Anda di halaman 1dari 25

PEMENUHAN

KEBUTUHAN CAIRAN
DAN ELEKTROLIT

KELOMPOK 7
I L M U K E P E R A W ATA N D A S A R 1
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah
suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons
terhadap stressor fisiologis dan lingkungan.

Keseimbangan cairan adalah esensial bagi kesehatan.

Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan


dinamakan “homeostasis”.
Organ tubuh yang berperan dalam kebutuhan cairan dan elektrolit.

1. Ginjal
Berfungsi sebagai pengatur air, pengatur konsentrasi garam dalam
darah, pengatur keseimbangan asam-basa darah dan ekskresi bahan
buangan atau kelebihan garam.

• Glomerulus menyaring cairan[Rata-rata setiap satu liter darah mengandung 500 cc


plasma yang mengalir melalui glomerulus, 10% nya disaring keluar]
• Cairan yang tersaring (filtrate glomerulus), kemudian mengalir melalui tubuli
renalis yang sel-selnya menyerap semua bahan yang dibutuhkan.
• Jumlah urine yang diproduksi ginjal dapat dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron
dengan rata-rata 1 ml/kg/bb/jam.
2. Kulit
pengaturan cairan yang terkait dengan proses pengaturan panas.

Proses pelepasan panas dapat dilakukan dengan cara penguapan, pemancaran panas ke
udara sekitar, konduksi (pengalihan panas ke benda yang disentuh), dan konveksi
(pengaliran udara panas ke permukaan yang lebih dingin).

Keringat merupakan sekresi aktif dari kelenjar keringat di bawah


pengendalian saraf simpatis. Melalui kelenjar keringat suhu dapat
diturunkan dengan jumlah air yang dapat dilepaskan, kurang lebih
setengah liter sehari

Perangsangan kelenjar keringat yang dihasilkan dapat diperoleh melalui aktivitas


otot, suhu lingkungan dan kondisi suhu tubuh yang panas.
3. Paru
Organ paru berperan mengeluarkan cairan dengan menghasilkan insensible
water loss kurang lebih 400 ml/hari. Proses pengeluaran cairan terkait dengan
respons akibat perubahan upaya kemampuan bernapas.

4. Gastrointestinal
Merupakan organ saluran pencernaan yang berperan dalam mengeluarkan cairan
melalui proses penyerapan dan pengeluaran air.

Pengaturan keseimbangan cairan dapat melalui system endokrin,


seperti sistem hormonal, contohnya:
a). ADH.
Memiliki peran meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat mengendalikan
keseimbangan air dalam tubuh. Hormon ini mensekresi ADH dengan
meningkatkan osmolaritas dan menurunkan cairan ekstrasel.

b). Aldosteron.
Berfungsi sebagai absorpsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal di tubulus
ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan
konsentrasi kalium, natrium dan system angiotensin rennin.
c.) Prostaglandin.
berfungsi mengendalikan tekanan darah dan konsentrasi uterus, serta
mengatur pergerakan gastrointestul. Pada ginjal, asam lemak ini berperan
dalam mengatur sirkulasi ginjal.

d.) Glukokortikoid.
Berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang
menyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium.

e.) Mekanisme rasa haus. Diatur dalam rangka memenuhi kebutuhan cairan
dengan cara merangsang pelepasan rennin yang dapat menimbulkan produksi
angiostensin II sehingga merangsang hipotalamus untuk rasa haus.
Cara perpindahan cairan tubuh
Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu :

1. Fase I :
Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan nutrisi
dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.
2. Fase II :
Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel
3. Fase III :
Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial
masuk ke dalam sel.Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang merupakan
membrane semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi dan
komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah.
Metode perpindahan dari cairan dan elektrolit tubuh dengan cara :

a). Difusi.
Bercampurnya molekul-molekul dalam cairan, gas, atau zat padat secara bebas
dan acak. Proses difusi dapat terjadi bila dua zat bercampur dalam sel membrane.
Dalam tubuh, proses difusi air, elektrolit dan zat-zat lain terjadi melalui
membrane kapiler yang permeable
b). Osmosis.
Proses perpindahan zat ke larutan lain melalui membrane semipermeabel
biasanya terjadi dari larutan dengan konsentrasi yang kurang pekat ke larutan
dengan konsentrasi lebih pekat. . Pada proses osmosis dapat terjadi perpindahan
dari larutan dengan kepekatan rendah ke larutan yang kepekatannya lebih tinggi
melalui membrane semipermeabel, sehingga larutan yang berkonsentrasi rendah
volumenya akan berkurang, sedang larutan yang berkonsentrasi lebih tinggi akan
bertambah volumenya.
c). Transport aktif.
Merupakan gerak zat yang akan berdifusi dan berosmosis. Proses ini terutama
penting untuk mempertahankan natrium dalam cairan intra dan ekstrasel.

Proses pengaturan cairan dapat dipengaruhi oleh dua factor, yaitu:

1. Tekanan cairan.
Proses difusi dan osmosis melibatkan adanya tekanan cairan. Proses osmotic
juga menggunakan tekanan osmotic, yang merupakan kemampuan pastikel
pelarut untuk menarik larutan melalui membrane.
2. Membran semipermeable.
Merupakan penyaring agar cairan yang bermolekul besar tidak tergabung.
Membran semipermeable terdapat pada dinding kapiler pembuluh darah, yang
terdapat di seluruh tubuh sehingga molekul atau zat lain tidak berpindah ke
jaringan.
Kebutuhan cairan tubuh bagi manusia.

Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia


secara fisiologis proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari
total berat badan tubuh, sementara itu merupakan bagian padat dari
tubuh.

Secara keseluruhan, persentase tubuh dapat dikategorikan berdasarkan


umur adalah : bayi baru lahir 75% dari total berat badan tubuh pria
dewasa 57 % dari total BB, wanita dewasa 55 % dari BB dan dewasa tua
45% dari total BB.

Jumlah cairan tubuh bervariasi tergantung pada faktor usia, lemak


dalam lubuh,dan jenis kelamin.
Pengaturan volume cairan tubuh

1. Intake Cairan
Selama aktifitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa minum kira-kira
1500 ml per hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500 ml per
harisehingga kekurangan sekitar 1000 ml per hari diperoleh dari makanan, dan
oksidasi selama proses metabolisme

Pengatur utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus
dikendalikan berada di otak Sedangakan rangsangan haus berasal dari kondisi
dehidrasi intraseluler,sekresi angiotensin II sebagai respon dari penurunan tekanan
darah,perdarahan yang mengakibatkan penurunan volume darah.
2 .Output Cairan
Kehilangan caiaran tubuh melalui empat rute (proses) yaitu :

a. Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinarius
merupakan proses output cairan tubuh yang utama.Dalam kondisi normal output
urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam.Pada
orang dewasa.Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine bervariasi
dalam setiap harinya,bila aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksi
urine akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankankeseimbangan dalam
tubuh.
b. IWL (Insesible Water Loss) :
IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, Melalui kulit dengan mekanisme
difusi.Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini
adalahberkisar 300-400 mL per hari, tapi bila proses respirasi atau suhu
tubuhmeningkat maka IWL dapat meningkat.
c. Keringat :
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon
iniberasal dari anterior hypotalamus,sedangkan impulsnya ditransfer melalui
sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada
kulit.

d. Feces :
Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per hari,yang diatur
melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).
Kebutuhan elektrolit

Elektrolit terdapat pada seluruh cairan tubuh.


Cairan tubuh mengandung oksigen, nutrient dan sisa metabolism, seperti
karbondioksida yang semuanya disebut dengan ion.
Beberapa jenis garam dalam air akan dipecah dalam bentuk ion elektrolit.

Contohnya, NaCl akan dipecah menjadi ion Na+ dan Cl-. Pacahan elektrolit
tersebut merupakan ion yang dapat menghantarkan arus listrik. Ion yang
bermuatan negative disebut anion dan ion bermuatan positif disebut kation.
Contoh kation yaitu natrium, kalium, kalsium dan magnesium. Sedangkan
anion contohnya klorida, bikarbonat dan fosfat.
Pengaturan elektrolit
a) Pengaturan keseimbanga natrium
Natrium merupakan kation dalam tubuh yang berfngsi dalam pengaturan
osmolaritas dan volume cairan tubuh.

b) Pengaturan keseimbangan kalium


Kalium merupakan kation utama yang terdapat dalam cairan intrasel dan
berfungsi mengatur keseimbangan elektrolit.Aldosteron juga berfungsi
mengatur keseimbangan kadar kalium dalam plasma (cairan ekstrasel).

Sistem pengaturannya melalui tiga langkah:


1) Peningkatan konsentrasi kalium dalam cairan ekstrasel yang menyebabkan
peningkatan produksi aldosteron.
2) Peningkatan jumlah aldosteron akan memengaruhi jumlah kalium yang
dikeluarkanmelalui ginjal.
3) Peningkatan pengeluaran kalium; konsentrasi kalium dalam cairan
ekstrasel menurun
c) Pengaturan keseimbangan kalsium
Kalsium dalam tubuh berfungsi dalam pembentukan tulang
d) Pengaturan keseimbangan magnesium
Magnesium merupakan kation dalam tubuh yang terpenting kedua dalam cairan
intrasel.
e) Pengaturan keseimbangan klorida
Klorida merupakan anion utama dalam cairan ekstrasel, tetapi klorida dapat
ditemukan pada cairan ekstrasel dan intrasel. Fungsi klorida biasanya bersatu
dengan natrium yaitu mempertahankan keseimbangan tekanan osmotic dalam
darah.
f) Pengaturan keseimbangan bikarbonat
Bikarbonat merupakan elektrolit utama dalam larutan buffer (penyangga) dalam
tubuh.
g) Pengaturan keseimbangan fosfat (PO4)
Fosfat bersama-sama dengan kalsium berfungsi dalam pembentukan gigi dan
tulang. Fosfat diserap dari saluran pencernaan dan dikeluarkan melalui urine.
Jenis cairan elektrolit

Cairan elektrolit adalah cairan saline atau cairan yang memiliki sifat bertegangan
tetap dengan bermacam-macam elektrolit.
Cairan saline terdiri atas cairan isotonic, hipotonik dan hipertonik. Konsentrasi
isotonic disebut juga normal saline yang banyak dipergunakan.

Contoh cairan elektrolit:


1. Cairan Ringer’s, terdiri atas: Na+, K+, Cl, Ca2+
2. Cairan Ringer’s Laktat, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl, Ca2+, HCO3
3. Cairan Buffer’s, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl, HCO3
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit

a.Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan
berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant
dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan
dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan
cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.

b.Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban
udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit
melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang
panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.
c.Diet
Diet seseorang berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake
nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga
akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya
sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan
menyebabkan edema.

d.Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan
glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air
sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
e.Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh Misalnya :
- Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
- Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
- Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan
pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya
secara mandiri.

f.Tindakan Medis
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain-lain.
g.Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada
kondisi cairan dan elektrolit tubuh.

h.Pembedahan
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan
darah selama pembedahan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai