Anda di halaman 1dari 68

Pendahuluan dan Sejarah Virus

KELOMPOK 1

Anggraini
Desy Agustina
Diah Vinalisa Hasna Shofia
Mariatul Adawiyah
Muhammad Rifqi Dharmawan
Nailul Muna
PENDAHULUAN
• Virus adalah parasit intraseluler obligat yang berukuran antara 20-300 nm,
bentuk dan komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA atau
DNA saja. Partikelnya secara utuh disebut virion yang terdiri dari capsid yang
dapat terbungkus oleh sebuah glikoprotein atau membran lipid, dan virus resisten
terhadap antibiotik. Bentuk virus berbeda-beda ada yang : bulat, batang
polihidris, dan seperti huruf T.
• Virus adalah suatu jasad renik yang berukuran sangat kecil dan hanya dapat
dilihat dengan mikroskop elektron yang menginfeksi sel organisme biologis.
• Virus hanya dapat bereproduksi (hidup) didalam sel yang hidup dengan
menginvasi dan memanfaatkan sel tersebut karena virus tidak memiliki
perlengkapan seluler untuk bereproduksi sendiri.
• Virus mengandung asam nukleat DNA atau RNA saja tetapi tidak kombinasi
keduanya, dan yang diselubungi oleh bahan pelindung terdiri atas protein, lipid,
glikoprotein, atau kombinasi ketiganya.
SEJARAH VIRUS
• Virus telah menginfeksi sejak zaman sebelum masehi, hal tersebut
terbukti dengan adanya beberapa penemuan-penemuan yaitu laporan
mengenai infeksi virus dalam hieroglyph di Memphis, ibu kota Mesir kuno
(1400SM) yang menunjukkan adana penyakit poliomyelitis, selain itu,
Raja Firaun Ramses V meninggal pada tahun 1196 SM dan dipercaya
meninggal karena terserang virus Smallpox.
• Pada zaman sebelum masehi, virus endemik yang cukup terkenal adalah
virus Smallpox yang menyerang masyarakat cina pada tahun 1000. Akan
tetapi pada pada tahun 1798 , Edward Jenner menemukan bahwa
beberapa pemerah susu memiliki kekebalan terhadap virus pox. Hal
tersebut diduga karena Virus Pox yang terdapat pada sapi, melindungi
manusia dari Pox. Penemuan tersebut yang dipahami kemudian
merupakan pelopor penggunaan vaksin.
SEJARAH VIRUS (2)
• Pada tahun 1880, Louis Pasteur dan Robert Koch mengemukakan suatu
“germ theory” yaitu bahwa mikroorganisme merupakan penyebab
penyakit. Pada saat itu juga terkenal Postulat Koch yang sangat terkenal
hingga saat ini yaitu :
1. Agen penyakit harus ada di dalam setiap kasus penyakit
2. Agen harus bisa diisolasi dari inang dan bisa ditumbuhkan secara in
vitro
3. Ketika kultur agen muri diinokulasikan ke dalam sel inang sehat yang
rentan maka ia bisa menimbulkan penyakit
4. Agen yang sama bisa di ambil dan diisolasi kembali dari inang yang
terinfeksi tersebut
ILMUAN PENEMU VIRUS
1. Adolf Meyer
Sejarah penemuan virus dimulai pada tahun 1883, setelah seorang
ilmuwan asal Jerman, Adolf Meyer, menemukan adanya bintik-bintik kuning pada
daun tembakau. Mengetahui hal itu, Meyer mencoba mengekstraksi getah
tembakau tersebut lalu menyemprotkannya pada tembakau yang masih sehat.
Ternyata, tembakau yang sehat tersebut juga mengalami bintik-bintik kuning.
Lalu, Meyer meneliti getah tembakau tersebut menggunakan mikroskop,
ternyata tidak ditemukan adanya bakteri, sehingga ia berkesimpulan bahwa
makhluk yang menyerang tembakau tersebut berukuran lebih kecil dari bakteri.
2. Dmitri Ivanovsky
Pada tahun 1892, ilmuwan asal Rusia, Dmitri Ivanovsky melakukan
penelitian yang sama dengan Meyer, yaitu menyaring getah tembakau yang sakit.
Perbedaannya, Dmitri menyaring getah tersebut dengan saringan bakteri. Lalu
hasil saringan tersebut disemprotkan pada tembakau yang sehat, ternyata
tembakau juga menjadi sakit.
ILMUAN PENEMU VIRUS (2)
3. Loeffler dan Frosch
Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa
penyebab penyakit mulut dan kaki sapi dapat melewati filter yang tidak
dapat dilewati bakteri. Namun demikian, mereka menyimpulkan bahwa
patogennya adalah bakteri yang sangat kecil.
4. Martinus Beijerinck
Beijerinck merupakan ilmuwan asal Belanda yang melakukan
penelitian sama dengan dua peneliti sebelumnya, bedanya Beijerinck
mencoba untuk menonaktifkan makhluk penyebab penyakit tersebut
menggunakan alkohol. Hasilnya alkohol tidak bisa menonaktifkan makhluk
tersebut. Beijerinck menyebutnya sebagai virus lolos saring.
ILMUAN PENEMU VIRUS (3)
5. Wendell Meredith Stanley
Seorang ilmuwan asal Amerika Serikat, Stanley, berhasil mengristalkan
makhluk penyebab penyakit pada tembakau pada tahun 1935. Kemudian,
penyakit tersebut diberi nama Tobacco Mosaic Virus (TMV).
6. Peyton Rous
Pada tahun 1911, Peyton Rous menemukan jika ayam yang sehat diinduksi
dengan sel tumor dari ayam yang sakit, maka pada ayam yang sehat tersebut
juga akan terkena kanker. Selain itu, Rous juga mencoba melisis sel tumor dari
ayam yang sakit lalu menyaring sari-sarinya dengan pori-pori yang tidak dapat
dilalui oleh bakteri, lalu sari-sari tersebut di suntikkan dalam sel ayam yang sehat
dan ternyata hal tersebut juga dapat menyebabkan kanker. Rous menyimpulkan
kanker disebabkan karena sel virus pada sel tumor ayam yang sakit yang
menginfeksi sel ayam yang sehat. Penemuan tersebut merupakan penemuan
pertama virus onkogenik, yaitu virus yang dapat menyebabkan tumor. Virus yang
ditemukan oleh Rous dinamakan Rous Sarcoma Virus(RSV).
ILMUAN PENEMU VIRUS (4)
7. Dr Richard E Shope
Pada tahun 1933, Shope papilloma virus atau cottontail rabbit
papilloma virus (CRPV)yang ditemukan oleh Dr Richard E Shope merupakan
model kanker pertama pada manusia yag disebabkan oleh virus. Dr Shope
melakukan percobaan dengan mengambil filtrat dari tumor pada hewan
lalu disuntikkan pada kelinci domestik yang sehat, dan ternyata timbul
tumor pada kelinci tersebut
8. Martha Chase dan Alfred Hershey
Pada tahun 1952 berhasil menemukan bakteriofage. Bakterofage
merupakan virus yang memiliki inang bakteri sehingga hanya dapat
bereplikasi di dalam sel bakteri.
KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI
VIRUS
Kelompok 2
Ayu Putri Lestari 11194761920290
Kornelius Dena Lelu 11194761920304
Maria Dwi Ayu Listiawati 11194761920305
Ni Nyoman Risnayanti 11194761920314
Rusida 11194761920324
Yovi Claudia 11194761920332
Zhafirah Ressa Azzahra 11194761920335
KLASIFIKASI VIRUS
Klasifikasi dan penamaan virus telah dirintis sejak 1966 oleh
International Commitee on Taxonomy of Viruses (ICTV) dan terpisah
dari klasifikasi makhluk hidup. Taksonomi virus terdiri atas empat
tingkat, yaitu ordo, famili, genus, dan spesies. Taksonomi adalah ilmu
klasifikasi makhluk hidup, mengelompokkannya secara berurut sesuai
dengan derajat persamaan dan perbedaan antara mereka, lalu
memberinya nama ilmiah.
LANJUTAN…
Menurut klasifikasi Bergey, virus termasuk ke dalam divisio
Protophyta, kelas Mikrotatobiotes dan ordo Virales (Virus). Pada tahun
1976 ICTV (International Commite on Taxonomy of Virus)
mempublikasikan bahwa virus diklasifikasikan struktur dan komposisi
tubuh, yakni berdasarkan kandungan asam. Pada dasarnya virus
dibedakan atas dua golongan yaitu virus DNA dan virus RNA.
A.Virus DNA (Deoksiribovirus)
Famili virus DNA:
1.Famili Parvoviridae seperti genus Parvovirus
2.Famili Papovaviridae seperti genus Aviadenovirus
3.Famili Adenoviridae seperti genus Mastadenovirus
4.Famili Herpesviridae seperti genus Herpesvirus
5.Famili Iridoviridae seperti genus Iridovirus
6.Famili Poxviridae seperti genus Orthopoxvirus

Contoh virus jenis deoksiribovirus :


1.virus herpes (penyebab herpes);
2.virus pox (penyebab kanker seperti leukemia dan limfoma, ada pula yang
menyebabkanAIDS
3.virus mozaik (penyebab bercak-bercak pada daun tembakau);
4.virus papova (penyebab kutil pada manusia/papiloma).
B.Virus RNA (Ribovirus)
Famili virus RNA:
1.Famili Picornaviridae seperti genus Enterivirus
2.Famili Reoviridae seperti genus Reovirus
3.Famili Togaviridae seperti genus Alphavirus
4.Famili Paramyvoviridae seperti genus Pneumovirus
5.Famili Orthomyxoviridae seperti genus Influensavirus
6.Famili Retroviridae seperti genus Leukovirus
7.Famili Rhabdoviridae seperti genus Lyssavirus
8.Famili Arenaviridae seperti genus Arenavirus
Contoh kelompok ribovirus :
1.Virus toga (penyebab demam kuning dan ensefalitis);
2.Virus arena (penyebab meningitis);
3.Virus picorna (penyebab polio);
4.Virus orthomyxo (penyebab influenza);
5.Virus paramyxo (penyebab pes pada ternak);
6.Virus rhabdo (penyebab rabies);
7.Virus hepatitis (penyebab hepatitis pada manusia);
8.Retrovirus (dapat menyebabkan AIDS)
MORFOLOGI VIRUS
Morfologi virus
Morfologi virus berkaitan erat dengan
bagian-bagian tubuh virus itu sendiri, berikut ini
adalah bagian-bagian utama dari tubuh virus :
1.Kapsid
Kapsid merupakan pembungkus asam
nukleat, kapsid inilah yang menentukan
morfologi virus. Kapsid berfungsi sebagai
pelindung asam nukleat, melekatkan virion pada
sel inang yang terinfeksi virus, dan sebagai
penyedia protein untuk virion saat virion
menginfeksi membran sel inang.
2.Asam Nukleat
Asam nukleat berperan penting dalam siklus hidup virus, sama
dengan organisme lainnya asam nukleat pada virus berfungsi sebagai
penyimpan informasi genetik yang diperlukan untuk sintetis protein.

3.Sampul
Sampul pada virus merupakan hasil modifikasi virus terhadap
membran sel inang yang sudah terinfeksi oleh virus. Sampul virus sendiri
terdiri dari susunan molekul lipid dan protein.
Morfologi Virus artinya bentuk dan ukuran virus. Berdasarkan
bentuk tubuh dan bagian-bagian tubuh virus morfologi virus terbagi
menjadi empat tipe utama yaitu :
1.Helix
Struktur virus dengan morfologi helix terbentuk dari susunan sub-
unit protein terselubung yang disebut dengan kapsomer melingkar suatu
sumbu axis. Susunan virus dengan morfologi helix ini membuat virus
mempunyai bentuk seperti batang atau filamen. Materi genetik virus
dengan morfologi helix ini terletal di dalam rongga dan terikat dengan
protein kapsid. Contoh dari virus dengan morfologi helix ini adalah virus
mosaik yang menyerang tembakau.
2.Polihedral
Morfologi virus polihedral tersusun dari kapsomer yang berjumlah
sangat banyak dan menyelubungi genom virus secara keseluruhan. Berbeda
dengan morfologi sebelumnya yaitu morfologi virus helix. Asam nukleat
pada morfologi ini tidak mempunyai ikatan dengan protein kapsid. Virus
dengan morfologi polihedral mempunyai ukuran yang sangat bervariasi
yaitu dari 20 – 400 nanometer. Selain itu morfologi virus polihedral juga
mempunyai susunan kapsomer yang sangat beragam juga. Salah satu virus
dengan morfologi polihedral ini adalah virus adenovirus.
3.Virus bersampul.
Virus dengan morfologi ini memiliki lapisan luar atau membran yang
menyelubungi kapsid yang disebut dengan sampul (envelope). Morfologi
virus ini memiliki bentuk bermacam-macam sesuai dengan bentuk
kapsidnya, meskipun ada juga sampul yang berbentuk helix dan polihedral.

