Anda di halaman 1dari 44

PENYELESAIAN AUDIT

PENYELESAIAN AUDIT
I. Review Contingent Liabilities (Kewajiban
kontijensi)
II. Review Subsequent Events
III. Pengumpulan Final Evidence
IV. Evaluasi Hasil Audit
V. Penerbitan Audit Report
VI. Komunikasi dengan Komite Audit dan
Manajemen
VII.Subsequent Discovery of Facts
I. Telaah Kewajiban Kontijensi
Kewajiban kontijensi adalah : potensi utang di masa depan
(probable) kepada pihak luar atas jumlah yang belum dapat
ditentukan yang dihasilkan dari aktivitas yang telah
ditentukan. Syarat:
1. Terdapat potensi pembayaran di masa mendatang kepada
pihak luar karena keadaan yang telah terjadi sekarang.
Atau terhadap potensi penurunan nilai aset yang
dihasilkan dari kondisi sekarang.
2. Terdapat ketidakpastian jumlah pembayaran atau
penurunan nilai tersebut
3. Hasilnya baru diketahui di masa mendatang
Apabila terpenuhi syarat tersebut dan jumlahya dimungkinkan
material, maka peristiwa dan estimasi pembayaran tersebut
harus diungkapkan dalam laporan keuangan.
Kemungkinan Keterjadian
Kemungkinan Keterjadian Perlakuan atas Laporan Keuangan
Remote/Lemah (kemungkinan terjadinya Tidak perlu pengungkapan
kecil)
Reasonable Possible/Cukup beralasan Diperlukan pengungkapan
(sedikit lebih kuat tetapi tidak terlalu kuat)
Probable/Besar (kemungkinan terjadinya • Jika Jumlahnya dapat diestimasi
besar) dengan wajar (fair) maka laporan
keuangn disesuaikan
• Jika jumlahnya tdak dapat diestimasi
dengan wajar maka diperlukan
pengungkapan
Contoh-contoh Peristiwa Kontijensi
1. Litigasi yang belum final untuk pelanggaran
paten, pencemaran lingkungan, kerugian
akibat produk dll
2. Sengketa atas pajak penghasilan
3. Garansi atas sebuah produk
4. Diskonto piutang dagang
5. Jaminan terhadap kewajiban lain
6. Saldo yang tidak terpai dari perjanian kredit
II. Review Subsequent Events
peristiwa atau transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca
tetapi sebelum diterbitkannya laporan audit yang
mempunyai akibat yang material terhadap laporan
keuangan dan memerlukan penyesuaian atau
pengungkapan dalam laporan tersebut

Perlakuan terhadap Subsequent Event:

Subsequent Event yang memerlukan penyesuaian


dalam laporan keuangan

Subsequent Event yang memerlukan pengungkapan


dalam laporan keuangan
Subsequent Events

Subsequent Event yang memerlukan penyesuaian dalam laporan


keuangan
Telah ada pada tanggal neraca (existed at the balance sheet date)
Mempengaruhi kewajaran penyajian laporan keuangan.

Subsequent Event yang memerlukan pengungkapan


dalam laporan keuangan
sudah terdapat bukti/informasi mengenai kondisi yang belum terjadi
pada tanggal neraca, tetapi memiliki pengaruh signifikan sehingga
memerlukan pengungkapan
Contoh:
 Penurunan nilai pasar surat berharga
 Penurunan nilai pasar persediaan
 Kerugian persediaan yang tidak diasuransikan akibat kebakaran.
Prosedur Audit untuk Subsequent Events

Prosedur audit umum atas akun yang terkait dengan subsequent events

Prosedur audit yang khusus untuk mengetahui transaksi yang termasuk


dalam subsequent event
03 Kejadian Setelah Taggal Neraca
1. PSA 46 (SA 560) mewajibkan auditor untuk
melakukan teaalh kejadian setelah tanggal
neraca (subsequent event)
2. Tanggungjawab auditor atas telaah kejadian
setelah tanggal neraca yaitu pada tanggal neraca
sampai dengan tanggal laporan auditor.
3. Tanggal laporan auditor merupakan saat
penyelesaian prosedur audit / pekerjaan
lapangan
Tanggal-tanggal penting

