•ISTRI •SUAMI
Nama : Ny. MR Nama : Tn. RI
Usia : 32 tahun Usia : 32 tahun
Alamat : Ciparay Alamat : Ciparay
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam Agama : Islam
Lama Menikah : 2 tahun
Tanggal masuk : 15/10/18
Tanggal Pemeriksaan: jumat, 17/10/18
Keluhan Utama :
Mentsruasi yang memanjang
ANAMNESIS
P0A0 datang ke IGD kebidanan RSUD Al-Ihsan Bandung dengan
keluhan menstruasi memanjang, setiap menstruasi terjadi selama 10-15
hari. Keluhan sudah dialami pasien selama 1 tahun yang lalu.
Perdarahan menstruasi yang banyak, menghabiskan >4 pembalut
dalam 1 hari. Darah yang keluar berupa gumpalan darah berwarna
merah kehitam-hitaman. Keluhan tersebut disertai nyeri (+). Nyeri
dirasakan terus menerus selama haid dan tidak membaik ketika
meminum obat. Pasien merasa ada benjolan diperut bawah (+). pasien
mengeluhkan Pusing (+) dan lemas badan (+) sejak 1 minggu SMRS,
sesak(-), mudah lelah (-) dan mudah letih (-) disangkal oleh pasien.
Pasien mengatakan ketika pasien berhubungan seksual dengan
suaminya, keluar darah dari jalan lahir. Pasien juga mengeluhkan
adanya kesulitan BAB sejak 4 hari SMRS. BAK normal.
• Riwayat penyakit sebelumnya : keluhan ini merupakan keluhan
yang pertama kali dialami oleh pasien
LEHER
JVP : Tidak dilakukan
Kel. Tiroid : Tidak terdapat pembesaran kel. tiroid
KGB : Tidak terdapat pembesaran KGB
PEMERIKSAAN FISIK
⊡ ANOGENITAL : EKSTRIMITAS :
Tidak dilakukan • Bentuk normal
• Tidak ada deformitas
⊡ Pemeriksaan Inspekulo: • Akral hangat
Tidak dilakukan • CRT <2 detik
S : Pasien merasa cemas akan melaksanakan operasi hari ini. A : Perdarahan Uterus Abnormal + Anemia
Tidak bisa tidur. Perdarahan berkurang, 1 pembalut dalam e.c Mioma Uteri
sehari. Nyeri perut bawah (+). Nyeri saat BAK (+). Mual (+),
muntah (-), demam (-).
S : Pasien merasakan nyeri pada luka bekas operasi (+). Pasien A : Post Myomectomy +
dapat tidur. BAK terpasang kateter, BAB (-), Flatus (-). Hysterorafi Mioma Geburt
Rembesan luka (-). Perdarahan dari jalan lahir (-). Lemas (+),
Pusing (-). Pandangan buram (-)
O : Ku: Tampak Sakit Sedang Lab : 19 Oktober 2018 P : - Transfusi 2 labu PRC
Kesadaran : CM Hb : 8,7 gr/dL - Test Feeding
TD : 100/70 mmHg Leukosit : 13.800 sel/µL - Mobilisasi
HR : 74x/menit Eritrosit 3,35 juta/µL - Injeksi Asam Tranexamat
R : 18x/menit Hematokrit : 27,7% STOP
S : 36,5°C Trombosit : 288.000 sel/µL - Injeksi Cefotaxim 2x1 gr
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik - Drip Metronidazole 3x1 fls
Leher : Lymphadenopathy (-), Tiroid tidak membesar, JVP - Kaltrofen supp 3x1
tidak meningkat - Injeksi Furosemid 1 amp IV
COR : Bunyi Jantung SI SII murni, reguler, gallop (-), murmur (-) (pagi)
Pulmo : VBS +/+, rh -/-, wh -/-
Abdomen : Datar, Rembesan luka (-), BU (+)
Ekstremitas : Akral hangat, CRT>2’’
Urin Output : 660 cc/24jam
FOLLOW UP Tanggal 20 Oktober 2018, 06.00 WIB – POD 2
• Degenerasi kistik.
• Degenerasi hialin dapat mengalami pencairan, sehingga seluruh tumor
jadi lembek, seolah-olah menyerupai uterus yang gravid atau kista
ovarium.