4.Virus kompleks.
Morfologi virus kompleks memiliki bagian-bagian tubuh yang lebih
kompleks dibandingkan dengan ketiga morfologi virus lainnya. Dengan
morfologi yang sangat kompleks ini menandakan virus tersebut memiliki
kelebihan yang berbeda dibanding virus dengan morfologi lain. Layaknya
organisme hidup virus dengan morfologi ini juga memiliki bagian-bagian
tubuh seperti kepala, leher dan ekor, salah satu contoh virus dengan
morfologi virus kompleks adalah bakteriofage.
NAMA KELOMPOK 3 :
Aulia Rahmah Triastanti 11194761920289
Huswatun Hasanah 11194761920302
Ni Ketut Linda Puspa Yanti 11194761920313
Nurul Islamiah 11194761920318
Nada widiasmira Oktia A 11194761920311
Pebrianto 11194761920320
STUKTUR VIRUS
1. Kepala Virus

Bagian kepala virus terdiri atas kapsid dan asam nukleat.

o Kapsid merupakan selubung protein yang berfungsi sebagai pemberi bentuk pada virus, melindungi
asam nukleat virus dari kerusakan, misalnya oleh enzim pencernaan (nuklease) serta berfungsi untuk
menyediakan protein enzim untuk menembus membran sel inang ketika melakukan infeksi. Protein
penyusun kapsid disebut kapsomer. Kapsid berisi asam nukleat yang disebut nukleokapsid.

o Asam nukleat merupakan substansi genetik yang berfungsi untuk membawa kode pewarisan sifat virus.
Setiap jenis virus hanya tersusun atas satu jenis asam nukleat yaitu DNA atau RNA saja. Contohnya
adalah bakteriofag dan virus cacar yang asam nukleatnya adalah DNA serta virus influenza dan HIV
yang asam nukleatnya adalah RNA.
2. Leher Virus

Tidak semua jenis virus memiliki leher. Hanya virus yang berbentuk kompleks saja yang memiliki leher. Bagian leher
virus terdiri atas leher dan juga kerah (collar), leher virus berfungsi sebagai tempat menyangga kepala virus.

3. Ekor Virus

Ekor merupakan bagian tubuh virus yang penting untuk melekatkan diri dengan sel inang serta memasukkan materi
genetik virus ke dalam sel inang tersebut. Bagian ekor virus terdiri atas selubung ekor, serabut ekor, lempeng dasar dan
juga jarum penusuk. Selubung ekor berfungsi untuk menginjeksi DNA virus ke dalam sel hospes dan juga tempat
penghubung antara kepala virus dan lempeng dasar virus. Lempeng dasar berfungsi sebagai tempat melekatnya serabut
ekor dan jarum penusuk. Serabut ekor berfungsi sebagai penerima rangsangan (reseptor) dan juga untuk menempel pada
sel inang. Dan jarum penusuk berfungsi untuk melubangi sel inang agar DNA virus dapat masuk ke sel inang.
BENTUK VIRUS
bentuk virus dikelompokkan menjadi empat kelompok utama, yaitu
sebagai berikut:

1. Virus bentuk spiral (helical)


berbentuk menyerupai tangga
spiral . Virus ini adalah non-
menyeliputi dengan kapsomer
dan tersusun spiral disekitar
genom virus .
2. Virus bentuk ikosahedron
(polyhedral)
Berbentuk tiga demensi yang terdiri
dari 20 segitiga sama sisi dengan 12
sudut . Kapsid simetri ikosahedron
memberikan penampilan virus
berbentuk bola.
3. Virus berpelindung (enveloped)
Virus ini dapat menggunakan salah satu
membran luar sel inang atau membran
internal seperti membran inti dengan cara
ini virus mendapatkan keuntungan suatu
lapisan ganda lipid bagian luar yang
dikenal sebagai virus pelindung.
4. Virus bentuk kompleks (complex)
Bentuk virus ini memiliki suatu kapsid
yang bukan murni helix atau murni
ikosahedral dan yang mungkin memiliki
struktur tambahan seperti ekor protein
atau dinding luar yang kompleks.
kelompok 4
Anggota:
- Dindawati Khadijah
- Farah Santika
- Fitriyana
- Rizqi Nur Furqan
- Saridah Marhani
- Shervie Tjitrarukmana
- Wanda Nisa Pratiwi
Sifat-Sifat Virus
1. Srukturnya tersusun atas materi inti berupa asam nukleat
(DNA (Deoxyribonucleic Acid = Asam Deoksiribonukleat) saja atau RNA
(Ribonucleic Acid = Asam Ribonukleat) saja) yang diselubungi oleh protein.
Dan beberapa virus memiliki selubung tambahan yang disebut dengan
“envelope”

2. Tidak dapat melakukan metabolisme sendiri.


sehingga dikatakan sebagai parasit obligat di dalam sel inang dan seluruh
aktifitas biologis virus, hanya dapat dilakukan apabila partikel virus berada di
dalam sel inangnya.

3. Virus tidak mampu melakukan reproduksi sendiri.


Reproduksi akan berlangsung setelah materi inti dan beberapa enxim virus
masuk kedalam sel inang.
Sifat-Sifat Virus (lanjutan)
4. Virus memiliki bentuk dan ukuran yang bermacam-macam dan hanya
akan aktif pada organ/makhluk yang spesifik.

5. Banyak jenis virus yang dapat dikristalkan. Bentuk Kristal virus sama
seperti simetrikal Kristal molekul-molekul kimia. Tetap Kristal virus
akan tetap berpotensi untuk menginfeksi sel inang dan mampu
berkembang biak di dalam sel inang.

6. Ukuran virus sangat kecil, lebih kecil dari bakteri, yaitu antara 2
milimikron sampai 20 milimikron, sehingga hanya dapat diamati dengan
mikroskop elektron. Karena kecilnya itu pula, maka virus dapat
melewati saringan bakteri.
Sifat-Sifat Virus (lanjutan)
7. Virus dapat berbiak, tetapi pembiakannya hanya dapat berlangsung di
dalam substrat (dasar makanan) yang berupa sel atau jaringan hidup,
seperti telur, embrio, jaringan tumbuhan, ataupun jaringan hewan.

8. Virus tidak mempunyai protoplasma, tidak memiliki membran,


sitoplasma, ribosom, atau komponen seluler lainnya.

9. Virus tidak bernapas dan tidak bisa bergerak atau tumbuh


SIKLUS HIDUP VIRUS
KELOMPOK 5
1. Giovani Ulima nibras
2. Nungky yulia
3. Ota Priadi
4. Sri rupaida
5. Syifa khairunnisa
6. Yulia puteri rahmida
Reproduksi Virus
Kembang Biak Virus Dalam Sel
Proses infeksi virus pada sel dimulai dengan menempelnya virus infektif pada reseptor
yang ada dipermukaan sel. Ada tidaknya reseptor tersebut pada sel ditentukan oleh
faktor genetik, tingkatan diferensial sel dan lingkungan sel. Selanjutnya virus atau
genomnya masuk ke dalam sel.
Dengan bantuan organel-organel sel, genom virus membentuk komponen-
komponennya, baik komponen antara maupun komponen struktural virus.
Setelah komponen-komponen struktural dirakit, virus dilepaskan dari dalam sel. Proses
kembang biak ini terjadi pada sitoplasma, inti sel maupun membran sel, tergantung
jenis virusnya.
Daur Litik
1. Perlekatan (attachement)
Proses perlekatan virion pada reseptor spesifik di permukaan membran sel.
2. Penyusupan (penetrasi)
a. Penginjeksian materi genik virus ke dalam sitoplasma sel penjamu.
b. Pada bakteriofag, materi genik pada virus langsung diinjeksikan ke sitoplasma sel penjamu.
c. Pada virus tidak berselubung penyusupan terjadi denga cara fusi selubung virus ke membran plasma dan terjadi
pelepasan selubung.
3. Replikasi asam nukleat
a.Agar virus bereplikasi protein virus harus disintesis dengan mesin penyintesis sel penjamu.
b.Pada saat replikasi virus harus perhatikan bahwa mRNA spesifik harus ditranskripsikan dari asam nukleat virus
yang sesuai. Setelah selesai, virus menggunakan komponen sel untuk metranslasikan mRNA
4. Sintesis komponen virus
a.Materi genik virus yang diinjeksikan mengambil alih ribosom sel bakteri, dan mulai menyintesis komponen-
komponen virus.
b.Bersamaan dengan itu materi genetik dan sintesis bakteri terhenti.
5. Perakitan komponen virus
a.Setelah komponen virus disentesis mulailah perakitan virus menjadi virion.
b.Fase pembebasan partikel virus dari sel. Pada daur lisis, pembebasan ini dengan bantua enzim lisozim.
Daur Lisogenik

Tahapannya hampir sama dengan siklus litik , perbedaannya yaitu sel inangnya tidak hancur tetapi
disisipi oleh asam nukleat dari virus.
1. Perlekatan (attachment)
Proses perlektan virion pada reseptor spesifik di permukaa membran sel inang untuk menyuntikkan DNA ke
dalam sel inang.
2. Penyusupan (penetrasi)
a. Penginjeksian materi generik virus kedalam sitoplasma sel penjamu.
b. Pada bakteriofag, materi genetik pada virus kangsung diinjeksikan ke sitoplasma sel penjamu.
c. Pada virus telanjang penyusupan terjadi secara fagositosis virion. Pada virus berselubung penyusupan
terjadi dengan cara fusi selubung virus ke membran plasma dan terjadi pelepasan selubung.
3. Penggabungan
a.Kebanyakan virus, genom virus menggandakan replikasi secara terpisah dari DNA sel.
b.Jika virus ini bersifat sidosital, maka fungsi sel akan berhenti dan sel akhirnya mati.
c.Beberapa virus kurang mempengaruhi proses sintesis gel, sehingga dalam suatu keadaan setehlah tahap
penetrasi meteri genetik virus buka mengambil alih metabolisme sel penjamu melainkan ikut
berkembang.
4. Replikasi asam nukleat
a. Kromosom yang tersisipi materi genetik virus akan bereplikasi mengkuti
aturan sel penjamu. E. pembebasa patikel virus dari sel.
b. Pada kondisi ini sebenarnya virus akan terus berada bersama sel penjamu.
c. Ekspresi genom virus dapat terjadi dan juga tidak.
d. Gen virus yang terekspresi mungkin menyebabkan transformasi sel.
e. Proses transkripsi, translasi dan replikasi pada virus RNA berbeda dengan
virus DNA.
f. Jumlah informasi genetik yang dibawanya lebih sedikit dan akhirnya proses
pematangan hampir seluruhnya melalui proses budding.
g. Pada kondisi yang tidak menguntungkan, virus akan melepaskan diri dari sel
penjamu dan memulai daur lisis.
 Pada proses ini, replikasi fag tidak langsung menghasilkan virus baru. Fag
mengalami kondisi tidak aktif dalam melakukan replikasi(masa laten).
Selama siklus lisogenik sel inang tidak tidak mengalami lisis(mati).
 Perbedaan siklus litik dengan lisogenik yaitu sel inangnya tidak hancur
tetapi disisipi oleh asam nukleat dari virus. Tahap penyisipannya
membentuk provirus.
INTERAKSI SIKLUS SEL INANG DAN BAKTERIOFAGE
KELOMPOK 6
1. Ananda Lutfi Azmi (11194761920286)
2. Devi Sophia Purwaningsih (11194761920292)
3. Fitriani (11194761920298)
4. Juliance Yolanda Putri (11194761920303)
5. Melinda Fila Betha (11194761920308)
6. Nur Azizah (11194761920317)
PENGERTIAN

bacteria Bakteri phagein Dimakan

Dari asal kata tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa,


bakteriofag merupakan virus yang menyerang bakteri.

45
✘ Bakteriofage biasanya hanya membawa informasi genetik yang diperlukan untuk replikasi asam nukleat dan
sintesis protein mantel mereka.
✘ Ketika fage menginfeksi sel inang mereka meniru asam nukleat dan untuk menghasilkan selubung protein
pelindung mereka. Namun, mereka tidak bisa melakukannya sendirian karena membutuhkan prekursor,
pembangkit energi dan ribosom yang dipasok oleh sel inang bakteri mereka.
✘ Sel bakteri dapat mengalami salah satu dari dua jenis infeksi oleh virus, yaitu infeksi Litik dan infeksi Lisogenik.
✘ Pada E. coli, infeksi Litik disebabkan oleh fage kelompok ketujuh yang dikenal sebagai fage- T di mana fase
terjadi jika sel tubuh inang atau daya tahan dalam keadaan lemah, sementara infeksi Lisogenik disebabkan
oleh fage lamda di mana fase ini terjadi bila sel tubuh inang atau daya tahan dalam keadaan kuat.

46
✘ Fag sedang (seperti fag lamda ) dapat bereproduksi menggunakan siklus Litik dan Lisogenik. Melalui siklus
Lisogenik, genom bakteriofag tidak di ekspresikan dan sebaliknya di integrasikan ke dalam genom bakteri
untuk membentuk profag. Karena informasi genetik bakteriofag dimasukkan ke dalam informasi genetik
bakteri sebagai ramalan, bakteriofag bereplikasi secara pasif ketika bakteri membelah untuk membentuk sel
bakteri anak.
✘ Dalam skenario ini, sel-sel bakteri anak mengandung profag dan dikenal sebagai lisogen yang berfungsi untuk
melemahkan daya tahan atau tubuh inang sel bakteri.
✘ Lisogen dapat tetap berada dalam siklus lisogenik selama beberapa generasi tetapi dapat beralih ke siklus litik
kapan saja melalui proses yang dikenal sebagai induksi. Selama induksi, profage DNA dikeluarkan dari genom
bakteri dan ditranskripsi dan diterjemahkan untuk membuat protein mantel untuk virus dan mengatur
pertumbuhan litik.