Tanggal neraca Tanggal laporan Tanggal penerbiatan


akhir klien audit laporan keuangan

31-12-2013 11-03-2014 26-03-2014

Auditor bertanggungjawab untuk menelaah kejadian setelah tanggal neraca yang


Terjadi antara 31-12-13 dan 11-03-14, tetapi tidak melebihi tanggal laporan audit.
Tipe Kejadian Setelah Tanggal Neraca
1. Tipe 1. Kejadian yang berdampak langsung
pada laporan keuangan dan membutuhkan
penyesuaian
2. Tipe 2. Kejadian yang tidak berdampak
langsung pada laporan keuangan dan
memerlukan pengungkapan
Tipe 1
1. Pernyataan kebangkrutan oleh pelanggan atas
saldo piutang dagang yang beredar karena
kondisi keuangan pelanggan memburuk
2. Penetapan proses litagasi pada nilai yang
berbeda dengan nilai yang ditetapkan pada
pembukuan / atau belum tercatat di pembukuan
3. Penghentian aset tetap yang tidak digunakan
dalam operasi pada nilai di bawah nilai buku
4. Penjualan investasi pada harga di bawah harga
perolehan
Tipe 2
1. Penurunan nilai pasa atas sekuritas milik
perusahaan untuk investasi sementara atau
akan dijual kembali
2. Penerbitan obligasi atau sekuritas ekuitas
3. Penurunan nilai pasar atas persediaan
sebagai dampak dari tindakan pemerintah
yang membatasi penjualan produk
4. Kerugian persediaan yang tidak diasuransikan
akibat kebakaran
5. Penggabungan usaha atau akuisisi
Prosedur
1. Tanya jawab dengan manajemen
2. Korespondensi dengan pengacara
3. Teaah atas laporan yang dibuat setelah
tanggal neraca
4. Telaah atas pencatatan yang dibuat setelah
tanggal neraca
5. Pemeriksanaan notulensi pertemuan dewan
direksi setelah tanggal neraca
6. Permintaan surat representasi
ISSUE
1. Penetapan tanggal ganda. Apabila ada kejadian
signifikan setelah selesai pekerjaan lapangan
(tanggal audit) dan sebelum laporan diterbitkan.
Ada dua pilihan 1) memperpanjang pekerjaan
lapangan 2) membatasi telaah kejadian setelah
tanggal neraca sehubungan dengan kejadian
tersebut.
2. Apabila memilih opsi 1, tinggal mengubah
tanggal audit, apabila memilih opsi dua maka
tanggalnya adalah 11 Maret 2014 kecuali untuk
catatan 17, yang bertanggal 20 Maret 2014
04 Akumulasi Bukti Akhir
1. Melakukan prosedur analitis akhir
2. Mengevaluasi asumsi kelangksuangan usaha
3. Mendapatkan surat representasi manajemen
4. Mempertimbangkan informasi yang
menyertai laporan keuangan dasar
5. Membaca infomrasi lain dalam laporan
tahunan
05 Evaluasi Akhir dan Pemberian Opini
1. Bukti yang tepat dan memadai
2. Bukti pendukung opini auditor
3. Pengungkapan laporan keuaangan
4. Telaah dokumentasi audit
5. Telaah independen
Contoh Checklist Pengungkanan Aset
1. Apakah pengungkapan berikut ini dimasukkan dalam
laporan keuangan atau CALK (PSAK 16 par 75)
2. Apakah nilai yang dibawa dari properti hipotek dan
dijaminkan atas utang telah diungkapkan (PSAK 16 par 76)
3. Apakah perincian penjualan dan transaksi penyewaan
kembali dalam periode berjalan telah diungkapkan (PSAK
30 par 58)
4. Apakah nilai yang dibawa atas properti yang bukan bagian
dari bangunan operasional – misalnya yang tidak
digunakan atau disimpan untuk investasi dan penjualan –
sudah dilaporkan terpisah ?
5. Apakah ada pertimbangan atas pengungkapan aset modal
yang sudah habis didepresiasi dan masih dalam
pemakaian dan aset modal yang tidak digunakan?
Langkah-langkah evaluasi akhir
1. Evaluasi bukti berdasarkan siklus, akun dan
tujuan (cek kecukupan prosedur audit, jumlah
sampel dan penetapan waktu)
2. Evaluasi hasil (berdasarkan akun dan siklus)
estimasi salah saji (berdasarkan akun) resiko
audit (berdasarkan akun dan siklus)
3. Evaluasi keseluruhan laporan keuangan (estimasi
salah saji dan resiko audit keseluruhan)
4. Pemberian opini
5. Penerbitan laporan audit
06 Penerbitan Laporan Audit
1. Apabila semua sudah dilakukan, dan tidak
ditemukan adanya penyimpangan-
penyimpangan yang signifikan, maka auditor
akan menerbitkan aporan standar tanpa
pengecualian dengan kata-kata baku.
2. Apabila ada hal-hal yang dikecualikan maka
KAP akan melakukan pembahasan lebih
lanjut dengan klien.
Management Letter
• Management Letter ditujukan untuk
menginformasikan pihak klien mengenai
rekomendasi KAP guna meningkatkan bisnis
klien
V. Menerbitkan Laporan Audit
1. Judul Laporan
2. Alamat Laporan Audit
3. Paragraf Pembuka (Pernyataan Fakta)
4. Paragraf Ruang Lingkup
5. Paragraf Opini
6. Tanda tangan, Nama CPA, Nomor Lisensi CPA
dan KAP
7. Tanggal Laporan Audit (Tanggal Pekerjaan
Lapangan Audit diselesaikan)
Lihat buku Halaman 372
Syarat Laporan Standar Audit Tanpa Pengecualian

