Afni
Alina
Eza
Kirana
Seni
Zainab
Tujuan Skrinning Keganasan Inspeksi Visual
Asam Asetat (IVA)
Tujuan dilakukannya Skrinning Keganasan Inspeksi
Visual Asam Asetat (IVA) yaitu untuk mengurangi
morbiditas atau mortalitas dari penyakit dengan
pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang
ditemukan. Untuk mengetahui kelainan yang
terjadi pada leher rahim.
Syarat- syarat dilakukannya Skrinning Keganasan
Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)
Sudah pernah melakukan hubungan seksual
Tidak sedang datang bulan/haid
Tidak sedang hamil
24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan
seksual
Tempat pelayanan dilakukannya Skrinning
Keganasan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)
IVA bisa dilakukan di tempat-tempat pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pemeriksaan dan
yang bisa melakukan pemeriksaan IVA diantaranya
oleh :
Perawat terlatih
Bidan
Dokter Umum
Dokter Spesialis Obgyn.
Jadwal Pelaksanaan Skrinning Keganasan
Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)
Skrining pada setiap wanita minimal 1X pada usia 35-40
tahun
Kalau fasilitas memungkinkan lakukan tiap 10 tahun pada usia
35-55 tahun
Kalau fasilitas tersedia lebih lakukan tiap 5 tahun pada usia
35-55 tahun (Nugroho Taufan, dr. 2010:66)
Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun pada
wanita usia 25-60 tahun.
Skrining yang dilakukan sekali dalam 10 tahun atau sekali
seumur hidup memiliki dampak yang cukup signifikan.
Di Indonesia, anjuran untuk melakukan IVA bila : hasil
positif (+) adalah 1 tahun dan, bila hasil negatif (-) adalah 5
tahun
Untuk melaksanakan skrining dengan
metode IVA, dibutuhkan tempat dan alat
sebagai berikut:
Ruangan tertutup, karena pasien diperiksa dengan
posisi litotomi.
Meja/tempat tidur periksa yang memungkinkan
pasien berada pada posisi litotomi.
Terdapat sumber cahaya untuk melihat serviks
Spekulum vagina
Asam asetat (3-5%)
Swab-lidi berkapas
Sarung tangan
Cara Kerja Skrinning Keganasan Inspeksi
Visual Asam Asetat (IVA)
Sebelum dilakukan pemeriksaan, pasien akan mendapat penjelasan mengenai prosedur
yang akan dijalankan. Privasi dan kenyamanan sangat penting dalam pemeriksaan ini.
Pasien dibaringkan dengan posisi litotomi (berbaring dengan dengkul ditekuk dan kaki
melebar).
Vagina akan dilihat secara visual apakah ada kelainan dengan bantuan pencahayaan yang
cukup.
Spekulum (alat pelebar) akan dibasuh dengan air hangat dan dimasukkan ke vagina pasien
secara tertutup, lalu dibuka untuk melihat leher rahim.
Bila terdapat banyak cairan di leher rahim, dipakai kapas steril basah untuk menyerapnya.
Dengan menggunakan pipet atau kapas, larutan asam asetat 3-5% diteteskan ke leher
rahim. Dalam waktu kurang lebih satu menit, reaksinya pada leher rahim sudah dapat
dilihat.
Bila warna leher rahim berubah menjadi keputih-putihan, kemungkinan positif terdapat
kanker. Asam asetat berfungsi menimbulkan dehidrasi sel yang membuat penggumpalan
protein, sehingga sel kanker yang berkepadatan protein tinggi berubah warna menjadi
putih.
Bila tidak didapatkan gambaran epitel putih pada daerah transformasi bearti hasilnya
negative.
Kategori dari Skrinning Keganasan Inspeksi
Visual Asam Asetat (IVA)
IVA negatif yaitu menunjukkan leher rahim normal.
IVA radang yaitu serviks dengan radang (servisitis), atau
kelainan jinak lainnya (polip serviks).
IVA positif yaitu ditemukan bercak putih (aceto white
epithelium). Kelompok ini yang menjadi sasaran temuan
skrining kanker serviks dengan metode IVA karena temuan ini
mengarah pada diagnosis Serviks-pra kanker (dispalsia ringan-
sedang-berat atau kanker serviks in situ).
IVA-Kanker serviks yaitu pada tahap ini pun, untuk upaya
penurunan temuan stadium kanker serviks, masih akan
bermanfaat bagi penurunan kematian akibat kanker serviks bila
ditemukan masih pada stadium invasif dini (stadium IB-IIA).
kelebihan IVA test
Mudah, praktis, mampu laksana
Dapat dilaksanakan oleh seluruh tenaga kesehatan
Alat-alat yang dibutuhkan sederhana
Sesuai untuk pusat pelayanan sederhana
Kinerja tes sama dengan tes lain
Memberikan hasil segera sehingga dapat diambil
keputusan mengenai penatalaksanaannya
Kekurangan IVA test
Spesifisitas lebih rendah dari tes pap smear (positif
palsu lebih tinggi)
Angka hasil tes positif tinggi (10-35%)
Nilai prediksi positif untuk hasil tes positif rendah
(10-30%)
Terapi akan berlebihan bila dilakukan skrinning dan
terapi sekaligus.
Kemampuan yang amat terbatas untuk mendeteksi
lesi pada endoserviks.