47
INFEKSI LITIK
✘ Fage-T, T1 melalui T7, disebut sebagai fage litik karena mereka selalu menyebabkan lisis
dan kematian sel inang mereka, bakteri E. coli.
✘ Fage-T mengandung “double-stranded DNA” sebagai materi genetik mereka. Selain
mantel protein atau kapsid (juga disebut sebagai "kepala"), T-fage juga memiliki ekor dan
beberapa struktur terkait. Sebuah diagram dan mikrograf elektron bakteriofage T4
ditampilkan di bawah.
✘ Ekor mencakup inti, selubung ekor, pelat dasar, pin ekor, dan serat ekor, yang semuanya
terdiri dari protein yang berbeda. Ekor dan struktur terkait bakteriofage umumnya terlibat
dalam penempelan fage dan mengamankan masuknya asam nukleat virus ke dalam sel
inang.

48
INFEKSI LISOGENIK
✘ Lisogenik adalah salah satu dari dua siklus reproduksi virus (siklus litik adalah yang lain).
✘ Lisogenik dicirikan oleh integrasi asam nukleat bakteriofag ke dalam genom bakteri inang
atau pembentukan replika melingkar dalam sitoplasma bakteri. Dalam kondisi ini bakteri
terus hidup dan bereproduksi secara normal.
✘ Bahan genetik bakteriofag, yang disebut profage , dapat ditransmisikan ke sel anak di
setiap pembelahan sel berikutnya, dan pada peristiwa selanjutnya (seperti radiasi UV atau
adanya bahan kimia tertentu) dapat melepaskannya, menyebabkan proliferasi fag baru
melalui siklus litik.

49
INFEKSI LISOGENIK
✘ Dalam siklus lisogenik, DNA fag pertama-tama berintegrasi ke dalam kromosom bakteri
untuk menghasilkan profag. Ketika bakteri bereproduksi, ramalan itu juga disalin dan hadir
di masing-masing sel anak.
✘ Sel-sel anak dapat terus mereplikasi dengan presentase hadir atau profage dapat keluar
dari kromosom bakteri untuk memulai siklus litik.
✘ Dalam siklus lisogenik DNA inang tidak dihidrolisis tetapi dalam siklus litik DNA inang
dihidrolisis dalam fase litik.

50
INFEKSI LISOGENIK
✘ Perbedaan antara siklus lisogenik dan litik adalah bahwa, dalam siklus lisogenik,
penyebaran DNA virus terjadi melalui reproduksi prokariotik yang biasa, sedangkan siklus
litik lebih cepat karena menghasilkan banyak salinan virus yang dibuat sangat cepat dan
sel hancur.
✘ Salah satu perbedaan utama antara siklus litik dan siklus lisogenik adalah bahwa siklus
lisogenik tidak langsung melukai sel inang. Fage yang bereplikasi hanya melalui siklus litik
dikenal sebagai fage yang mematikan, sedangkan fage yang bereplikasi menggunakan
siklus litik dan lisogenik dikenal sebagai fage beriklim sedang.

