Anda di halaman 1dari 53

Respon Sel terhadap Stress

(Adaptasi) dan Mekanisme


Jejas Sel
Dr. Pillipus Resar Andreano, SpPA

1/27/2020 1
 Untuk berfungsi secara normal, sel hidup harus :
- memelihara membran plasma sebagai
penghalang antara lingkungan internal &
eksternal,
- menyimpan informasi turun temurun di dalam DNA
inti, dan
- memelihara struktur & fungsi berbagai organela
intraselular.
 Sel menghadapi banyak stres akibat perubahan
lingkungan internal & eksternal mereka, & mereka harus
mempunyai kapasitas untuk menyesuaikan diri terhadap
stres ini (skema & tabel 1).
 Pola respon terhadap stres ini mendasari basis selular
penyakit.

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 2
Skema Tahapan respon selular terhadap stress & stimulus
berbahaya

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 3
Tabel 1 : Respon Seluler terhadap Perlukaan
Faktor alamiah & keburukan rangsang Respon seluler
berbahaya
Rangsang fisiologik yang berubah : Adaptasi seluler :
• Peningkatan kebutuhan, peningkatan rangsang • Hiperplasia, hipertrofi
trofik (misal, Growth factors, hormon)
• Penurunan rangsang nutrient • Atrofi
• Iritasi kronik (kimiawi / fisikal) • Metaplasia
Pengurangan suplai oksigen; perlukaan Perlukaan sel
kimiawi; infeksi mikrobial
• Akut & self-limited • Perlukaan akut yg reversibel
• Progresif & berat (termasuk kerusakan DNA) • Perlukaaan yg irreversibel 
kematian sel (nekrosis, apoptosis)
• Perlukaan kronik yang ringan • Perubahan subseluler pada berbagai
organel
Perubahan metabolik, genetik / bawaan Akumulasi Intraseluler, kalsifikasi
Perpanjangan kehidupan dengan perlukaan Penuaan seluler
sublethal kumulatif
Departemen Patologi Anatomi RS
1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 4
Tabel 2. Respon Adaptif Mayor terhadap Stress & Injury

Tipe Respon Karakteristik


Respon Di Dalam Sel
Atrophy Pengurangan ukuran atau fungsi
Hypertrophy Peningkatan ukuran dan kapasitas fungsional
Hyperplasia Peningkatan jumlah sel suatu organ atau jaringan
Metaplasia Perubahan satu tipe diferensiasi sel menjadi tipe
lainnya
Dysplasia Gangguan pertumbuhan dan pengaturan yang ireguler
Intracellular Storage Penimbunan bahan-bahan dalam sel
Respon Di Luar Sel
Dystrophic Calcification Penimbunan garam kalsium dalam jaringan
Hyaline Material homogen, kemerahan pada lesi diverse

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 5
Skema 1-2 Hubungan sel myocardial normal, adaptasi, reversibly injured &
mati. Adaptasi seluler yg terjadi disini adalah hipertropi, & tipe kematian sel
adalah nekrosis iskemik.

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 6
Respon dalam Sel
 Atrophy
adalah : penyusutan ukuran sel akibat hilangnya
substansi sel tapi sel tidak mati.
Sebaliknya, kematian apoptotik mungkin juga
dapat dipicu oleh sinyal yang sama dengan
yang menyebabkan atropi

- jika jumlah sel yang terlibat cukup banyak,


keseluruhan jaringan / organ akan mengecil.

- atropi dapat fisiologis & pathologis


Departemen Patologi Anatomi RS
1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 7
penyebab:
> pengurangan kebutuhan fungsional seperti yang
muncul pada bedrest lama atau imobilisasi
anggota tubuh.
> penurunan peredaran darah (ischemia), yang
dapat mengakibatkan pengurangan gizi &
persediaan oksigen.
> gangguan sinyal trophic seperti terjadi pada
denervasi otot atau penurunan kadar hormon.
> perlukaan sel yang menetap akibat radang
kronis.
> proses penuaan.

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 8
Mekanisme :
- peningkatan degradasi protein memiliki peranan
penting
- jalur ubiquitin-proteosome bertanggung jawab
terhadap degradasi cytosolic & protein nuclear
- hormon, terutama glukokortikoid & hormon tiroid,
menstimulasi degradasi protein proteosome-
mediated. Insulin merupakan kebalikan dari reaksi
ini, sitokin seperti TNF, mampu meningkatkan
proteolisis otot melalui mekanisme ini.

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 9
 Hypertrophy
adalah : peningkatan ukuran sel, yang mengakibatkan peningkatan
ukuran organ
sebab :
> respon terhadap peningkatan level hormon abnormal atau
fisiologis
> peningkatan kebutuhan fungsional.
sebagai contoh:
- peningkatan latihan dapat meningkatkan ukuran otot
- detoksifikasi obat/racun, peningkatan ukuran sel hati
mungkin berkaitan dengan augmentasi reticulum
endoplasmic halus yang berisi enzim detoxifying.
- hipertensi sistemik dapat menyebabkan pembesaran
jantung.
- pengangkatan ginjal dapat menyebabkan peningkatan
ukuran ginjal kontralateral.

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 10
 Hyperplasia
adalah : suatu peningkatan jumlah sel pada organ atau
jaringan, biasanya mengakibatkan peningkatan
volume organ atau jaringan
sebab :
> Rangsang hormonal, baik penyakit / fisiologis,
contoh:
- Peningkatan estrogen pada pubertas
menyebabkan peningkatan ukuran uterus
- Penurunan inaktivasi estrogen akibat suatu
penyakit hati, menyebabkan peningkatan
level estrogen

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 11
> Peningkatan kebutuhan fungsional, sebagai
contoh:
- tempat tinggal di dataran tinggi
menyebabkan peningkatan sel darah merah
sebagai kompensasi kadar oksigen rendah
di udara.
- infeksi bakteri atau penolakan
pencangkokan dapat menyebabkan
peningkatan jumlah limfosit.
> Luka kronis (misalnya : Tekanan sepatu yang
sempit dapat menyebabkan luka kronis pada sel,
sehingga timbul hyperplasia kulit (kulit yang tebal
dan keras)

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 12
 Metaplasia
adalah : perubahan reversibel satu bentuk sel dewasa
(epitelial atau mesenkimal) yang digantikan oleh
bentuk sel dewasa lainnya
sebab :
> asap tembakau, dapat mengkonversi epitel kolumner
pseudostratified bersilia menjadi epitel squamous
kompleks di saluran pernapasan
> Infeksi kronis endocervix, mengkonversi epitel
kolumner simpleks menjadi epitel squamous
kompleks
> refluks asam lambung kronis ke dalam kerongkongan,
dapat mengubah epitel squamous kompleks pada
kerongkongan menjadi epitel kolumnar simpleks
dengan sel mukous (Barret epithelium); Barret’s juga
meliputi tipe sel kolumnar usus.

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 13
> gastritis kronis, menyebabkan perubahan sel
kolumnar mukous lambung menjadi kolumnar
simpleks absorptif dan sel goblet usus halus
(intestinal metaplasia)
> radang kronis kandung kencing, dapat
menyebabkan konversi epithelium transisional
menjadi epitel kolumnar simpleks (cystitis
glandularis)

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 14
mekanisme :
- metaplasia merupakan hasil reprogram stem
sel pada jaringan normal. Sel prekursor
berdiferensiasi sepanjang jalur baru, oleh
sinyal yang ditimbulkan sitokin, faktor
pertumbuhan & matriks ekstraseluler dalam
lingkungan sel
- faktor pertumbuhan bertindak sebagai faktor
pemicu eksternal, kemudian menginduksi
faktor transkripsi tertentu yang mendorong
kaskade fenotip spesifik membentuk sel yang
berdiferensiasi sempurna

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 15
 Dysplasia
> adalah : gangguan pertumbuhan & maturasi
komponen2 seluler suatu jaringan
> paling umum terjadi pada epitel squamous
kompleks
> dapat terjadi pada area squamous metaplasia di
saluran pernapasan / di cervix.
> dapat terjadi pada epitel kolumnar simpleks usus
besar (colitis ulcerative)
> dapat preneoplastik tetapi dapat sembuh dengan
menghilangkan faktor penyebab.
> termasuk dalam staging intraepithelial neoplasia
 dysplasia berat memiliki gambaran sitologikal
yang hampir sama dengan kanker  harus
diperlakukan secara agresif.

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 16
 Timbunan Intraseluler
unsur yang tertimbun di dalam sel bisa saja normal &
disimpan untuk didaur ulang, atau bisa abnormal &
terdiri dari protein yang bermutasi; unsur yang tidak bisa
metabolisasi; atau besi, tembaga, atau cholesterol yang
berlebihan
> Akumulasi Lemak: paling sering di dalam hati,
ginjal & jantung
- Diabetes, zat asam lemak yang meningkat
dikirimkan kepada hati.
- Alkoholisme dapat menyebabkan gangguan
metabolisme lemak & akumulasi lemak di
dalam sel hati.
- Obesitas bisa merupakan suatu penyebab
perlemakan hati.
Departemen Patologi Anatomi RS
1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 17
> Akumulasi Glikogen : paling sering di hati, jantung, &
otot tulang rangka
- Pada gangguan metabolisme bawaan sejak lahir,
defisiensi enzim pada degradasi glikogen
menyebabkan akumulasi glikogen abnormal,
sebagian besar di otot atau hati.
- Sekarang ada sedikitnya 10 penyakit akibat
timbunan glycogen yang dikenal.
- Diabetes tak terkendalikan dapat menyebabkan
kelebihan glikogen di hepatosit & sel tubulus
proximal ginjal

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 18
> Penyakit akibat Timbunan Lysosomal yang diwariskan:
defek di enzim degradasi lysosomal
- akumulasi cerebrosid (penyakit Gaucher)
- akumulasi gangliosid (penyakit Tay-Sachs)
- defek di katabolisme polisakarida: sindrom
Hurler & Hunter (akumulasi mukopolisakarida)

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 19
> Akumulasi Cholesterol
- Atherosclerosis: terjadi di makrofag intima
arteri.
Pada luka parah, kolesterol tertimbun di dalam
& di luar sel otot polos tunika media.
- Hiperkolesterolemia akibat hubungan keluarga
& sirosis biliary primer terjadi di makrofag.
Sekelompok makrofag di jaringan subkutan
dapat menyebabkan pembentukan xanthoma.

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 20
 Protein abnormal: asam amino yang berubah urutan /
suatu cacat pada proses pelipatan
protein.
Chaperone protein di dalam reticulum endoplasmic
memonitor polipeptida baru dan menuntun yang salah
melipat ke mesin intracellular ubiquitin-proteasome,
tempat mereka didegradasi (Gb.1).
Banyak penyakit keturunan & bawaan disebabkan oleh
penolakan sistem pengendalian mutu ini.

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 21
Gb. 1. Perbedaan
penanganan correct
folding protein (panah
kiri) & incorrect folding
protein (panah kanan).
 Correct folding protein
dikawal dari ribosom
(tempat produksi) ke
tempat tujuan seluler
terakhir.
 Incorrect folding protein
berikatan dengan
ubiquitin, suatu asosiasi
yang mengarahkan
protein ke proteasome,
tempat Incorrect folding
protein didegradasi.

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 22
Gb. Jalur Ubiquitin-proteasome
 Mekanisme pemilihan protein target
ubiquitin (Ub) spesifik dalam proteasome
digambarkan disini.
Ub diaktifasi (Ub*) oleh enzim E1 ubiquitin
activating, kemudian ditransfer ke to E2
(ubiquitin conjugating enzyme).
Kompleks E2-Ub* berinteraksi dgn E3
(ubiquitin ligase) membentuk suatu protein
tertentu.
Proses mungkin diulang beberapa kali
untuk medapatkan suatu rantai setengah
Ub.
Kompleks ini mungkin dideubiquitinasi
oleh de-ubiquitinating enzymes (DUBs).
Jika degradasi dilanjutkan, proteasome
26S mengidentifikasi protein poly-
Ubconjugated melalui subunit 19S &
degradasi menjadi oligopeptida.
Dalam proses, setengah Ub kembali ke
pool sel monomer.

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 23
 Pada defisiensi α1-antitrypsin, protein mutan terhimpun
secara intraselular menyebabkan perlukaan sel &
cirrhosis hati. α1-antitrypsin adalah suatu antiprotease;
jadi, defisiensi pada jaringan mengakibatkan (terutama
sekali di paru-paru) proteolysis elastin alveolar,
menyebabkan emfisema.
 Penyakit Prion menyebabkan gangguan
neurodegeneratif sehubungan dengan akumulasi protein
prion abnormal di dalam neurons.
 Penyakit Parkinson ditandai oleh adanya akumulasi
Lewy bodies (α-synuclein) di dalam neurons.
 Penyakit Alzheimer ditandai oleh adanya kekacauan
neurofibrillary amyloid beta protein yang terhimpun di
dalam kortikal neuron.

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 24
 Pada cystic fibrosis, ion protein channel yang bermutasi
gagal untuk menjangkau membran sel, mengakibatkan
defek transport klorid epitelial.
 Hiperkolesterolemia jenis tertentu disebabkan oleh
mutasi pada reseptor LDL.

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 25
 Lipofuscin: granula2 golden-brown lipofuscin yang sering
membagi sel dipercaya disebabkan oleh perputaran
unsur sel secara normal. Mereka meningkat seiring
dengan umur & tampaknya sedikit mempengaruhi fungsi
sel.

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 26
 Melanin: pigmen coklat-kehitaman, tidak dapat larut,
intraselular, yang disintesis oleh melanosit & yang
didistribusikan terutama ke sel epidermal kulit.
Melanin, yang juga ditemukan di mata & organ tubuh
lainnya, bertujuan untuk melindungi sel dari efek cahaya
ultraviolet yang merusak.
Melanin adalah suatu marker untuk melanoma, suatu
kanker yang muncul dalam melanosit.

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 27
 Pigmen2 eksogen
partikel karbon yang dihisap dapat dipungut oleh
makrofag dari paru-paru & dapat dibawa oleh makrofag
ke kelenjar getah bening terdekat.
tato terdiri dari pigmen tumbuhan & metalik tidak dapat
larut yang dipungut oleh makrofag dermal.

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 28
 Besi, Lead & Tembaga
Besi : 25% besi dalam tubuh disimpan di dalam protein
iron-storage, ferritin (di dalam hati & sumsum tulang), &
hemosiderin (di dalam limpa, sumsum tulang, sel Kupffer
hati). Kelebihan besi cadangan dihubungkan dengan
hepatocellular carcinoma. Pada hemosiderosis,
kelebihan besi cadangan di dalam kulit, pankreas,
jantung, ginjal, & kelenjar endokrin dapat merusak organ
vital. Hemochromatosis herediter adalah suatu kelainan
keturunan di dalam besi setrika penyerapan.
Lead : akumulasi yang berlebihan, terutama pada anak-
anak, dapat menyebabkan retardasi mental.
Tembaga : penyakit Wilson ditandai oleh cadangan
tembaga yang berlebihan di dalam hati & otak.

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 29
Respon di luar sel
 Kalsifikasi Distrofik
ditandai oleh deposisi calsium dalam jaringan yang
dapat dilihat secara makroskopik. Di lokasi seperti
misalnya katup aortic / mitral, dapat mempengaruhi
aliran darah. Mammography mendeteksi kalsifikasi
kalsium kanker dada. Toxoplasmosis kongenital, yang
merupakan suatu infeksi yang menyertakan sistem saraf
pusat (CNS), digambarkan seperti kalsifikasi di dalam
otak bayi. Kalsifikasi metastatik dihubungkan dengan
hiperkalsemia menyebabkan kalsifikasi yang tidak
sesuai dalam septa alveolar paru-paru. Batu kalsium
karbonat dapat terbentuk di dalam gallbladder, pelvis
ginjal, kandung kecing & duktus pankreatik.

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 30
 Deposit Hyaline
Hyaline mengacu pada suatu deposit eosinophilic
homogen berbeda & tidak berhubungan dengan luka.
Kondisi-kondisi yang menggunakan istilah “ hyaline”
meliputi hyaline arteriosclerosis, alcoholic hyaline of
liver, and lung hyaline membranes.

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 31
Mechanisme of Cell Injury
(Mekanisme Sel yang Terjejas)

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 32
 Perlukaan sel akut dapat terjadi ketika sel ditantang oleh
perubahan lingkungan dan tidak bisa siap
menyesuaikan. Jika stres diambil pada waktunya, atau
jika sel sempat menyesuaikan, perlukaan reversibel.
Perubahan subselular di dalam sel yang terluka dapat
meliputi:
> Hydropic swelling :
suatu peningkatan volume sel yang reversibel.
Sel yang luka-luka akibat penyebab bervariasi
dapat mengakibatkan suatu penurunan sintesis
ATP, yang memutar interfers dengan efisiensi
pompa membran plasma Na+/K+-Atpase.
Resultan kebocoran Na+ ke dalam sel diikuti
oleh suatu peningkatan di (dalam) intraselular air
(bengkak sel).

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 33
> perubahan morfologi lainnya seperti cisternae yang
meluas pada reticulum endoplasmic, pembentukan blebs
membran plasma, pembengkakan mitochondrial, &
kalsifikasi, disagregasi membrane-bound polysomes, &
agregat cytoskleletal protein.

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 34
Departemen Patologi Anatomi RS
1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 35
Generasi Reactive Oxygen Species (ROS)
 Obstruksi aliran darah dapat menyebabkan sel
iskemik. Ini menyebabkan penurunan sintesis ATP
seperti halnya ketidak seimbangan bahan kimia &
pH yang ditemani oleh generasi yang ditingkatkan
dari radikal bebas yang berbahaya. Reactive
oksigen species ( ROS) telah dikenali sebagai
kemungkinan penyebab perlukaan sel pada banyak
penyakit.

 Oksigen esensial bagi kehidupan, tetapi


metabolismenya dapat menghasilkan jenis oksigen
yang menurun secara parsial, yang dapat
menyebabkan perlukaan sel pada banyak organ
tubuh.
Departemen Patologi Anatomi RS
1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 36
 3 ROS yang berpotensial merusak dibentuk dalam
jumlah kecil di dalam jaringan :
> Superoxide (O2-) : diproduksi terutama oleh
kebocoran transport elektron mitochondrial.
> Hydrogen peroxide (H2O2) : diproduksi oleh
sejumlah oksidase dalam peroksisome
intraseluler.
> Hydroxyl radical (•OH) : dibentuk sebagai hasil
reaksi dengan H2O2.
 Radikal Hydroxyl merupakan molekul
ROS yang paling reaktif.

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 37
 ROS mungkin merupakan hasil fagositosis neutrophil
bakteri. ROS primer ini menyebabkan kerusakan dengan
cara bereaksi dengan lemak, protein, asam nukleat, atau
metabolit2 untuk membentuk Ros sekunder yang
merusak, seperti peroxynitrite ( ONOO•), radikal lipid
peroksida ( RCOO•),& asam hypochlorous ( HOCL).

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 38
FIGURE 1-16. Generasi reactive
oxygen species pada
neutrophils akibat
fagositosis bakteri.
 Fe2+ = ferrous iron; H2O2 =
hydrogen peroxide; HOCl =
hypochlorous acid; NADPH =
nicotinamide adenine
dinucleotide phosphate; OCl- =
hypochlorite radical; •OH =
hydroxyl radical; SOD =
superoxide dismutase.

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 39
FIGURE 1-19. Mekanisme
perlukaan sel oleh of cell
injury oleh oxygen species
yang aktif.
 Fe2 + = ferrous iron; Fe3 + =
ferric iron; GSH = glutathione;
GSSG = glutathione; H2 O2 =
hydrogen peroxide; O2 =
oxygen, O2 - = superoxide
anion; •OH = hydroxyl radical

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 40
 Tidaklah mengejutkan bahwa tubuh mempunyai
mekanisme untuk melindungi diri dari ROS, sebab
mereka sangat berpotensi merusak sel.
 Enzim detoksifikasi merupakan unsur yang merusak &
meliputi:
> superoxide dismutase (SOD) : mengkonversi
superoxide menjadi H2O2 & O2.
> catalase (sebagian besar di dalam peroxisomes):
mengkonversi H2O2 menjadi H2O& O2.
> glutathione peroxidase: mengkatalisasi penurunan
H2O2 & lipid peroksida di dalam mitochondria &
cytosol

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 41
 Scavengers ROS menawarkan beberapa perlindungan &
meliputi:
> vitamin E: melindungi membran lipid terhadap lipid
peroxidation
> vitamin C: bereaksi secara langsung dengan O2, OH,
& beberapa produk lipid peroxidation
> retinoids ( prekursor vitamin A): fungsi sebagai chain-
breaking antioxidants.

