6
EPIDERMIS
STRATUM KORNEUM STRATUMGERMINATIV
(lapisan tanduk) UM (Badan Malfigi)
8
BAGIAN DAN SEL PENYUSUN STRATUM
KORNEUM
9
Dermis Hipodermis
10
BERBAGAI CARA PENEMBUSAN SEDIAAN
OBAT KE DALAM KULIT
• Lokalisasi sawar
• Jalur penembusan
14
JALUR PENEMBUSAN
Kulit, karena sifat impermeabilitasnya maka
hanya dapat dilalui oleh sejumlah senyawa kimia
dalam jumlah yang sedikit.
Penembusan molekul dari luar ke bagian dalam
kulit secara nyata dapat terjadi, baik secara
difusi melalui lapisan tanduk (stratum corneum)
maupun secara difusi melalui kelenjar sudoripori
atau organ pilosebasea
15
Penelitian Blank dan Scheuplein membuktikan
bahwa lintasan transepidermis atau jalur
transfolikuler merupakan fungsi dari sifat dasar
molekul yang dioleskan pada kulit
Senyawa yang dapat berdifusi mempunyai bobot
molekul kecil dan bersifat lipofil, dengan cepat
dapat tersebar dalam lapisan tanduk dan dalam
lipida yang terdapat dalam kelenjar sebasea
Penyerapan terjadi pada kedua tahap tersebut
dengan intensitas yang tergantung pada
permukaan relatif kedua struktur tersebut \
16
Senyawa yang dapat berdifusi sedikit akan
melintasi sebum lebih cepat dibandingkan
melalui lapisan tanduk
Pada tahap awal, lintasan transfolikuler lebih
menentukan, selanjutnya pada tahap kedua
karena perbedaan difusi terjadi dalam lapisan
tanduk, maka dengan demikian lintasan lintasan
transepidermis yang menentukan
17
PENAHANAN DALAM STRUKTUR PERMUKAAN
KULIT DAN PENYERAPAN PERKUTAN
Penelitian vickers menyimpulkan adanya
penahanan obat dalam struktur kulit
dikarenakan adanya suatu “depo” yang berada di
lapisan tanduk (stratum korneum) yang
menyebabkan ZA dilepaskan secara perlahan
Lapisan tanduk (stratum korneum) tidak selalu
merupakan penyebaba tunggal dalam fenomena
penahanan senyawa di kulit dalam hal tertentu
dermis berperan sebagai depo, seperti yang telah
dibuktikan bahwa pcymen tertimbun pada
lemak hipodermis
18
Penahanan senyawa baik pada lapisan tanduk
maupun pada sel-sel yang hidup tidak mengikuti
mekanisme yang sama dan tidak pula berakibat
sama
Dalam hal penahanan setempat pada struktur
tanduk, pengikatan senyawa sebagian besar
tergantung pada koefisien partisi lipida yang
bersangkutan dan senyawa lain di lapisan
tanduk
Penahanan senyawa dalam jaringan di bawah
kulit hanya terjadi pada bahan-bahan yang
diserap secara bersinambungan terutama untuk
bahan-bahan yang mempunyai efek depo 19
FAKTOR FISIOLOGI YANG
MEMPENGARUHI PENYERAPAN
PERKUTAN
Aliran darah
Tempat pengolesan
21
ALIRAN DARAH
Kecepatan penembusan molekul
Terutama saat kulit luka/zat aktif secara
ionoforesis
22
TEMPAT PENGOLESAN
Jumlah yang diserap untuk suatu molekul yang sama
akan berbeda dan tergantung pada susunan anatomi
dari tempat pengolesan.
23
KELEMBABAN DAN SUHU
Kelembaban normal lapisan tanduk 5-15%
Dapat ditingkatkan sampai 50% dg cara dioleskan bahan
pembawa yg dpt menyumbat: vaselin, minyak atau suatu
pembalut impermeabel.
Stratum corneum lembab mempunyai afinitas yg sama thd
senyawa2 yang larut dalam air atau dlm lipida → struktur
histologi sel tanduk dan oleh benang-benang keratin yang
dapat mengembang dalam air dan pada media lipida amorf
yang meresap di sekitarnya
Secara in vivo, suhu kulit yang diukur pada keadaan
normal, relatif tetap dan tidak berpengaruh pada peristiwa
penyerapan.
Semakin tinggi suhu akan meningkatkan permiabilitas
kulit.
Pembalut impermeabel menyebabkan terjadi peningkatan
luas permukaan kulit sebesar 17%, peningkatan suhu
setempat dan kelembaban relatif. 24
OPTIMASI SEDIAAN PERKUTAN
1. Faktor fisikokimia
Tetapan difusi
Koefisien partisi
Surfaktan
Iontoforesis
25
JENIS SEDIAAN TOPIKAL
Pemberian obat topikal pada kulit dapat
bermacam-macam seperti:
1. Krim
2. Salep (ointment)
3. Lotion
4. Lotion yang mengandung suspense
5. Bubuk atau powder
6. Spray aerosol
7. Patch transdermal
26
EVALUASI KETERSEDIAAN HAYATI OBAT
YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
27
STUDI DIFUSI IN VITRO
Bertolak dari penilaian biofarmasetik obat-obatan
yang diberikan melalui kulit, maka sesudah
dilakukan uji kekentalan bentuk sediaan,
ketercampuran, pengawetan maka selanjutnya
dilakukan uji pelepasan ZA in vitro, agar dapat
ditentukan pembawa yang paling sesuai untuk dapat
melepaskan ZA di tempat pengolesan
Diajukan beberapa metoda, diantaranya yang patut
dicatat adalah :
1. Difusi sederhana dalam air atau difusi dalam gel
28
STUDI PENYERAPAN
Penyerapan perkutan dapat diteliti dari dua
aspek utama yaitu penyerapan sistemik dan
lokalisasi senywa dalam struktur kulit, dengan
cara in vitro dan in vivo dapat dipastikan
lintasan penembusan dan tetapan permeabilitas,
serta membandingkan efektivitas berbagai
bahan pembawa
29
DAFTAR PUSTAKA
Aiache,JM.,1993,Farmasetika 2-
BIOFARMASI:edisi kedua.,Airlangga University
Press
30