Anda di halaman 1dari 19

KONFLIK DAN KETAHANAN

NASIONAL
DISUSUN OLEH

RARAS DWI ASTUTI


RATNA NOVARIANI
RAUDHA NOVRIANI
RUKINI
SASNITA

Dr. H. LUKMAN A., M. PD.I.


DOSEN:
ENDANG, ST. MPD.

PROGRAM STUDI KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
1.1 Pengertian Manajemen Konflik

Konflik berasal dari kata confligere (bahasa latin), yang artinya saling
memukul. Dalam sosiologi, pertikaian atau konflik merupakan proses
sosial seseorang, kelompok orang atau negara yang berusaha mencapai
tujuan dengan jalan menentang pihak lawan disertai ancaman dan
kekerasan dengan jalan menghancurkan atau pembuatnya tidak
berdaya.Konflik atau pertentangan ini bisa terjadi dalam keluarga,sekolah,
maupun dalam masyarakat, bangsa, dan negara.

Menurut Robert M.Z lawang, konflik itu adalah perjuangan untuk


memproleh nilai, status, kekuasaan, tujuan dari mereka yang
berkonflik tidak hanya memproleh keuntungan tetapi juga untuk
menundukkan pesaingnya, James vander zanden, mengartikan
konflik sebagai sesuatu pertentangan mengenai nilai atau tuntutan
hak atas kekayaan,kekuasaan, status, atau wilayah tempat pihak yang
saling berhadapan bertujuan untuk menetralkan, merugikan ataupun
menyisihkan lawan mereka.
Lanjutan….

Soerjono soekanto menyatakan bahwa konflik adalah suatu proses sosial yang
orang perorangan atau kelompok manusia yersebut berusaha untuk memenuhi
tujuannya dengan jalan menantang oihak lawan yang disertai dengan ancaman
atau kekerasaan. Sementara itu, ariyono suyonomengartikan konflik sebagai
proses atau keadaan dua pihak berusaha mengagalkan trcapainya tujuan
masing-masing yang disebabkan adanya perbedaan pendapat, nilai-nilai
ataupun tuntutan dari masing-masing pihak.
1.2 Macam-Macam Konflik

 Konflik Pribadi/Individu

 Konflik Antarkelompok

 Konflik Politik

 Konflik Internasional

 Konflik Peranan

 Konflik Status Sosial

 Konflik Kebudayaan

 Konflik Antarkelas Sosial

 Konflik Rasial, Antarsuku, Antarkampung, Antargolongan


1.3 Faktor Penyebab Terjadinya Konflik

Hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya konflik atau pertentangan,


antara lain sebagai berikut:
 Perbedaan pendapat atau pendirian mengenal suatu masalah prinsip
yang semakin tajam sehingga menimbulkan bentrokan perorangan
atau kelompok.
 Perselisihan paham yang berkepanjangan yang mengusik harga diri
dan kebanggaan masing-masing pihak.
 Bentrokan kepentingan antarkelompok karena adanya perbedaan
kepentingan dalam bidang ekonomi, politik, sosial, dan budaya.
 Bentrokan kepentingan mengenal suatu objek yang sama.
 Perbedaan sistem nilai dan norma dari kelompok masyarakat yang
berkelainan kebudayaannya.
Lanjutan...................

 Terjadinya disorganisasi dan perbedaan pendirian mengenai


reorganisasi dan sistem nilai baru karena adanya perubahan sosial
yang terlalu cepat dalam masyarakat
 Tingkat penegakan yang rendah
 Kepemimipinan pada berbagai tingkatan lemah sehingga tidak ada
kepastian hukum untuk mencegah terjadinya konflik.
 Ketidakadilan yang dirasakan sebagian atau seluruh kelompok
masyarakat
 Sejarah kebijakan pemerintah pada masa lalu, terutama melalui
kekuatan militer bersenjata.
1.4 Tahapan Konflik

Fase Disorganisis
Disorganisis adalah terpecahnya lembaga-lembaga sosial menjadi
bagian yang berdiri sendiri. Contohnya fase ini dalam keluarga
adalah perceraian, dalam partai politik adalah konflik item partai
yang berakibat pecahnya partai politik dan terbentuknya partau
politik baru yang berdiri sendiri.