• Kalsifikasi.
• Terjadi bila ada gangguan sirkulasi terutama pada wanita tua.
• Dalam bentuk yang ekstrim dapat jadi keras seperti batu (wombstone).
• Dengan pemeriksaan radiologi dapat dilihat adanya kalsifikasi.
• Infeksi dan supurasi.
• Banyak terjadi pada jenis submukosa karena adanya ulserasi.
• Nekrosis
• Disebabkan gangguan sirkulasi darah atau infeksi yang hebat atau
torsi dari tangkai tumor.
• Jenis nekrosis yang menarik disebut "carneous atau red
degeneration".
• Terutama ditemukan pada wanita hamil.
• Penyebabnya belum diketahui dengan pasti.
• Degenerasi lemak.
• Jarang terjadi, tetapi dapat terjadi pada degenerasi hialin yang
lanjut.
• Degenerasi sarkoma
• Jarang terjadi.
MIOMA UTERI DALAM KEHAMILAN
• Indikasi :
- Perdarahan akut dengan hipovolemia
- Transfusi Tukar (Exchange transfusion)
- Pengganti darah merah endap (packed red cell) saat memerlukan transfusi sel darah merah
• Kontraindikasi :
- Resiko overload cairan misalnya pada anemia kronik & gagal jantung
PRC
• Deskripsi :
– Volume 150-250 ml eritrosit dengan jumlah plasma yang minimal
– Hb ± 20 g/100 dl ( ≥ 45 g/unit)
– Hct 55-75%
• Indikasi :
– Pengganti sel darah merah pada anemia
– Anemia karena perdarahan akut (setelah resusitasi cairan kristaloid atau koloid)
• Perhatian :
– Resiko infeksi dan cara penyimpanan sama dengan WB
– Pemberian sama dengan WB
– Penambahan infus cairan NS 50-100 ml dengan infus set-Y memperbaiki aliran
• transfusi
– Waktu transfusi maksimal 4 jam kecuali pasien dengan Congestive Heart Failure, AKI (Acute Kidney Injury
dan Chronic Kidney Disease)
Infertilitas Primer
TEORI KASUS
asthenozoospermia
Kimia antibiotic,simetidin,
Pestisida Petani Oligozoospermia dan
siklosporin)
B. Pekerjaan
(Dibromochloropropane) azoospermia, mengurangi
tingkat kesuburan
pasangan seksual
Fisik
terjadinya kehamilan
infertilitas
Kimia
(Dibromochloropropane) konsisten
perorangan
perawat fekunditas
ETIOLOGI
Penyebab Infertilitas pada Laki-laki:
Idiopathic male infertility 31%
Varicocele 15,6%
Hypogonadism 8,9%
Obstructions 1,7%
Tobacco use
Polyps
Fibroids
Gangguan Ovulasi
WHO membagi kelainan ovulasi ini dalam 3 kelas, yaitu:
- Kelas 1 :
Kegagalan pada hipotalamus hipofisis (hipogonadotropin
hipogonadism) Karakteristik dari kelas ini adalah gonadotropin
yang rendah, prolaktin normal, dan rendahnya estradiol. Kelainan
ini terjadi sekitar 10% dari seluruh kelainan ovulasi.
- Kelas 2 :
Gangguan fungsi ovarium (normogonadotropin-normogonadism)
Karakteristik dari kelas ini adalah kelainan pada gonadotropin
namun estradiol normal. Anovulasi kelas 2 terjadi sekitar 85% dari
seluruh kasus kelainan ovulasi. Manifestasi klinik kelainan kelompok
ini adalah oligomenorea atau amenorea yang banyak terjadi
pada kasus sindrom ovarium polikistik (SOPK). Delapan puluh
sampai sembilan puluh persen pasien SOPK akan mengalami
oligomenorea dan 30% akan mengalami amenorea.
- Kelas 3 :
Kegagalan ovarium (hipergonadotropin-
hipogonadism) Karakteristik kelainan ini adalah kadar
gonadotropin yang tinggi dengan kadar estradiol
yang rendah. Terjadi sekitar 4-5% dari seluruh
gangguan ovulasi.
- Kelas 4 : Hiperprolaktinemia
⊡ TERIMAKASIH