Jiwa
Jiwa
Catatonic rigidity Fixed and sustained motoric position that is resistant to change.
Catatonic stupor Stupor in which patients ordinarily are well aware of their
surroundings, reduced reactivity to surroundings & reduced
spontaneous activity
PPDGJ
Bipolar, Siklotimia, Depresi
• Bipolar I
– Minimal satu episode manik, baik dengan maupun tanpa episode depresi
mayor
– Tata laksana: lithium
• Bipolar II
– Minimal satu episode hipomania dan minimal satu episode depresi mayor,
tidak boleh ada episode mania
– Tata laksana: lithium + antidepresan
• Siklotimia
– Beberapa episode hipomania dan beberapa episode depresi minor dalam 2
tahun terakhir
– Tata laksana: lithium + quetiapine
• Beda depresi mayor dan minor?
– Pada depresi mayor, aktivitas dan fungsi sehari-hari sangat terganggu
BIPOLAR
• a. Bipolar tipe I:
• Setidaknya ada satu episode mania atau campuran (ada ciri mania dan depresi dalam
• saat bersamaan)
• Boleh ada episode depresi, boleh juga tidak
• b. Bipolar tipe II:
• Setidaknya ada satu episode hipomania DAN satu episode depresi mayor
• Apa beda mania dengan hipomania?
• a. Mania: fungsi sehari-hari menurun, ada ide kebesaran, bisa menjadi psikosis
• b. Hipomania: fungsi sehari-hari normal atau bahkan meningkat, tidak ada ide
• kebesaran, tidak menjadi psikosis
• c. Tata laksana:
• Episode manik: lithium
• Episode campuran: asam valproat
• Episode depresi: lithium + lamotrigine/antidepresan. Jadi, jangan beri antidepresan
saja.
Gangguan Bipolar
• Keywords • Ada episode manik (sering
– S: pasien saat ini: sering keluar rumah, belanja barang, membagi barang
belanja, membagi-bagi; pasien dulu: kepada orang yang baru ditemui)
sering mengurung diri di kamar; sejak 1
bulan yang lalu dan depresi (sering mengurung
• Pasien ini saat ini mengalami gejala diri di kamar) = bipolar I
manik, berbeda dengan gejala • Bipolar II? Depresi + hipomanik
sebelumnya yang berupa depresi. • Siklotimia? Hipomanik + depresi
• Bipolar (bi-,-pole) yang secara minor
harafiah berarti dua kutub ditandai
dengan adanya 2 episode gejala klinis • Apa beda mania dengan
yang berubah pada kurun waktu hipomania?
tertentu; episode berupa episode – Hipomania tidak mengganggu
depresif dan episode manik; dapat fungsi sehari-hari dan tidak
ditemukan gejala psikotik pada menurunkan kualitas hidup
bipolar • Ingat, mania dapat berupa elasi
• Gangguan bipolar tipe I maupun iritabilitas
Gangguan Neurosis
• Kecemasan dan kekhawatiran • Gangguan stres pasca
yang berlebihan dan terus melahirkan? Awitan dalam 4
menerus akan hal sehari-hari: minggu setelah melahirkan
gangguan cemas menyeluruh – Tata laksana: CBT + SSRI
– Tata laksana: CBT + SSRI
• Gangguan penyesuaian? Ada
• Gangguan panik? Serangan panik stresor yang jelas
berat yang hilang timbul – Tata laksana: psikoterapi,
(episodik), tapi di antara serangan benzodiazepine, antidepresan
pasien tidak merasa cemas
– Tata laksana: (1) serangan akut
• Insomnia primer? Sekedar
benzodiazepine (alprazolam, kesulitan tidur yang
clonazepam); (2) preventif CBT + mengganggu aktivitas sehari-
SSRI hari
– Tata laksana: benzodiazepine
(pilihan: lorazepam)
Anxiety Disorder
The DSM-IV-TR contains two diagnostic criteria for panic disorder, one without agoraphobia
and the other with agoraphobia, but both require the presence of panic attacks.
