Anda di halaman 1dari 67

Komunikasi : Proses

penyampaian
suatuide,pesan,atau data dari
satu pihak ke pihak lain

1. Pelayanan gawat darurat sehari-


hari,rujuk- merujuk pasien
2. Kondisi bencana
Early warning-mobilisasi
3. Pengusir rasa terisolasi
Definisi :
Suatu proses usaha memindahkan pasien gawat darurat dari
satu tempat ke tempat lain tanpa ataupun menggunakan
bantuan alat. Tergantung situasi dan kondisi lapangan
Rujukan pasien pasien dengan
kondisi gawat membutuhkan
Transportasi dan Komunikasi
Proses transportasi dan
Rujukan
Alat pengangkutan
Radio komunikasi
Rumah sakit rujukan
MACAM TRANSPORTASI
1. Prehospital Transport
2.Interhospital Transport
3.Intrahospital Transport
PREHOSPITAL CARE :
Any initial medical care given an ill or
injured patient by a paramedic orother
person before the patient reaches the
hospital emergency department.
Mosby's Medical Dictionary, 8th
edition. © 2009, Elsevier.
PERSIAPAN PRE HOSPITAL
Keberhasilan penanggulangan penderita emergency
baik trauma maupun non trauma (kasus emergency
intoksikasi, gawat jantung, dsb.) tergantung dari:
 Akses masyarakat
 Komunikasi dari dokter yang merujuk (dokter keluarga,
dokter perusahaan, dsb)
 Orang awam
 Orang awam khusus
 Ambulans Gawat Darurat
Persiapan Transportasi Prehospital
 Tersedianya peralatan medis dan ambulans
 Memastikan ambulans siap untukpelayanan
 Persiapan petugas
Meminimalisir terjadinya risiko
 Perencanaan sebelum dilakukan transport
 Assesmen sebelum transport dan stabilisasi
 Persiapan peralatan
 Komunikasi dan koordinasi
 Manajemen selama transport
 Manajemen komplikasi selama transport
Perencanaan sebelum transport
 Apakah proses transport sangatdiperlukan?
 Keuntungan bila dilakukan transport?
 Risiko bila dilakukan transport?
 Kemana akan dilakukan transport dan ruteyang terpendek
dan lancar?
 Personil yang dapat melakukan transport?
 Persiapan yang diperlukan dan penting untuk pasiendan
perhatian serta spesial precaution
 Peralatan yang diperlukan dandipersiapkan
 Hal-hal lain yang bisa diperlukan
(dokumentasi, catatan, x-ray)
Oxygen, Ambu-bag, Ventilator Standard pelengkapan
BP, infusion, bandages
Drugs (vasopressor)
ambulans
EKG & DC shock

4b_Fract_Transp
1
2
Rekomendasi Peralatan Minimum
untuk Transport
 Airway management/oxygenation—adultand pediatric  ECG monitor/defibrillator (preferably with pressure transducer
 Adult and pediatric bag-valve systems with oxygen reservoir Adult capabilities)
 and pediatric masks for bag-valve system (multiple sizes as  ECG electrodes(infant, pediatric, adult)
appropriate)
 Flashlights with extra batteries
 Flexible adaptors to connect bag-valve system to
 Heimlich valve
endotracheal/tracheostomy
 tube  Infusion pumps
 End-tidal carbon dioxide monitors (pediatric and adult)  Intravenous fluid administration tubing (adult and pediatric)
 Infant medium- and high-concentration masks with tubing  Y-bloodadministration tubing
 MacIntosh laryngoscope blades (#1, #2, #3, #4)  Extension tubing
 Miller laryngoscope blades (#0, #1, #2)  Three-way stopcocks
 Endotracheal tube stylets (adult and pediatric)
 Intravenous catheters,sizes 14- to 24-gauge
 Magil forceps (adult and pediatric)
   Intravenous solutions(plastic bags)
Booted hemostat
  1000 mL, 500 mL of normal saline
Cuffed endotracheal tubes (5.0, 5.5, 6.0, 6.5, 7.0, 7.5, 8.0)
  1000 mL of Ringers lactate
Uncuffed endotracheal tubes (2.5, 3.0, 3.5, 4.0, 4.5, 5.0)
 250 mL of 5% dextrose
Laryngoscope handles (adult and pediatric)

Extra laryngoscope batteries and light bulbs  Irrigating syringe (60 mL), catheter tip
  Kelley clamp
Nasopharyngeal airways (#26, #30)

