Anda di halaman 1dari 30

PENURUNAN ANGKA KESAKITAN TB

a. Promosi kesehatan
b. Surveilans TB
c. Pengendalian faktor resiko
d. Penemuan dan penanganan kasus TB
e. Pemberian kekebalan
f. Pemberian obat pencegahan
LATAR BELAKANG

Kasus TB 10% dari


jumlah pasien
dunia

1995 WHO
mencanangkan program
TB DOTS
TUJUAN

Pedoman pelayanan Tuberkulsis di


Rumah Sakit RS BaliMed disusun dengan
tujuan agar dapat meningkatkan mutu
pelayanan tuberkulosis.
RUANG LINGKUP PELAYANAN

Unit rawat jalan

Unit rawat inap

Unit gawat darurat


BATASAN OPERASIONAL
Tatalaksana dan Pencegahan TB
Penemuan Kasus Tuberkulosis
Pengobatan Tuberkulosis
Pemantauan dan Hasil Pengobatan Tuberkulosis
Pengendalian Infeksi pada sarana layanan
Pencegahan Tuberkulosis
Manajemen Program TB
Perencanaan program Tuberkulosis
Monitoring dan Evaluasi Program Tuberkulosis
Manajemen Logistik Program Tuberkulosis
Pengembangan Ketenagaan Program Tuberkulosis
Promosi program Tuberkulosis
Pengendalian TB komprehensif
Public - Private Mix (Pelibatan Semua Fasilitas Pelayanan Kesehatan)
Kolaborasi TB-HIV
TUBERKULOSIS
TB DOTS
APA ITU TB?
GEJALA TB

Batuk berdahak 2
minggu

Dahak disertai darah


Sesak
Lemas
BB turun
Nafsu makan menurun
Keringat malam hari
Demam 1 bulan
STRATEGI PENEMUAN PASIEN TB
JEJARING
LAYANAN
PASIF
INTENSIF
KOLABORASI
LAYANAN

INVESTIGASI
KONTAK
STRATEGI
DITEMPAT
KHUSUS

POPULASI
BERESIKO
AKTIF & MASIF
BERBASIS
KELUARGA &
MASYARAKAT

AKTIF
BERKALA

SKRINING
MASAL
IDENTIFIKASI TERDUGA TB

GEJALA UTAMA

GEJALA TAMBAHAN

PEMERIKSAAN LAB
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan bakteriologis
pemeriksaan mikroskopis dahak
pemeriksaan TCM
pemeriksaan biakan

2. Pemeriksaan penunjang lainnya


foto thorax
histopatologi
3. Pemeriksaan uji kepekaan obat
4. Serologis
PEMERIKSAAN DAHAK

DILAKUKAN PENGAMBILAN
SAMPEL DAHAK SEWAKTU
DAN PAGI
UPAYA PENGENDALIAN FAKTOR RESIKO
Faktor kuman
1. Pasien TB dengan BTA positif lebih besar berisiko menimbulkan penularan
2. Makin tinggi jumlah kuman dalam percikan dahak, makin besar resiko terjadi
penularan
3. Makin lama dan makin sering terpapar dengan kuman, makin besar resiko terjadi
penularan

Faktor individu
1. Usia dan jenis kelamin, kelompok paling rentan adalah dewasa muda
karena merupakan kelompok usia produktif, laki-laki labih banyak
daripada wanita.
2. Daya tahan tubuh
3. Perilaku, berupa etika batuk dan berdahak, merokok
4. Status sosial ekonomi, banyak pada sosial ekonomi rendah

Faktor lingkungan
1. Perumahan padat dan kumuh akan memudahkan penularan TB
2. Ruangan dengan sirkulasi udara yang kurang baik juga memudahkan
penularan TB
TERAPI
PRINSIP PENGOBATAN

FDC

DOSIS

PMO
FDC
Jenis Sifat Efek samping

Isoniazid (H) Bakterisidal Neuropati perifer, psikosis toksis, gangguan fungsi hati,
kejang

Rifampisin (R) Bakterisidal Flu syndrome, gangguan gastrointestinal, urine berwarna


merah, gangguan fungsi hati, trombositopeni, demam,
skin rash, sesak nafas, anemia hemolitik

Pirazinamid (Z) Bakterisidal Gangguan GI, gangguan fungsi hati, gout arthritis

Streptomisin (S) Bakterisidal Nyeri ditempat suntikan, gangguan keseimbangan dan


pendengaran, renjatan anafilaktik, anemia,
agranulositosis, trombositopeni

Etambutol (E) Bakteriostatik Gangguan pengelihatan, buta warna, neuritis perifer.


TB DEWASA
2(HRZE)S/(HRZE)/5
(HR)3E3 atau
2(HRZE)/4(HR)3 2(HRZE)S/(HRZE)/5
atau 2(HRZE)/4(HR) TB (HR)E.
sensitif Pasien dengan
Pasien baru: riwayat pengobatan
1. Pasien TB paru TB sebelumnya:
terkonfirmasi 1. Pasien kambuh
bakteriologis Lini 1 2. Pasien gagal
2. Pasien TB paru pada pengobatan
terkonfirmasi klinis kategori 1
3. Pasien TB 3. Pasien dengan
ekstraparu Kategori Kategori pengobatan setelah
1 2 putus berobat
diberikan selama 6
bulan, dibagi diberikan selama 8
menjadi 2 tahap bulan, dibagi
yaitu 2 bulan tahap menjadi 2 tahapan
awal dan 4 bulan yaitu 3 bulan tahap
tahap lanjutan. awal dan 5 bulan
tahap lanjutan.
Tahap Intensif Tahap lanjutan
Tiap hari selama 56 hari 3 kali seminggu selama 16 minggu
RHZE (150/75/400/275) RH (150/150)
Berat Badan

