Anda di halaman 1dari 28

FRAKTUR

Kelompok 1
1. Anisha rahimi( 183110202)
2. Fadia sukma Jaas ( 183110212)
3. Latifa Putri Agusti (183110218)
4. Namira Fitria (183110224)
5. Ramadhani Riska Sucianti (183110229)
6. Savikri Jurali ( 183110232)

DOSEN PEMBIMBING : NETTI,S.KEP SPd


Pengertian
Fraktur

Fraktur atau patah tulang adalah


terputusnya kontinuitas tulang dan
ditentukan sesuai jenis dan luasnya
(Smeltzer S.C & Bare B.G, 2001) atau
setiap retak atau patah tulang yang
utuh (Reeves C.J , Roux G & Lockhart R,
2001)
Berdasarkan
sifat fraktur

1. Fraktur tertutup 2. Fraktur terbuka


(closed/sederhana), (open/compound/majemuk),
permukaan fraktur tidak dikatakan fraktur terbuka bila
tulang yang patah menembus
bersinggungan dengan kulit
otot dan kulit yang
atau selaput lendirnya memungkinkan untuk terjadi
infeksi
Fraktur Terbuka Fraktur Tertutup
fraktur tertutup ada klasifikasi :

• Tingkat 0 : fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa


cedera jaringan lunak sekitarnya.
• Tingkat 1 : fraktur dengan abrasi dangkal atau
memar kulit dan jaringan subkutan.
• Tingkat 2 : fraktur yang lebih berat dengan kontusio
jaringan lunak bagian dalam dan pembengkakan.
• Tingkat 3 : Cedera berat dengan kerusakan jaringan
lunak yang nyata dan ancaman sindroma
kompartement.
Derajat patah tulang terbuka :

• Derajat I , Laserasi < 2 cm, fraktur sederhana,


dislokasi fragmen minimal.
• Derajat II , Laserasi > 2 cm, kontusio otot dan
sekitarnya, dislokasi fragmen jelas.
• Derajat III , Luka lebar, rusak hebat, atau
hilang jaringan sekitar.
Berdasarkan posisi
fraktur

1. 1/3 proksimal
2. 1/3 medial
3. 1/3 distal
Berdasarkan
luas

• .

1. Fraktur komplit 2. Fraktur inkomplit,


bila garis patah melalui bila garis patah tidak
seluruh penampang melalui seluruh
atau melalui kedua penampang tulang
korteks tulang
Contoh tulang retak…
Fraktur Transversal: , fraktur yang arahnya
melintang pada tulang dan merupakan akibat
trauma angulasi/langsung

Fraktur Oblik : fraktur yang arah garis patahnya


membentuk sudut terhadap sumbu tulang

Fraktur Spiral : fraktur yang arah garis patahnya


berbentuk spiral yang disebabkan trauma rotasi
Berdasarkan bentuk dan tenaga putar
garis patah
Fraktur Kompresi: fraktur yang terjadi karena
trauma aksial fleksi yang mendorong tulang ke
arah permukaan lain

Fraktur Avulsi : fraktur yang diakibatkan karena


trauma tarikan atau traksi otot pada insersinya
pada tulang
Retak Spiral Kominutif Transversal Displaced
Berdasarkan jumlah garis patah

1. Fraktur Komunitif, fraktur dimana garis patah


lebih dari satu dan saling berhubungan.
2. Fraktur Segmental, fraktur dimana garis
patah lebih dari satu tapi tidak berhubungan.
3. Fraktur Multiple, fraktur dimana garis patah
lebih dari satu tapi tidak pada tulang yang
sama.
B. Etiologi Fraktur

3. Kekerasan akibat tarikan


otot
1. Kekerasan langsung
Patah tulang akibat tarikan otot
Kekerasan langsung
sangat jarang terjadi. Kekuatan
menyebabkan patah tulang dan
dapat berupa pemuntiran,
retak pada titik terjadinya
penekukuan dan penekanan,.
kekerasan.

2. Kekerasan tidak langsung


Kekerasan tidak langsung
menyebabkan patah tulang
ditempat yang jauh dari tepat
terjadinya kekerasan
C. Manifestasi Klinik

1. Echimosis (Memar)
2. Spasme otot
3. Nyeri terus menerus
4. Deformitas
5. Pemendekan tulang
6. Krepitasi
7. Kurang/hilang sensasi
8. Pergerakan abnormal
9. Rontgen abnormal
D. Komplikasi Fraktur

1. Non-union, adalah suatu kondisi di mana


tidak terjadi penyatuan (penyembuhan)
tulang yang mengalami fraktur setelah
beberapa waktu
2. Delayed union, adalah keterlambatan
penyembuhan/penyatuan fraktur
3. Mal union, adalah penyembuhan fraktur
dalam posisi yang tidak anatomis (abnormal)
3. Sindrom kompartemen, Sindroma kompartemen
adalah suatu sindrom yang terjadi karena beberapa
hal, bisa disebabkan oleh fraktur, di mana terjadi
peningkatan tekananintrakompartemen sehingga
terjadi iskemia jaringan.
4. Fat Emboli, terjadi terutama pada tulang panjang,
dapat timbul akibat pajana sumsum tulang, atau
dapat terjadi akibat aktivasi sistem saraf simpatis yang
menimbulkan stimulasi mobilisasi asam lemak bebas
setelah trauma.
5. Shock hipovolemik
E. Pencegahan Fraktur

1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer dapat dilakukan dengan upaya menghindari
terjadinya trauma benturan, terjatuh atau kecelakaan lainnya.
cara nya hati – hati dalam aktivitas

2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan untuk mengurang akibat-akibat
yang lebih serius dari terjadinya fraktur dengan memberikan
pertolongan pertama yang tepat dan terampil pada penderita.
Mengangkat penderita dengan posisi yang benar. Pemeriksaan
klinis dilakukan untuk melihat bentuk dan keparahan tulang
yang patah. Pemeriksaan dengan foto radiologis
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier pada penderita fraktur
yang bertujuan untuk mengurangi
terjadinya komplikasi yang lebih berat dan
memberikan tindakan pemulihan yang
tepat untuk menghindari atau mengurangi
kecacatan. tindakan operatif dan
rehabilitasi.
f. Pengobatan Fraktur

1. Pertolongan Pertama
Pada penderita dengan fraktur yang penting dilakukan adalah membersihkan
jalan napas, menutup luka dengan verban yang bersih dan imobilisasi

2. Penilaian Klinis
Sebelum menilai fraktur itu sendiri, perlu dilakukan penilaian klinis, apakah
luka itu luka tembus tulang, adakah trauma pembuluh darah/saraf ataukah ada
trauma alat-alat

3. Resusitasi
Kebanyakan penderita dengan fraktur multibel tiba di RS dengan syok, sehingga
diperlukan resusitasi sebelum diberikan terapi pada frakturnya sendiri berupa
pemberian transfusi darah dan cairan lainnya serta obat-obat anti nyeri.
Prinsip Umum Pengobatan Fraktur :

