Anda di halaman 1dari 9

BAB II PEMBAHASAN

Seorang laki-laki berusia 35 tahun dirawat


dibangsal Anggrek RSO Prof. Dr. Soeharso karena
mengeluhkan nyeri pada lengan bawah kiri
setelah terjatuh dari atap pada saat sedang
membenahi genteng. Pasien saat terjatuh dalam
kondisi sadar

Pasien mengatakan nyeri hingga sulit untuk


menggerakkan lengan bahwa kirinya, saat ditanya
skala nyeri sebelum operasi pasien menjawab
sekitar 8
BAB II PEMBAHASAN

Pasien mengatakan nyeri hingga sulit


untuk menggerakkan lengan bahwa
kirinya, saat ditanya skala nyeri sebelum
operasi pasien menjawab sekitar 8

Nyeri dirasakan semakin memberat saat


menggerakan posisi lengan kiri dan terasa
membaik jika tidak digerakkan sehingga
pasien enggan menggerakkan lengannya.
BAB II PEMBAHASAN
Tanda-tanda vital: Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 90x/menit,
respirasi 18 x/menit, suhu tubuh 36,7 oC.

Status lokalis region radius ulna sinistra: lengan bawah kiri dirasa nyeri
dan sulit untuk digerakkan.

Look : terbungkus bendage, swelling (+), posisi lengan sedikit flexi. Feel
: NT +/-, raba hangat (+), sensasi perifer (↓/+). Move : NG (+/-), ROM
terbatas.

VAS : sebelum operasi skala 8, setelah operasi skala 4-5.


BAB II PEMBAHASAN
Penatalaksanaan rehabilitasi
medik pada fraktur radius
ulna diupayakan untuk
mengembalikan fungsi tubuh
untuk dapat kembali
melakukan aktifitas seperti
biasa.

Problem yang dihadapai


pasien adalah keterbatasan
gerak, sehingga solusinya
adalah dengan memberikan
fisioterapi ROM exercise.
BAB II PEMBAHASAN

ROM exercise yang dipilih adalah Aktif ROM yaitu latiahan gerak aktif tanpa
bantuan

Tujuan aktif ROM ini untuk memelihara lingkup gerak sendi dan kekuatan
minimal akibat kurang aktifitas

Selain ROM exercise, dilakukan pula strengthening exercise untuk latihan


peregangan. Macam strengthening exercise yang dipilih yaitu isometric exc.
BAB II PEMBAHASAN

Terapi okupasi yang dilakukan


Berdasarkan indeks Barthel Agar pasien dapat melakukan bertujuan untuk memulihkan
pasien masuk kedalam kategori aktifitas secara mandiri pasien fungsi, memfasilitasi proses
ketergantungan ringan dengan diberikan program okupasi belajar ketrampilam dan
skala 15-18. terapi ADL (Activity Daily Living). adaptasi, meningkatkan
kesehatan
BAB II PEMBAHASAN

Pasien tetap diberikan edukasi agar


menjalankan fisioterapi dengan ROM
exercise, strengthening exercise, latihan
mobilisasi, exc

Hal yang paling penting adalah


pemberian edukasi yang tepat pada
pasien agar rasa nyeri yang didapatkan
dari fraktur dapat diminimalisir.
BAB III KESIMPULAN

Masalah yang dialami pasien adalah


nyeri pada lengan bawah kiri, adanya
keterbatasan gerak, kekuatan otot
Seorang laki-laki usia 35 tahun dengan
lengan kiri belum maksimal, Gangguan
post ORIF fraktur 1/3 medial radius
aktivitas seperti buang air di toilet,
ulna sinistra.
menggunakan celana, memakai dan
mengancing baju, serta terganggu
dalam melakukan aktifitas pekerjaan.
BAB III KESIMPULAN

Dari masalah yang dialami


pasien maka diberikan program
rehabilitasi medik berupa
beberapa latihan seperti ROM
exercise untuk membantu
memperluas gerak, serta
strengthening exercise untuk
latihan peregangan otot. Untuk
meningkatkan fungsional
sehari-hari maka diprogramkan
okupasi terapi ADL (Activity
Daily Living).

Anda mungkin juga menyukai