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 42
FIGURE 1-21. Mekanisme
akumulasi & eliminasi protein
yang teroksidasi.
 Saat terpapar oleh reactive oxygen
species (ROS), protein teroksidasi
menjadi protein carbonyls.
 Hal ini membuat suatu perubahan
dalam struktur protein tersier,
menampakkan residu hydrophobic
yang biasanya di dalam interior
protein.
 Protein carbonyls ini mungkin
dieliminasi oleh proteasome 20S
tanpa ubiquitinasi atau, terutama
jika stres oksidan berat, protein ini
mungkin membentuk agregat pada
dasar interaksi hydrophobic.
 Beberapa proteins yang
membentuk agregat mungkin telah
diubiquinasi, tapi agregat seperi itu
tidak dapat didegradasi. Dengan
akresi lebih lanjut, unsur agregat
mengalami crosslinking & terus
membesar. Ub = ubiquitin Departemen Patologi Anatomi RS
1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 43
Iskemia / Jejas Reperfusi
 Kondisi seperti infeksi / shock dapat menyebabkan
iskemia transient, diikuti oleh reestablismen aliran darah
(reperfusi).
 Kerusakan iskemik dapat memicu radikal bebas, &
reperfusi dapat mendorong O2 bergabung dengan
radikal bebas untuk membentuk ROS. Iskemia /
perlukaan reperfusi mengaktivasi netrofil untuk
melepaskan ROS & enzim hydrolytic, & merangsang
pembentukan NO. Hal ini menyebabkan peningkatan
pembentukan peroxynitrite (ONOO-) yang berbahaya.
 Mediator radang seperti tumor necrosis factor-α (TNF-α),
interleukin-1, & platelet-activating factor kemungkinan
juga dilepaskan.

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 44
Jejas oleh radiasi ionisasi

 Radiasi Ionisasi dapat menyebabkan pembentukan


radikal hydroxyl yang merusak.
 Dosis tinggi radiasi ionisasi dapat menyebabkan
nekrosis, baik proliferasi sel & quiescent sel

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 45
FIGURE 1-23.
Mekanisme radiasi ionisasi
dosis  &  menyebabkan
kematian sel.
H2 0 = air; •OH = radikal
hydroxyl; R = rads.

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 46
Sitotoksisitas Virus

 Direct injury : gangguan mekanisme


homeostatik normal pada sel yang
disebabkan oleh virus.
 Immunologic injury : identifikasi antigen viral
yang diekspresikan sel yang telah terinfeksi
virus oleh sistem imun, dengan hasil berupa
apoptosis / nekrosis sel melalui jalur
complement / cytotoxic T-cell-mediated

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 47
 FIGURE 1-24.
Cell injury
yang
disebabkan
oleh infeksi
virus.
A. Direct injury
disebabkan
infeksi virus,
melibatkan
kedua
mekanisme baik
deplesi sumber
seluler maupun
aktifasi sinyal
apoptotik.

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 48
B. Mekanisme yang menyebabkan destruksi sel terinfeksi virus secara
imunologi.

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 49
Jejas akibat Bahan Kimiawi

 Direct injury : bahan kimia toksik dapat berinteraksi


langsung dengan konstituen seluler tanpa membutuhkan
suatu aktifasi metabolik (mis. Logam berat, sianida, &
phalloidin).

 Indirect injury : aksi sistem oksigenase berfungsi


campuran pada hepatosit (P450) dapat memetabolisasi
bahan olahan / tambahan menjadi bahan reaktif yang
sangat toksik (mis.carbon tetrachloride  radikal bebas
sangat reaktif; dosis  acetaminophen  pembentukan
sejumlah quinone yang sangat reaktif & toksik)

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 50
FIGURE 1-25.
Reaksi kimia yg terlibat
dalam acetaminophen
hepatotoxicity.
GSH = glutathione;
NAPQI = N -acetyl-p -
benzoquinone imine.

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 51
Aktifitas abnormal Protein G

 Variasi reseptor membran berhubungan dengan protein


G intraselular yang akan mengaktivasi arus sinyal.

 Defek herediter / bawaan pada subunit protein G /


interaksi reseptor-ligand dapat bercampur dengan sinyal
transduksi yang benar & dapat mengakibatkan disfungsi
seluler yang signifikan.

Departemen Patologi Anatomi RS


1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 52
Departemen Patologi Anatomi RS
1/27/2020 Mohammad Hoesin Palembang 53

Anda mungkin juga menyukai