Anda di halaman 1dari 27

ASKEP GADAR

Hipoglikemia
PENDAHULUAN

HIPOGLIKEMIA
 Merupakan suatu
kegawatdarutan
endokrine yang harus
di waspadai
 Pada umumnya sering
terjadi di Pelayanan
Kesehatan ( Klinik
atau Rumah sakit) di
sebabkan karena
pemberian terapi
insulin yang
berlebihan.
Anatomi fisiologi
Defenisi :
Hipoglikemia merupakan salah satu kegawatan
diabetic yang mengancam, sebagai akibat dari
menurunnya kadar glukosa darah < 60 mg/dl.
Adapun batasan hipoglikemia adalah:
 Hipoglikemia murni : ada gejala hipoglikemi ,
glukosa darah < 60 mg/dl
 Reaksi hipoglikemia : gejala hipoglikemi bila gula
darah turun mendadak, misalnya dari 400 mg/dl
menjadi 150 mg/dl
 Koma hipoglikemi : koma akibat gula darah < 30
mg/dl
 Hipoglikemi reaktif : gejala hipoglikemi yang
terjadi 3-5 jam sesudah makan
Etiologi :

 Pada Diabetes
a. Overdose insulin
b. Asupan makanan yang kurang( terlalu sedikit makan)output
yang berlebihan (muntah,Diare)
c. Aktifitas berlebihan
d. Gagal ginjal riwayat DM
e. Hipotiroid
f. Pengobatan DM dengan oral yang tidak terkontrol
 Pada Non Diabetes:
a. Hiperinsulinisme alimenter pascagastrektom
b. Penyakit hati berat
c. Komsumsi makan
d. Tumor ekstrapankreatik : fibrosark, ca.
e. Hipopituitarisme
Klasifikasi Hipoglikemia &
Manifestasi
1.
klinik
Hipoglikemia Ringan ( GDS 50- 60 mg/dl)
 Dapat di atasi sendiri dan tidak mengganggu aktivitas sehari – hari
 Tremor, Tachicardi, Palpitasi dan gelisah ( penurunan glukosa
(stessor)merangsang saraf simpati mengeluarkan Adrenalin)
 Penurunan Glukosa merangasang saraf parasimpati : rasa lapar, mual
,Hipotensi
2.Hipoglikemia Sedang( < 50 mg/dl)
 Dapat di atasi sendiri Mengganggu aktifitas sehari –hari
 Otak mulai kurang mendapat glukosa sebagai sumber energi sehingga
timbul Gangguan SSP : sakit kepala, vertigo,gangguan konsentrasi,
penurunan daya ingat,Perubahan emosi, Disorientasi,gangguan
koordinasi gerak( perasaan ingin pigsan).
Lanjutan...

3.Hipoglikemia Berat ( GDS <35 mg/dl)


 Membutuhkan orang lain dan terapi glukosa
intravena
 Gangguan SSP berat: Kejang, Kesadaran
menurun ,Disorientasi berat
Patofisiologi :
Seperti sebagian besar jaringan lainnya,
metabolisme otak terutama bergantung pada glukosa
untuk digunakan sebagai bahan bakar. Saat jumlah
glukosa terbatas, otak dapat memperoleh glukosa dari
penyimpanan glikogen di astrosit, namun itu dipakai
dalam beberapa menit saja. Untuk melakukan kerja
yang begitu banyak, otak sangat tergantung pada suplai
glukosa secara terus menerus dari darah ke dalam
jaringan interstitial dalam system saraf pusat dan saraf-
saraf di dalam system saraf tersebut.
Lanjutan . . .
Oleh karena itu, jika jumlah glukosa yang di suplai
oleh darah menurun, maka akan mempengaruhi juga
kerja otak. Pada kebanyakan kasus, penurunan mental
seseorang telah dapat dilihat ketika gula darahnya
menurun hingga di bawah 65 mg/dl (3.6 mM). Saat
kadar glukosa darah menurun hingga di bawah 30-10
mg/dl (0.55 mM), sebagian besar neuron menjadi tidak
berfungsi sehingga dapat menghasilkan koma.
Pemeriksaan diagnostik :
1. Pemeriksaan Gula darah
2. Pemeriksaan Hematologi Rutin/Darah rutin
3. Pemeriksaan Analisa Gas Darah
4. Pemeriksaan CT Scan Kepala
Penatalaksanaan hipoglikemia
1. Menurut PERKENI 2006:
 Glukosa di arahkan pada kadar GDS puasa yaitu 120 mg/dl
 Bila di perlukan memberikan Glukosa intravena cepat: 1
flacon (25 cc)Dex 40% dan Dex 10% dapat menaikan kadar
glikosa kurang lebih 25- 30 mg/dl
2. Hipoglikemia Ringan :
 Di Berikan 150- 200 ml Teh manis ,jus buah, atau 6- 10 butir
permen ,2-3 sendok sirup ,atau madu
 Bila Gejala tidak berkurang dalam 15 menit ,Ulangi pemberian
Lanjutan..penatalaksanaan
3.Hipoglikemia Berat:
 Tergantung pada tingkat kesadaran pasien
 GDS< 30 mg/dl : Injeksi DEX40% Intravena 3 Flacon
 GDS 30 -60 mg/dl :injeksi DEX 40 % intravena2 flacon
 GDS 60 – 100 mg/dl :injeksi DEX 40 % Intravena 1 flacon
PERHATIAN :
1. Periksa GDS Ulang 30 menit setelah pemberian
2. Sesudah Bolus 3 atau 2 flacon setelah 30 menit dapat di
berikan 1 flakon lagi untuk mencapai kadar GDS 120 mg/dl
3. Hati hati memberikan makanan pada pasien bisa ASPIRASI
Komplikasi :