Panic attack: A discrete period of intense fear or discomfort, in which four (or more) of the
following symptoms developed abruptly and reached a peak within 10 minutes:
palpitations, pounding heart, or accelerated heart rate
sweating
trembling or shaking
sensations of shortness of breath or smothering
feeling of choking
chest pain or discomfort
nausea or abdominal distress
feeling dizzy, unsteady, lightheaded, or faint
derealization (feelings of unreality) or depersonalization (being detached from oneself)
fear of losing control or going crazy
fear of dying
paresthesias (numbness or tingling sensations)
chills or hot flushes
Fobia Sosial
Rasa takut yang berlebihan akan dipermalukan atau melakukan hal yang
memalukan pada berbagai situasi sosial, seperti bicara di depan umum,
berkemih di toilet umum, atau makan di tempat umum.
Fobia Khas
Rasa takut yang kuat dan persisten terhadap suatu objek atau situasi, antara
lain: hewan, bencana, ketinggian, penyakit, cedera, dan kematian.
PPDGJ
Ansietas
• Acrophobia fear of heights
• Agoraphobia fear of open places
• Ailurophobia fear of cats
• Hydrophobia fear of water
• Claustrophobia fear of closed spaces
• Cynophobia fear of dogs
• Mysophobia fear of dirt and germs
• Pyrophobia fear of fire
• Xenophobia fear of strangers
Diagnosis Karakteristik
Gangguan somatisasi Banyak keluhan fisik (4 tempat nyeri, 2 GI tract, 1
seksual, 1 pseudoneurologis).
Hipokondriasis Keyakinan ada penyakit fisik.
PPDGJ
Gangguan Somatisasi
• Keywords
– S: pasien mengeluh nyeri ulu hati, sakit kepala, kembung, BAB tidak
lancar
• Gangguan somatisasi: banyak keluhan fisik/gejala somatik
pada berbagai organ yang mengenai banyak sistem organ dan
tidak ada kelainan saat pemeriksaan, selama 6 bulan
• Hipokondriasis: ketakutan menderita/mengalami suatu
penyakit, dan terus menetap walaupun sudah dibuktikan tidak
ada kelainan.
– Akibatnya, sering ganti dokter krn merasa tidak puas dengan dokter
yg tidak bisa membuktikan penyakitnya
• Gangguan Somatisasi
Gangguan Fobia
• Keywords • Keluhan dirasakan jika pasien berada
– S: cemas bila berada di kamar kecil di ruang sempit klaustrofobia.
yang tertutup rapat Berarti kalau tidak di ruang sempit,
pasien tidak merasakan keluhan
• Gangguan fobia adalah ansietas bukan gangguan stres pasca trauma
yang dicetuskan oleh adanya • Agorafobia? takut sendirian di
situasi atau obyek yang jelas (dari tempat umum
luar individu sendiri), yang • Fobia sosial? takut situasi-situasi
sebenarnya pada saat kejadian interpersonal yang berpotensi
tidak membahayakan. memalukan
• Pasien ini mengalami gejala • Gangguan panik? tidak ada
gangguan fobia, khususnya pencetusnya
klaustrofobia (fobia ruang sempit) • Reaksi stres akut? muncul setelah
• Klaustrofobia sebuah kejadian traumatik
Gangguan Kepribadian
Gangguan kepribadian kluster A • Histrionik: emosi berlebihan, mencari
• Paranoid: sangat curiga terhadap perhatian, seduktif berlebihan
orang lain • Narsisistik: preokupasi dengan citra
• Schizoid: tidak tertarik dengan diri, merasa diri paling hebat,
hubungan sosial, lebih senang merendahkan orang lain
menyendiri, tertutup, emosi dingin, Gangguan kepribadian kluster C
tidak peduli • Avoidant: menghindari hubungan
Gangguan kepribadian kluster B sosial karena takut tidak diterima
• Antisosial: tidak peduli, bahkan • Dependen: bergantung pada orang
cenderung melanggar hak-hak orang lain untuk kebutuhan fisik dan emosi
lain mereka
• Borderline: impulsivitas dan • Obsesif-kompulsif: terpaku pada
instabilitas dalam hal afek, hubungan keteraturan dan kesempurnaan
sosial, dan pandangan terhadap diri
sendiri (labil)
Gangguan kepribadian
• a. Hanya dapat didiagnosis bila usia >18 tahun. Harus menyebabkan gangguan
bermakna
• dalam aktivitas sehari-hari, namun belum cukup untuk dikategorikan pada psikosis
atau
• neurosis.