Penatalaksanaan Skrinning Keganasan
Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)
Pemeriksaan IVA dilakukan dengan spekulum melihat langsung leher rahim yang telah dipulas
dengan larutan asam asetat 3-5%, jika ada perubahan warna atau tidak muncul plak putih, maka
hasil pemeriksaan dinyatakan negative. Sebaliknya jika leher rahim berubah warna menjadi
merah dan timbul plak putih, maka dinyatakan positif lesi atau kelainan pra kanker.
Namun jika masih tahap lesi, pengobatan cukup mudah, bisa langsung diobati dengan metode
Krioterapi atau gas dingin yang menyemprotkan gas CO2 atau N2 ke leher rahim. Sensivitasnya
lebih dari 90% dan spesifitasinya sekitar 40% dengan metode diagnosis yang hanya
membutuhkan waktu sekitar dua menit tersebut, lesi prakanker bisa dideteksi sejak dini.
Dengan demikian, bisa segera ditangani dan tidak berkembang menjadi kanker stadium lanjut.
Metode krioterapi adalah membekukan serviks yang terdapat lesi prakanker pada suhu yang
amat dingin (dengan gas CO2) sehingga sel-sel pada area tersebut mati dan luruh, dan
selanjutnya akan tumbuh sel-sel baru yang sehat (Samadi Priyanto. H, 2010)
Kalau hasil dari test IVA dideteksi adanya lesi prakanker, yang terlihat dari adanya perubahan
dinding leher rahim dari merah muda menjadi putih, artinya perubahan sel akibat infeksi
tersebut baru terjadi di sekitar epitel. Itu bisa dimatikan atau dihilangkan dengan dibakar atau
dibekukan. Dengan demikian, penyakit kanker yang disebabkan human papillomavirus (HPV) itu
tidak jadi berkembang dan merusak organ tubuh yang lain.
Pengertian SADARI
Pemeriksaan payudara sendiri atau sering disebut
dengan SADARI adalah suatu cara yang efektif
untuk mendeteksi sedini mungkin timbulnya
benjolan pada payudara.
SADARI dapat dilakukan di manapun dengan bantuan
cermin dalam ruangan dan penerangan yang cukup.
SADARI hendaknya dilakukan setiap bulan pada hari
ke-7 menstruasi atau bagi yang sudah menopause
dapat dilakukan pada tanggal yang sama setiap
bulannya.
Pemeriksaan ini terdiri dari inspeksi
(melihat) dan palpasi (meraba) payudara
sendiri. Berikut tahapan melakukan sadari :
Inspeksi (melihat) :
Lepaskan pakaian.
Inspeksi payudara dengan bantuan cermin dalam posisi lengan menggantung bebas di
samping tubuh. Perhatikan payudara dari arah depan, samping kanan, dan samping kiri.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat inspeksi, sebagai berikut.
bandingkan bentuk payudara kiri dan kanan serta area di sekitarnya.
perbedaan ukuran antara kiri-kanan wajar terjadi selama perbedaan ini sifatnya menetap.
Pada umumnya payudara yang sering digunakan untuk menyusui berukuran lebih besar.
perhatikan adanya perubahan pada kulit, areola, dan puting.
Mengamati payudara melalui cermin. Berdirilah di depan cermin dengan posisi kedua
lengan diangkat ke atas kepala. Perhatikan payudara dari arah depan, samping kanan, dan
samping kiri. Perhatikan pada saat mengangkat lengan, apakah gerakan payudara
bersamaan atau salah satu sisi ada yay tertinggal. Periksa juga apakah ada kelainan di
payudara bagian bawah dan kedua sisi ketiak.
Amati payudara dengan posisi kedua lengan berkacak pinggang dan dada dibusungkan.
Perhatikan payudara dari arah depan, samping kanan, dan samping kiri. Perhatikan
apakah ada benjolan atau kelainan pada payudara.
Palpasi (meraba) :
Letak
Ukuran
permukaan (rata/berdungkul)
konsistensi (padat/kenyal)
batas dengan jaringan sekitarnya (tegas/tidak)
perlekatan pada dasar (ada/tidak)
nyeri tekan
Lakukan SADARI setiap bulan. Catat dan bandingkan
hasil SADARI setiap bulannya untuk mendeteksi sejak
awal kelainan pada payudara.
kesimpulan
Kesimpulannya untuk di komunitas bidan bisa mengajak kaum
wanita untuk melakukan iva test sebagai upaya deteksi dini
kanker leher rahim dan payudara, skrinning ini dapat di lakukan
di puskesmas maupun di tempat praktik bidan adapun upaya
yang bisa dilakukan di komunitas yaitu melalui :
1. penyuluhan sosialisasi tentang pola hidup yang baik
2. pola makan dan istirahat yang baik sesuai dengan 10 indikator
phbs melakukan pengecekan kesehatan secara rutin
Di komunitas bidan juga bisa melakukan promosi gerakan masyarakat
( GERMAS ) melalui deteksi dini kanker payudara dengan cara
SADARI
Program promotif dapat dilakukan dengan terus melanjutkan
sosisalisasi pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dengan
mengajak perempuan pergi ke puskesmas untuk pemeriksaan
payudara klinis (SADANIS ) yakni pemeriksaan payudara oleh
petugas kesehatan yang dintegrasikan dengan pemeriksaan IVA Test
untuk deteksi dini Kanker Serviks
terimakasih