1. Recognition; diagnosis dan penilaian fraktur. Prinsip pertama


adalah mengetahui dan menilai keadaan fraktur dengan
anamnesis, pemeriksaan klinik dan radiologis. Pada awal
pengobatan perlu diperhatikan: lokasi fraktur, bentuk fraktur,
teknik yang sesuai untuk pengobatan, dan komplikasi yang
mungkin terjadi selama/sesudah pengobatan.
2. Reduction; reduksi fraktur bila perlu restorasi fragmen fraktur
dilakukan untuk mendapatkan posisi yang dapat diterima. Posisi
yang baik adalah bila terdapat alignment dan aposisi yang
sempurna.
3. Retention; imobilisasi fraktur.
4. Rehabilitation; mengembalikan aktifitas fungsional semaksimal
mungkin
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
FRAKTUR
1. Pengkajian
1.      Identitas Pasien
a.       Riwayat Penyakit Sekarang
Nyeri pada daerah Fraktur, Kondisi fisik yang lemah, tidak bisa melakukan banyak 
aktivitas, mual, muntah, dan nafsu makan menurun, (Brunner & suddarth, 2002)
b.      Riwayat Penyakit dahulu
Ada tidaknya riwayat DM pada masa lalu yang akan mempengaruhi proses 
perawatan post operasi, (Sjamsuhidayat & Wim Dejong)
c.       Riwayat Penyakit Keluarga
Fraktur bukan merupakan penyakit keturunan akan tetapi adanya riwayat keluarga 
dengan DM perlu di perhatikan karena dapat mempengaruhi perawatan post operasi
2.      Pola Kebiasan
a.       Pola Nutrisi : Tidak mengalami perubahan, namun beberapa kondisi dapat menyebabkan 
pola nutrisi berubah, seperti nyeri yang hebat, dampak hospitalisasi

b.      Pola Eliminasi : Pasien dapat mengalami gangguan eliminasi BAB seperti konstipasi dan 
gangguan eliminasi urine akibat adanya program eliminasi

c.       Pola Istirahat : Kebutuhan istirahat atau tidur pasien tidak mengalami perubahan yang 
berarti, namun ada beberapa kondisi dapat menyebabkan pola istirahat terganggu atau berubah 
seperti timbulnya rasa nyeri yang hebat dan dampak hospitali

d.      Pola Aktivitas : Hampir seluruh aktivitas dilakukan ditempat tidur sehingga aktivitas pasien 
harus dibantu oleh orang lain, namun untuk aktivitas yang sifatnya ringan pasien masih dapat 
melakukannya sendiri, (Doenges, 2000)

e.       Personal Hygiene : Pasien masih mampu melakukan personal hygienenya, namun harus ada 
bantuan dari orang lain, aktivitas ini sering dilakukan pasien ditempat tidur.

f.       Riwayat Psikologis : Biasanya dapat timbul rasa takut dan cemas, selain itu dapat juga 
terjadi ganggguan konsep diri body image, psikologis ini dapat muncul pada pasien yang masih 
dalam perawatan dirumah sakit.
g.      Riwayat Spiritual : Pada pasien post operasi fraktur tibia riwayat spiritualnya tidak 
mengalami gangguan yang berarti
h. Riwayat Sosial : Adanya ketergantungan pada orang lain dan sebaliknya pasien
dapat juga menarik diri dari lingkungannya karena merasa dirinya tidak berguna
i. Pemeriksaan Fisik : Pemeriksaan fisik biasanya dilakukan setelah riwayat
kesehatan dikumpulkan, pemeriksaan fisik yang lengkap biasanya dimulai secara
berurutan dari kepala sampai kejari kaki.

Inspeksi : Pengamatan lokasi pembengkakan, kulit pucat, laserasi, kemerahan


mungkin timbul pada area terjadinya faktur adanya spasme otot dan keadaan kulit.

Palpasi : Pemeriksaan dengan perabaan, penolakan otot oleh sentuhan kita adalah
nyeri tekan, lepas dan sampai batas mana daerah yang sakit biasanya terdapat nyeri
tekan pada area fraktur dan di daerah luka insisi.

Perkusi : Perkusi biasanya jarang dilakukan pada kasus fraktur.

Auskultasi ; Pemeriksaan dengan cara mendengarkan gerakan udara melalui struktur


berongga atau cairan yang mengakibatkan struktur solit bergerak. Pada pasien fraktur
pemeriksaan ini pada areal yang sakit jarang dilakukan, (Brunner & Suddarth, 2002)
2. Masalah Keperawatan Yang Mungkin Muncul
1. Nyeri berhubungan dengan fraktur
2. resiko infeksi berhubungan dengan trauma
3. kerusakan mobilisasi fisik
Diagnosa Keperawatan Tujuan SLKI Perencanaan Keperawatan
SIKI

Nyeri berhubungan dengan fraktur Setelah dilakukan intervensi Dukungan nyeri akut :
keperawatan selama 3x 24 jam,
diharapkan tingakt nyeri menurun Pemberian analgesic
dan control nyeri meningkat dengan
kriteria hasil : Observasi
a) tidak mengeluh nyeri a. identifikasi karakteristik nyeri
b) tidak meringis b. identifikasi riwayat alergi obat
c) tidak bersikap protektif c. indentifikasi kesuaian jenis
d) tidak gelisah analgesic
e) kesulitan TiDur menurun d. monitor tanda –tanda vital
f) frekuensi nadi membaik sebeLum dan sesudah pembrian
g) melaporkan nyeri terkontrol analgesic
h) kemampuan mengenai onset e. monitor efektifitas analgesic
nyeri meningkat
i) kemampuan mngenali penyebab Terapeutik
nyeri meningkat f. diskusikan Jenis analgesic untuk
j) kemampuan menggunakan mengoptimalkan respons pasien
teknik non g. dokumentasikan respons
k) farmakologis meningkat. terhadap efek analgesik dan efek
yang tidak di inginkan.

Edukasi
h. jelaskan efek terapi dan efek
samping obat
i. kolaborasi pemberian dosis dan
jenis analgesic sesuai dengan
indikasi.
Diagnosa Keperawatan Tujuan SLKI Perencanaan Keperawatan
SIKI

resiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan asuhan SIKI :


dengan trauma keperawatan selama 3x 2 a. Pemantauan tanda vital
jam, diharapkan resiko b. Kaji tanda- tanda infeksi
infeksi dapat berkurang Monitor tanda dan gejala
dengan kriteria hasil : infeksi sistenik dan local
c. Mencuci tangan sebelum
a) mengenali tanda dan dan sesudah setiap
gejala yang melakukan peawatan pasien.
mengidentifikasi resiko d. Mengajarkan pasien
dalam peneyebaran dan keluarga tentang tanda
infeksi. dan gejala infeksi.
b) Mengetahui cara e. Mengajarkan pasien
mengurangi penularan dan keluarga bagaimana
infeksi. mengindari infeksi.
c) Mengetahui aktivitas f. Rawat luka (inspeksi
yang dapat kondisi luka).
meningkatkan infeksi. g. Mengajarkan pasien
merawat luka.
Diagnosa Keperawatan Tujuan SLKI Perencanaan Keperawatan
SIKI
kerusakan mobilisasi fisik Setelah dilakukan asuhan Dukungan mobilisasi
keperawatan selama 3x 24 Observasi
jam, maka mobilisasi fisik a. Identifikasi adanya nyeri atau
meningkat dengan kriteria keluhan fisik lainnya.
hasil : b. Identifikasi toleransi
a) Pergerakan ekstremitas fisikmelakukan pergerakan.
c. Monitor kondisi umum selama
meningkat melakukan mobilisasi
b) Kekutan otot meningkat
c) Nyeri menurun Terapeutik
d. Fasilitasi aktivitas mobilisasi
d) Kecemasan menurun dengan alat bantu misalnya
e) Kaku sendi menurun. tongkat.
f) Gerakan tidak e. Fasilitasi melakukan pergerakan
terkoordinasi menurun jika perlu.
g) Gerakan terbatas Edukasi
menurun f. Jelaskan tujuan dan prosedur
h) Keemahan fisik mobilisasi.
g. Anjurkan melakukan mobilisasi
menurun
dini
h. Informasikan kepada keluarga
untuk memberi dukungan pada
klien.

Anda mungkin juga menyukai