Sektor Informal Masalah utama yang dihadapi kebanyakan negara sedang berkembang termasuk Indonesia adalah Bagaimana memanfaatkan faktor manusia yang melimpah dan kebanyakan tidak terlatih (unskilled) bagi pembangunan, sehingga penduduk yang besar bukan merupakan beban pembangunan, justru menjadi modal pembangunan. Konsep Sektor Informal Konsep sektor informal, pertama kali diperkenalkan oleh Keith Hart pada tahun 1971 dalam penelitiannya tentang Unit-Unit usaha kecil di Ghana. Kemudian teknologi tsb. Digunakan oleh sebuah misi ke Kenya yang di organisiroleh ILO. Misi tsb. Berpendapat bahwa sektor informal telah memberikan tingkat ongkos yang rendah, padat karya, barang dan jasa yang kompetitif, dan memberikan rekomendasi kepada pemerintah Kenya untuk mendorong sektor informal. • Sethrumen (1989), sektor Informal yaitu terdiri dari unit usaha yang berskala kecil yang memproduksi serta mendistribusikan barang dan jasa dengan tujuan pokok menciptakan kesempatan kerja dan pendapatan bagi dirinya masing-masing dalam usahanya itu sangat dibatasi oleh faktor-faktor modal dan keterampilan Ciri-Ciri Pokok Sektor Informal • Kegiatan usaha tidak terorganisasikan secara baik, karena timbulnya unit usaha tidak mempergunakan fasilitas/kelembagaan yang tersedia di sektor formal • Pada umumnya unit usaha tidak mempunyai izin usaha. • Pola kegiatan usaha tidak teratur baik dalam arti lokasi maupun jam kerja. • Pada umumnya kebijaksanaan pemerintah untuk membantu golongan ekonomi lemah tidak sampai ke sektor ini • Teknologi yang digunakan bersifat primitif • Modal dan perputaran usaha relatif kecil, sehinggga skala operasi juga relatif kecil. • Pada umumnya unit usaha termasuk golongan one-man-enter prises dan kalau mengerjakan buruh berasal dari keluarga • Sumber dana modal usaha pada umumnya berasal dari tabungan sendiri atau dari lembaga keuangan yang tidak resmi • Hasil produksi atau jasa terutama dikonsumsi oleh golongan masyarakat kota/desa yang berpenghasilan menengah. • Tidak memiliki jaminan sosial. Status Pekerjaan Utama Informal dan Formal • Sektor Informal yaitu - Berusaha sendiri tanpa dibantu oleh orang lain - Berusaha dengan dibantu anggota rumah tangga • Sektor Formal yaitu - Bekerja sebagai buruh/karyawan - Berusaha dengan dibantu buruh tetap Penyebab terjadinya sektor Informal 1. Dampak dari makin kuatnya proses moderenisasi 2. Terbatasnya tenaga kerja sektor formal 3. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi ASPEK PERBEDAAN
Sektor Informal Sektor Formal
Modal -Padat Karya -Padat Modal
-Teknologi sederhana/ -Teknologi Modern
Tenaga Kerja -Mandiri atau dibantu -Tenaga kerja digaji
keluarga - Diambil dari sistem -Diperoleh tanpa proses seleksi (tes) latihan atau seleksi
Keusahaan -Mudah di masuki -Sulit dimasuki
-Skala kecil -Skala besar -Tidak ada standar atas -Standart jelas dalam peralatan dan output peralatan dan outpu -Tidak teratur -teratur Manfaat Sektor Informal • Sebagai katup pengamanan masalah ketenagakerjaan. • Wadah pengembangan SDM, dimana tenaga kerja yang tidak terlatih (unskilled) tersebut dapat meningkatkan ketrampilannya dengan memasuki sektor informal terlebih dahulu sebelum masuk ke sektor formal. • Sebagai penyambung pemasaran dalam berbagai produk khususnya kebutuhan primer. • Penanggulangan kemiskinan. • Memberikan kontribusi terhadap penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor penerimaan restribusi daerah seiring dengan kebutuhan daerah dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah. Harapan bagi pemberdayaan sektor informal • Penyediaan sarana/tempat usaha • Pengelolaan manajemen usaha • Perlindungan usaha • Bantuan peralatan • Bantuan modal