30 – 37 kg 2 tablet 4 KDT 2 tablet 2 KDT


38 – 54 kg 3 tablet 4 KDT 3 tablet 2 KDT
55 – 70 kg 4 tablet 4 KDT 4 tablet 2 KDT
≥ 71 kg 5 tablet 4 KDT 5 tablet 2 KDT
Tahap Intensif Tahap lanjutan
Tiap 3 kali seminggu
RHZE (150/75/400/275) + S RH (150/1 50) + E
Berat Badan (400)

Selama 56 hari Selama 28 hari Selama 20 minggu


30 – 37 kg 2 tab 4 KDT 2 tab 2 KDT + 2 tab
+ 500 mg Streptomisin Etambutol
inj 2 tablet 4 KDT

38 – 54 kg 3 tablet 4 KDT 3 tab 2 KDT


+ 750 mg Streptomisin + 3 tab Etambutol
inj 3 tablet 4 KDT

55 – 70 kg 4 tablet 4 KDT 4 tab 2 KDT


+ 1000 mg + 4 tab Etambutol
Streptomisin inj 4 tablet 4 KDT

≥ 71 kg 5 tablet 4 KDT 5 tab 2 KDT


+ 1000 mg + 5 tab Etambutol
Streptomisin inj 5 tablet 4 KDT
TB ANAK

Kategori Diagnostik Fase Intensif Fase Lanjutan

TB Paru BTA negative 2HRZ 4HR

TB Kelenjar

Efusi pleura TB

TB Paru BTA positif 2HRZE 4HR

TB paru dengan kerusakan luas

TB ekstraparu (selain TB Meningitis dan TB


Tulang/sendi)

TB Tulang/sendi 2HRZE 10 HR

TB Millier

TB Meningitis
Berat badan Fase intensif (2 bulan) Fase lanjutan (4 bulan)
(kg) RHZ (75/50/150) (RH (75/50)

5–7 1 tablet 1 tablet

8 – 11 2 tablet 2 tablet

12 – 16 3 tablet 3 tablet

17 – 22 4 tablet 4 tablet

23 – 30 5 tablet 5 tablet

>30 OAT dewasa


PMO
Persyaratan PMO
• Seseorang yang dikenal, dipercaya dan disetujui baik oleh petugas kesehatan
maupun pasien, selain itu harus disegani dan dihormati oleh pasien.
• Seseorang yang tinggal dekat dengan pasien.
• Bersedia membantu pasien dengan sukarela.
• Bersedia dilatih dan atau mendapat penyuluhan bersama-sama dengan pasien.
Siapa yang dapat menjadi PM
• Sebaiknya PMO adalah petugas kesehatan, bila tidak ada dapat berasal dari
kader kesehatan, guru, anggota PPTI, PKK, atau tokoh masyarakat lainnya.
Peran PMO
• Mengawasi pasien TB agar menelan obat secara teratur sampai selesai
pengobatan
• Memberi dorongan kepada pasien agar mau berobat teratur,
• Mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada waktu yang telah
ditentukan,
• Memberi penyuluhan pada anggota keluarga pasien TB yang mempunyai gejala-
gejala mencurigakan TB untuk segera memeriksakan diri ke Fasilitas kesehatan.
PPI TB

MANAJERIAL

APD ADMINISTRATIF

LINGKUNGAN
MANAJERIAL

Pihak manajerial adalah pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan,


Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dan Kabupaten/Kota dan/atau
atasan dari institusi terkait. Komitmen. kepemimpinan dan
dukungan manajemen yang efektif berupa penguatan dari upaya
manajerial bagi program PPI TB
ADMINISTRATIF

Pengendalian Administratif adalah upaya yang dilakukan untuk


mencegah/mengurangi pajanan M.Tb kepada petugas kesehatan,
pasien, pengunjung dan lingkungan dengan menyediakan,
mensosialisasikan dan memantau pelaksanaan standar prosedur
dan alur pelayanan.
• Melaksaakan triase dan pemisahan pasien batuk, mulai dan “pintu masuk”
pendaftaran fasyankes.
• Mendidik pasien mengenai etika batuk.
• Menempatkan semua suspek dan pasien TB di ruang tunggu yang mempunyai
ventilasi baik
• Menyediaan tisu dan masker, serta tempat pembuangan tisu maupun pembuang
dahak yang benar.
• Memasang poster, spanduk dan bahan untuk KIE
• Mempercepat proses penatalaksanaan pelayanan bagi pasien suspek dan TB,
termasuk diagnostik, terapi dan rujukan sehingga waktu berada pasien di
fasyankes dapat sesingkat mungkin.
• Melaksanakan skrining bagi petugas yang merawat pasien TB.
• Melaksanakan pelatihan dan pendidikan mengenai PPI TB bagi semua petugas
kesehatan.
LINGKUNGAN

“Pemanfaatan Sistem Ventilasi”


Sistem Ventilasi adalah sistem yang menjamin terjadinya pertukaran udara di dalam
gedung dan luar gedung yang memadai, sehingga konsentrasi droplet nuklei
menurun.
APD

Pengendalian dengan perlindungan diri


Penggunaan alat pelindung diri pernapasan oleh petugas kesehatan di tempat
pelayanan sangat penting untuk menurunkan resiko terpajan, sebab kadar percik
renik tidak dapat dihilangkan dengan upaya adminitratif dan lingkungan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai