1. Biskuit Glukosa
2. Biskuit Garibaldi
3. Biskuit (Krekers krim)
4. Soda Biskuit (Soda krekers)
5. Savoury crackers
6. Puff Bisciuts (Biskuit Sus)
7. Wafer
8. Rich tea biscuits
Sumber : Manley, 2000)
Ciri-ciri:
Gluten tidak mengembang akibat efek
shortening dari lemak, efek pelunakan dari
gula atau kristal sukrosa.
Kadar gula tinggi 25 – 40 %, lemak 15 %
Contoh:
1. Biskuit glukosa
2. Biskuit krim
3. Biskuit buah
4. Biskuit jahe, kacang, dsb
BISKUIT ADONAN KERAS
Ciri-ciri:
1. Gluten mengembang sampai batas
tertentu
2. Terjadi ikatan pati dan protein
3. Larutnya gula, garam , pengembang, dan
dispersi lemak ke seluruh bagian adonan
4. Kadar gula 20 %, lemak 12 – 15 %
Contoh:
1. Biskuit mari
2. Biskuit rich tea
BISKUIT ADONAN FERMENTASI
Ciri-ciri:
1. Gluten mengembang penuh
(kadar air ± 30 %) berakibat panjang
menyusut setelah pencetakan dan
pemanggangan (baking)
2. Biasanya produk akhir bersifat cryspiness
3. Kadar gula sangat rendah, sebaliknya lemak
25 – 30 %
Contoh: krekers
Dibuat dari adonan pendek (waktu pencampuran
pendek) melalui 2 tahap:
Tahap I: pencampuran bahan non-terigu
Tahap II: pencampuran terigu
Metode pencetakan:
1. Rotary moulding
2. Sheeting, gauging, ang cutting
3. Wire cutting
4. Rout pressing
Coklat, buah atau kacang dapat ditambahkan pada
tahap akhir setelah terigu
BISKUIT MARI, BISKUIT GARIBALDI
Bahan baku:
Terigu, glukosa, serealia lain dan pati, gula
dan sirup, lemak dan minyak, garam, susu
dan produk susu, telur, buah kering dan
kacang, BTM, air, coklat, rempah-rempah
Syarat bahan baku:
1. Bebas kontaminan
2. Memenuhi standar mutu yang berlaku
Pencampuran meliputi:
Pencampuran dan dispersi
Tujuan: untuk keseragaman distribusi bahan dalam
campuran adonan (cairan dalam cairan,
padatan dalam cairan, udara dalam cairan)
Pembantingan
Tujuan: untuk deformasi dan menarik adonan
dengan cara mekanis yaitu gerakan
memutar atau memotong yang
mengeluarkan panas
Terjadi peningkatan suhu adonan akibat gesekan pisau dengan adonan
(timbul panas)
Suhu diatur agar gluten tidak terlalu mengembang
Adonan yang sudah dicampur siap untuk dipindahkan (difermentasi
atau langsung dicetak)
Tipe mixer untuk pembuatan adonan:
1. Continous mixer
2. Batch mixer
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan:
1. Jenis mixer
2. Kecepatan mixer
3. Jumlah adonan
4. Lama pencampuran
5. Suhu adonan
TIPE ADONAN
1. Adonan pendek
Mula-mula lemak dan gula dikocok sampai
tercampur halus. Selama dikocok, essens,
pewarna, garam dimasukkan. Pengembang
dilarutkan dalam air atau susu cair dan
dimasukkan ke dalam krim. Akhirnya tepung
terigu dimasukkan
2. Adonan keras
Prinsipnya sama dengan adonan pendek,
hanya waktu pencampuran diperpanjang
dan untuk mereduksi pengembangan gluten
ditambahkan sodium metabisulfit (NaHSO3)
3. Adonan fermentasi
Fermentasi dapat dilakukan 1 tahap atau 2 tahap
Fermentasi 1 tahap (all-in dough)
Pelarutan ragi dalam sedikit air dan ekstrak malt. Garam,
pewarna, dan essens dilarutkan dalam dengan air pula.
Terigu, susu, gula, dan lemak dicampur jadi satu, campur
ketiga bahan
tersebut dengan mixer, lalu difermentasi
Fermentasi 2 tahap (sponge dough)
2/3 bagian terigu, ragi, sedikit gula dan air dicampur, lalu
difermentasi. Setelah adonan matang masukkan sisa terigu
dan bahan lainnya serta lanjutkan fermentasi beberapa saat.
PENCETAKAN
Pembuatan lembaran adonan (sheeting), pelebaran (gauging),
dan pencetakan (cutting)
Metode pencetakan
1. Reciprocating cutter (pencetak dengan mekanisme stamping)
2. Rotary cutter (pencetak dengan mekanisme roller)
Proses laminasi
Digunakan adonan fermentasi untuk memperoleh lembaran
yang tipis dan rata
Selama laminasi dapat disemprotkan minyak sehingga
didapatkan tekstur akhir produk seperti puff biscuit atau cream
crackers
PEMANGGANGAN (BAKING)