Fase Disintegrasi
Disentegrasi adalah terpecahnya suatu kelompok menjadi
beberapa unit sosial menjadi beberapa unit sosial yang
terpisah-pisah satu sama lain. Secara umum, disegrasi
meliputi disegrasi perorangan, keluarga, masyarakat, dan
bangsa. Contohnya adalah kriminalis, kenakalan remaja,
prostitusi, aksi protes dan demonstarasi, pemberontakan, dan
gerakan separatis.
1.5 Akibat dari Konflik

Akibat yang timbul dari suatu konflik, dapat bersifat positif


maupun negatif. Akibat positif yang ditimbulkan dari suatu konflik
antara lain:
 Bertambahnya rasa solidaritas antaranggota kelompok.
 Bertambah baiknya sikap atau kepribadian seorang atau
kelompok.
 Terjadi negoisasi/perundingan untuk meredakan ketegangan.
 Dapat berfungsi sebagai alat perubahan ssosial yang membawa
kemajuan.

Lanjutan……….

Sementara itu, akibat negatif yang ditimbulkan dari adanya suatu konflik,
antara lain:
 Terjadinya perubahan sosial yang mengancam kebutuhan kelompok.
 Memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
 Perubahan kepribadian seseorang atau kelompok yang mengarah hal-hal
yang bersifat negatif.
 Menimbulkan kerusakan dan hilang harta benda jika terjadi benturan fisik.
 Dalam hal ini tidak terjadi negoisasi, dapat menyebabkan salah satu pihak
kalah dan dominasi oleh pihak yang menang.
1.6 Akomodasi sebagai upaya mengatasi konflik.

Upaya untuk mengatasi konflik


adalah negoisasi/perundingan.
Negoisasi atau perundingan untuk
mengurangi dan menghilangkan
ketegangan dalam situasi konflik,
dikenal dalam bentuk akomodasi.
Akomodasi dapat diartikan sebagai
suatu protes atau keadaan.
Sebagai proses akomodasi adalah
usaha-usaha manusia untuk meredakan
suatu pertikaian dalam rangka
mencapai kestabilan. Sementara itu,
akomodasi diartikan sebagai keadaan,
yaitu kenyataan adanya keseimbangan
dalam berinteraksi antara orang
perorangan dan kelompok yanng
dilandasi dengan norma-norma dan
nilai-nilai sosial bersama.
1.7 Bentuk-bentuk akomodasi
Bentuk-bentuk khusus dari akomodasi ini adalah sebagai berikut:
 Koersi (coercion), merupakan upaya meredakan suatu pertentangan dengan
melakukan suatu paksaan, karena adanya salah satu pihak yang lemah.
 Kompromi (compromise), yaitu upaya meredakan pertentangan dan kedua
belah pihak yang bertikai bersedia mengurangi tuntutannya agar tercapai
penyelasaian terhadap perselisihan yang terjadi.
 Arbitrasi (arbitracion), merupakan upaya penyelesaian pertentangan oleh
pihak ketiga yang dipilih oleh kedua pihak yang bertikai.
 Mediasi (mediation) adalah upaya penyelesaian pertentangan oleh pihak
ketiga yang yidak memihak. Pihak ketiga tersebut berperan sebagai
penasehat dan tidak beerhak memberi keputusan terhadap perselisihan yang
terjadi.
 Konsiliasi (conciliation) adalah upaya untuk mempertemukan keinginan-
keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya tujuan bersama.
 Toleransi (tolerance) adalah upaya untuk meredakan pertentangan tanpa
persetujuan formal, yang masig-masing pihaknya berupaya menghindarkan
diri dari perseisihan.
2.1 Pengertiann Ketahanan Nasional

Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis bangsa Indonesia


yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi.
Ketahanan nasionalberisikan keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional
dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan,
hambatan, dan tantangan (AGTH) baik dari luar maupun dari dalam
dan untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa
dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasionalnya.

