JOHANNIS F MALLO

BATASAN THANATOLOGI
ADALAH ILMU YANG MEMPELAJARI SEGALA
SESUATU PERUBAHAN YANG TERJADI SESUDAH
KEMATIAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHINYA
ISTILAH-ISTILAH
 MATI SOMATIS/ KLINIS
 MATI SURI
 MATI SEREBRAL
 MATI SELULER
PERUBAHAN-PERUBAHAN SETELAH
KEMATIAN
 FASE DINI
PERNAFASAN
KARDIOVASKULER
SUSUNAN SARAF
 FASE LANJUT
ALGOR MORTIS
LIVOR MORTIS
RIGOR MORTIS
PRUBAHAN BIOKIMIAWI
PEMBUSUKAN
LAIN-LAIN
HAL PENTING DALAM MEMPELAJARI
THANATOLOGI
 PRINSIP PEMBENTUKAN DAN
PERJALANANNYA (PATOFISIOLOGI)
 SKALA WAKTU DIBANDINGKAN DENGAN
GEJALA YANG TAMPAK
 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
(VARIABEL)
 INTERPRETASI DITINJAU DARI SEGI FORENSIK
 ALGOR MORTIS
SUHU
SAAT MATI
SUHU TUBUH

SUHU
LINGKUNGAN
WAKTU
INTERPRETASI ALGOR MORTIS
 PENURUNAN SUHU P0ST MORTAL TIDAK
TERATUR
 SANGAT DIPENGARUHI KEADAAN LINGKUNGAN
 HASIL PENELITIAN DI EROPA, AMERIKA TIDAK
DAPAT DENGAN BEGITU SAJA DITERAPKAN DI
INDONESIA
LIVOR MORTIS
PRINSIP
DARAH AKAN MENEMPATI TEMPAT
TERENDAH OLEH KARENA GRAVITASI
LEBAM AKAN TAMPAK DAN BERANSUR-ANSUR
INTENSITAS DAN LUASNYA BERTAMBAH
AKHIRNYA MENETAP
SKALA WAKTU
SEGERA TERJADI SETELAH KEMATIAN
SOMATIS, TETAPI BARU TAMPAK SETELAH 20
—30 MENIT
HILANG PADA PENEKANAN < 8 JAM
TIDAK HILANG PADA PENEKANAN
> 8 JAM.
FAKTOR- FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
 KECEPATAN PEMBENTUKAN
 LUAS DAN INTENSITAS
 WARNA
INTERPRETASI
 TANDA PASTI KEMATIAN
 PERKIRAAN SEBAB KEMATIAN
 MENUNJUKKAN POSISI MAYAT SETELAH TERJADI
LEBAM MAYAT
 PERKIRAAN LAMANYA KEMATIAN
RIGOR MORTIS
 PRINSIP :
- METABOLISME BERHENTI ENERGI TIDAK
TERBENTUK LAGI AKIBATNYA TERJADI
PENGGUMPALAN ACTIN DAN MIOSIN
- DIMULAI DAN MENGHILANG DARI OTOT
KECIL.
 SKALA WAKTU
KEKAKUAN

3 12 24
WAKTU
 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI :
1. AKTIVITAS PRE MORTAL
2. OTOT-OTOT BESAR
3. SUHU TUBUH YANG TINGGI
 INTERPRETASI
1. TANDA PASTI KEMATIAN
2. MENUNJUKKAN POSISI MAYAT
3. MEMPERKIRAKAN LAMA KEMATIAN
RIGOR MORTIS DIBEDAKAN DENGAN
 HEAT STIFFENING
 COLD STIFFENING
 CADAVERIC SPASM
PERUBAHAN BIOKIMIA
 DALAM PLASMA
PENINGKATAN KADAR K , ASAM +LAKTAT, P, CO
DAN PENURUNAN KADAR GLUKOSA DAN PH
DARAH
 DALAM VITREUS HUMOUR
PENINGKATAN KADAR K
+
DECOMPOSISI
PRINSIP :
DEGRADASI JARINGAN OLEH BAKTERI
PEMBUSUK TERUTAMA CL. WELCHILI AKAN
TERBENTUK GASA- GAS, H2S DAN HCN SELAIN
AS. AMINO DAN AS.LEMAK.
SKALA WAKTU :
PEMBUSUKAN MULAI TERJADI SEGERA
SETELAH KEMATIAN SELULER, TETAPI BARU
TANPAK SETELAH 24 JAM PADA PERUT KANAN
BAWAH WR.KEHIJAUAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI :
SYARAT PEMBUSUKAN : BAKTERI
PEMBUSUK,AIR ,UDARA , SUHU OPTIMAL 21- 37
DERAJAT CELSIUS.
KECEPATAN PEMBUSUKAN DENGAN HUKUM
CASPER,UDARA, AIR DAN TANAH = 1 : 2 : 8.
INTERPRETASI :
- LAMA KEMATIAN
- BEDAHKAN BULLAE PEMBUSUKAN
DAN BULLAE INTRAVITAL
- PELAJARI TENTANG : MASERASI,
MUMIFIKASI DAN ADIPOCERE.
LAIN-LAIN
PERUBAHAN PADA KORNEA
TERJADI KEKERUHAN LAPIS DEMI LAPIS AKIBAT
PENGUAPAN.
PERKIRAAN SAAT KEMATIAN LAINNYA
ISI LAMBUNG, MENGUKUR KUMIS /JENGGOT,
MENGUKUR UMUR TEMPAYAK DAN LAIN-LAIN
TRAUMATOLOGI
 MEKANIK
KEKERASAN TUMPUL
KEKERASAN TAJAM
KEKERASAN SENJATA API
 FISIK
SUHU
LISTRIK
PETIR
 KIMIAWI
ASAM
BASA
KEKERASAN TUMPUL
 MEMAR ADALAH KERUSAKAN PADA KAPILER DI BAWAH KULIT.
- MARGINAL HAEMORRHAGE
- BRILL HAEMATOME
MERAH KEBIRUAN – HIJAU – COKLAT –
KUNING – MENGHILANG (2 MINGGU)
BEDAKAN DENGAN LEBAM MAYAT
 LECET :KERUSAKAN PADA EPIDERMIS
- JENIS TEKAN, GESER DAN REGANG
 ROBEK : KERUSAKAN PADA EPIDERMIS, DERMIS DAN LEBIH
DALAM LAGI
- MENGAMBARKAN KEKERASAN YG LEBIH BERAT, ARAH LUKA
DAPAT DITENTUKAN .
KEKERASAN TAJAM
LUKA IRIS
DALAM LUKA LEBIH KECIL DARI PANJANG
LUKA,ARAH KEKERASAN KURANG LEBIH
SEJAJAR DENGAN KULIT
LUKA TUSUK
DALAM LUKA LEBIH BESAR DARI PANJANG
LUKA,ARAH KEKERASAN KURANG LEBIH
TEGAK LURUS DENGAN KULIT
SUDUT LUKA MENUNJUKKAN MATA BENDA
PENYEBAB, PANJANG LUKA MENUNJUKKAN
LEBAR SENJATA MAKSIMUN YANG MASUK
LUKA BACOK
 DALAM LUKA KURANG LEBIH SAMA DENGAN
PANJANG LUKA, ARAH KEKERASAN KURANG
LEBIH 45 DERAJAT .
SENJATA API
RIFLE BORE
 JUMLAH ALUR : 2 – 8 ALUR
 ARAH ALUR : KEKIRI TIPE COLT,KEKANAN TIPE
SMITH &WESSON
 KECEPATAN ,TINGGI SERVICE RIFLE,RENDAH
REVOLVER
SMOOTH BORE
 CONTOH : SHOT GUN
LUKA TEMBAK
LUKA KIRA KIRA
ANAK PELURU MESIU MESIU YG
GAS PANAS
TEMBAK UTUH TERBAKAR JARAK
MASUK JEJAK
LUBANG LECET LEMAK TATTO JELAGA API LARAS (CM)