kerusakan otak
 koma
 kematian
Asuhan keperawatan gawat darurat :
1. Pengkajian
Primary survey :
1) Airway
Sumbatan jalan napas mis : sekret, sputum, lendir ataupun
epiglotis yang menutupi jalan napas, terdengar bunyi napas
tambahan.
2) Breathing
Merasa kekurangan oksigen dan napas tersengal-sengal,
sianosis
3) Circulation
Kebas, kesemutan dibagian ekstermitas, keringat dingin,
hipotermi, nadi lemah, tekanan darah menurun serta
penurunan kesadaran.
4 ) Disability
Tidak ada respon motorik dan sensorik dan
tidak berespon terhadap rangsangan cahaya
yang diberikan, penurunan kesadaran,
koma.
5) Exposure
Kaji apakah ada luka diabetic
Diagnosa keperawatan :
1) Airway
 Bersihan jalan napas tidak efektif b/d adanya
sumbatan pada jalan napas seperti: lidah jatuh
2) Breathing
 Pola napas tidak efektif b/d adanya depresan
pusat pernapasan
3) Circulation
 Gangguan perfusi jaringan b/d hipoksia
jaringan
 Risiko komplikasi b/d kadar glukosa plasma
yang rendah.
4) Disability
 Perubahan sensori-perseptual b/d
ketidakseimbangan glukosa dalam darah
 Risiko injury b/d penurunan kesadaran
5) Exposure
 Kerusakan integritas kulit b/d adanya luka
diabetic
Intervensi :
1) Airway
 Bersihan jalan napas tidak efektif b/d adanya lidah jatuh,sekret
berlebihan
Noc : Respiratory status :Airway Patency
Aspiration control
NIC :
a) Kaji Kepatenan jalan napas
b) Awasi frekuensi, irama, kedalaman pernapasan, perhatikan
adanya pucat/sianosis dan sputum berwarna merah muda
c) Auskultasi paru, perhatikan stridor, mengi, penurunan bunyi
napas
d) Bebaskan jalan napas (sunction)
e) Selidiki perubahan perilaku/mental
f) Kolaborasi dengan dokter dalam hal pemberian :
 Pemberian O2 melalui cara yang tepat
 R/ O2 memperbaiki hipoksemia, pelembaban menurunkan
pengeringan saluran pernapasan dan menurunkan
viskositas sputum
 Intubasi atau trakeostomi sesuai indikasi
R/ intubasi diperlukan bila jalan napas edema
2) Breathing
 Pola napas tidak efektif b/d adanya depresan pusat
pernapasan
NOC:Respiratory Status : Ventilation
Vital sign status
Kriteria hasil :
 RR 16-24 x/menit
 Ekspansi dada normal
 Sesak napas hilang/ berkurang
 Tidak ada suara abnormal
NIC :
a) Kaji frekuensi, irama, kedalaman pernafasan
b) Auskultasi bunyi napas
c) Pantau penurunan bunyi napas
d) Pertahankan posisi
e) Catat kemajuan yang ada pada klien tentang
pernapasan
f) Berikan oksigenasi sesuai advis
g) Berikan obat sesuai indikasi
3) Circulation
 Perfusi jaringan tidak efektif b/d hipoksia jaringan,
ditandai dengan peningkatan TIK, nekrosis jaringan,
pembengkakan jaringan otak, depresi SSP dan
oedema.
NOC:Circulation status
Perfusion cerebral
Kriteria hasil:
 Tidak ada peningkatan TIK
 Tanda2 vital dalam batas normal
 Tidak adanya penurunan kesadaran
NIC:Manajemen sensasi perifer
a) Tentukan faktor yang berhubungan dengan keadaan
tertentu,yang dapat menyebabkan penurunan perfusi
dan potensial peningkatan TIK
b) Catat status neuorologi secara teratur ,bandingkan
dengan nilai standar
c) Kaji respon motorik
d) Pantau tekanan darah
e) Evaluasi:pupil,keadaan pupil,catat ukuran pupil,
refleks pupil.
f) Berikan oksigen sesuai indikasi
Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
B/d Kurangnya manajemen diabetes
 Noc : GDS Stabil > 100 – 120mg/dl
Pasien Paham manajemen diabetes
Status Nutrisi adekuat
NIC :
1. Monitor Gula darah
2. Monitor Tnada- tanda vital
3. Monitor tanda – tanda hipoglikemia
4. Berikan insulin sesuai instruksi
5. Berikan Glukosa sesuai indikasi
6. Lakukan Health education tentang manajemen Diabetes
4) Disability
 Resiko injury B/d Kejang
Noc : safety Behavior : faal Pevention
Safety Behavior : Physical injury
NIC :
a) Pantau tanda-tanda vital dan status mental
b) Lindungi pasien dari cedera (gunakan pengikat)
ketika tingkat kesadarn pasien terganggu
c) Bantu pasien dalam ambulasi atau perubahan posisi
d) Berikan Penjelasan pada kelurga tetang adanya
perubahan status kesehatan pasien

Anda mungkin juga menyukai