GIZI BURUK KABUPATEN MAJENE Latar Belakang • Permasalahan Kesehatan pada fase balita akan berdampak pada fase kehidupan selanjutnya. • Profil Gizi Kabupaten Majene tahun 2018; • Balita Gizi Kurang (BB/U) : 15.4% • Balita Pendek (TB/U) : 42.1% • Balita Kurus (BB/TB) : 8.5% • Kegiatan Pendampingan sebagai suatu Praktek Sosial yang bertujuan untuk menekan angka gizi kurang dan gizi buruk melalui upaya pemberdayaan keluarga dan masyarakat khususnya keluarga yang memiliki anak balita gizi buruk PELAKSANAAN • Pembekalan • Identifikasi Sasaran Pendampingan (Pengukuran Antropometri, analisis hasil pengukuran) • Kunjungan Rumah/Pendampingan ( Pengukuran BB, Konseling, Pemberian Makanan Tambahan) 15 kali kunjungan/anak • Monitoring oleh TPG (akhir kunjungan/kunjungan ke 15) Jumlah Sasaran • Tahap I : 139 Jumlah Kunjungan : 2085 • Tahap II : 42 Jumlah Kunjungan: 630 • Jumlah Sasaran Baru (Tahap I) : 30 • Jumlah Sasaran Baru (Tahap II) : 39 • Total Sasaran yang didampingi : 250 orang NO NAMA KADER PUSKESMAS JUMLAH BALITA HASIL DIDAMPINGI TAHAP I TAHAP II 1 Nurdiana (Kabiraan) Ulumanda 25 10 15 peningkatan BB 2 Fatmawati (Labuang) Lembang 11 6 5 org Peningkatan BB 3 Satriani (Tammerodo) Tammerodo 10 6 4 org Peningkatan BB 4 Delisa (Pundau) Sendana I 19 12 10 org Peningkatan BB 5 Khaira Ummah (Awo) Tamamerodo 11 2 9 org Peningkatan BB 6 Rubiati (Sambabo) Salutambung 10 2 8 Peningkatan BB 7 Hadariah (Tubo Tengah) Sendana II 9 7 2 normal 8 Zuhdiyah (Buttu Baruga) Banggae II 8 9 Mardawiah (Bababulo) Pamboang 10 4 10 Darliati (Banua Adolang) Pamboang 10 11 Misnawati (Pangali Ali) Banggae I 10 12 Juita (Palipi Soreang) Totoli 9 13 Yani (Malunda) Malunda 10 HAMBATAN Kader: • Kapasitas Kader Perlu ditingkatkan dalam melakukan konseling Sasaran: • Ada sasaran yang menolak untuk dilakukan pendampingan • PMT (Biskuit) yang diberikan tidak dihabiskan sesuai anjuran dengan alasan terlalu banyak • PMT tidaka tepat sasaran karena digunakan kepada yang bukan menjadi sasaran pendampingan • Jarak sasaran yang sulit dijangkau oleh kader SOLUSI • Melakukan refresh kader dalam melakukan konseling dan Optimalisasi penggunaan buku KIA • PMT lokal sebaiknya cukup atau terstandar apabila sifatnya pemulihan • Pelibatan PKM (TPG) ataupun Kabupaten untuk memonitoring kegiatan pendampingan kader agar jika terdapat kendala di lapangan dapat segera diatasi