Ketahanan nasional adalah tingkat keuletan dan ketangguhan bangsa


dalam menghimpun dan mengembangkan segala kekuatan yang ada
menjadi kekuatan nasional untuk mengatasi segala macam ancamana,
tantangan, hambatan, dan gangguan yang membahayakan bangsa dan
negara.
Konsultasi dan
Kerja Sama

2.2 Asas
Mandiri
Ketahanan
Dinamis
Nasional

Wibawa
2.3 konsepsi dasar ketahanan
nasional

tujuan konsepsi dasar ketahanan nasional

tujuan dari konsepsi dasar ketahanan nasional, yaitu memelihara kondisi yang
dinamis untuk menghadapi segala macam ancaman, gangguan, hambatan, dan
tantangan langsung maupun tidak langsung, dari luar maupun dari dalam yang
membahayakna identits, integrita bangsa dan negara dalam rangk mencapai
tujuan nasional.
Kondisi yang dinamis hanya terwujud dengan dimilikinya rasa kesadaraan dan
tanggung jawab sebagai warga negara yang baik danmenjunjung tinggi falsafah
negara (pancasila) serta Undang-Undang Dasar 1945.
Lanjuta………….

Rasa kesadaraan itu harus meliputi sebagai berikut:


 Sadar sebagai manusia yang dikaruniai Tuhan akal pikiran dan daya
kemampuaan yang normal
 Sadar bahwa dirinya bernegara kesatuaanRepublik Indonesia dan
bukan negara dalam bentuk lain.
 Sadar dirinya sebagai warga negara Republik Indonesia yang harus
mencintai negara dan bangsanya dari pada mencintai negara dan
bangsa lain.
 Sadar bahwa ia wajib membela negaranya dari pada membela negara
lain.
 Adapun tanggung jawab harus meliputi sebagai berikut:
 Tanggung jawab terhadap tuhan dan agamanya yang telah memberi
dirinya hidup di dunia, khususnya di bumi Indonesia tercinta ini.
2.4 masalah-masalah yang dihadapi

Dalam kehidupan pada era global, gejala memaksakan


kehendaknya dari negara-negara maju terhadap
negara-negara yang masih lemah atau negara-negara
yang sedang berkembang semakin kuat dan
mencolok, naik dalam bidang politik, ekonomi,
maupun pertahanana dan keamanan. Sanksi-sanksi
yang mereka kenakan merupakan tantangan yang
harus dihadapi, dan tindakan-tindakannya merupakan
sesuatu yang harus diatasi. Semua itu merupakan
masalah-masalah yang tidak boleh tidak harus
dihadapi.
2.5 Ruang Lingkup

Ketahanan nasional harus ditujukan untuk menghadapi dan mengatasi


masalah-masalah ke dalam dan masalah-masalah ke luar. Masalah ke dalam,
betapa,sulitnya menjadikan seluruh warga negara menjadi patriot bangsa dan
negara dan secara kenyataanvdi negara-negara mana pun di dunia keadaannya
sama, yaitu masih adanya warga negara yang dapat dipengaruhi oleh negara
lain yang tidak ingin melihat adanya kemajuan-kemajuan di negara kita.
Masalah ke luar bangsa dan negara yang ber-Pancasila harus dapat
mewujudkan ketahanan nasional yang dimiliki, kewibawaan bangsa dan
negara dalam arti sebagai negara yang sejajar dengan negara-negara lain,
sanggup menjalani hubungan yang mengurangi kemerdekaan negara sert
mampu memikul segala resiko.
2.6 Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional
Terhadap Kehidupan Berbngsa dan Bernegara

Dalam pemahaman tentang hubungan tersebut timbul gambaran bahwa


konsepsi ketahanan nasional akan menyangkut hubungan antaraspek yang
mendukung kehidupan meliputi hal-hal berikut.
 Aspek yang berkaitan dengan alam bersifat statis, meliputi aspek
geografi, kependudukan, dan sumber kekayaan alam.
 Aspek yang berkaitan dengan sosial bersifat dinamis, meliputi
aspek indeologi, politik, sosial budaya, serta pertahanan dan
keamanan

Anda mungkin juga menyukai