1. Seluruh laporan – neraca, laba/rugi, saldo


laba/perubahan modal dan laporan arus kas –
dimasukkan dalam laporan keuangan
2. Tiga standar umum audit diikuti dalam seluruh
penugasan
3. Bukti yang tepat dan memadai telah diakumulasi dan
auditor melakukan penugasan seduai dengan cara
yang membuat ia dapat memastikan bahwa ketiga
standar pekerjaan lapangan telah dipenuhi
4. Laporan keuangan dinyatakan sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan Indonesia
5. Tidak ada keadaan yang memerlukan paragraf
penjelasan tambahan atau modifikasi dalam laporan
Laporan Tanpa Pengecualian dengan
Paragraf Penjelasan dan Modifikasi
Kata
• Audit yang lengkap dilakukan dengan
keyakinan akan hasil dan laporan keuangan
yang disajikan dengan wajar, tetapi auditor
yakin bahwa perlu ada informasi tambahan
Dengan Pengecualian
• Auditor memutuskan bahwa keseluruhan
laporan keuangan disajikan dengan wajar,
tetapi ruang lingkup audit dibatasi secara
material atau prinsip akuntansi yang berlaku
umum tidak diikuti dalam membuat laporna
keuangan
Tidak Memberikan Opini atau Opini
Tidak Wajar
• Auditor berkesimpulan bahwa laporan
keuangan tidak disajikan dengan wajar (opini
tidak wajar), ia tidak dapat memberikan opini
apakah laporan keuangan disajikan dengan
wajar (tidak memberikan opini) atau ia tidak
independen (tidak memberikan opini)
PARAGRAF PENJELASAN
Hal-hal berikut ini mendorong auditor untuk
memberikan keterangan dalam paragraf penjelasan
( Laporan Audit menjadi 4 paragraf)
1. Kurangnya penerapan konsisten atas prinsip
akuntansi berlaku umum
2. Keraguan atas kelangsungan usaha perusahaan
3. Auditor menyetujui adanya perbedaan dengan
prinsip yang wajib diterapkan
4. Penekanan atas suatu hal
5. Pelaporan yang melibatkan auditor lain
Penjelasan atas Perubahan Prinsip
Perubahan-perubahan berikut menuntut adanya
penjelasan dalam paragraf penjelasan:
1. Perubahan dalam prinsip akuntansi, seperti
perubahan penilaian persediaan dari FIFO ke
rata-rata bergerak, atau sebaliknya
2. Perubahan entitas pelaporan, seperti
dimasukkan perusahaan tambahan dalam
laporan keuangan konsolidasi
3. Koreksi atas kesalahan mengenai prinsip,
dengan mengubah prinsip akuntansi yang tidak
berlaku umum menjadi berlaku umum, dengan
memasukkan koreksi atas kesalahan yang terjadi
Contoh Paragraf Penjelasan
Paragraf keempat