51
“Tugas kita bukanlah untuk berhasil.
Tugas kita untuk mencoba,
karena di dalam mencoba itulah
kita menemukan dan belajar
membangun kesempatan
untuk berhasil”
-HAMKA
52
Kelompok 7
 AMALIA RIDHANI (11194761920285)
 FARAH NOOR AIN (11194761920295)
 HESTY WULANDARI (11194761920301)
 MILKA THEANA (11194761920309)
 NOVI DAMAYANTI (11194761920315)
 SITI RAHMAH (11194761920328)
Gejala Penyakit Yang Disebabkan
Oleh Virus
Penyakit yang disebabkan oleh virus dapat memperlihatkan gejala yang mirip dengan seseorang
yang terinfeksi bakteri. Gejala yang umum dari kedua jenis infeksi ini, antara lain:
• Batuk dan bersin. (Infeksi virus dan bakteri juga dapat menyebar melalui percikan ludah saat
batuk dan bersin)
• Demam.
• Muntah.
• Diare.
• Kelelahan.
• Kram.
Selain batuk dan bersin, infeksi virus dan bakteri juga dapat menyebar melalui:
• Kontak dengan orang yang terinfeksi, misalnya berciuman dan berhubungan seks. Terpapar
dengan cairan tubuh dari orang yang sakit, seperti urine, feses, dan darah juga bisa menyebabkan
infeksi.
• Kontak dengan makanan, minuman, dan permukaan benda yang telah terkontaminasi.
• Kontak dengan mahkluk hidup yang telah terinfeksi, seperti hewan peliharaan, hewan ternak, dan
serangga.
• Jika tidak segera ditangani, keduanya bisa menyebabkan infeksi akut, kronik, dan infeksi yang
tidak menunjukkan gejala pada awalnya namun dapat aktif kembali setelah periode tertentu.
Penyakit yang ditimbulkan pun bisa bersifat ringan hingga parah, bahkan ada yang sulit ditentukan
penyebabnya, seperti penyakit diare, pneumonia, dan meningitis yang bisa disebabkan oleh virus
maupun bakteri.
Penyakit-Penyakit yang Disebabkan
oleh Virus
Walau memiliki gejala dan cara penyebaran yang serupa dan bentuk yang sama-sama sangat kecil,
bakteri dan virus sebenarnya sangat berbeda. Selain responsnya terhadap obat-obatan, perbedaan
virus dan bakteri juga ada pada strukturnya.
1. Pilek
Pilek adalah penyakit yang paling umum ditemui dengan gejala-gejala seperti bersin, radang
tenggorokan, hidung tersumbat, dan batuk. Anak-anak yang berusia di bawah 6 tahun berisiko tinggi
terserang pilek.
2. Flu
Biasanya flu memilki gejala yang lebih serius dibanding gejala pilek. Demam, sakit kepala, nyeri otot,
kelelahan, meriang, mual, dan muntah adalah beberapa contoh gejala flu. Flu umumnya menyebar
lebih mudah di kala musim hujan, karena iklim yang lembap dapat menunjang penyebaran virus flu
dengan baik.
3. Cacar air
Penyakit ini disebabkan oleh virus varicella-zoster dan paling sering dialami oleh anak-anak yang
berusia di bawah 15 tahun namun juga bisa terjadi pada orang dewasa. Mereka yang sudah pernah
terkena cacar air dapat mengalami herpes zoster beberapa tahun kemudian.
4. Chikungunya
Virus chikungunya disebarkan oleh nyamuk yang sama dengan nyamuk penyebar virus demam
berdarah dengue dan virus zika. Virus ini juga bisa menyebar melalui darah.
5. Demam berdarah dengue
Penyakit ini umum ditemukan pada daerah yang hangat dan lembap. Wabah demam berdarah
dengue merebak di musim hujan dengan gejala-gejala seperti demam tinggi, sakit kepala, ruam,
nyeri otot dan sendi, serta muntah.
6. Hepatitis viral
Virus hepatitis B dan C menyerang organ hati Anda dan biasanya menyebar melalui cairan tubuh
seperti darah dan sperma penderita yang telah terinfeksi virus ini. Penderita hepatitis virus ada yang
tidak menunjukkan gejala hingga bertahun-tahun lamanya. Diagnosis biasanya didapatkan setelah
Anda melakukan tes darah.
7. Rabies
Penyakit ini bisa menjangkiti seseorang yang terkena gigitan hewan yang terinfeksi virus rabies.
Gejalanya termasuk demam, sakit kepala, kelelahan, kebingungan, halusinasi, dan kelumpuhan.
8. Rubella
Penyakit ini sangat berbahaya bagi janin dalam kandungan, karena bisa menyebabkan keguguran
dan cacat bawaan. Gejala rubella atau campak Jerman ini termasuk demam ringan dan ruam yang
dimulai dari area wajah lalu menyebar ke seluruh tubuh.
9. Zika Virus
Virus ini umumnya menyebar melalui gigitan nyamuk, namun bisa juga menyebar melalui hubungan
seksual atau ditularkan dari ibu kepada janin dalam kandungannya. Gejalanya termasuk demam,
ruam, nyeri sendi dan konjungtivitis.
10. HIV/AIDS
Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh Anda dengan cara menghancurkan sel darah putih yang
tugasnya melawan infeksi. AIDS adalah tahap akhir dari infeksi HIV, biasanya menyebar melalui
hubungan seksual berisiko dan berbagi pakai jarum suntik dengan orang yang terinfeksi HIV.
11. Papulosis bowenoid
Papulosis bowenoid disebabkan oleh human papillomavirus (HPV). Penyakit ini menyerang organ kelamin dan
dapat menyebabkan munculnya kutil di kelamin pada seseorang yang aktif secara seksual. Pada pria, penyakit
papulosis bowenoid disebut PIN (penis neoplasia intraepithelial). Sedangkan pada wanita disebut VIN (vulva
neoplasia intraepitel), karena terjadi pada vulva. Pada kasus yang terjadi, penyakit ini dapat menyerang anus
dan disebut sebagai AIN (anal intraepithelial neoplasia). Penyakit papulosis bowenoid dan penyakit kutil di
kelamin memiliki jaringan yang sedikit mirip. Keduanya memiliki karakterisitik yang dianggap jinak. Oleh karena
itu, papulosis bowenoid dikategorikan sebagai peralihan antara penyakit kutil pada alat kelamin dan penyakit
Bowen (kanker ganas pada sel skuamosa di kulit). Umumnya, kasus papulosis bowenoid ditemukan dalam
keadaan jinak, meskipun ada beberapa yang dapat berkembang menjadi ganas. Oleh sebab itu, kondisi pasien
yang menderita penyakit ini harus terus dipantau.
12. Japanese encephalitis
Japanese encephalitis termasuk penyakit yang disebabkan oleh virus yang disebarkan melalui perantara
nyamuk. Virus ini juga dapat ditularkan melalui babi dan burung yang terinfeksi, namun nyamuk tetap
menjadi perantara utama penyebaran virus Japanese encephalitis. Penyakit ini tidak menular dari manusia
ke manusia. Umumnya gejala awal yang timbul mirip dengan penyakit flu. Namun pada kasus yang jarang
terjadi, infeksi virus dapat menyerang otak dan menimbulkan gejala yang lebih parah, seperti demam,
disorientasi, kaku kuduk, tidak dapat berbicara, tremor atau gemetar, kelemahan dan kelumpuhan otot, hingga
kejang. Gejala biasanya muncul 5- 15 hari setelah terinfeksi virus. Hingga saat ini, Japanese encephalitis masih
belum ada obatnya. Penanganan yang bisa dilakukan untuk penyakit yang disebabkan virus ini adalah dengan
mengobati gejala-gejala yang timbul, serta membantu tubuh melawan infeksi tersebut. Penyakit ini banyak
ditemukan di kawasan Asia Timur, Asia Tenggara, dan Kepulauan Pasifik.
13. Monkeypox
Penyakit yang disebabkan oleh virus selanjutnya adalah monkeypox atau dikenal sebagai cacar monyet.
Virus monkeypox menyebabkan kulit penderita mengalami bintil-bintil menyerupai cacar air, meski tidak
separah cacar yang umumnya terjadi. Penyakit ini banyak terjadi di negara-negara di benua Afrika bagian
tengah dan barat.
Monkeypox menular pada manusia lewat perantaraan tikus (atau hewan-hewan dari kelompok pengerat)
dengan cara kontak langsung, digigit, atau terkena darah maupun cairan tubuh hewan tersebut. Manusia juga
mungkin menulari manusia lain, namun hal ini jarang terjadi. Mengonsumsi daging yang tidak dimasak dengan
baik dari hewan terinfeksi juga bisa menularkan penyakit ini.
Demam dan mual adalah gejala awal monkeypox, baru kemudian muncul bintil-bintil setelah 4-7 hari. Penyakit
ini dapat berlangsung selama sekitar 2-3 minggu hingga masa penyembuhan. Pengobatan
untuk monkeypox sama dengan pengobatan cacar, begitu pula untuk pencegahannya, yaitu
menggunakan vaksin cacar. Hal ini dikarenakan virus monkeypox berkerabat dekat dengan virus cacar.
14. Polio
Polio merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus genus enterovirus. Virus ini masuk melalui mulut,
kemudian menginfeksi saluran usus. Setelah itu masuk melalui aliran darah dan menyerang saraf pusat hingga
menyebabkan kelumpuhan permanen dalam hitungan jam. Polio dapat menular melalui kontak antar manusia,
melalui feses atau kotoran yang terkontaminasi virus. Biasanya jika salah satu anggota keluarga terinfeksi, maka
anggota keluarga lainnya juga akan terinfeksi. Orang yang terinfeksi virus ini akan mengalami lemahnya otot
dan bisa sampai mengakibatkan kelumpuhan, terutama pada kaki. Pada balita rawan terserang polio, karena
sistem imunitasnya belum sekuat orang dewasa. Gejala yang dirasakan saat terinfeksi virus polio adalah
demam, nyeri sendi, tulang dan otot, kram otot, gangguan aktivitas sehari-hari seperti berjalan, gerakan tubuh,
dan gangguan pada pernapasan.
15. Campak
Penyakit yang disebabkan oleh virus berikutnya adalah campak. Suatu penyakit akut yang sangat menular.
Penyakit ini disebabkan oleh virus campak, dari family Paramyxovirus genus Morbillivirus. Penyakit ini ditandai
dengan gejala awalnya seperti demam, batuk, pilek, dan konjungtivitas yang kemudian diikuti dengan bercak
kemerahan pada kulit. Campak ditularkan melalui droplet di udara oleh penderita sejak 1 hari sebelum timbul
gejala klinis sampai 4 hari setelah munculnya ruam.
16. Kanker (Tumor Ganas)
Penyebabnya penyakit ini virus on kogen, yakni sel pada tubuh bagian tertentu akan mengalami pembelahan
tanpa terkendali. Akibatnya, penderita stadium lanjut dibagian tubuh tertentu terkena kanker membentuk
benjolan semakin membesar.
17. Demam Ebola
Penyakit yang disebabkan oleh virus ebola sehingga mengakibatkan pendarahan diseluruh tubuh, gejala
penyakitnya adalah demam tinggi, mencret, nyeri pada dada, kepala, otot dan muntah-muntah. Masa
inkubasinya penyakit 2-21 hari.
18. Flu burung
Virus ini adalah virus yang biasa menjangkiti burung dan juga mamalia, virus ini dikenal dengan istilah H5N1.
Penularannya lewat udara, makanan atau minuman dan bersentuhan. Virus ini akan mati dengan suhu tinggi
misalnya dimasak. Maka dari itu, telur, daging atau hewan yang dimasak matang akan menghindari dari
penularan virus ini. Bentuk lainnya dari virus flu burung ini H7N9, beberapa orang akan meninggal sebab
terjangkit virus ini. Virus ini sangat berbahaya, yang menyebabkan ribuan orang telah meninggal sesudah
terinfeksi virus ini. Menjaga kebersihan lingkungan, lalu makanan dan minuman merupakan hal penting untuk
menghindari penularan virus ini. Gejala yang dialami adalah demam tinggi, batuk, sakit kepala, lemas, sakit
tenggorokan, tidak ada selera makan, nyeri perut, dan nyeri sendi. Infeksi yang menyebar menuju paru-paru
bisa mengakibatkan terjadinya radang paru-paru sehingga akan sulit bernapas. Pasien harus dirawat secara
intensif di rumah sakit bila sudah mengalami infeksi virus yang berbahaya ini.
Kelompok 8
1. Adhitama ichsan nugraha 11194761920283
2. Aisyah inayati 11194761920284
3. Fitria noor hikmah 11194761920297
4. Maynada safitri 11194761920307
5. Rinda fitrianor 11194761920322
6. Yunitha elzha adelina 11194761920334
JENIS-JENIS OBAT ANTIVIRUS