• b. Kluster A
• Skizoid : lebih senang menyendiri dan tidak suka berhubungan dengan orang lain
• Paranoid : penuh rasa tidak percaya dan curiga terhadap orang lain
• Skizotipal: memiliki pikiran, persepsi, dan perilaku yang aneh
• c. Kluster B
• Antisosial : tidak peduli hak orang lain dan senang melanggar peraturan
• Ambang: impulsivitas serta hubungan interpersonal dan mood yang intens tapi
tidak
• stabil
• Histrionik : mencari perhatian, suka menggoda
• Narsisistik : melebih-lebihkan diri, merendahkan orang lain, mudah iri
• d. Kluster C
• Cemas (menghindar) : sangat pemalu, merasa tidak layak
• Dependen : merasa tidak mampu
bertanggung jawab atas diri sendiri, sehingga
terlalu bergantung pada orang lain, apapun
konsekuensinya
• Obsesif-kompulsif: preokupasi dengan
keteraturan, perfeksionisme yang berlebihan,
• terlalu kaku dalam memandang suatu hal
Gangguan Kepribadian tipe Skizoid
• Keywords
– S: tidak punya banyak teman dan teman dekat
• Ciri kepribadian skizoid
– Sedikit aktivitas yang memberikan kesenangan
– Emosi dingin, afek mendatar atau tidak peduli
– Kurang mampu mengekspresikan kehangatan, kelembutan dan kemarahan pada
orang lain
– Tampak nyata ketidak pedulian baik terhadap pujian atau kecaman
– Kurang tertarik untuk mengalami pengalaman seksual dengan orang lain
– Hampir selalu memilih aktivitas yang dilakukan sendiri
– Preokupasi dengan fantasi dan introspeksi yang berlebihan
– Tidak punya teman dekat atau hubungan pribadi yang akrab dan tidak ada
keinginan untuk menjalin hubungan seperti itu
– Sangat tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial yang berlaku
• Skizoid
Gangguan Disosiasi
• Kerasukan dissosiasi trans (trance)
• Amnesia dissosiatif? Hilang ingatan
• Gangguan identitas dissosiatif? Kepribadian ganda atau
lebih
• Fugue dissosiatif? Tiba-tiba pergi dari rumah atau tempat
kerja, dengan kesulitan mengingat sebagian atau seluruh
masa lalu. Pasien bisa menggunakan identitas baru.
• Depersonalisasi? Merasa dunia di sekitarnya berubah
bentuk, merasa orang-orang lain bukan manusia
Gangguan Disosiatif
Diagnosis Karakteristik
Amnesia Hilang daya ingat mengenai kejadian stressful atau traumatik yang
baru terjadi (selektif)
Fugue Melakukan perjalanan tertentu ke tempat di luar kebiasaan, tapi
tidak mengingat perjalanan tersebut.
Stupor Sangat berkurangnya atau hilangnya gerakan volunter & respons
normal terhadap rangsangan luar (cahay, suara, raba)
Trans Kehilangan sementara penghayatan akan identitias diri &
kesadaran, berperilaku seakan-akan dikuasai kepribadian lain.
Motorik Tidak mampu menggerakkan seluruh/sebagian anggota gerak.
Konvulsi Sangat mirip kejang epileptik, tapi tidak dijumpai kehilangan
kesadaran, mengompol, atau jatuh.
