NAMA KELOMPOK :
ANISHA RAHMA
FARDHA SAHLIYA
OKTA PITA DIAN SARI
TINTA FATMAWATI
A. Pengertian Haji
Haji berasal dari Bahasa Arab : (حجHajj) adalah rukun (tiang agama) Islam yang
kelima setelah mengucap dua kalimat syahadat, salat 5 waktu, mengeluarkan zakat
dan puasa di bulan Ramadhon
Kegiatan inti ibadah haji dimulai pada tanggal 8 Zulhijah ketika umat Islam bermalam
di Mina, wukuf (berdiam diri) di Padang Arafah pada tanggal 9 Zulhijah, dan berakhir
setelah melempar jumrah (melempar batu simbolisasi setan) pada tanggal 10
Zulhijah. Masyarakat Indonesia lazim juga menyebut hari raya Idul Adha sebagai Hari
Raya Haji karena bersamaan dengan perayaan ibadah haji ini.
Secara lughawi, haji berarti menyengaja atau menuju, mengunjungi, atau berziarah.
Menurut etimologi (bahasa) kata haji mempunyai arti qashd, yakni tujuan, maksud,
dan menyengaja. Menurut istilah syara’, haji ialah menuju ke Baitullah dan tempat-
tempat tertentu untuk memenuhi panggilan Allah dan mengharapkan rida – Nya
yang telah ditentukan syarat dan waktunya serta melaksanakan amalan-amalan
ibadah tertentu pula. Yang dimaksud dengan temat-tempat tertentu dalam definisi
diatas, selain Ka’bah dan Mas’a(tempat sa’i), juga Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
Yang dimaksud dengan waktu tertentu ialah bulan-bulan haji yang dimulai dari
Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan Zulhijah. Adapun amal ibadah tertentu
ialah thawaf, sa’i, wukuf, mazbit di Muzdalifah, melontar jumrah, mabit di Mina, dan
lain-lain.
B. Hukum Haji
Hukum menunaikan ibadah haji adalah wajib bagi setiap muslim yang mampu dan
berkewajiban itu hanya sekali seumur hidup. Apabila melakukannya lebih dari satu kali, maka haji
yang kedua dan seterusnya hukumnya sunnah.
B.a. Sesuai dengan firman Allah dalam Surah Ali – Imran (3) : 97. Artinya : Dan (diantara)
kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang –
orang yang mampu mengadakan perjalanan kesana.
Adapun yang dimaksud istita’ah (mampu dan kuasa) dalam melaksanakan ibadah haji adalah
sebagai berikut.
(b) sehat jasmani , artinya tidak dalam keadaan sakit atau mengidap penyakit yang dapat
membahayakan dirinya atau jemaah lain. Selain itu juga adanya persiapan mental dengan cara
menyucikan hati seperti berdoa, berzikir atau bersedekah,
(a) nafkah bagi keluarga yang ditinggal dan yang diberi nafkah
“Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi tidak ada sesembahan yang berhak disembah
selain Allah dan mengaku Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat,
berhaji dan berpuasa di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 8 dan Muslim no. 16).
Hadits ini menunjukkan bahwa haji adalah bagian dari rukun Islam. Ini berarti menunjukkan
wajibnya.
« َّلى هللا- َّللا ِ َّ سو ُل ُ س َكتَ َحتَّى ََالَ َها ثَالَثًا فَقَا َل َر
َ ََّللا ف
ِ َّ سو َل َ فَقَا َل َر ُج ٌل أ َ ُك َّل.» علَ ْي ُك ُم ْال َح َّج فَ ُح ُّجوا
ُ ع ٍام َيا َر َ َُّللا
َّ ض ُ َّأَيُّ َها الن
َ اس ََ ْد فَ َر
َ َ ت َولَ َما ا ْست
ط ْعت ُ ْم ْ َ « لَ ْو َُ ْلتُ نَعَ ْم لَ َو َجب-عليه وسلم
Haji ifrad, berarti menyendiri. Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad bila sesorang bermaksud
menyendirikan, baik menyendirikan haji maupun menyendirikan umrah. Dalam hal ini, yang
didahulukan adalah ibadah haji. Artinya, ketika mengenakan pakaian ihram di miqat-nya, orang
tersebut berniat melaksanakan ibadah haji dahulu. Apabila ibadah haji sudah selesai, maka orang
tersebut mengenakan ihram kembali untuk melaksanakan umrah.