1. Interferon 2. Efavirenz
Peginterferon alfa-2a Merek dagang: Efavirenz, Eviral, Stocrin, Telura, Tenolam-E
Merek dagang: Pegasys Kondisi: HIV
Kondisi: Hepatitis B dan C • Tablet
Dewasa: 600 mg, 1 kali sehari, dikombinasikan
• Cairan suntik bersama antiretroviral lain.
Dewasa: 180 mikrogram, 1 kali per minggu, selama 12 Anak-anak: 1 kali sehari, diberikan sebelum tidur pada 2-
bulan. 4 minggu awal.
Peginterferon alfa-2b Anak usia 3-17 tahun atau berat badan 13-14 kg: 200 mg
Anak usia 3-17 tahun atau berat badan 15-19 kg: 250 mg
Merek dagang: Peg Intron Anak usia 3-17 tahun atau berat badan 20-24 kg: 300 mg
Kondisi: Hepatitis C Anak usia 3-17 tahun atau berat badan 25-32 kg: 350 mg
Anak usia 3-17 tahun atau berat badan 32,5-39 kg: 400
• Serbuk suntik mg
Dewasa: 1 mcg/kgBB per minggu, selama 24-48 minggu. Anak usia 3-17 tahun atau berat badan >39 kg: 600 mg.
Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI) Obat dikombinasikan bersama antiretroviral lain.
3. Nevirapine 4. Etravirine
Merek dagang Nevirapine: Neviral, Nevirapine, NVP Merek dagang: Intelence
Kondisi: HIV Kondisi: HIV
• Tablet • Tablet
Dewasa: 200 mg, 1 kali sehari, untuk 14 hari Anak dengan berat badan 30 kg atau lebih dan
pertama. Setelah itu, dosis ditambahkan menjadi dewasa: 200 mg, 2 kali sehari.
200 mg, 2 kali sehari. Anak usia >6 tahun berat badan 16-19 kg: 100 mg,
Anak usia 2 bulan-8 tahun: 4 mg/kgBB, 1 kali 2 kali sehari.
sehari, selama 14 hari pertama. Setelah itu, dosis Anak usia >6 tahun berat badan 20-24 kg: 125 mg,
ditambahkan menjadi 7 mg/kgBB, 2 kali sehari. 2 kali sehari.
Anak usia 8-16 tahun: 4 mg/kgBB, 1 kali sehari, Anak usia >6 tahun berat badan 25-29 kg: 150 mg,
selama 14 hari. Setelah itu dilanjutkan dengan dosis 2 kali sehari.
4 mg/kg/BB, 2 kali sehari. Dosis maksimal adalah
Nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NRTI)
400 mg per hari.
5. Adefovir 6. Stavudine
Merek dagang: Hepsera Merek dagang: Staviral
Kondisi: Hepatitis B Kondisi: HIV
• Tablet • Tablet
Dewasa: 10 mg, 1 kali sehari.6. Lamivudine Bayi baru lahir sudah lewat 13 hari hingga orang dewasa
dengan berat badan < 60 kg: 30 mg, 2 kali sehari.
Merek dagang: 3 TC, 3 TC-HBV, Duviral, Hiviral, Dewasa berat badan 60 kg atau lebih: 40 mg, 2 kali
Lamivudine, LMV, Telura, Tenolam-E sehari.
Kondisi: Hepatitis B Penghambat Neuraminidase
• Tablet 7. Oseltamivir
Dewasa: 100 mg, 1 kali sehari. Khusus pasien yang juga
menderita HIV, dosis yang diberikan adalah 150 mg, 2 Merek dagang Oseltamivir: Oseltamivir, Tamiflu
kali sehari atau 300 mg, 1 kali sehari.
Anak usia 2-17 tahun: 3 mg/kgBB, 1 kali sehari. Dosis Kondisi: Influenza tipe A dan B
maksimal 100 mg per hari. • Kapsul
Kondisi: HIV Dewasa: 75 mg, 2 kali sehari, selama 5 hari.
Anak-anak: Usia 0-1 bulan: 2 mg/kgBB
• Tablet Anak usia 2-3 bulan: 2,5 mg/kgBB
Dewasa: 150 mg 2 kali sehari atau 300 mg, sekali sehari, Anak usia 4-12 bulan: 3 mg/kgBB
yang dikombinasikan bersama antiretroviral lain. Anak usia >1 tahun dengan berat badan <16 kg: 30 mg
Anak usia >3 bulan: dosis maksimal 300 mg per hari, Anak usia 1 tahun berat badan di atas 40 kg: 75 mg
yang dikombinasikan bersama antiretroviral lain.
Seluruh dosis untuk anak diberikan sebanyak 2 kali sehari,
selama lima hari.
8. Zanamivir 10. Lopinavir/ritonavir
Merek dagang: Relenza Merek dagang: Aluvia (tiap tablet mengandung lopinavir
133,3 mg dan ritonavir 33,3 mg)
Kondisi: Influenza tipe A dan B
Kondisi: HIV
• Serbuk inhaler
Anak usia > 7 tahun hingga dewasa: 10 mg atau dua kali • Tablet
hirupan hidung, dua kali per hari untuk lima hari. 10 mg Dewasa: 3-4 kapsul, dua kali sehari, atau 6 kapsul, sekali
atau dua kali hirupan hidung. Digunakan segera setelah sehari. Dapat dikombinasikan dengan ARV lain.
terjadi gejala (kurang dari 48 jam). Dua kali dosis
diberikan pada hari ke-1 pengobatan, berikan interval
sekurang-kurangnya dua jam di antara dua dosis. Dosis 11. Ritonavir
secara berturut-turut diberikan tiap 12 jam.
Merek dagang: Norvir
Penghambat protease
Kondisi: HIV
9. Darunavir
• Kapsul
Merek dagang: Preziesta Dewasa: 300 mg, 2 kali sehari, selama 3 hari, yang
Kondisi: HIV dikombinasikan dengan ARV lain. Dosis ditambah secara
bertahap dengan dosis maksimal adalah 600 mg, 2 kali
• Tablet sehari.
Dewasa: 800 mg, sekali sehari, dikombinasikan dengan Anak usia 2 tahun atau lebih: 250 mg/m2 LPT, 2 kali
ARV lain. sehari. Dosis ditambah bertahap hingga mencapai 350-
Anak usia 3-17 tahun: 400 mg/m2. Dosis maksimal adalah 600 mg, 2 kali sehari.
Berat badan 15-29 kg: 600 mg, sekali sehari, atau 375 mg,
2 kali sehari.
Berat badan 40 kg atau lebih: 800 mg, sekali sehari, atau
600 mg, 2 kali sehari.
Penghambat DNA polimerase 14. Acyclovir

