Anda di halaman 1dari 25

Tumor Hidung dan

Sinus Paranasalis
 Tumor jinak dan tumor ganas hidung & sinus
paranasal jarang tjd, tetapi perlu diketahui utk:
 Membedakan tumor jinak atau ganas
 Mengenali gejala dini tumor ganas  dirujuk ke dokter
THT
 Tumor jinak pada hidung & sinus paranasal
 Osteoma
 Ossifying fibroma (fibrous dysplasia)

 Papilloma

 Hemangioma

 Tumor ganas pada bagian luar hidung:


 Basal cell carcinoma (Rodent ulcer)
 Keratinizing Squamous Cell Carcinoma

 Melanoma maligna
 Tumor ganas pada hidung & sinus paranasal
 Dari Epitel:
 Squamous Cell Carcinoma 57%
 Adeno Carcinoma
18%
 Adeno Cystic Carcinoma

 Undifferentiated Carcinoma 10%


 Dari Mesenkhim:
 Osteo Sarcoma
 Chondro Sarcoma

 Lymphoma Maligna
 Osteoma
 Proliferasi tulang padat pada sinus Frontalis dan sinus
Ethmoidalis
 Sefalgia, sinusitis berulang, rasa tertekan pada orbita
 Dx: X-foto
 Tx: observasi - operasi

 Ossifying Fibroma
 Penonjolan unilateral tulang wajah
 Berasal dari periosteum atau periodontal membran
 Anak atau dewasa (usia 20-40 th)
 Wanita > pria
 Mandibula > maksila
 Dx: X-foto
 Tx: operasi untuk kosmetik
 Fibrous dysplasia
 Mrp defek perkembangan atau metaplasia fibro-oseus
 Banyak pd dekade I

 Perempuan > Laki-laki

 Maksila > mandibula

 Dx: X-foto

 Tx: operasi
 Kista dentigerus/folikuler
 Kista otontogenik
 Unilokuler, mahkota tempat asal kelainan yg belum
mengalami erupsi menghadap ke kista
 Sebab: akumulasi cairan diantara reduksi enamel epitel dan
enamel permukaan gigi
 Klinis: benjolan pd mandibula/maksila

 Dx: X-foto (AP/lat, panoramik, Eisler, Water’s)

 Tx: operasi (ekskokleasi)


 Kista Radikuler
 Kista odontogenik  berasal dari inflamasi yang
disebabkan berasal dari karies akibat rangsangan kronik,
terbentuk granuloma di tulang rahang sekitar akar gigi yg
kmd mengalami nekrosis di bag sentral  shg tjd kista
infeksi unilokuler
 Kista menghadap ke akar gigi (srg di premolar & molar)

 Dx: X-foto

 Tx: operasi
 Papilloma
 Inverted papilloma
 Orang tua
 Sering residif ganas (squamous cell carcinoma)
 Mirip polip nasi
 Dx: biopsi
 Tx: operasi

 Hemangioma
 Kongenital
 Epistaksis, buntu hidung
 Dx: biopsi
 Tx: operasi
 Basal cell carcinoma (Rodent Ulcer)
 Usia 60-70 th
 Mula-mula nodul lunak, retraksi di tengah, tumbuh lambat
kmd meluas ke sekitarnya dan infiltrasi ke jar di bawahnya
 Tidak metastase

 Dx: biopsi

 Tx: operasi
 Keratinizing squamous cell carcinoma
 Mula-mula nodul lunak utk waktu yg lama, mendesak,
tumbuh cepat, terjadi ulserasi
 Cepat tjd metastase ke limfonodi

 Dx: biopsi

 Tx: operasi
 Melanoma maligna
 Kanker kulit yg paling sering
 Usia 20-60 th

 Seperti tahi lalat bertambah luas dg cepat, berbentuk


benjol, dapat membentuk satelit di sekitarnya
 Tjd metastase

 Pd bagian luar hidung, septum nasi

 Epistaksis

 Konsultasi dg ahli penyakit kulit

 Hindari biopsi

 Operasi radikal secepat mungkin, dilanjutkan kemoterapi


Tumor ganas pada hidung
dan sinus paranasal
 Semua jenis tumor ganas penanganannya sama
 3% tumor ganas daerah kepala & leher
 Peringkat no. 2/3 di bidang THT
 Letak tumor & kemungkinan perluasannya:
 Sinus maksilaris : 60%
 Rongga hidung : 20%
 Sinus etmoidalis : 15%
 Vestibulum nasi : 4%
 Sinus frontalis & sfenoid : 1%
 Laki-laki : wanita = 2 : 1
 Etiologi:
 Pasti ???
 Kelainan/kerusakan konstitusi genetik
 Tumor ganas sinus maksilaris  byk pd org Jepang
 Karsinogenik kimiawi
Kerusakan gen yg mengatur pertumbuhan & diferensiasi sel
(proto-onkogen  onkogen)
1. Langsung (direct acting carcinogen)
 Gas mustard
2. Tak langsung (pro carcinogen)
 Ion radium, isopropil alkohol
 Lingkungan hidup
(85% kanker  ok/ pengaruh lingkungan hidup)
 Terutama pd industri/pabrik: kayu, nikel (debu nikel), krom, sepatu,
arloji, batere, pemutih, gelas, bahan penyamak kulit
 Letak tumor & prognosisnya

Suprastruktur

Mesostruktur

Infrastruktur

Sebileau’s Three Planes


Level I ke level II prognosis makin jelek
Ohngren’s Plane
Anterior prognosisnya baik
Posterior prognosisnya jelek
 Gejala tumor ganas pd hidung & sinus paranasal
 Untuk waktu agak lama tanpa keluhan sehingga diagnosis
dini sulit
 Gejala awal yg perlu diperhatikan
 Usia lanjut
 Obstruksi nasi unilateral

 Rinore unilateral

 Epistaksis unilateral

 Foetor nasi

 Hipoestesi cabang N. Trigeminus

 Rasa tertekan wajah & kepala


 Gejala perluasan tumor ke jaringan sekitarnya
 Sefalgi  perluasan ke intra kranial
 Gangguan gerakan bola mata

 Pendesakan bola mata

 Pembengkakan daerah medial canthus, palpebra, pipi,


palatum dan alveolar
 Gigi rahang atas goyang

 Pembesaran limfonodi regional


 Diagnosis
 Anamnesis
 Pemeriksaan THT

 Endoskopi

 Biopsi  diagnosis pasti

 X-foto (Water’s, skull lateral, Rheeze), CT scan, MRI

 Konsultasi dg ahli penyakit mata dan saraf

 Dicari metastasis jauh

 Sistem TNM
 Klasifikasi TNM
T1 : tumor pada sinus maksilaris (antrum)
T2 : infrastruktur, palatum durum, hidung
T3 : etmoid, dinding posterior sinus maksilaris, dasar
orbita, pipi (bukal)
T4 : rongga orbita & struktur lain di sekitarnya
 Stadium TNM

Stadium 0 Tis N0 M0
Stadium I T1 N0 M0
Stadium II T2 N0 M0
Stadium III T3 N0 M0
T1,2,3 N1 M0
Stadium IV T4 N0,1 M0
Any T N2,3 M0
Any T Any N M1
 Diagnosis banding
 Infeksi sinus paranasalis dan komplikasinya
 Tumor jinak rongga hidung dan sinus paranasal
 Terapi
(tergantung  jenis, lokalisasi & perluasan)
1. Operasi
 Rinotomi lateral
 Maksilektomi parsial
 Maksilektomi total
 Maksilektomi total + eksenterasi bulbi
2. Radiasi
 Post operasi 6000 Rad
 Sebagai paliatif
3. Kemoterapi
 Dengan terapi yg tepat 5 ysr  30-40%

Anda mungkin juga menyukai