Haji tamattu’, mempunyai arti bersenang-senang atau bersantai-santai dengan melakukan
umrah terlebih dahulu di bulan-bulah haji, lain bertahallul. Kemudian mengenakan pakaian ihram
lagi untuk melaksanakan ibadah haji, ditahun yang sama. Tamattu’ dapat juga berarti
melaksanakan ibadah di dalam bulan-bulan serta di dalam tahun yang sama, tanpa terlebih dahulu
pulang ke negeri asal.
Haji qiran, mengandung arti menggabungkan, menyatukan atau menyekaliguskan. Yang
dimaksud disini adalah menyatukan atau menyekaliguskan berihram untuk melaksanakan ibadah
haji dan umrah. Haji qiran dilakukan dengan tetap berpakaian ihram sejak miqat makani dan
melaksanakan semua rukun dan wajib haji sampai selesai, meskipun mungkin akan memakan
waktu lama. Menurut Abu Hanifah, melaksanakan haji qiran, berarti melakukan dua thawaf dan
dua sa’i.
D. Syarat Wajib Haji
1) Beragama Islam
2) Telah dewasa (baligh)
3) Berakal sehat
4) Merdeka (bukan budak atau hamba)
5) Mampu (istita’ah).
Catatan :
1) Islam
2)Berakal
3) Miqot zamani, artinya haji dilakukan di waktu tertentu (pada bulan-bulan haji), tidak di waktu lainnya.
‘Abullah bin ‘Umar, mayoritas sahabat dan ulama sesudahnya berkata bahwa waktu tersebut adalah
bulan Syawwal, Dzulqo’dah, dan sepuluh hari (pertama) dari bulan Dzulhijja
4) Miqot makani, artinya haji (penunaian rukun dan wajib haji) dilakukan di tempat tertentu yang telah
ditetapkan, tidak sah dilakukan tempat lainnya. Wukuf dilakukan di daerah Arofah. Thowaf dilakukan di
sekeliling Ka’bah. Sa’i dilakukan di jalan antara Shofa dan Marwah. Dan seterusnya.
F. Rukun Haji
Rukun haji adalah rangjaian amalan haji yang harus dikerjakan. Apabila amalan tersebut tidak dikerjakan.
Apabila amalan tersebut tidak dikerjakan maka ibadah hajinya tidak sah atau batal dan tidak boleh
diganti dengan dam atau denda. Akan tetapi, harus mengulang hajinya pada waktu yang lain.
Adapun yang termasuk rukun haji adalah sebagai berikut.
Ihram
Wukuf di Arafah
Thowaf ifadhoh
Sa’i
Tahalul (bercukur)
Tertib dan berurutan.
G. Wajib Haji
Niat Ihram, untuk haji atau umrah dari Miqat Makani, dilakukan
setelah berpakaian ihram
Mabit (bermalam) di Muzdalifah pada tanggal 9 Zulhijah (dalam
perjalanan dari Arafah ke Mina)
Melontar Jumrah Aqabah tanggal 10 Zulhijah
Mabit di Mina pada hari Tasyrik (tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijah).
Melontar Jumrah Ula, Wustha dan Aqabah pada hari Tasyrik
(tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijah).
Tawaf Wada’, Yaitu melakukan tawaf perpisahan sebelum
meninggalkan kota Mekah.
Meninggalkan perbuatan yang dilarang waktu ihram.
H. Sunah Haji
1. Sunah-Sunnah Ihram:
1. Mandi ketika ihram
2. Memakai minyak wangi di badan sebelum ihram
3. Berihram dengan kain ihram
(baik yang atas maupun yang bawah) yang berwarna putih
4. Shalat di lembah ‘Aqiq bagi orang yang melewatinya
5. Mengangkat suara ketika membaca talbiyah
6.Bertahmid, bertasbih dan bertakbir sebelum mulai ihram
7. Berihram menghadap Kiblat
2. Sunnah-Sunnah Ketika Masuk Kota Makkah:
Menginap di Dzu Thuwa
mandi untuk memasuki kota Makkah
masuk kota Makkah pada siang hari
Memasuki kota Makkah dari ats-Tsaniyah al-‘Ulya
(jalan atas) dan keluar dari ats-Tsaniyah as-Sufla (jalan
bawah).