12. Famciclovir Merek dagang Acyclovir: Acifar, Acifar Cream, Matrovir, Matrovir
400, Zovirax Tablet, Zovirax Tablet, Temiral
Merek dagang: Famvir
Kondisi: Herpes simplex
Kondisi: Herpes zoster • Tablet
• Tablet Dewasa dan anak usia >2 tahun: 200 mg, 5 kali sehari, selama 5-
10 hari.
Dewasa: 500 mg tiga kali per hari selama tujuh hari atau Anak usia <2 tahun: setengah dosis orang dewasa.
500 mg tiga kali per hari selama sepuluh hari untuk pasien
gangguan sistem imun. Kondisi: Herpes simpleks pada kulit

Kondisi: Herpes genital • Acyclovir krim


Dewasa: oleskan krim tipis-tipis sekitar 5-6 kali sehari, selama 5-
• Tablet 10 hari, sebelum tidur atau istirahat.
Dewasa: dosis tahap pertama adalah 250 mg, tiga kali per 15. Valacyclovir
hari selama lima hari atau 500 mg, dua kali per hari
selama tujuh hari untuk pasien dengan gangguan sistem Merek dagang valacyclovir: Cloviar, Iclofar, Inlacyl, Valcor,
imun. Vandavir, Valtrex, Zostavir

13. Valganciclovir Kondisi: Herpes zoster


• Tablet
Merek dagang: Valcyte Dewasa: 1 g, 3 kali sehari, selama 7 hari.Pasien dengan sistem
Kondisi: Cytomegalovirus retinitis kekebalan tubuh rendah (seperti HIV): lanjutkan pengobatan
selama 2 hari setelah bintil kering.
• Tablet Kondisi: Herpes genital
Dewasa: dosis awal 900 mg, 2 kali sehari selama 21 hari.
Dosis pemeliharaan 900 mg sekali sehari. • Tablet
Remaja usia 12 tahun hingga dewasa: 500 mg-1 g, 2 kali sehari,
selama 10 hari. Jika kambuh, konsumsi tablet hanya 3-5 hari saja.
Penghambat RNA Direct acting
16. Ribavirin 17. Sofosbuvir
Merek dagang: Copegus, Rebetol Merek dagang: Harvoni, Myhep, Sobuvir, Sofosvir, Sovaldi
Kondisi: Hepatitis C Kondisi: Hepatitis C
• Dewasa: • Tablet
Berat badan kurang dari 65 kg: 400 mg pada pagi dan Remaja usia 12 tahun hingga dewasa: 400 mg, sekali
malam hari. sehari, dikombinasikan dengan antivirus lain.
Berat badan 65-80 kg: 400 mg pada pagi, dan 800 mg
pada malam hari.
Berat badan 81-105 kg: 600 mg pada pagi dan malam 18. Daclatasvir
hari.
Berat badan di atas 105 kg: 600 mg pada pagi, dan 800 Merek dagang: Mydekla
mg pada malam hari. Kondisi: Hepatitis C
• Anak usia 3 tahun ke atas: • Tablet
Berat badan <47 kg: 15 mg/kgBB per hari, dibagi menjadi Dewasa: 60 mg, sekali sehari.
2 kali pemberian.
Berat badan 47-49 kg: 200 mg pada pagi, dan 400 mg
pada malam hari.
Berat badan 50-65 kg: 400 mg pada pagi dan malam hari.

Anda mungkin juga menyukai