Anda di halaman 1dari 30

MORBUS HANSEN

Preseptor:
Dr. Reiva Farah Dwiyana, dr., SpKK., M.Kes

Disusun oleh:

Ahmad Faishal
Muhammad Kavin Ziyanulhaq
KETERANGAN UMUM
Nama : Tn. M
Umur : 27 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku bangsa : Sunda
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pedagang di Pasar Induk
Status marital : Sudah menikah
Jumlah anak/saudara serumah : anak 1, istri 1
Alamat : Caringin, Jawa Barat
Tanggal pemeriksaan : 6 Desember 2016
Anamnesis
 Keluhan utama:
Bercak kemerahan menimbul baru pada wajah dan
terasa baal
 Anamnesis khusus:
Sejak 3 hari sebelum datang ke RSHS, pasien
mengeluhkan adanya bercak kemerahan menimbul
di daerah wajah dan bercak yang awalnya
kehitaman berubah menjadi kemerahan.
Pada 3 hari yang lalu mata dirasakan memerah.
Bercak merah muncul setelah obat (prednisone) yang
dikomsumsi dosisnya diturunkan dan pasien
merasakan aktivitasnya beberapa hari belakangan lebih
melelahkan
Baal dirasakan pada telapak kaki dan tangan,
bercak merah tidak disertai gatal, dan tidak nyeri.
Tidak ada keluhan demam, dan nyeri sendi. Pasien
mengeluhkan batuk pilek sejak 2 bulan terakhir
Gejala serupa pertama kali muncul pada
Oktober tahun 2014, saat pasien tinggal di Batam
yaitu muncul bercak kemerahan yang terasa panas
dan baal pada regio lengan kiri dan muncul bercak
kemerahan pada hidung yang tidak nyeri dan tidak
baal.
Penebalan cuping telinga pernah dirasakan pada
saat 2014. Penderita berobat ke alternatif, lalu
sebulan kemudian muncul bercak lebih banyak
pada bagian tangan dan kaki.
Pada Juli 2015, muncul bercak kemerahan pada
bagian punggung dan dada.
Pasien tinggal di daerah Cirebon sejak lahir hingga
2014, kemudian pindah ke Batam, lalu ke Bandung
sampai sekarang.
Riwayat anggota keluarga dengan keluhan yang
sama disangkal, riwayat keluhan yang sama pada
orang-orang di sekitar ada yaitu tetangga belakang
rumah di Cirebon, riwayat keluhan yang sama pada
rekan kerja tidak diketahui.
Riwayat kerontokan rambut, alis, dan bulu mata
disangkal.
Pasien tinggal 1 rumah dengan istri dan 1 orang
anaknya, namun tidak ada yang memiliki keluhan yang
sama.
Kesulitan menutup mata, dan pandangan kabur
disangkal. Keluhan jari-jari tangan sulit diluruskan
disangkal. Pemendekan jari-jari tangan dan jari-jari
kaki disangkal. Riwayat mimisan dan perubahan
bentuk hidung disangkal.
Pasien mandi 2 kali sehari menggunakan sabun
dengan menggunakan air pam, pasien
menggunakan handuk dan pakaian sendiri, tidak
pernah bertukar dengan orang lain.
Rasa gatal di kulit saat berkeringat disangkal.
Keluhan bercak keputihan yang tidak gatal dan
tidak baal disangkal.
Pasien sudah pernah berobat ke alternatif,
spesialis, kemudian berobat ke RSHS pada februari
2016 dan memulai pengobatan Morbus Hansen.
PEMERIKSAAN FISIK
► Keadaan umum :
Compos mentis, tampak sakit ringan, gizi cukup
Tanda vital :

Nadi : 82x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : Afebris
► Kepala:
 Wajah : Facies leonina (-/-), simetris
 Rambut : Alopecia (-)
 Mata

a. Alis dan bulu mata madarosis (-/-)


b. Palpebra lagophtalmus (-/-)
c. Konjungtiva hiperemis (-/-) , sekret (-/-),
lakrimasi (-/-)
d. Sklera ikterik (-/-)

 Hidung : Saddle nose (-), sekret (-/-), epistaksis (-/-)


 Telinga : Sekret (-/-), Cuping telinga menebal/
infiltrat (-/-)
 Mukosa lidah, tonsil, faring : tenang, tidak hiperemis
 Laring : suara parau (-)
► Leher : Terdapat penebalan saraf tepi aurikular mayor.
KGB leher tidak teraba membesar
► Thoraks: [lihat status dermatologikus]
► VBS normal kiri dan kanan
► Cor tidak membesar
► Tidak terdapat kardiomegali
► Bunyi jantung S1 dan S2 murni regular

► Abdomen : [lihat status dermatologikus]


Ekstremitas

• Extremitas bawah:
 Extremitas atas:
Kontraktur (-)
Kontraktur (-)
Claw toes (-)
Claw hand (-)
Drop hand (-) Drop foot (-)
Banana finger (-) Edema (-) pada
kedua kaki
Pseudomutilasi (-)
Pseudomutilasi (-)
Status dermatologikus
Distribusi : Generalisata
Lokasi : Pada hampir seluruh bagian tubuh
Karakteristik : Terdapat lesi multiple, sebagian diskret,
bentuk sebagian bulat, ireguler, ukuran
0,2 x 0,2 sampai15 x 10 cm, sebagian
berbatas tegas, sebagian tidak berbatas
tegas, sebagian menimbul, sebagian tidak
menimbul, kering.
Efloresensi : makula eritema, papula eritema, plak
eritema, makula hiperpigmentasi,
skuama
Status Neurologikus

Syaraf Pembesaran Konsistensi Nyeri Tekan

N. Aurikularis Ada/ada Kenyal/kenya Tidak


magnis l ada/Tidak
ada

N. Ulnaris Ada/ada Kenyal/kenya Tidak


l ada/Tidak
ada

N. Peroneus Ada/ada Kenyal/kenya Tidak


komunis l ada/Tidak
ada
Status Neurologikus
 Pemeriksaan saraf sensoris
Raba : Hipestesia pada plantar dan dorsum pedis
dekstra et sinistra
Nyeri : (-)
Suhu : Hipestesia pada beberapa area lesi di punggung
Hipestesia pada plantar dan dorsum pedis dekstra et sinistra
Gloves and stocking anestesi (+)

 Fungsi Autonom : Kulit tampak kering


 Saraf Motorik : 5 5
5 5
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan apus sayat kulit pada kedua
cuping telinga dan pada lesi untuk
pemeriksaan BTA.
 Pemeriksaan KOH
Diagnosis Banding

 Pitiriasis Versikolor
Diagnosis Kerja

 Morbus Hansen tipe BB dan reaksi reversal


PENGOBATAN
1. Umum:

► Menjelaskan pada penderita bahwa :


- penyakitnya kronis & menular
-penyakitnya membutuhkan pengobatan lama
(12 bulan) dan perlu kepatuhan.
-kemungkinan akan timbul reaksi kusta
- selalu memeriksa area ekstrimitas untuk
memastikan tidak ada luka.
- selalu menggunakan lotion atau pelembab agar
kulitnya tidak semakin kering.
2. Khusus:

o MDT MB:
- 2 kapsul Rifampisin 300 mg/ bulan diawasi
- 3 tablet Klofazimin 100 mg/bulan diawasi
- 1 tablet dapsone 100 mg
- Klofazimin 50 mg/hari
- Dapson 100 mg/hari
*pengobatan selama 12 bulan.
PROGNOSIS
► Quo ad vitam: ad bonam
► Quo ad functionam: dubia ad malam
► Quo ad sanationam: dubia ad malam

Anda mungkin juga menyukai