Mendahulukan kaki kanan ketika masuk ke dalam masjid
haram dan membaca
Mengangkat tangan ketika melihat Ka’bah
3. Sunah-Sunnah Thawaf
Al-Idhthiba’
Yaitu memasukkan tengah-tengah kain ihram di bawah ketiak kanan dan
menyelempangkan ujungnya di pundak kiri sehingga pundak kanan terbuka
mengusap Hajar Aswad di awal thawaf, Berlari-lari kecil pada tiga
putaran pertama thawaf yang pertama kali (thawaf qudum), Hajar
Aswad,Sujud di atas Hajar Aswad,Bertakbir setiap melewati Hajar Aswad
Mengusap rukun Yamani
Berdo’a di antara dua rukun (rukun Yamani dan Hajar Aswad)
Shalat dua raka’at di belakang maqam Ibrahim setelah thawaf
Sebelum shalat di belakang Maqam Ibrahim membaca:
Iltizam tempat di antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah dengan cara
menempelkan dada, wajah dan lengannya pada Ka’bah
“Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebagian dari syi’ar Allah. Maka
barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullaah atau ber’umrah, maka tidak ada dosa
baginya mengerjakan sa’i di antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan
suatu ke-bajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Mahamen syukuri
kebaikan lagi Mahamengetahui.”
[Al-Baqarah: 158]
Kemudian membaca:
.نَ ْب َدأ ُ بِ َما بَ َدأ َ هللاُ بِ ِه
“Kami mulai dengan apa yang dimulai oleh Allah.”
Berdo’a di Shafa
Ketika berada di Marwah mengerjakan seperti apa yang dilakukan di Shafa, baik
menghadap Kiblat, bertakbir maupun berdo’a
5. Sunnah-Sunnah Ketika Keluar dari Mina:
Ihram untuk haji pada hari Tarwiyah dari tempat tinggal
masing-masing
Shalat Zhuhur, ‘Ashar, Maghrib, dan ‘Isya’ di Mina pada
hari Tarwiyah, serta menginap di sana hingga shalat
Shubuh dan matahari telah terbit
Pada hari ‘Arafah, menjamak shalat Zhuhur dan ‘Ashar di
Namirah
Tidak meninggalkan ‘Arafah sebelum matahari
tenggelam.
I. Larangan Dalam Haji
Pengertian Dam dari segi bahasa ialah darah, yakni denda yang
dikenakan oleh jemaah haji yang melanggar larangan atau
meninggalkan wajib haji atau umroh.
Ada beberapa hal wajib saat melakukan ibadah haji yang bisa
digantikan dengan Dam sebagai berikut ini :
1. Dam Hadyu.
Yaitu dam yang diwajibkan bagi mereka yang melaksanakan haji Tamattu’
atau haji Qiran, dan jika tidak mampu membeli binatang hadyu, maka
wajib melaksanakan puasa selama 10 hari. Tiga hari dilakukan pada masa
haji dan yang tujuh hari dilakukan setelah kembali ke kampung halaman
2. Dam Fidyah (tebusan).
Yaitu dam yang diwajibkan atas orang yang sedang dalam ihram, lalu
mencukur rambutnya karena sakit atau sesuatu yang mengganggu
kepalanya, seperti kutu dan lain sebagainya.
3. Dam Jazaa’.
Yaitu dam yang wajib dibayar oleh orang yang sedang berihram bila
membu-nuh binatang buruan darat. Adapun bina-tang buruan laut, maka
tidak ada dendanya.
4. Dam Ihshar.
Dam yang wajib dibayar oleh jama’ah haji yang tertahan atau terkepung
sehingga tidak dapat menyempurnakan manasik hajinya, baik tertahannya
disebabkan karena sakit, terhalang oleh musuh atau sebab-sebab lainnya,
sementara dia tidak mengucapkan persyaratannya pada awal ihramnya
5. Dam Jima’.
Yaitu dam yang diwajibkan kepada jama’ah haji yang dengan sengaja
mengum-puli isterinya ditengah pelaksanaan iba-dah haji.
K. Fungsi Haji
a. Hikmah Haji Secara Umum
1) Pernyataan ketaatan seorang kepada Tuhannya.
5) Ibadah haji memberikan jaminan yang besar dari Allah berupa ampunan dari dosa dan surga.
7) Perwujudan solidaritas Islam yang tidak terbatas oleh suku, bangsa, ras, kulit, dan negara.
2) Dapat mengambil pelajaran dari segal penderitaan yang dirasakan selama mengerjakan ibadah haji.
4) Menumbuhkan semangat berkorban karena ibadah haji memerlukan pengorbanan yang besar, baik tenaga,
waktu, maupun biaya.
5) Mengenal tempat – tempat bersejarah, seperti Ka’bah, Bukit Safa dan Marwah, sumur zam -zam, dan Hajar Aswad.
THANK YOU