Anda di halaman 1dari 24

CLINICAL REPORT SESSION Fakhri Hanifan Ahmad

130112180599
IDENTITAS
Nama : An. H • Orang tua : Ny. H
Tanggal lahir : 11 Juli 2017
• Usia : 31 tahun
Alamat : Babakan Irigasi
Usia : 2 tahun 6 bulan • Pekerjaan : ibu rumah tangga
Jenia kelamin : Laki-laki • Pendidikan : SMA
Tanggal pemeriksaan: 30-12-2019
ANAMNESIS
Keluhan utama : Kejang
Pasien datang dengan ibu pasien mengeluhkan anaknya kejang sejak 1 hari
sebelum masuk puskesmas. Kejang sudah berulang sebanyak 3X dalam 24 jam.
Kejang berupa kaku pada seluruh badan secara bersamaan lalu bergetar. Kejang
berlangsung selama kurang lebih 15--20 menit. Selama kejang pasien tidak sadar.
Setelah kejang pasien tertidur namun dapat dibangunkan. Diantara kejang yang satu
dan berikutnya pasien sadar. Keluhan disertai dengan demam tinggi sejak 1 hari
sebelum masuk puskesmas. Demam muncul mendadak tinggi namun tidak diukur
dengan thermometer. Riwayat muntah-muntah tidak ada. Riwayat diare tidak ada.
Riwayat sakit kepala tidak ada. Riwayat lemas anggota badan tidak ada.
Riwayat bicara rero tidak ada. Mulut mencong tidak ada. Keluhan pilek dan batuk
tidak ada. Keluhan BAB cair tidak ada. Keluhan timbul bintik-bintik merah pada
badan, gusi berdarah, mimisan, BAB berdarah, BAB hitam, atau muntah darah tidak
ada. Keluhan penurunan nafsu makan tidak ada. Keluhan kejang tanpa disertai
demam tidak pernah dialami pasien. Pasien tidak sedang mengkonsumsi obat untuk
epilepsi.
ANAMNESIS
Pasien saat ini masih mengenali keluarga yang dekat dengannya. Pasien
sebelumnya pernah mengalami keluhan serupa yaitu pada usia 1 tahun lalu
diberikan obat berupa parasetamol dan diazepam rektal. Sebelum ke Puskesmas,
pasien telah diberikan obat parasetamol sebanyak 1 sendok teh untuk menurunkan
demam saat subuh. Demam sempat turun namun naik kembali. Riwayat
keterlambatan perkembangan pada pasien tidak ada. Riwayat keluhan serupa
pada keluarga tidak ada. Riwayat epilepsi pada keluarga tidak ada.
Pasien merupakan anak kedua dari seorang ibu P2A0. Pasien lahir cukup
bulan, lahir secara spontan, ditolong oleh bidan, lahir langsung menangis, berat
badan lahir 2800 gram. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan pasien sesuai
dengan usianya. Riwayat imunisasi lengkap. Pasien tidak memiliki alergi obat
PEMERIKSAAN FISIS
• Keadaan umum: Sakit sedang
• Antropometri
• Kesadaran: Compos mentis – BB : 11kg
• Tanda vital: – PB : 82 cm
N : 132 kali/menit
S : 38.4oC • Status gizi
R : 20 kali/menit – BB/PB : 0.03 SD
– BB/U : -1.58 SD
SpO2 : 98%
– PB/U : -2.85
PEMERIKSAAN FISIS
1. Kepala
3. Abdomen
Pupil bulat isokor
• Datar, lembut
Sklera tidak ikterik
• Bising usus (+) normal
Konjungtiva tidak anemis
2. Thoraks • Hepar lien tidak teraba

Bentuk dan gerak simetris, retraksi (-) • Pekak samping (-)


VBS normal, Kardiomegali (-) 4. Ekstremitas
Wheezing -/- rhonki -/- • Akral hangat
Cor s1 s2 murni reguler • CRT < 2 detik
STATUS NEUROLOGIS
Refleks meningen: kaku kuduk tidak ada, Brudzinsky sign sulit dinilai
Refleks fisiologis: KPR ada, APR ada
Refleks patologis: Babinski tidak ada, Chaddock tidak ada
DIAGNOSIS BANDING
Kejang demam kompleks
Meningitis akut
Epilepsi dengan demam
DIAGNOSIS KERJA
Kejang demam kompleks
TATALAKSANA
Medikamentosa
Paracetamol syrup 120mg/5ml 10-15mg/kgbb/kali dapat diberikan 3-4x sehari selang
4-6 jam 110 mg/kali  5ml/kali diberikan bila suhu >38.5
Diazepam rectal 5mg/2.5ml diberikan saat kejang, pemberian dapat diulang 5 menit
setelah pemberian pertama
Nonmedikamentosa
Konseling:
 Meyakinkan orangtua prognosis kejang demam baik
 Edukasi penanganan kejang di rumah ke orang tua
 Memberikan informasi kemungkinan kejang kembali
 Bila setelah pemberian 2x diazepam rektal kejang belum berhenti, segera bawa ke
IGD rumah sakit terdekat
USULAN PEMERIKSAAN
Darah rutin + elektrolit + gula darah
PROGNOSIS
• Ad vitam: ad bonam
• Ad functionam: dubia ad bonam
• Ad sanationam: dubia ad malam
PEMBAHASAN KEJANG DEMAM
KEJANG DEMAM
ILAE 1983:
 Bangkitan kejang pada anak >1 bulan
 Berhubungan dengan demam
 Tidak disebabkan infeksi SSP
 Tanpa kejang neonatus/kejang yang diprovokasi
 Tidak memenuhi kriteria untuk kejang simtomatik akut

Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam 2016: Kejang demam adalah


bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun yang
mengalami kenaikan suhu tubuh diatas 38 derajat celcius yang tidak disebabkan
oleh proses kranial
KETERANGAN
Kejang terjadi karena kenaikan suhu tubuh, bukan karena gangguan elektrolit atau
metabolik lain
Bila ada riwayat kejang tanpa demam sebelumnya maka tidak disebut kejang
demam
Antara1—6 bulan masih dapat kejang demam, namun jarang sekali, dapat
dipikirkan kearah infeksi SSP
Bayi <1bulan: kejang neonatus
EPIDEMIOLOGI
KD terjadi pada 2-5% populasi anak
Sering terjadi pada usia 6 bulan-3 tahun (puncak: 18 bulan)
Jarang terjadi pada usia < 1 bulan dan > 7 tahun
KLASIFIKASI
Kejang demam sederhana
-Singkat: <15 menit
-Bentuk kejang umum (tonik dan/atau klonik)
-Tidak berulang dalam 24 jam
Kejang demam kompleks
-Kejang lama > 15 menit ATAU kejang berulang >2x dan diantara bangkitan kejang anak
tidak sadar
-Kejang fokal: kejang parsial satu sisi, atau kejang umum yang didahului kejang parsial
-Kejang berulang: kejang 2x/> dalam 1 hari dan diantara 2 bangkitan kejang anak sadar
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Tidak rutin dikerjakan, dapat dilakukan untuk evaluasi sumber infeksi penyebab demam yaitu
darah perifer, elektrolit, dan gula darah
Pungsi Lumbal
Untuk menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan meningitis.
Dilakukan dengan indikasi:
1. Terdapat tanda dan gejala rangsang meningeal
2. Kecurigaan iinfeksi SSP berdasarkan anamnesis dan peeriksaan fisik
3. Dipertimbangkan dengan kejang demam yang sebelumnya telag mendapat antibiotik
sehingga dapat mengaburkan tanda dan gejala meningitis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Elektroensefalografi
Indikasinya bila bangkitan bersifat fokal  menentukan adanya focus kejang di otak
Pencitraan
Indikasinya bila terdapat defisit neurologis fokal yang menetap misalnya hemiparesis
atau parese nervus kranialis
TATALAKSANA KEJANG
TATALAKSANA SAAT DEMAM
Antipiretik:
Paracetamol 10-15 mg/kgBB/kali atau ibuprofen 10 mg/kgBB/kali
Antikonvulsan (pengobatan intermiten):
Diazepam 0,3-0,5 mg/kgBB tiap 8 jam saat demam
Diberikan bila terdapat salah satu faktor risiko: kelainan neurologis berat (serebral
palsi), berulang >4x dalam setahun, usia<6 bulan, bila kejang terjadi pada suhu
<39 derajat, bila kejang sebelumnya suhu tubuh meningkat dengan cepat.
 ↓ risiko berulangnya kejang demam
 Biasanya selama 2-3 hari
TATALAKSANA SETELAH KEJANG
Antikonvulsan rumatan:
Asam valproate 20-40 mg/kgBB/hari dibagi 2-3 dosis selama 1 tahun sejak
kejang terakhir
 ↓ Risiko berulangnya kejang demam
 ES: gangguan fungsi hati berat  anak < 2 tahun
 Indikasi
 Kejang lama > 15 menit
 Ditemukan kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang (palsi serebral, hidrosefalus, hemiparesis)
 Kejang fokal/parsial
PROGNOSIS
Kecatatan/kelainan neurologis: normal
Faktor risiko terjadinya epilepsi

Berulangnya kejang demam: sering berulang terutama pada pasien dengan


 Riwayat kejang demam atau epilepsi dalam keluarga
 Usia <12 bulan
 Temperatur kurang dari 39 saat kejang
 Interval waktu yang singkat antara awitan demam dengan kejang
 Apabila kejang demam pertama merupakan kejang demam kompleks
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai