Anda di halaman 1dari 7

CROSS SECTIONAL

Kelompok 1
 Rini
 Sitti Santi
 Iin Marlina
 Mafaruddin
 Anton Tuhuteru
Definisi Cross Sectional

Survey cross sectional ialah suatu


penelitian untuk mempelajari dinamika
korelasi antara faktor-faktor resiko
dengan efek, dengan cara pendekatan,
observasi atau pengumpulan data
sekaligus pada suatu saat (point time
approach). Artinya, tiap subjek penelitian
hanya diobservasi sekali saja dan
pengukuran dilakukan terhadap status
karakter atau variabel subjek pada saat
pemeriksaan.
Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Tujuan utama penelitan cross sectional adalah untuk mencari


prevalensi satu atau beberapa penyakit tertentu yang terdapat
di masyarakat seperti pada studi deskriptif.

Memperkirakan adanya hubungan sebab-akibat pada penyakit-


penyakit dengan perubahan yang jelas, misalnya, hubungan
golongan darah (ABO) dengan ulkus gaster dan duodenum.

Penelitian cross sectional dapat digunakan untuk menghitung


besarnya risiko kelompok, risiko relatif, dan risiko atribut.
Misalnya, suatu survei yang dilakukan di suatu desa untuk
mengetahui prevalensi diare pada anak-anak.
Keuntugan
Penelitian cross sectional dapat digunakan untuk
memperkirakan adanya hubungan sebab-akibat dan
penghitungan risiko relatif dengan cara yang cepat dan
biaya yang relatif kecil dibandingkan dengan penelitian
prospektif.

Data yang terdapat di rumah sakit dapat


digunakan.

Dapat digunakan untuk membandingkan besarnya risiko


kelompok yang terpajan oleh faktor yang dianggap sebagai
penyebab terjadinya penyakit dengan kelompok yang tidak
terpajan dan hasilnya digunakan untuk memberikan informasi
kepada masyarakat serta berguna untuk menyusun
perencanaan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
masyarakat.
KERUGIAN

• Penelitian ini tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan yang terjadi
dengan berjalannya waktu karena pengamatan pada subjek studi hanya
1 dilakukan satu kali selama penelitian.

• Penelitian cross sectional dengan tujuan analisis sulir untuk menentukan


komparabilitas kedua kelompok yang dibandingkan karena tidak díketahui
2 apakah insidensi terjadi sebelum atau sesudah terpajan.

• Sulit untuk mengadakan ekstrapolasi pada populasi yang lebih besar.


3

• Penelitian cross sectional tidak dirancang untuk penelitian analitik.


4

• Penelitian cross sectional tidak dapat digunakan untuk menentukan hubungan


sebab akibat pada perubahan biokimia dan fisiologi karena antara sebab dan
5 akibat dapat saling mempengaruhi.
CIRI-CIRI PENELITIAN CROSS SECTIONAL

Sesuai dengan istilahnya, pengumpulan data dilakukan pada


satu saat atau satu periode tertentu dan pengamatan subjek
studi hanya dilakukan satu kali selama satu penelitian.

Penghitungan perkiraan besarnya sampel tanpa


memperhatikan kelompok yang terpajan atau tidak. Pada
penelitian di rumah sakit, besarnya sampel tidak dihitung,
tetapi ditentukan berdasarkan periode tertentu.

Pengumpulan data dapat diarahkan sesuai dengan kriteria


subjek studi. Misalnya, hubungan antara Cerebral blood flow
pada perokok, bekas perokok dan bukan perokok.

Tidak terdapat kelompok kontrol dan tidak terdapat hipotesis


spesifik.

Hubungan sebab akibat hanya berupa perkiraan yang dapat


digunakan sebagai hipotesis dalam penelitian analitik atau
eksperirnental.

Anda mungkin juga menyukai