Oral airways (#0, #1, #2, #3, #4)  Hypodermic needles, assorted sizes

Scalpel with blade for cricothyroidotomy  Hypodermic syringes, assortedsizes

Needle cricothyroidotomy kit  Normal saline forirrigation

 Water-soluble lubricant  Pressurebags for fluid administration
Nasal cannulas (adult and pediatric)
  Pulse oximeter with multiple site adhesive or reusable sensors
 Oxygen tubing
 Salem sump nasogastric tubes, assorted sizes
PEEP valve (adjustable)
 Soft restraints for upper and lower extremities
 Adhesive tape
 Stethoscope
 Aerosol medication delivery system (nebulizer)
 Suction apparatus
 Alcohol swabs
 Suction catheters (#5, #8, #10, #14,tonsil)
 Arm boards (adult and pediatric)
 Surgical dressings (sponges, Kling,Kerlix)
 Arterial line tubing
 Tourniquets for venipuncture/IV access
 Bone marrow needle (for pediatric infusion)
 Trauma scissors
 Blood pressure cuffs (neonatal, infant, child, adult large and small)
  The following are considered as
 Butterflyneedles (23-gauge, 25-gauge)
 needed Transcutaneous pacemaker
 Communications backup (e.g., cellular telephone)
 Neonatal/pediatric isolette
 Defibrillator electrolytepads or jelly  Spinal immobilization device
 Dextrostix Transport ventilator
Rekomendasi Minimum obat darurat
selama Transport
 Lidocaine, 100
 Adenosine, 6 mg/2 mL
mg/10 mL
 Albuterol, 2.5 mg/2 mL
 Lidocaine, 2 g/10
 Amiodarone, 150 mg/3 mL
mL
 Atropine, 1 mg/10 mL
 Mannitol, 50 g/50
 Calcium chloride, 1 g/10 mL
mL
 Cetacaine/Hurricaine spray
 Magnesium
sulfate, 1 g/2 mL  Dextrose 25%, 10 mL
 Methylprednisolon  Dextrose 50%, 50 mL
e, 125 mg/2 mL  Digoxin, 0.5 mg/2 mL
 Metoprolol, 5  Diltiazem, 25 mg/5 mL
mg/5 mL  Diphenhydramine, 50 mg/1
Skor Sistem Pra Transportasi
Markakis et al 2006
Risk Score for Transport
Patients
(Risk Score for the Inter-
Hospital Patient Transfer)
TEMPAT KEJADIAN
Jenis alat Transportasi
1.Transportasi Tanpa Alat
2.Transportasi dengan Alat
1.Ground ambulance
2.Air Ambulance
ALAT TRANSPORTASI GAWAT DARURAT
KEMUNGKINAN MORBIDITAS SELAMA TRANSPORTASI :
I.GANGGUAN FISIOLOGI TUBUH
Cyanosis atau respiratory arrest atau keduanya
Cardiac arrest
Hypotensi
Aritmia
Penurunan kesadaran
Hilangnya reflex brainstem
Hipotermia
Hipoglikemi

II.GANGGUAN PERALATAN MEDIK


Endotracheal tube (obstruksi, ter extubasi)
Hilangnya akses intravena
Gangguan sumber listrik
Gangguan alat monitor
Gangguan fungsi ventilator
Gangguan atau habisnya oksigen supply
PICK A BACK (digendong) Human Crutch
Piggyback carry Pack-strap carry
TRANSPORTASI TANPA
ALAT

Craddle Method /
DRAG METHOD (Diseret)
Firefighter’s Carry(dibopong)
TRANSPORTASI TANPA
ALAT

CARATHE FORE AND AFT CARRY/ Two


rescuers extremity cary
(The fore and aft carry)
TRANSPORTASI TANPA
ALAT

CARA THE TWO-HANDED SITE CARRY


(The two-handed seat carry = ditandu dengan kedua
lengan penolong)
Transportasi tanpa alat:
Clothes Drag
Transportasi dengan Alat Bantu

Memakai Kursi
Transportasi dengan Alat Bantu

Dengan Selimut
Alat Bantu Transportasi
Beberapa aturan terkait dengan pengangkatan dan
pemindahan korban
• Pemindahan korban dilakukan apabila diperlukan betul dan
tidak membahyakan penolong
Terangkan secara jelas pada korban apa yang akan dilakukan
agar korban dapat kooperatif
• Libatkan penolong lain.Yakinkan penolong lain mengerti apa
yang akan dikerjakan
• Pertolongan pemindahan dibawah satu komando agar dapat
dikerjakan secara bersamaan
• Pakailah cara mengangkat korban dengan teknik yang benar
agar tidak menambah cedera yang lebih berat
Transportasi dengan Alat Bantu

SCOP STRETCHER /
LONG SPINE BOARD Orthopaedic Strecher
Untuk Jarak Jauh Untuk jarak pendek
(antar tempat tidur)
Transportasi dengan Alat Bantu

Tandu beroda / TanduAmbulans


(The Trolley Cot)
Transportasi dengan Alat
Bantu

Tandu Portabel
Transportasi dengan Alat
Bantu

Stair Chair
Short Spine
Board
Vest-Type Extrication
Device
Basket Stretcher
(sering digunakan padavertical
rescue)
Vakum
Matras
Memindahkan pasien dengan curiga cedera
spinal
• Immobilisasi kepala, leher dan spinal
sebelum transportasi
Kecurigaan cedera cervical
spinal
 Ada jejas di atas klavikula
 Moi (Mekanism of injury)
 Defisit neurologis
 Multiple fraktur
 Penurunan Kesadaran
Memindahkan pasien tanpa adanya cedera
spinal
Ambulances

44
Ambulans merangkap kereta jenazah
45
46
Ambulance

47
KENDARAAN TRANSPORTASI
AMBULANS

Atap ambulanns harus tinggi


agar kita dapat bekerja di Alat – alat resusitasi lengkap
dalamnya
Ambulans darat

Keuntungan ambulans darat


1. Mobilisasi cepat
2. Tidak perlu tempat mendarat
3. Langsung ke tempat kejadian dan tempat rujukan
4. Tidak membutuhkan personel yang khusus
5. Biaya murah

Kerugian ambulans darat


1. Waktu lama apabila ada kemacetan, dll
2. Akses terbatas dan kekuatan terbatas
3. Sulit memasuki area yang terbatas
4. Kurang nyaman
Macam golongan penyedia pelayanan ambulan
1. Government Ambulance Service –Milik pemerintah
2. Fire or Police Linked Service- Terkait dengan Pemadam kebakaran dan
kepolisian
3. Volunteer Ambulance Service – Perusahaan nirlaba yang mengoperasikan
ambulans
4. Private Ambulance Service – Dioperasikan oleh perusahaan secara
komersial..
5. Combined Emergency Service – Pelayanan ambulans gawat darurat penuh
biasanya di airport atu universitas.
6. Hospital Based Service – Setiap rumah sakit mungkin menyediakan layanan
ambulans.
7. Charity Ambulance – Tipe istimewa dari ambulans ini disediakan Cuma-
Cuma bagi penjemputan anak-anak maupun dewasa
8. Company Ambulance – Banyak perusahaan dan pusat industry seperti
perusahaan kimia, minyak, mempunyai pelayanan ambulans untuk
kepentingan perusahaan dan kesehatan pegawai.
Simbol pelayanan ambulan

Lambang Star of Life


Lambang Star of Life berwarna biru, menyerupai bintang berlengan enam,
dengan lambang Asculapius di tengah.. Keenam lengan di atas mencerminkan
tugas dari operasional ambulans yaitu:
Early Detection – Anggota masyarakat menemukan kejadian kegawatdaruratan.
Early Reporting – Saksi mata di lokasi kejadian menghubungi layanan gawat
darurat
Early Response – Petugas ambulans datang ke lokasi kejadian secepatnya,
pemberian pertolongan bisa dimulai.
Good On Scene Care – Tim ambulans memberikan pertolongan yang memadai
dengan waktu yang tepat di lokasi kejadian.
Care in Transit – Tim ambulans menaikkan ke dalam ambulans untuk transport
yang sudah disesuaikan dengan kondisinya. Kemudian melanjutkan tindkan di
atas ambulans sembari menuju ke rumah sakit rujukan. Rumah sakit yang terdekat
dan memadai.
Transfer to Definitive Care – Pasien setelah sampai di tujuan segera dilakukan
timbang terima, baik di unit gawat darurat maupun di ruang praktek dokter.
Kualifikasi kru
ambulans
• First Responder
• Ambulans Driver
• Ambulans Care Asisstant
• Emergency Medical Technician
• Paramedic
• Doctor
 Matikan sirine 200 m sebelum masuk UGD
 Jangan berjalan cepat, max 60 km/jam
 Jangan rem mendadak, jangan belok mendadak
SAAT AKAN MASUK
RUANG TINDAKAN
KEPALA PASIEN YANG
DI DEPAN

TIMBANG TERIMAKAN
KEPADA PETUGAS
RS RUJUKAN DI BAGIAN
PENERIMAAN PASIEN
(RUANG RESUSITASI)
Terima kasih

67

Anda mungkin juga menyukai