Anestesi & Anestesi pada kulit yang tidak sesuai dermatom.
kehilangan Penurunan tajam penglihatan atau tunnel vision (area lapang
sensorik pandang sama, tidak tergantung jarak).
PPDGJ
Trans Disosiatif
• Keywords
– S: seperti orang kesurupan
• Gangguan disosiatif adalah kelompok gangguan dengan gejala
utama kehilangan sebagian atau seluruh integrasi normal (di
bawah kendali kesadaran) antara ingatan masa lalu, kesadaran
identitas dan penginderaan segera, serta kontrol terhadap
pada gerakan tubuh.
• Trans disosiatif adalah kehilangan sementara aspek
penghayatan atas identitas diri dan kesadaran atas lingkungan
• Trans disosiatif
Sexual Dysfunction
• Sexual desire disorders
– Hypoactive Sexual Desire Disorder (HSDD);
• Persistently or recurrently deficient (or absent) sexual fantasies and
desire for sexual activity
– Sexual Aversion Disorder (SAD)
• Persistent or recurrent extreme aversion to, and avoidance of, all (or
almost all) genital sexual contact with a sexual partner.
• Sexual arousal disorders
– Female Sexual Arousal Disorder (FSAD)
• Persistent or recurrent inability to attain, or to maintain until
completion of the sexual activity, an adequate lubrication-swelling
response of sexual excitement.
– Male Erectile Disorder
• Persistent or recurrent inability to attain, or to maintain until
completion of the sexual activity, an adequate erection.
PPDGJ
Depresi
Kombinasi psikoterapi & farmakoterapi adalah terapi
paling efektif.
The different antidepressant class adverse effect
profiles make the SSRIs more tolerable than the TCAs
SSRI is commonly used as first line drug for major
depression.
Gangguan Makan
Diagnosis Karakteristik
Bulimia nervosa Kriteria diagnosis harus memenuhi ketiga hal ini:
1. Preokupasi menetap untuk makan
2. Pasien melawan efek kegemukan (merangsang muntah,
pencahar, puasa, obat-obatan penekan nafsu makan)
3. Rasa takut yang berlebihan akan kegemukan & mengatur
beratnya di bawah berat badan yang sehat.
Anoreksia nervosa Kriteria diagnosis harus memenuhi semua hal ini:
1. Berat badan dipertahankan < 15% di bawah normal
2. Ada usaha mengurangi berat (muntah, pencahar, olahraga,
obat penekan nafsu makan)
3. Terdapat distorsi body image
4. Adanya gangguan endokrin yang meluas (amenorea,
peningkatan GH, kortisol.
5. Jika terjadi pada masa prepubertas, maka pubertas dapat
tertunda.
PPDGJ
Gangguan Mental Organik
Gangguan mental organik: gangguan mental
yang berkaitan dengan penyakit/gangguan
sistemik atau otak yang dapat didiagnosis
tersendiri.
Gambaran utama:
Gangguan fungsi kognitif: daya ingat, daya pikir, daya
belajar
Gangguan sensorium: kesadaran & perhatian
Sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam
bidang: persepsi (halusinasi), isi pikir (waham),
suasana perasaan.
PPDGJ
Heroine Withdrawal
• Alcohol withdrawal syndrome
– Gejala: cemas, tremor, insomnia, keringat dingin, disorientasi
– Tata laksana: benzodiazepine
• Sedative-hypnotic withdrawal syndrome
– Gejala: mirip alcohol withdrawal
– Tata laksana: penurunan dosis perlahan
• Opioid withdrawal
– Gejala: mirip flu berat, tidak ada penurunan kesadaran
– Tata laksana: metadon atau buprenorfin
• Stimulant withdrawal
– Gejala: depresi, hipersomnia, lapar, retardasi psikomotor
• Jawaban: Heroine withdrawal
Substances-Related Disorders (1)
Alcohol & CNS Depressant Psychostimulants: Cocaine & Amphetamines
Intoxication Witdrawal