(25 TH) vk
Menerima pasien oleh bd.A di ponek, rujukan bd. I kota bogor, diantar oleh bidan
perujuk dengan diagnose G2P1A0 grav 40-41 mngg, inpartu kala 2 partus tak
maju, BSC 1x th 2015
DATA SUBJECTIF
Jam… tgl
px mengatakan merasa mules2 sejak kemaren malam, keluar air2 dirumah pkl. 22:00 wib datang ke BPM pkl 22:30 wib ketuban hijau (menurut bidan
perujuk), keluar darah flek (+), sekarang sampai ke IGD mulesnya berkurang, px terakhir merasakan gerakan janin pagi tadi dirumah bidan.
1. 2015 RS SC dokter gemelli preterm 1900 gram dan 2000 gram +/+
2. 2019 hamil ini
Bidan perujuk mengatakan, saat pasien dating sudah pembukaan 1, dilakukan observasi sempai pukul 04.00 wib. Saat pembukaan 2cm dilakukan Induksi
persalinan persalinan dengan IVFD RL + 5iu oksitosin 20 tpm,
Pemeriksaan sampai pkl. 12:00 wib pembukaan lengkap, dirujuk ke RS krn tidak ada kemajuan persalinan.
DATA OBJECTIF
O: KU sedang kes: CM, TD: 120/80mmhg, N: 80x/m, RR: 21x/m, S: 36,7c, TFU: 30
cm,
HIS 1x dalam 10 menit lamanya 10 detik, DJJ(-) dengan Doppler (-), dicari dengan
CTG (-),
VT porsio tidak teraba pembukaan lengkap, preskep, caput (+) di hodge 2 , ketuban
(-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
ASESSMENT
G2P1A0 (AH 0) gravida 40-41 mg inpartu kala 2 (PARTUS TAK MAJU) dengan BSC
1x 4 thn yg lalu dan susp ruptur uteri + IUFD
PLANNING
menjelaskan hasil pemeriksaan, melakukan pemasangan IVFD RL polos, lapor ke
DPJD
dr.dian spog - px diminta naikkan ke VK untuk USG - menaikkan px ke VK dilakukan
USG
hasil susp rupture uteri, IUFD , advice R// SC cito pkl 15:30 wib, memberikan
dukunagnmoral, menyarankan px untuk tidak makan dan minum lagi karena akan
dilakukan tindakan operasi, konfirmasi tim OK (+)
KESIMPULAN
Ruptur uteri merupakan kontributor utama morbiditas maternal dan kematian
neonatal. Empat faktor risiko yang mudah diidentifikasi termasuk sejarah seksio
sesarea, multipointitas besar, persalinan yang tersumbat, dan malpresentations janin
mencapai 90% kasus ruptur uteri. Identifikasi wanita berisiko tinggi ini, diagnosis
segera, segera transfer, dan manajemen optimal perlu terlalu ditekankan untuk
menghindari komplikasi fetomaternal yang merugikan.