Anda di halaman 1dari 27

Oleh : Ns.

Agnes
 Perawat memandang pasien/klien dalam
aspek bio, psikososial dan kultural secara
utuh
 Perawat memandang pasien/ klien sebagai
individu yang unik
 Perawatan diberikan secara komprehensif,
sistematis dan berkesinambungan.
Respek

Veracity Otonomi

Prinsip
Fidelity Justice
Etik

Konfidensialitas
Beneficence

Non-
Maleficence
Perilaku perawat yang menghormati atau
menghargai pasien/ klien dan keluarganya.

Penerapan informed consent menyatakan trylogy


hak pasien yaitu :

Hak untuk dihargai

Hak untuk menerima

Hak untuk menolak treatmen


Hak seseorang untuk memilih bagi diri mereka
sendiri atau hak untuk membuat keputusan
mandiri, apa yang menurut pemikiran dan
pertimbangannya merupakan hal yang terbaik..

Orang memiliki otonomi :

Otonomi dalam

Otonomi luar
Sungguh-
sungguh
Pengertian

Tidak ada
pengaruh
kontrol

Kondisi Tindakan
Otonomi
Berkaitan dengan kewajiban untuk melakukan hal
yang baik dan tidak membahayakan orang lain..

Kesulitan muncul pada waktu menentukan siapa


yang harus memutuskan hal yang terbaik untuk
seseorang.
Berkaitan dengan kewajiban perawat untuk tidak
dengan sengaja menimbulkan kerugian atau cidera.

Kerugian atau cedera dapat diartikan adanya


kerusakan fisik seperti nyeri, kecacatan, kematian
atau adanya gangguan emosi antara lain adalah
perasaan tidak berdaya, merasa terisolasi dan
adanya kesalahan. Kerugian juga dapat berkaitan
dengan ketidak adilan, pelanggaran atau berbuat
kesalahan.
 Prinsip non-maleficence antara lain adalah
jangan membunuh, menghilangkan nyawa
orang lain, jangan menyebabkan nyeri atau
penderitaan pada orang lain, jangan
membuat orang lain tidak berdaya dan
melukai perasaan orang lain.
 Prinsip ini menambahkan kesembronoan,
kedengkian, kurang hati-hati dan
ketidaktahuan yang seharusnya tidak
diijinkan mempengaruhi perawatan pasien
(Bailey dan Schwartzberg, 1995).
 Prinsip ini berkiatan dengan penghargaan
perawat terhadap semua informasi tentang
pasien/ klien yang dirawatnya.
 Pasien/ klien harus dapat menerima bahwa
informasi yang diberikan kepada tenaga
professional kesehatan akan dihargai dan
tidak disampaikan/ diberbagikan kepada
pihak lain secara tidak tepat.
Subjek individu atau perawatan kesehatan
berhubungan dengan informasi pasien

Hubungan professional antara perawat dan


pasien serta menjelaskan prosedur pertukaran
informasi pasien yang secara logis dapat
diterima

Mengijinkan dan mengakses informasi yang


bertujuan untuk memfasilitasi komunikasi
sensitive dan mengeluarkan larangan individu
 Prinsip moral berlaku adil untuk semua
individu, tindakan yang dilakukan untuk
semua orang sama.
 Perkataan adil sendiri berarti tidak memihak
atau tidak berat sebelah.
 Meliputi sumber daya manusia (misalnya staf
keperawatan), prosedur dan sumber modal
(keuangan).
 Tanggungjawab dalam menjaga janji,
mempertahankan kerahasiaan dan
memberikan perhatian/ kepedulian.
 Setiap tenaga keperawatan mempunyai
tanggungjawab asuhan keperawatan kepada
individu, pemberi kerja, pemerintah dan
masyarakat.
 Menurut Veatch dan Fry (1987) didefinisikan
untuk menyatakan hal yang sebenarnya dan
tidak berbohong.
 Kejujuran merupakan dasar terbinanya
hubungan saling percaya antara perawat-
pasien.
 Tanggung gugat berarti “dapat
mempertanggujawabkan tindakan terhadap
diri dan orang lain.
 Tanggung jawab merujuk pada tanggung
gugat atau tanggung wajib khusus yang
berkaitan dengan performa peran tertentu
Kesehatan dan kesejahteraan

Pilihan

Martabat

Akuntabilitas

Lingkungan keperawatan
yang kondusif
UU No. 23 tahun 1992 ttg Kesehatan

PP No. 32 tahun 1996 ttg Tenaga


Kesehatan

Kepmenkes No. 1239 tahuun 2001


ttg Registrasi dan Praktik Perawat

Undang-Undang Keperawatan No. 38


Tahun 2014
Self determination; menolak treatmen, mencari saran/pendapat, memilih bentuk
treatmen lain

Keputusan berorientasi pada peningkatan kualitas kehidupan klien

Least restrictive environment/pengekangan seminimal mungkin

Tidak bersalah karena gangguan jiwa

Hukum dan sistem perlindungan klien gangguan jiwa

Tidak bersalah karena gangguan jiwa

Informed concent
Hak untuk diinformasikan

Hak untuk didengarkan

Hak untuk memilih

Hak untuk diselamatkan


Hak untuk berkomunikasi dengan orang lain di luar RS

Hak untuk berpakaian

Hak untuk beribadah

Hak untuk dipekerjakan apabila memungkinkan

Hak untuk menyimpan dan membuang barang

Hak untuk melaksanakan keinginannya


Hak untuk memiliki hubungan kontraktual

Hak untuk membeli barang

Hak untuk pendidikan

Hak untuk habeas corpus

Hak untuk pemeriksaan jiwa atas inisiatif pasien

Hak pelayanan sipil

Hak mempertahankan lisensi hukum; supir, lisensi profesi

Hak untuk menuntut dan dituntut


Hak untuk menikah dan bercerai

Hak untuk tidak mendapatkan restrain mekanik yang


tidak perlu

Hak untuk review status secara periodik

Hak untuk perwalian hukum

Hak untuk privasi

Hak untuk informend consent

Hak untuk menolak perawatan


Aspek legal berpengaruh pada pelaksanaan
Kewajiban dan pemenuhan atas hak.
 Perawat harus melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya sesuai standar dan
mendapatkan perlindungan atas pemenuhan
hak sebagai tenaga kesehatan
 Pasien/ klien memenuhi kewajiban sebagai
pengguna pelayanan keperawatan dan
mendapatkan hak dalam perawatan
kesehatan jiwa sesuai standar.
 Mampu untuk mengenali pertimbangan etik dalam praktik
psikiatri, meliputi bekerja dengan pengetahuan mengenai
konsep etik sebagai dasar aplikasi dalam memberikan pelayanan
pada penyakit mental
 Mampu menyadari mengenai nilai-nilai diri sendiri, kekuatan,
dan penyimpangan-penyimpangan sebagaimana aplikasi dalam
merawat pasien, meliputi kemampuan untuk mengenal rasa
ketidaknyamanan dirinya sendiri sebagai satu indikator dari
potensial masalah etik.
 Mampu untuk mengidentifikasi keterbatasan keterampilan dan
kompetensi klinik yang dimilikinya
 Mampu untuk mengantisipasi secara spesifik adanya dilema etik
dalam perawatan
 Mampu untuk mengkaji sumber-sumber etik di klinik, untuk
memperoleh konsultasi etik, dan untuk mengkaji supervisi
berkelanjutan untuk kasus sulit
 Mampu untuk mengenal perlindungan tambahan dalam
perawatan klinik pasien dan memonitor keefektifannya.
Kondisi Dulu :
Pasien/ klien jiwa tidak dirawat dengan baik dan diabaikan

Kondisi Saat ini:


 Peningkatan Iptek
 Pengetahuan masyarakat tentang gangguan jiwa dan
pemahaman tentang human right meningkat
 Peningkatan mutu pelayanan dan perlindungan
konsumen.

Program pelayanan kesehatan jiwa di Indonesia


 CMHN (Community Mental Health Nursing)
 Home Care dengan terapi keperawatan
Promotif : ex.Pendidikan kesehatan

Preventif : ex.deteksi dini

Kuratif : ex. Kolaborasi dalam pengobatan

Rehabilitatif : ex. Pemulihan dan persiapan kembali


ke keluarga dan masyarakat

Anda mungkin juga menyukai