuk oval
dan terletak sentral
atau parasentral
Morfologi Anthrax
 Taksonomi
Kingdom : Bacteria
Phylum : Firmicutes
Class : Bacilli
Order : Bacillales
Familly : Bacillaceae
Genus : Bacillus
Spesies : Bacillus anthracis
Proses masuknya spora anthrax dapat dengan tiga cara,
yaitu :
Dimana spora anthrax terhirup dan masuk ke dalam
saluran pernapasan, namun kejadian ini sangat jarang
Inhaled terjadi. Dari ketiga jenis tipe anthrax, memang tipe
Anthrax pernafasan adalah yang paling berbahaya karena case
fatality rate nya yang mencapai 100%.

dimana spora anthrax masuk melalui kulit yang terluka.


Proses masukkanya spora ke dalam manusia sebagian
Cutaneous besar merupakan cutaneous anthrax (95% kasus). Bisa
anthrax, terjadi jika bakteri atau spora masuk kedalam jaringan
kulit yang lecet atau luka, dan menyebabkan lepuh
kemudian secara cepat berubah menjadi bisul bernanah
dan akhirnya menjadi koreng berwarna hitam.

Dimana daging dari hewan yang dikonsumsi tidak


Gastrointesti dimasak dengan baik, sehingga masih megandung
nal anthrax bakteri atau spora tertelan lewat mulut, biasanya terjadi
karena makan daging terinfeksi yang tidak dimasak
sampai matang sempurna.
Patogenesis

• Virulensi  ditentukan oleh 3 exotoxin (plasmid X01) :


Protective antigen (PA), Edema factor (EF) dan Lethal factor
(LF) dan antiphagocytic polidiglutamic acid capsule (pX02)

• Strain yang hanya memiliki salah satu dari kedua plasmid tsb
 tidak virulen
Patogenesis Anthrax
Mekanisme Infeksi akibat Anthrax
Patogenesis
Cutaneus antraks :
• Spora masuk melalui kulit yang luka  jaringan subkutan 
berubah menjadi bentuk vegetatif & bermultiplikasi 
mengeluarkan eksotoksin dan material kapsul antifagositik 
edema & nekrosis jaringan.
• kuman akan difagosit oleh makrofag  KGB  perdarahan,
edema & nekrosis
• kuman masuk peredaran darah  pneumonia, meningitis dan
sepsis.
Patogenesis
Inhalation antraks :
• Inhalasi spora  alveoli  fagositosis oleh makrofag  KGB
mediastinum  germinasi  eksotoksin  limfadenitis dan
mediastinitis hemoragis
• Kapiler paru  trombosis, gagal nafas, pneumonia, efusi
pleura
• Bakteriemia  meningitis hemoragis
• Penyebab kematian : gagal nafas, syok dan edema paru
Inhalation anthraxs
Patogenesis
Intestinal antraks :
• Spora yg masuk melalui mulut  orofaringeal antraks.
• Terjadi edema, perdarahan mukosa usus, limfadenopati
mesenterika, asites hemoragis dan sepsis
Manifestasi Klinis
• 3 jenis manifestasi klinis :
Cutaneus anthraxs
• 90 % kasus
• Masa inkubasi : 1-7 hari
• Lesi berbentuk papula kecil dan gatal  vesikel yang tidak
nyeri dan berisi cairan serosanguenus

Inhalation anthraxs
• 5% kasus
• Masa inkubasi 1-5 hari, dapat sampai 60 hari
• Gambaran bifasik : fase initial (ringan)  fase kedua yang
lebih berat ( sesak nafas, sianosis, stridor, syok)
Manifestasi Klinis
Gastrointestinal anthraxs
• Masa inkubasi 2- 5 hari
• demam, nyeri perut, muntah darah, melena, perforasi usus
• Angka kematian 25-60%
Diagnosis
• Riwayat pekerjaan dan kontak
• Laboratorium :
Lekosit normal atau sedikit Î, dominasi PMN
• Rontgen Thorax : pelebaran mediastinum
• Cairan pleura & CSF : hemoragis
• Gram dan kultur :
lesi kulit, apus tenggorok, efusi pleura, cairan asites, CSF
kuman gram positif
• Serologis :
indirect hemaglutinin, ELISA, FA  kenaikan titer 4 kali.
Terapi
Cutaneus anthraxs :
• Penicillin G : 4 x 4 juta unit
• Tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin
Terapi kombinasi :
• Ciprofloxacin 2x500 mg atau doksisiklin 2x100 mg +
klindamisin 3 x 900 mg dan/ Rifampin 2 x 300 mg.
Terapi lain :
• imipenem dan vancomycin
Lama terapi :
• Cutaneus anthraxs : 7-10 hari
• Inhalasi & GI : 14 hari
Thank You

Anda mungkin juga menyukai