“Seperti dibahas dalam Catatan 8 atas laporan


keuangan, Perusahaan melakukan perubahan
metode dalam penilaian persediaan untuk tahun
2007”
Perubahan yang tidak memerlukan
Penjelasan
Pada perubahan yang memengaruhi perbandingan, bukan
konsistensi, hal-hal berikut ini tidak perlu dimasukkan
dalam laporan audit
1. Perubahan estimasi, seperti penurunan umur
ekonomis aset untuk depresiasi
2. Koreksi kesalahan yang tidak melibatkan prinsip,
seperti kesalahan matematis pada perhitungan tahun
sebelumnya
3. Variasi format dan penyajian dalam informasi
keuangan
4. Perubahan karena perbedaan transaksi atau kejadian
yang substansial, seperti usaha penelitian dan
pengembangan yang luar biasa atau penjualan anak
perusahaan
Keraguan Tentang Kelangsungan Usaha
Auditor memiliki tanggungjawab untuk mengevaluasi apakah
perusahaan memiliki kelangsungan usaha di masa depan PSA
30 (SA 341). Hal-hal berikut ini memberikan keraguan
kelangsungan usaha
1. Terjadi kerugian operasional cukup besar atau kurangnya
modal kerja (current rasio kurang dari 1)
2. Ketidakmampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban saat jatuh tempo
3. Kehilangan konsumen terbesar, terjadinya bencara yang
tidak diasuransikan, masalah pemogokan atau masalah
ketenagakerjaan yang tidak lazim
4. Tuntutan hukum, pelanggaran undang-undanga atau hal
sejenis yang dapat menganggu kemampuan perusahaan
dalam beroperasi
Contoh Laporan Audit
Laporan keuangan terlampir telah disusun dengan
anggapan bahwa PT Bumi Permata akan
melanjutkan kelangsuangan usahanya.
Sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 11 atau
laporan keuangan, PT bumi Permata telah berulang
kali medrita kerugian dari operasi dan memiliki
defisiensi modal bersih yang menimbulkan
keraguan substansial tentang kemampuan
perusahaan untuk melanjutkan kelangsungan
usahanya. Manejemen rencana sehubungan dengan
hal ini juga dijelaskan dalam Catatan 11. Laporan
kuangan tidak mencakup penyesuaian yang
mungkin timbul dari ketidakpastian tersebut
Opini dengan Pengecualian
1. Laporan opini dengan pengecualian adalah
laporan yang dapat dihasilkan dari pembatasan
ruang lingkup auditor atau tidak diterapkannya
prinsip akuntansi yang berlaku umum
2. Opini ini haya dapat digunakan ketika auditor
menyimpulkan bahwa keseluruhan laporan
keuangan dinyatakan dengan wajar
3. Laporan pengeculian dapat berbentuk
pengecualian atas ruang lingkup dan opini, atau
pengecualian atas opini saja untuk akun-akun /
area tertentu dengan menyatakan istilah
“kecuali pada…”
Opini Tidak Wajar
Opini tidak wajar digunakan hanyajika auditor
yakin bahwa keseluruhan laporan keuangan
secara material telah salah saji atau
menyesatkan karena tidak dinyatakn dengan
wajar sesuai posisi keuangan atau hasl operasi
dan aliran kas sesuai GAAP.
Tidak Memberikan Opini
Laporan dengant idak memberikan opini
diterbitkan apabila auditor tidak dapat
meyakinkan dirinya bahwa laporan keuangan
keseluruhan dinyatakan dengan wajar.
Perbedaan antara tidak memberikan opini
(disclaimer) dengan opini tidak wajar (adverse)
terletak apada kurangnya pengetahuan.
Tingkat Materialitas
• Materialitas : suatu salah saji dalam laporan
keuangan dapat dianggap material bila
diketahuinya salah saji ini akan mempengaruhi
pengambilan keputusan dari pengguna
laporan yang rasional.
Hubungan Materilitas dan Opini
1. Salah saji tidak material  Opini Wajar
Tanpa pengecualian
2. Jumlahnya material tetapi tidak menutupi
laporan keuangan secara keseluruhan?
3. Jumlahnya sangat material sehingga
kewajaran penyajian laporan keuangan
diragukan
Penentuan Tingkat Materialitas
Auditor dalam menentukan tingkat materialitas
harus mendasarkan pada beberapa kondisi
sebagai berikut :
1. Keputusan materialitas – Bukan kondisi GAAP
2. Perbandingan jumlah rupiah dengan basisnya
3. Keterukuran
4. Sifat salah saji
5. Keputusan materilaitas – kondisi
keterbatasan ruang lingkup
Pembatasan Ruang Lingkup
1. Pembatasan disebabkan oleh klien
2. Pembatasan disebabkan oleh kondisi diluar
klien
Proses Pemberian Opini
1. Menentukan kondisi yang mensyaratkan
perbedaan dengan laporan standar tanpa
pengecualian
2. Menentukan materialitas untuk setiap
kondisi
3. Menentukan jenis laporan yang tepat untuk
kondisi tertentu pada tingkat materialitas
tertentu
4. Menulis laporan audit
 Komunikasi yang dilakukan dengan
manajemen dalam bentuk surat
 Terkait pengendalian intern
◦ Laporan meliputi :
 Kelemahan dalam rancangan pengendalian intern
 Kelemahan dalam pengoperasian pengendalian intern
 Lain-lain
◦ Auditor bisa menginformasikan mengenaik kondisi
yang material terkait dengan pengendalian intern
 Terkait dengan pelaksanaan audit
◦ Komunikasi dilakukan dengan komite audit/dewan
komisaris
◦ Komunikasi meliputi:
 Tanggung jawab auditor berdasarkan SPAP
 Kebijakan akuntansi signifikan
 Qualitas prinsip akuntansi yg diterapkan
 Pertimbangan manajemen dan estimasi akuntansi
 Penyesuaian audit signifikan
 Ketidaksepakatan dengan manajemen
 etc
 Pembuatan surat kepada manajemen
◦ Mencakup komentar :
 Pengendalian intern
 Rekomendasi
 Aspek perpajakan

Anda mungkin juga menyukai