JAUH + + +

DEKAT + + + +

SANGAT DEKAT + + + + + +

TEMPEL + + + +
BEBERAPA HAL PENTING
TERBENTUKNYA KELIM LECET
LUKA TEMBAK TEMPEL
LUKE TEMBAK DI TULANG
ARAH DATANGNYA PELURU
LUKA TEMBAK KELUAR
VISUM ET REPERTUM
DALAM VISUM ET REPERTUM
 APAKAH LUKA TERSEBUT ADALAH LUKA TEMBAK ?
 LUKA TEMBAK MASUK ATAU LUKA TEMBAK KELUAR.
 SIFAT LUKA TEMBAK (JARAK)
 ARAH MASUKNYA PELURU
 PERKIRAAN POSISI SENJATA TERHADAP KORBAN
 JUMLAH LUKA TEMBAK,YANG MANA MENJADI SEBAB
KEMATIAN
 JUMLAH DAN JENIS PELURU YANG MASUK
 PERKIRAAN SENJATA
TERHADAP PELURU
 BERI TANDA DIBASIS UNTUK IDENTIFIKASI
 DESKRIPSI DALAM LAPORAN
 KALAU DITEMUKAN SELONSONG BERI TANDA
DIBADANNYA.
TERHADAP TERSANGKA
 LAKUKAN TEST DIPHENYLAMINE PADA TANGAN
DAN PAKAIAN TERSANGKA, KERTAS SARING
DICELUPKAN DENGAN REAGEN KEMUDIAN
DITEMPELKAN AKAN BERUBAH WARNA,POSITIP
KALAU WARNA UNGU.
LUKA AKIBAT KEKERASAN FISIK
 SUHU PANAS : TERJADI LUKA BAKAR
ADA 4 DERAJAT :
 ERITEMA
 VESIKEL DAN BULLAE
 NEKROSIS KOAGULATIF
 KARBONISASI
PENGUKURAN LUAS LUKA BAKAR MENGGUNAKAN
“RULE OF NINE”
PUGILISTIK ADALAH AKIBAT KOAGULASI PROTEIN
BUKAN MERUPAKAN TANDA INTRAVITAL
MEKANISME MATI PADA LUKA BAKAR :
 CEPAT : SYOK PRIMER / NEUROGENIK
ASFIKSIA ec.EDEMA LARINGS
KERAVUNAN CO.
 SEDANG : SYOK DEHIDRASI
 LAMBAT : INFEKSI
CURLING ULCER
RENAL FAILURE ec. ATN
OTO- INTOKSIKASI
 SUHU DINGIN : FROST BITE
JARANG TERJADI DITEMPAT KITA
HIPEREMI, PANAS, MERAH, NYERI,KADANG-
KADANG BENGKAK DAN TERJADI “ SKIN BLISTER
“
 LUKA AKIBAT LISTRIK :
ELECTRIC MARK : KARBONISASI
HALO
HIPEREMIS
TIDAK KHAS JUGA DAPAT OLEH BENDA
PANAS LAIN
LUKA KELUAR TIDAK KHAS UMUMNYA
BERUPA LECET.
MEKANISME MATI : FIBRILASI VENTRIKEL
 LUKA AKIBAT PETIR
MERUPAKAN ARUS DC 20 JUTA VOLT
MEKANISME MATI: SYOK LISTRIK
ATAU LEDAKAN.
MAGNETISASI
METALISASI
ABORESCENT MARK
 LUKA AKIBAT KEKERASAN KIMIAWI
 ASAM :MENGAKIBATKAN PRESIPITASI PROTEIN
DAN RESORBSI CAIRAN GAMBARAN LUKA :
KERING, COKLAT, MENGERAS.
 BASA : MENGAKIBATKAN REAKSI PENYABUNAN
DAN TERBENTUK PROTEINAT ALKALI,
GAMBARAN LUKA: BASAH,PUCAT DAN LICIN.